7/25/2013

KISAH MASUK ISLAM

Masuk Islamnya Zubair bin 'Awwam.
Setelah Zubair bin 'Awwam diketahui oleh pamannya bahwa beliau sudah mengikut seruan Nabi SAW (memeluk Islam), beliaupun lalu dipanggil oleh pamannya. Setelah beliau menghadap, beliau ditanya : "Apakah kamu sekarang sudah mengikut agama Muhammad ? Sudah tidak maukah kamu kepada agama nenek moyangmu dahulu ? Apa kamu sudah menjadi orang yang hina ?".
Lalu beliau menjawab dengan tegas : "Saya mengikut agama Allah ! Saya mengikut agama Allah !".
Oleh sebab itu beliau lalu diikat dan diberi asap panas oleh pamannya. Selama dianiaya begitu beliau selalu ditanya oleh paman beliau : "Maukah kamu mendustakan Muhammad dan kembali ikut agamamu dahulu ? Selama kamu belum mau mengikut dan memeluk agamamu yang lama, selama itu pula kamu tidak akan kulepaskan dari ikatan dan penganiayaan ini".
Beliau menjawab dengan tegas dan ikhlas : "Aku tidak akan mendustakan seruan Muhammad; aku memeluk agama Allah dan tidak akan mengikut agamamu".
Setelah beberapa hari, akhirnya beliau dilepaskan oleh pamannya. Dan sejak saat itu beliau tidak lagi diakui sebagai anggota keluarga oleh pamannya dan oleh anggota keluarga yang lain sebagaimana shahabat 'Ustman bin 'Affan RA.

KEBENCIAN TEHADAP NABI SAW. ( 2)

Ejekan Ubay bin Khalaf
Ubay bin Khalaf, adalah seorang dari pemuka Quraisy Musyrikin yang sangat benci kepada Nabi SAW dan seruannya. Pada suatu hari ia datang kepada Nabi SAW dengan membawa tulang-tulang binatang yang sudah kering. Setelah ia bertemu dengan Nabi SAW lalu ia berkata : "Hai Muhammad, betulkah engkau berkata : "Kalau orang sudah mati akan hidup lagi ?". Nabi SAW menjawab : "Ya, betul begitu". Ia lalu mematah-matahkan tulang-tulang yang dibawanya itu sambil berkata: "Engkau pendusta ! Mana mungkin, orang yang sudah hancur lalu dapat hidup lagi. Adakah tulang ini kelak akan hidup lagi ?".
Ia menunjuk kepada tulang-tulang itu, dan berkata lagi : "Engkau memang ada-ada saja, dan macam-macam yang kamu kemukakan kepada kami !".
Nabi SAW dengan tenang menjawab, : "Ya, ia pasti hidup lagi. Allah yang menghidupkannya. Dialah yang menghidupkan kamu, lalu mematikan kamu, lalu menghidupkan kamu lagi kelak. Dia Maha Kuasa. Kemudian Dia memasukkan kamu ke dalam api neraka jahannam !".
Ia berkata lagi kepada Nabi SAW dengan congkaknya : "Tidak akan mungkin, tulang yang sudah rusak dan hancur akan hidup lagi. Itu kan anggapanmu sendiri".

KEBENCIAN TERHADAP NABI SAW.

Ejekan Walid bin Mughirah
Walid bin Mughirah adalah seorang pemuka bangsa Quraisy yang sangat membenci dan merintangi Nabi SAW dan dakwahnya. Pada waktu itu ia terkenal sebagai seorang hartawan, dermawan dan bangsawan dikota Makkah dan sekelilingnya.
Pada suatu waktu ia datang kepada Nabi SAW, lalu Nabi SAW membacakan beberapa ayat firman Allah. Setelah ia mendengar ayat-ayat itu, tertegunlah ia dantertariklah perasaannya serta tergeraklah hatinya hendak beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan kepada ayat-ayat Al-Qur'an itu. Setelah ia kembali kepada kawan-kawannya, lalu memberitahukan hal itu dan apa-apa yang telah didengarnya. Oleh sebab itu para kawannya terperanjat dan menganggap bahwa ia telah terkena sihirnya Muhammad. Oleh sebab itu mereka datang kepada Abu  Jahal untuk menceritakan keadaan Walid bin Mughirah.
Setelah Abu Jahal mendengar berita yang demikian, ia segera berkata kepada mereka, "Saya sanggup memenuhi hajat saudara-saudara sekalian; dan sayalah nanti yang akan membereskan perkara ini".
Kemudian Abu Jahal segera menemui Walid, dan berkata: "Hai pamanku! Bahwasanya kaummu hendak mengumpulkan harta benda mereka, lalu mereka berikan kepadamu, dengan maksud agar engkau mengganggu Muhammad.

7/22/2013

Al-Ijma' Dasar Hukum yang Ketiga Dalam Islam


Al-Ijma' Dasar Hukum yang Ketiga Dalam Islam
1. Arti Ijma' :
Ijma' menurut bahasa, artinya : sepakat, setuju atau sependapat, sedang menurut istilah, ialah :
اِتِّـفَاقُ مُجْتَهِدِى اُمَّةِ مُحَمَّدٍ ص بَعْدَ وَفَاتِهِ فِى عَصْرٍ مِنَ اْلأَعْصَارِ عَلَى أَمْرٍ مِنَ اْلأُمُوْرِ.
Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad ummat Muhammad, sesudah wafatnya pada suatu masa, tentang suatu perkara (hukum).
2. Dari Segi Masanya,
Dari segi masanya, maka Ijma' dapat dibagi menjadi dua :
1. Zaman Khalifah yang empat, dan
2. Zaman sesudahnya.
(1)   Ijma' shahabat (yang dimaksud ialah zaman Khalifah Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan Ali). Ijma' mereka ini jelas dapat dijadikan hujjah tanpa diperselisihkan orang lagi, sebab NabiSAW. sendiri memerintahkan sebagaimana sabdanya:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ اْلخُـلَـفَاءِ الرَّاشِدِيْـنَ. ابو داود وغيره.
Hendaklah kamu berpegang kepada cara-caraku dan cara-cara khulafaur Rasyidin. [Abu Dawud dan lain-lain]
(2)   Ijma' ulama pada zaman sesudah Khulafaur Rasyidin, yaitu tatkala Islam telah meluas dan para fuqaha shahabat banyak pindah ke negeri Islam yang baru dan telah timbul fuqaha tabi'in yang tidak sedikit, ditambah lagi dengan pertentangan politik. Maka pada zaman inilah sukar dibayangkan dapat terjadinya ijma'.
Kalau sampai zaman tabi'in saja, sudah sukar akan terjadi ijma', maka lebih-lebih zaman sekarang dimana para ulama telah tersebar luas ke seluruh pelosok. Sedang sahnya ijma' ialah : "Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad".
hancurnya suatu negeri akibat DARI orang-orang yang hidup mewah dan para pembesar negeri
itu durhaka kepada allah
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
َاْلحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ اَنْعَمَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَ هَدَانَا ِلْلاِسْلاَمِ، وَ جَعَلَنَا اْلمُسْلِمِيْنَ، وَ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ الدّيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْكَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى اْلقُرْانِ اْلعَظِيْمِ:
وَ اِذَا اَرَدْنَا اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا اْلقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيْرًا. الاسراء:16
Dan jika Kami (Allah) hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang “mutraf” (yang hidup mewah) di negeri itu supaya menthaati Kami (Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap mereka ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. [QS. Al-Israa’ : 16]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, kita kumandangkan takbir dan kalimat tahmid mengagungkan Asma Allah SWT sebagai rasa syukur kita atas rahmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua, khususnya ummat Islam, bahwa pada hari ini kita telah dapat menyelesaikan salah satu dari rukun Islam, yakni puasa Ramadlan satu bulan penuh. Semoga puasa kita dapat mencapai tujuan yang diperintahkan Allah SWT, menjadi orang yang bertaqwa kepada-Nya.
Kita merasa bergembira dapat menyelesaikan ibadah puasa Ramadlan, selanjutnya kita berbahagia dapat berhari raya dengan keluarga dan sanak saudara, handai taulan, menjalankan shalat ‘Iedul Fithri bersama-sama pada pagi hari ini. Namun di tengah-tengah kegembiraan ini, hati kita terasa tersayat sedih, karena sebagian dari kita kaum muslimin di Poso, di Ambon, di Maluku Utara dan di tempat lain tidak dapat merasakan kebahagiaan sebagaimana yang kita rasakan. Mereka masih di tempat pengungsian yang sangat menyedihkan, bahkan di beberapa tempat masih dilanda kerusuhan.
Apalagi saudara-saudara kita yang di Afghanistan dan Palestina, sangat menderita akibat gempuran Amerika, sekutu-sekutunya dan Israil yang biadab itu. Semoga Allah melimpahkan keshabaran kepada saudara-saudara kita, tetap tidak tergoyahkan iman mereka dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal serta mengharapkan pertolongan, sehingga pada gilirannya Allah memberikan pertolongan dan dapat menghancurkan musuh-musuh Islam yang sombong dan amoral itu.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, Allah mewajibkan kita semua berpuasa dengan tujuan agar kita semua menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya. Dengan demikian tujuan puasa mengangkat derajat manusia ke tingkatan yang paling mulia diantara manusia. Allah SWT berfirman :
ياَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مّنْ ذَكَرٍ وَّ اُنْثى وَ جَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَّ قَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْآ، اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ اَتْقيكُمْ، اِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. الحجرات:13
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. Al-Hujuraat : 13]

7/19/2013

Kisah terbunuhnya Musailimah Al-Kadzdzaab.

Kisah terbunuhnya Musailimah Al-Kadzdzaab.
Di dalam tarikh Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut : 
ثُمَّ تَذَامَرَ الصَّحَابَةُ بَيْنَهُمْ وَ قَالَ ثَابِتُ بْنُ قَيْسِ بْنِ شَمَّاسٍ: بِئْسَ مَا عَوّدْتُمْ اَقْرَانُكُمْ، وَ نَادَوْا مِنْ كُلّ جَانِبٍ: اَخْلِصْنَا يَا خَالِدُ، فَخَلَصَتْ ثُلَّةٌ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ اْلاَنْصَارِ
Situasi semakin genting, lalu para shahabat saling memberi semangat, Tsabit bin Qais bin Syammas menyerukan, “Alangkah jelek perbuatan kalian terhadap rekan-rekan kalian”. Ia mulai menyeru ke setiap penjuru, “Bantulah kami wahai Khalid”. Lalu sebagian dari kaum Muhajirin dan Anshar berdatangan membantu.

7/12/2013

ZAKAT FITHRAH

ZAKAT FITHRAH

Pengertian Zakat Fithrah
Zakat Fithrah ialah : Zakat berupa makanan pokok dalam suatu daerah, yang dikeluarkan sebelum shalat 'Idul Fithri.
Yang Wajib Mengeluarkan
Zakat Fithrah diwajibkan kepada orang Islam, baik tua maupun muda, laki-laki atau perempuan, merdeka, budak bahkan kanak-kanak sekalipun, yang mempunyai kelebihan makanan pada malam hari raya serta siang harinya.

SEKITAR RAMADLAN

SEKITAR RAMADLAN


Hadits-hadits Sekitar Puasa Ramadlan.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. البخارى 2: 228 و مسلم 1: 524
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Nabi SAW bersabda, Barangsiapa berpuasa Ramadlan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [HR. Bukhari juz 2, hal 228, dan Muslim juz 1, hal. 524]

SHALATUL LAIL

SHALATUL LAIL
Shalat Sunnah Lail ialah : Shalat-shalat Sunnah yang dikerjakan pada malam hari selain Ba'diyah 'Isya'.
Adapun waktunya ialah : Sehabis shalat 'Isya' hingga akhir waktu 'Isya' sebelum masuk waktu Shubuh. Dan shalat Lail itu boleh dikerjakan sebelum maupun sesudah tidur.
Macam-macamnya :
A. Shalat Sunnah Tarawih.                 C. Shalat Sunnah Witir.
B. Shalat Sunnah Tahajjud.                D. Shalat Sunnah Iftitah.

TENTANG PUASA ROMADHAN

PUASA RAMADHAN
Puasa, yang di dalam bahasa Al-Qur'an  Ash-Shaum/Ash-Shiyam adalah salah satu dari beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan  oleh orang-orang beriman. Firman Allah :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ. البقرة: 183
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa seba-gaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu  bertaqwa. [QS. Al-Baqarah  :  183]

7/10/2013

Anjuran menikah dan larangan membujang

Anjuran menikah dan larangan membujang
Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ منْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّ نِسَاءً، وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. النساء:1
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [QS. An-Nisaa’ : 1]

Keutamaan menangis karena takut kepada Allah

Keutamaan menangis karena takut kepada Allah
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ: َاْلاِمَامُ اْلعَادِلُ، وَ شَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَ رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى اْلمَسَاجِدِ، وَ رَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللهِ وَ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَ تَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَ رَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَ جَمَالٍ، فَقَالَ: اِنِّى اَخَافُ اللهَ، وَ رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَاَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ يَمِيْنُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ، وَ رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. البخارى و مسلم و اللفظ له. فاما لفظ البخارى: حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. pemimpin yang adil, 2. pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), 3. seseorang yang hatinya senantiasa bergantung pada masjid-masjid (sangat mencintainya dan selalu melakukan shalat jamaah di dalamnya), 4. dua orang yang saling mengasihi karena Allah (keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah), 5. seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang perempuan yang punya kedudukan lagi cantik, tetapi dia mengatakan, “Aku takut kepada Allah !”, 6. seseorang yang bersedeqah dengan merahasiakannya sehingga tangan kanannya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kirinya, 7. dan seseorang yang ingat kepada Allah diwaktu sunyi, sehingga meleleh air mata dari kedua matanya”. [HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh itu baginya. Adapun pada lafadh Bukhari disebutkan : Sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedeqahkan tangan kanannya]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang bermalam berjaga di jalan Allah”. [HR. Tirmidzi, ia berkata Hadits hasan gharib].

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...