4/29/2014

PERINGATAN UNTUK ORANG YANG BERTAQWA


PERINGATAN UNTUK ORANG YANG BERTAQWA
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ الله فَهُوَ اْلمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ:
Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan banyak kenikmatan kepada kita, sehingga bangsa Indonesia telah dapat menyelesaikan pesta demokrasi (Pemilihan Umum) dengan aman, tertib dan lancar serta telah dapat memilih wakil-wakil rakyat yang diharapkan dapat melanjutkan pembangunan manusia seutuhnya untuk mensejahterakan bangsa lahiriyah maupun bathiniyah.
Rasa syukur kita kepada Allah tidak cukup hanya dengan ucapan "hamdalah" maupun sujud syukur, akan tetapi lebih dari itu semua, kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam arti yang sebenar-benarnya, yakni kita laksanakan perintah Allah dan kita jauhi larangan-larangan-Nya tanpa pilih-pilih.
Dengan taqwa tersebut insya Allah kita dapat memperoleh berbagai keberhasilan dalam hidup kita, terutama mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan yang semu, yakni kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak, karena taqwa memang merupakan  kunci bagi keberhasilan semacam itu, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali 'Imron 133 :
وَسَارِعُوْا اِلى مَغْفِرَةٍ مّنْ رَّبّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّموتُ وَاْلاَرْضُ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. [Ali Imran : 133]
Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia, taqwa, disamping bisa  membuahkan  kebahagiaan di akhirat, juga bisa membuahkan keberhasilan di dunia ini, yaitu dimudahkanNya semua urusan kita, diberi jalan keluar dari kesulitan, dan diberi rizki yang tidak disangka-sangka, sebagaimana firman-Nya :
وَمَنْ يَّتَّقِ الله يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَيَحْتَسِبُ.الطلاق:2-3
Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.[Ath-Thalaaq : 2-3]
وَمَنْ يَّتَّقِ الله يَجْعَلْ لَّه مِنْ اَمْرِه يُسْرًا.الطلاق:4
Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia mengadakan baginya kemudahan dalam urusannya. [Ath-Thalaaq : 4]

Shabar Dalam Menderita Sakit

Shabar Dalam Menderita Sakit

عَنْ صُهَـيْبٍ الرُّوْمـِيِّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَجَبًا ِلاَمْرِ اْلمُؤْمـِنِ، اِنَّ اَمْرَهُ لَهُ كُـلَّهُ خَيْرٌ. وَ لَـيْسَ ذلِكَ ِلاَحَدٍ اِلاَّ لِلْمُؤْمـِنِ. اِذَا اَصَابَـتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. وَ اِنْ اَصَابَـتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. مسلم
Dari Shuhaib Ar-Ruumi RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Mengagumkan sekali urusannya orang mukmin itu. Sesungguhnya urusannya, semuanya menjadi kebaikan baginya. Dan tidak ada yang mendapatkan demikian itu seseorangpun kecuali orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, bersyukur. Maka yang demikian itu adalah menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa suatu mushibah, bershabar. Maka yang demikian itu menjadi kebaikan pula baginya". [HR. Muslim]
عَنْ اَنــَسٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِنَّ عِظَمَ اْلجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ اْلبَلاَءِ. وَ اِنَّ اللهَ تَعَالَى اِذَا اَحَبَّ قَوْمًا اِبـْتَلاَهُمْ. فَمَنْ رَضِيَ فَـلَهُ الرِّضَا وَ مَنْ سَخِطَ فَـلَهُ السُّخـْطُ. ابن ماجه و الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari Anas RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Sesungguhnya besarnya balasan itu tergantung besarnya cobaan. Dan sesungguhnya Allah Ta'ala apabila mencintai suatu kaum, maka Allah memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa yang ridla, maka dia mendapatkan keridlaan Allah. Dan barangsiapa yang menggerutu (tidak ridla) maka dia mendapatkan murka Allah". [HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan ia mengatakan hadits hasan, gharib].

Percakapan antara Raja Habsyi (Najasyi) dengan kaum Muslimin

Percakapan antara Raja Habsyi (Najasyi) dengan kaum Muslimin

Raja Habsyi mengemukakan beberapa pertanyaan kepada kaum Muslimin, tanyanya : "Mengapa kamu sekalian tidak bersujud kepada raja ?"
Shahabat Ja'far selaku kepala rombongan menjawab : "Sesungguhnya kami tidak bersujud melainkan kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi".
Amr bin Ash (utusan Quraisy) berkata kepada raja : "Wahai tuanku raja : Tidakkah tuanku melihat bahwa mereka itu begitu sombong, dan mereka tidak mau menghormat kepada tuanku raja dengan penghormatan cara tuanku !".
Raja Najasyi lalu bertanya kepada kaum Muslimin : "Apa yang menghalangi kalian untuk bersujud kepadaku dan memberi penghormatan kepadaku dengan penghormatan yang telah biasa dilakukan orang kepadaku ?".
Ja'far bin Abu Thalib menjawab dengan tegas : "Demi Allah sesungguhnya kami tidak bersujud melainkan kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi".
Kemudian utusan Quraisy berkata lagi kepada raja Habsyi dengan hasutan : "Wahai tuanku raja, sesungguhnya mereka itu akan mengganggu keamanan negeri tuanku, karena mereka itu adalah orang-orang yang bodoh-bodoh. Mereka di kota Makkah selalu menimbulkan perselisihan, pertengkaran dan permusuhan di antara golongan dan bangsa sendiri. Karena mereka tidak mau mengikut agama nenek moyang mereka, mereka mengikut agama baru yang didatangkan oleh seorang pemuda, pendusta lagi papa sengsara, yang mengaku menjadi Nabi dan Rasul Allah. Agama itu sama sekali belum pernah diketahui dan dipeluk oleh nenek moyang mereka. Di kota Makkah tidak ada orang yang mengikut agama baru itu melainkan orang-orang yang tidak mempunyai fikiran, orang-orang bodoh dan tolol, orang-orang yang papa sengsara dan budak belian. Hamba berdua diutus oleh pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka, supaya menghadap kepada tuanku raja, untuk memohon kepada tuanku, supaya mereka segera dikembalikan ke Makkah atau lekas-lekas diusir dari wilayah negeri tuanku yang aman dan sejahtera ini. Pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka ingin supaya negeri tuanku senantiasa dalam keadaan aman dan sejahtera, sebagaimana yang sudah-sudah, dan jangan sampai timbul keonaran dan kerusuhan yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan mereka. Ya tuanku raja, pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka itu lebih mengetahui tentang kejahatan mereka masing-masing !".

4/22/2014

Masuk Islamnya Zunairah

Masuk Islamnya Zunairah
Zunairah, adalah seorang perempuan yang menjadi budak belian Abu Jahal. Setelah diketahui oleh tuannya bahwa ia telah mengikut seruan Nabi SAW dan masuk Islam, ia dianiaya dan disiksa oleh Abu Jahal dengan cara yang sangat kejam. Meskipun demikian dia sangat kuat pendiriannya dan kokoh tauhidnya kepada Allah. Dan Abu Jahal mendatangkan para pemuka Quraisy musyrikin, lalu Abu Jahal berkata kepada Zunairah : "Betulkah kamu sekarang telah mengikut seruan Muhammad yang celaka itu ?".
Ia menjawab dengan tegas : "Ya, saya betul-betul mengikut seruan Nabi Muhammad, saya percaya kepada seruannya dan saya benar-benar mengikut pimpinannya !".
Abu Jahal berkata kepada kawan-kawannya : "Hai kawan-kawan Quraisy ! Adakah engkau mengikut apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad ?".
Mereka menyahut : "Tidak ! sekali-kali kami tidak akan mengikut Muhammad orang celaka itu !".
Abu Jahal berkata lagi : "Seandainya apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad itu benar lagi baik, tentunya kita lebih dulu mengikut kepadanya daripada Zunairah itu, bukannya dia yang terlebih dulu mendapat petunjuk daripada kita ?".

Ta'rif As-Sunnah/Al-Hadits Menurut Istilah Syara'

Ta'rif As-Sunnah/Al-Hadits Menurut Istilah Syara'
Para ulama ahli hadits dan ahli ushul fiqih memberikan ta'rif kata "SUNNAH/HADITS", demikian :
مَاجَاءَ عَنِ النَّبِيِّ ص مِنْ اَقْوَالِهِ وَاَفْعَالِهِ وَ تَقْرِيْرِهِ وَمَاهَمَّ بِفِعْلِهِ.
"Apa-apa yang datang dari Nabi SAW berupa perkataan-perkataannya dan perbuatan-perbuatannya dan taqrirnya dan apa-apa yang beliau cita-citakan untuk mengerjakannya".
Singkatnya, "SUNNAH/HADITS" itu ~sepanjang istilah ahli hadits dan ahli ushul fiqih~ ialah : Sabda-sabda Nabi SAW, perbuatan-perbuatan Nabi SAW dan iqrar (taqrir) Nabi SAW, yaitu perbuatan seorang shahabat Nabi yang beliau ketahui, tetapi beliau tidak menegur atau menyalahkannya. Yang semuanya itu bersangkut paut dengan beberapa hikmah dan hukum-hukum yang berpokok dalam Al-Qur'an.
Imam Asy-Syathiby berkata dalam kitab Al-Muwafaqat : Kata "As-Sunnah" itu dipakai juga untuk nama bagi segala apa yang tidak diterangkan di dalam Al-Qur'an, baik menjadi keterangan bagi isi Al-Qur'an ataupun tidak. Dan dipakai juga sebagai lawannya "bid'ah". Seperti dikatakan : "Si Fulan itu ada di dalam sunnah". Yakni : ia mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang pernah dikerjakan oleh Nabi SAW, baik pekerjaan itu ada nash-nya di dalam Al-Qur'an ataupun tidak. Dan seperti dikatakan juga : "Si Fulan dalam bid'ah". Yakni : Apabila ia telah mengerjakan pekerjaan yang berlawanan atau menyalahi akan pekerjaan yang pernah dikerjakan oleh Nabi SAW.

MASUK ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT

MASUK ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT
1. Masuk Islamnya Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Abu Bakar RA. adalah seorang lelaki merdeka dan hartawan besar yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan seruannya. Dan Nabi SAW sendiri pernah bersabda :
مَا دَعَوْتُ اَحَدًا اِلىَ اْلاِسْلاَمِ اِلاَّ كَانَتْ لَهُ كَبْوَةٌ غَيْرَ اَبِى بَكْرٍ.
"Tidaklah saya mengajak seseorang kepada Islam melainkan ada padanya maju-mundurnya, kecuali Abu Bakar"
Maksudnya : Nabi SAW. ketika mengajak seseorang untuk mengikut Islam, mesti orang itu ada keraguan, kecuali Abu Bakar RA. Beliau ketika mengikut Islam adalah sudah dengan keinsyafan dan keyakinan sendiri, tidak ada rasa bimbang atau ragu sedikitpun.
Diriwayatkan : Pada suatu hari shahabat Abu Bakar RA dan Nabi SAW serta para pengikut beliau (kaum Muslimin) pergi ke masjid. Setelah mereka duduk bersama di masjid. Abu Bakar mohon idzin kepada Nabi SAW. untuk berdiri di tengah masjid dan berseru kepada kaum Musyrikin Quraisy agar supaya mereka itu sadar dan mau menerima seruan Allah dan Rasul-Nya. Di kala itu Nabi SAW. menjawab : "Kita masih sedikit, hai shahabatku ! Kita masih sedikit hai Abu Bakar !" Berkali-kali beliau mengatakan demikian kepada Abu Bakar RA.

4/15/2014

Al-Ghaniy (Maha Kaya)

Al-Ghaniy (Maha Kaya)
قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَّ مَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مّنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآ اَذًى، وَ اللهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ. البقرة: 263
Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. [QS. Al-Baqarah : 263]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْفِقُوْا مِنْ طَيّبتِ مَا كَسَبْتُمْ وَ مِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مّنَ اْلاَرْضِ، وَ لاَ تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَ لَسْتُمْ بِاخِذِيْهِ اِلآَّ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ، وَ اعْلَمُوْآ اَنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ. البقرة: 267
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. [QS. Al-Baqarah : 267]
وَ للهِ مَا فِي السَّموتِ وَ مَا فِي اْلاَرْضِ، وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَ اِيَّاكُمْ اَنِ اتَّقُوا اللهَ، وَ اِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ للهِ مَا فِي السَّموتِ وَمَا فِي اْلاَرْضِ، وَ كَانَ اللهُ غَنِيًّا حَمِيْدًا. النساء: 131
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. [QS. An-Nisaa' : 131]
هاَنْتُمْ هؤُلآَءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُ، وَ مَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِه، وَ اللهُ الْغَنِيُّ وَ اَنْتُمُ الْفُقَرَآءُ، وَ اِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لاَ يَكُوْنُوْآ اَمْثَالَكُمْ. محمد: 38
Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). [QS. Muhammad : 38]

Murtadnya penduduk Bahrain

Murtadnya penduduk Bahrain dan kembalinya mereka kepada Islam.
Di dalam kitab Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut :
كَانَ مِنْ خَبْرِهِمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ قَدْ بَعَثَ الْعَلاَءَ بْنَ الْحَضْرَمِيّ اِلىَ مُلْكِهَا الُمُنْذِرِ بْنِ سَاوَي الْعَبْدِيّ، وَ اَسْلَمَ عَلَى يَدَيْهِ وَ اَقَامَ فِيْهِمُ اْلاِسْلاَمَ وَ الْعَدْلَ، فَلَمَّا تُوُفّيَ رَسُوْلُ اللهِ ص، تُوُفّيَ الْمُنْذِرُ بَعْدَهُ بِقَلِيْلٍ.
Dahulu pada masa Rasulullah SAW, beliau pernah mengutus Al-'Alaa' bin Hadlramiy ke kerajaan Bahrain, yang pada waktu itu rajanya bernama Al-Mundzir bin Saawaa Al-'Abdiy. Kemudian Raja tersebut masuk Islam di hadapan Al-'Alaa' dan raja tersebut menegakkan Islam dan keadilan terhadap rakyatnya. Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak lama kemudian Al-Mundzir juga wafat.

Mahrom

Mahrom (Wanita-wanita yang haram dinikahi).
Firman Allah SWT :.
حُرّمَتْ عَلَيْكُمْ اُمَّهتُكُمْ وَ بَنتُكُمْ وَ اَخَوتُكُمْ وَ عَمّتُكُمْ وَ خلتُكُمْ وَ بَنتُ اْلاَخِ وَ بَنتُ اْلاُخْتِ وَ اُمَّهتُكُمُ الّتِيْ اَرْضَعْنَكُمْ وَ اَخَوتُكُمْ مّنَ الرَّضَاعَةِ وَ اُمَّهتُ نِسَآئِكُمْ وَ رَبَآئِبُكُمُ الّتِيْ فِيْ حُجُوْرِكُمْ مّنْ نّسَآئِكُمُ الّتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَاِنْ لَّمْ تَكُوْنُوْا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَ حَلآَئِلُ اَبْنَآئِكُمُ الَّذِيْنَ مِنْ اَصْلاَبِكُمْ وَ اَنْ تَجْمَعُوْا بَيْنَ اْلاُخْتَيْنِ اِلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ، اِنَّ اللهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا. النساء:23
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepesusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, [QS. An-Nisaa’ : 23]
Berdasar ayat di atas, dapat dipahami bahwa wanita yang haram dinikahi itu ada dua macam, yaitu :
1.  Wanita yang selamanya haram dinikahi, dan
2.  Wanita yang untuk sementara haram dinikahi.
Adapun wanita yang selamanya haram dinikahi, ada 3 macam :
1. haram dinikahi karena ada hubungan nasab,
2. haram dinikahi karena  ada hubungan susuan,
3. haram dinikahi karena ada hubungan mushoharoh (perkawinan).
A. Wanita yang haram dinikahi karena ada hubungan nasab adalah sebagai berikut :
1.  Ibu. Yang dimaksud adalah wanita yang melahirkannya. Termasuk juga nenek, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu dan seterusnya ke atas.
2.  Anak perempuan. Yang dimaksud adalah wanita yang lahir karenanya, termasuk cucu perempuan dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan dan seterusnya ke bawah.
3.  Saudara perempuan, seayah seibu, seayah saja atau seibu saja.
4.  ‘Ammah, yaitu saudara perempuan ayah, baik saudara kandung, saudara seayah saja atau saudara seibu saja.
5.  Khoolah, yaitu saudara perempuan ibu, baik saudara kandung, saudara seayah saja atau saudara seibu saja.
6.  Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan), dan seterusnya ke bawah.
7.  Anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan), dan seterusnya ke bawah.

Tentang membuat Gambar dan Patung

Tentang membuat Gambar dan Patung


Hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى طَلْحَةَ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: لاَ تَدْخُلُ اْلمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيْهِ كَلْبٌ وَ لاَ تَصَاوِيْرُ. البخارى 7: 64
Dari Abu Thalhah RA ia berkata, Nabi SAW bersabda, "Malaikat tidak akan masuk pada suatu rumah yang ada anjingnya atau ada gambar/patung". [HR. Bukhari juz 7, hal 64]

قَالَ النَّبِيُّ ص: اِنَّ اْلبَيْتَ الَّذِيْ فِيْهِ الصُّوَرُ لاَ تَدْخُلُهُ اْلمَلاَئِكَةُ. البخارى 7: 67

Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya rumah yang ada gambar/patungnya itu tidak dimasuki oleh malaikat". [HR. Bukhari dari 'Aisyah, juz 7, hal 67]
قَالَتْ عَائِشَةُ رض: اِنَّ النَّبِيَّ ص لَمْ يَكُنْ يَتْرُكُ فِى بَيْتِهِ شَيْئًا فِيْهِ تَصَالِيْبُ اِلاَّ نَقَضَهُ. البخارى 7: 65
'Aisyah RA, berkata, "Sesungguhnya Nabi SAW tidaklah membiarkan di rumahnya ada sesuatu yang berupa palang-palang salib, melainkan beliau menghilangkannya". [HR. Bukhari juz 7, hal. 65]
عَنْ اَبِى اْلهَيَّاجِ اْلاَسَدِيّ قَالَ: قَالَ لِى عَلِيُّ بْنُ اَبِى طَالِبٍ: اَلاَ اَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً اِلاَّ طَمَسْتَهُ وَ لاَ قَبْرًا مُشْرِفًا اِلاَّ سَوَّيْتَهُ. مسلم 2: 666
Dari Abul Hayyaj Al-Asadiy, ia berkata : ‘Ali bin Abu Thalib berkata kepadaku : Apakah aku tidak boleh mengutusmu seperti yang Rasulullah SAW pernah mengutusku, yaitu : Janganlah kamu tinggalkan patung, kecuali kamu menghancurkannya, dan janganlah kamu biarkan qubur yang tinggi, kecuali kamu meratakannya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 666]
Tentang musik dan nyanyian
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ بِبَعْضِ الْمَدِيْنَةِ فَاِذَا هُوَ بِجَوَارٍ يَضْرِبْنَ بِدُفّهِنَّ وَ يَتَغَنَّيْنَ وَ يَقُلْنَ: نَحْنُ جَوَارٍ مِنْ بَنِى النَّجَّارِ، يَا حَبَّذَا مُحَمَّدٌ مِنْ جَارٍ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اَللهُ يَعْلَمُ اَنّى َلاُحِبُّكُنَّ. ابن ماجه 1: 612، رقم: 1899
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi SAW pernah melewati bagian dari kota Madinah, tiba-tiba beliau melewati para wanita yang memukul rebana dan bernyanyi, mereka mengucapkan, Kami tetangga dari Bani Najjar. Alangkah baiknya Muhammad sebagai tetanggaku. Maka Nabi SAW bersabda, Allah mengetahui bahwa aku mencintai kalian. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 612, no. 1899]
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّهَا زَفَّتِ امْرَأَةً اِلىَ رَجُلٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: يَا عَائِشَةُ، مَا كَانَ مَعَكُمْ لَهْوٌ فَاِنَّ اْلاَنْصَارَ يُعْجِبُهُمُ اللَّهْوُ. البخارى 6: 140
Dari Aisyah bahwasanya ia mengantar (mengiring) pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki dari kaum Anshar, lalu Nabiyyullah SAW bersabda, Hai Aisyah, apakah tidak ada hiburan pada kalian, karena sesungguhnya orang-orang Anshar itu suka hiburan. [HR. Bukhari juz 6, hal. 140]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: اَنْكَحَتْ عَائِشَةُ ذَاتَ قَرَابَةٍ لَهَا مِنَ اْلاَنْصَارِ فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ ص فَقَالَ: اَهْدَيْتُمُ اْلفَتَاةَ؟ قَالُوْا: نَعَمْ. قَالَ: اَرْسَلْتُمْ مَعَهَا مَنْ يُغَنّى؟ قَالَتْ: لاَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاَنْصَارَ قَوْمٌ فِيْهِمْ غَزَلٌ. فَلَوْ بَعَثْتُمْ مَعَهَا مَنْ يَقُوْلُ: اَتَيْنَاكُمْ اَتَيْنَاكُمْ فَحَيَّانَا وَحَيَّاكُمْ. ابن ماجه 1: 612، رقم: 1898
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Dahulu Aisyah pernah menikahkan kerabatnya dari kaum Anshar, lalu Rasulullah SAW datang dan bersabda, Apakah kalian mengantarkan wanita (pengantin perempuan) ?. Mereka menjawab, Ya. Beliau SAW bertanya, Apakah kalian mengantarkannya disertai dengan orang yang akan menyanyi ?. Aisyah menjawab, Tidak. Maka Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kaum Anshar itu adalah kaum yang suka hiburan. Alangkah baiknya kalau kalian mengantar dengan disertai orang yang menyanyikan, Kami datang kepada kalian, kami datang kepada kalian, penghormatan kepada kami dan penghormatan kepada kalian. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 612, no. 1898]

setelah terbunuhnya Musailimah Al-Kadzdzaab.

Peristiwa setelah terbunuhnya Musailimah Al-Kadzdzaab.
Di dalam kitab Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut :
وَ خَرَجَ خَالِدٌ وَ تَبِعَهُ مَجَّاعَةُ بْنُ مُرَارَةَ يَرْسِفُ فِي قُيُوْدِهِ، فَجَعَلَ يُرِيْهِ الْقَتْلَى لِيُعَرّفَهُ بِمُسَيْلِمَةَ، فَلَمَّا مَرُّوْا بِالرَّجَّالِ بْنِ عُنْفُوَةَ قَالَ لَهُ خَالِدٌ: اَهذَا هُوَ؟ قَالَ: لاَ، وَ اللهِ هذَا خَيْرٌ مِنْهُ، هذَا الرَّجَّالُ بْنُ عُنْفُوَةَ. ثُمَّ مَرُّوْا بِرَجُلٍ اَصْفَرَ اَخْنَسَ، فَقَالَ. هذَا صَاحِبُكُمْ، فَقَالَ خَالِدٌ: قَبَّحَكُمُ اللهُ عَلَى اتّبَاعِكُمْ هذَا.
Setelah Musailimah Al-Kadzdzaab terbunuh, lalu Khalid bin Walid keluar dengan diikuti oleh Majjaa’ah bin Murarah dengan berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat, lalu memperlihatkan orang-orang yang telah terbunuh untuk menunjukkan mayatnya Musailimah kepada Khalid. Ketika mereka melewati mayatnya Rajjal bin ‘Unfuwah, Khalid bin Walid bertanya kepada Majjaa’ah, “Apakah ini mayatnya Musailimah ?”. Majjaa’ah menjawab, “Bukan, demi Allah ini lebih baik dari padanya. Ini adalah Rajjal bin ‘Unfuwah”. Kemudian mereka melewati mayat berkulit kuning, hidungnya pesek, Majjaa’ah berkata, “Ini teman kalian”. Khalid berkata, “Semoga Allah memburukkan kalian atas pengikutmu ini”.
ثُمَّ بَعَثَ خَالِدٌ الْخُيُوْلَ حَوْلَ الْيَمَامَةِ يَلْتَقِطُوْنَ مَا حَوْلَ حُصُوْنِهَا مِنْ مَالٍ وَ سَبْيٍ، ثُمَّ عَزَمَ عَلَى غَزْوِ الْحُصُوْنِ وَلَمْ يَكُنْ بَقِيَ فِيْهَا اِلاَّ النّسَاءُ و الصّبْيَانُ وَ الشُّيُوْخُ الْكِبَارُ، فَخَدَعَهُ مَجَّاعَةُ فَقَالَ: اِنَّهَا مَـْلاَى رِجَالاً وَ مُقَاتِلَةً فَهَلُمَّ فَصَالِحْنِي عَنْهَا. فَصَالَحَهُ خَالِدٌ، لَمَّا رَأَى بِالْمُسْلِمِيْنَ مِنَ الْجُهْدِ وَقَدْ كَلُّوْا ِمْن كَثْرَةِ الْحُرُوْبِ وَ الْقِتَالِ. فَقَالَ: دَعْنِي حَتَّى اَذْهَبَ اِلَيْهِمْ لِيُوَافِقُوْنِي عَلَى الصُّلْحِ. فَقَالَ: اِذْهَبْ. فَسَارَ اِلَيْهِمْ مَجَّاعَةُ فَاَمَرَ النّسَاءَ اَنْ يَلْبَسْنَ الْحَدِيْدَ وَ يَبْرُزْنَ عَلَى رُؤُوْسِ الْحُصُوْنِ. فَنَظَرَ خَالِدٌ فَاِذَا الشَّرَفَاتِ مُمْتَلِئَةٌ مِنْ رُؤُوْسِ النَّاسِ، فَظَنَّهُمْ كَمَا قَالَ مَجَّاعَةُ فَانْتَظَرَ الصُّلْحَ.
Setelah itu Khalid memerintahkan pasukan berkuda untuk mengelilingi Yamamah untuk mengambili harta rampasan dan tawanan. Kemudian Khalid berkeinginan menyerbu benteng musuh, padahal benteng itu telah kosong, kecuali tinggal kaum wanita dan anak-anak serta orang-orang yang sudah tua. Hanya saja Khalid berhasil dikelabuhi oleh Majjaa’ah yang berkata kepadanya, “Sesungguhnya benteng itu masih dipenuhi oleh para pasukan, maka lebih baik kita berdamai saja”.
Kemudian Khalid menerima tawaran itu, karena ia melihat pasukan kaum muslimin sudah lelah dan jenuh disebabkan peperangan yang terus-menerus.
Lalu Majjaa’ah berkata, “Biarkan aku masuk ke dalam benteng dulu agar mereka menyetujui kesepakatan damai yang aku buat”. Khalid berkata, “Pergilah !”. Lalu Majjaa’ah segera masuk benteng dan memerintahkan kaum wanita untuk memakai baju besi, lalu menampakkan kepala mereka, oleh karena itu ketika Khalid melihat ke atas benteng, maka terlihat di atas benteng dipenuhi oleh kepala manusia yang sedang mengintip, maka ia mengira bahwa mereka itu adalah pasukan perang sebagaimana yang dikatakan oleh Majjaa’ah. Karena itulah Khalid memilih untuk berdamai.

Asmaul khusna

Nama-nama Allah yang terbaik (Al-Asmaaul Husnaa)
Allah SWT berfirman :
وَ للهِ اْلاسْمَآءُ الْحُسْنى فَادْعُوْهُ بِهَا وَ ذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْ اَسْمَآئِه، سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. الاعراف: 180
Hanya milik Allah Al-Asmaaul-Husnaa, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [QS. Al-A'raaf : 180]
قُلِ ادْعُوا اللهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمنَ، اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ اْلاَسْمَآءُ الْحُسْنى، وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذلِكَ سَبِيْلاً. الاسراء: 110
Katakanlah, "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al Asmaaul-Husnaa (nama-nama yang terbaik), dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" [QS. Al-Israa' : 110]
هُوَ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوّرُ لَهُ اْلاسْمَآءُ الْحُسْنى، يُسَبّحُ لَه مَا فِي السَّموتِ وَ اْلارْضِ، وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. الحشر:
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. Al-Hasyr : 24]

Memerangi Musailimah Al-Kadzdzaab di ‘Aqraba, Yamamah.

Memerangi Musailimah Al-Kadzdzaab di ‘Aqraba, Yamamah.
Musailimah Al-Kadzdzaab ini dahulu pernah datang kepada Nabi SAW bersama rombongan kaum Bani Hanifah, yang menyatakan masuk Islam. Tetapi Musailimah minta supaya ditetapkan sebagai Nabi, menjadi Nabi bersama Nabi SAW, maka permintaan tersebut ditolak oleh Rasulullah SAW.
Setelah mereka kembali ke Yamamah (negeri mereka), Musailimah murtad dari keislamannya, dan dia mengaku menjadi Nabi disamping Nabi Muhammad SAW, dan dia mulai membuat propaganda palsu kepada kaumnya.
Musailimah berkata, Sesungguhnya aku bersekutu dalam soal kenabian ini dengan Muhammad.
Dan dia juga pernah berkirim surat kepada Nabi SAW, surat itu berbunyi sebagai berikut :
مِنْ مُسَيْلِمَةَ رَسُوْلِ اللهِ اِلىَ مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ. اَمَّا بَعْدُ: فَاِنّى قَدْ اَشْرَكْتُ فِى اْلاَمْرِ مَعَكَ. وَ اِنَّ لَنَا نِصْفَ اْلاَمْرِ. وَ لَيْسَ قُرَيْشٌ قَوْمًا يَعْدِلُوْنَ. الحلبية 3: 315
Dari Musailimah utusan Allah, kepada Muhammad utusan Allah.
Adapun sesudah itu, sesungguhnya aku telah bersekutu dalam urusan (kenabian) denganmu. Dan bahwasanya bagi kami separuh urusan, akan tetapi kaum Quraisy adalah kaum yang tidak adil. [Sirah Al-Halabiyah juz 3, hal. 315

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...