6/23/2014

Allah Maha Penerima Taubat (2)
اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيّنتِ وَ الْهُدى مِنْ بَعْدِ مَا بَيّنّهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتبِ اُولئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللهُ وَ يَلْعَنُهُمُ اللّعِنُوْنَ(159) اِلاَّ الَّذِيْنَ تَابُوْا وَ اَصْلَحُوْا وَبَيَّنُوْا فَاُولئِكَ اَتُوْبُ عَلَيْهِمْ، وَ اَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ(160) البقرة: 159-160
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela’nati, (159)
kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (160) [QS. Al-Baqarah : 159-160]
Allah Maha Penerima Taubat (1)
وَقُلْنَا يادَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَ زَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلاَ مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّلِمِيْنَ(35) فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ، وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ، وَ لَكُمْ فِى اْلاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلى حِيْنٍ(36) فَتَلَقّى ادَمُ مِنْ رَّبّه كَلِمتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ، اِنَّه هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ(37) البقرة: 35-37
Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dhalim. (35)
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaithan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (36)
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (37) [QS. Al-Baqarah : 35-37]

6/18/2014

WUDLU
Wudlu dan cara-caranya
Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَ اَيْدِيَكُمْ اِلَى اْلمَرَافِقِ وَ امْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَ اَرْجُلَكُمْ اِلَى اْلكَعْبَيْنِ. المائدة:6
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki ... [QS. Al-Maidah : 6]
Keterangan :
Ayat tersebut menerangkan bahwa orang yang hendak shalat (bila dia berhadats kecil) wajib berwudlu.
Adapun cara berwudlu adalah sebagai berikut :
a.  membasuh muka hingga rata
b.  membasuh kedua tangan hingga siku-siku sampai rata
c.  mengusap kepala dengan air yang ada pada kedua telapak tangan satu kali
d.  membasuh kaki hingga mata kaki dan meratakannya.
Membasuh anggota wudlu
Dalam membasuh anggota-anggota wudlu  boleh dengan satu kali-satu kali, dua kali-dua kali, tiga kali-tiga kali. Adapun mengusap kepala hanya sekali saja.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: اِنَّ النَّبِيَّ ص تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً. الجماعة الا مسلما
Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW berwudlu sekali-sekali”. [HR. Jama’ah, kecuali Muslim]
MANDI JANABAT
Mandi janabat dan hal-hal yang berhubungan dengannya
Mandi janabat adalah mandi yang disyaritakan oleh agama bagi orang yang berhadats besar apabila mereka akan shalat.
Hal-hal yang termasuk hadats besar dan wajib mandi atanya
a. Sehabis bersetubuh, baik keluar mani maupun tidak.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا اْلاَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ عَلَيْهِ اْلغُسْلُ . احمد و البخارى و مسلم. و لمسلم و احمد: وَ اِنْ لَمْ يُنْزِلْ. فى نيل الاوطار 1:259
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW beliau bersabda, “Apabila (seorang diantara kamu) duduk antara anggota badan wanita yang empat (dua kaki dan dua tangannya) kemudian mereka menyetubuhinya, maka sungguh telah wajib mandi atasnya”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim] Dan dalam riwayat Muslim dan Ahmad, ada tambahan, “Meskipun ia tidak keluar mani”. Dalam Nailul Authar juz 1, hal. 259.
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا قَعَدَ بَيْنَ شُعَبِهَا اْلاَرْبَعِ ثُمَّ مَسَّ اْلخِتَانُ اْلخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ اْلغُسْلُ. احمد و مسلم و الترمذى و صححه و لفظه. اِذَا جَاوَزَ اْلخِتَانُ اْلخِتَانَ وَجَبَ اْلغُسْلُ. نيل الاوطار 1:260
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila (seseorang diantara kamu) duduk antara anggota badan wanita yang empat (dua kaki dan dua tangannya), kemudian khitan menyentuh khitan, maka sungguh telah wajib mandi”. [HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi, dan Tirmidzi menshahihkannya] Adapun lafadh Tirmidzi : “Apabila khitan melewati khitan, maka wajib mandi”.[HR. Tirmidzi I : 73] (Dlam.Nailul Authar I : 260)
ADAB BUANG AIR

1. Bacaan akan masuk ke tempat buang air
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ اِذَا دَخَلَ اْلخَلاَءَ قَالَ: اَللّهُمَّ اِنّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلخُبُثِ وَ اْلخَبَائِثِ. البخارى و مسلم
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah SAW apabila hendak masuk ke dalam jamban, membaca Allaahumma innii a’uudzu bika minal-khubutsi wal-khabaaits (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan syaithan laki-laki dan syaithan perempuan)”. [HR. Bukhari dan Muslim]
2. Bacaan ketika keluar dari tempat buang air
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا خَرَجَ مِنَ اْلخَلاَءِ قَالَ: اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَ عَافَانِى. ابن ماجه و النسائى
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, “Rasulullah SAW apabila keluar dari jamban, membaca Al-hamdu lilaahil-laezii adzhaba ‘annil-adzaa wa ‘aafaanii. (Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan gangguan dari diriku dan yang telah menjadikan aku sehat wal ‘afiyat)”. [HR. Ibnu Majah dan Nasai]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا خَرَجَ مِنَ اْلخَلاَءِ قَالَ: غُفْرَانَكَ. الخمسة الا النسائى
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Bahsawanya Nabi SAW apabila keluar dari jamban, beliau membaca Ghufraanaka (Aku mohon ampunan-Mu, ya Allah)”. [HR. Khamsah kecuali Nasai]
Pengertian najis dan cara mensucikannya
Najis atau Rijs ialah sesuatu yang dipandang kotor oleh syara’/ hukum agama. Dan ini, berdasar keterangan yang diambil dari ayat dan hadits-hadits, terbagi menjadi 3 :
1.  Najis ‘Aqidah, artinya kotor dalam kepercayaan/keyaqinan-nya.
2.  Najis untuk dimakan/diminum, artinya benda-benda itu haram untuk dimakan/diminum.
3.  Najis disentuh, maksudnya kita diwajibkan untuk mencuci/ membersihkannya bila kita menyentuh/tersentuh benda-benda tersebut.
Dalam bab ini kita hanya akan membahas bab yang no. 3 yakni “Najis disentuh”.
Yang termasuk najis disentuh
Menurut qaidah ushul (aturan-aturan untuk menetapkan suatu hukum agama), asal segala sesuatu benda itu adalah halal dan suci serta boleh dipergunakan untuk apasaja, kecuali bila ada keterangan agama yang mencegahnya, baik dari Al-Qur’an maupun dari hadits yang shahih.
Maka untuk menetapkan bahwa sesuatu benda itu najis, wajib ada nash Al-Qur’an atau hadits shahih yang menjelaskannya. Dan sepanjang penelitian kami, yang najis berdasar syara’ sehingga kita diwajibkan mensucikannya adalah :
1.  Kotoran manusia
2.  Kencing manusia
3.  madzi
4.  darah haidl
5.  darah nifas
Wanita Pergi Ke Masjid

عَنْ سَالِمِ بْـنِ عَبْدِ اللهِ  عَنْ اَبِيْهِ عَنْ النَّبِيِّ ص اِذَا اسْتَأْذَنــَتِ امْرَأَةُ  اَحَدِكُمْ فَلاَ يَمْنَعْهَا. البخارى.

Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari Nabi SAW, beliu bersabda : "Apabila isteri salah seorang diantara kalian  minta idzin (untuk pergi ke masjid), janganlah ia mencegahnya". [HR. Bukhari]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص  قَالَ: اِذَا اسْتَأْذَنــَكُمْ  نـِسَاؤُكُمْ بِاللَّيْلِ اِلَى اْلمَسْجِدِ فَأْذَنــُوْا لَـهُنُّ.Dari Ibnu Umar RA. dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Apabila isteri-isterimu minta idzin ke masjid di malam hari maka berilah idzin mereka itu".

6/15/2014

SHALAT 'IED

Adab mengerjakan shalat 'Ied dan sunnah-sunnahnya
1. Mandi dahulu
عَنِ ابْنِ السَّبَّاقِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: يَا مَعْشَرَ اْلمُسْلِمِيْنَ، اِنَّ هذَا (يَوْمَ اْلجُمُعَةِ) يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ عِيْدًا فَاغْسِلُوْا. مالك فى الموطأ 1: 65، رقم: 113
Dari Ibnus Sabbaaq, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Hai kaum Muslimin, hari (Jum'ah) ini adalah satu hari yang Allah jadikan hari raya. Karena itu hendaklah kalian mandi". [HR. Malik, dalam Al-Muwaththa  juz 1, hal. 65, no. 113]
Keterangan :
Menurut hadits tersebut, hari Jum'ah dipandang sebagai hari raya dan kita disuruh mandi padanya. Dengan demikian dapat difaham, bahwa mandi pada hari raya adalah lebih utama.
SHALATUL LAIL
Shalat Sunnah Lail ialah : Shalat-shalat Sunnah yang dikerjakan pada malam hari selain Ba'diyah 'Isya'.
Adapun waktunya ialah : Sehabis shalat 'Isya' hingga akhir waktu 'Isya' sebelum masuk waktu Shubuh. Dan shalat Lail itu boleh dikerjakan sebelum maupun sesudah tidur.
Macam-macamnya :
A. Shalat Sunnah Tarawih.                 C. Shalat Sunnah Witir.
B. Shalat Sunnah Tahajjud.                D. Shalat Sunnah Iftitah.
A. Shalat Tarawih
Tarawih artinya relax, santai, istirahat.
Ulama mengistilahkan Shalat Sunnah ini dengan Shalat Tarawih, karena melihat riwayat yang menjelaskan tentang bagaimana cara Nabi SAW melakukannya. Yaitu dengan perlahan-lahan/relax/santai serta diselingi dengan istirahat setiap habis salam, sebagaimana riwayat dibawah ini:
Dari 'Aisyah RA, katanya :
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُصَلّى اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِى اللَّيْلِ ثُمَّ يَتَرَوَّحُ فَاَطَالَ حَتَّى رَحِمْتُهُ. البيهقى 2: 497
Adalah Rasulullah SAW shalat 4 rekaat dimalam hari. Kemudian beliau beristirahat/bertarawih lama sekali, sehingga aku merasa kasihan kepadanya. [HR. Baihaqi juz 2, hal. 497]
PUASA
Puasa, yang di dalam bahasa Al-Qur'an  Ash-Shaum/Ash-Shiyam adalah salah satu dari beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan  oleh orang-orang beriman. Firman Allah :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ. البقرة: 183
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa seba-gaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu  bertaqwa. [QS. Al-Baqarah  :  183]
1. Pengertian  Ash-Shiyam  (Puasa)
Ash-Shiyam atau Ash-shaum menurut lughah/bahasa,  artinya : "Menahan diri dari melakukan sesuatu". Seperti firman  Allah :
اِنّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلّمَ اْليَوْمَ اِنْسِيًّا. مريم: 26
Sesungguhnya aku telah bernadzar akan  berpuasa  karena Tuhan  Yang  Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seseorang  manusiapun pada hari ini. [QS. Maryam : 26]
Menurut Syara', ialah :
اَْلاِمْسَاكُ عَنِ اْلأَكْلِ وَ الشُّرْبِ وَ غَشَيَانِ النّسَاءِ مِنَ اْلفَجْرِ اِلىَ اْلمَغْرِبِ اِحْتِسَابًا للهِ وَ اِعْدَادًا لِلنَّفْسِ وَ تَهْيِئَةً لَهَا لِتَقْوَى اللهِ بِاْلمُرَاقَبَةِ لَهُ وَ تَرْبِيَةِ اْلاِرَادَةِ. تفسير المنار 2: 143
Menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh, mulai fajar hingga Maghrib, karena mengharap ridla Allah dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada-Nya dengan jalan  mendekatkan  diri kepada Allah dan mendidik kehendak. [Tafsir Al-Manaar juz 2, hal. 143]

SEKITAR RAMADLAN


Hadits-hadits Sekitar Puasa Ramadlan.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. البخارى 2: 228 و مسلم 1: 524
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Nabi SAW bersabda, Barangsiapa berpuasa Ramadlan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [HR. Bukhari juz 2, hal 228, dan Muslim juz 1, hal. 524]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. البخارى 2: 251
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa bangun (shalat malam) pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [HR. Bukhari 2 : 251]
Senin, 16 Juni 2014
Menggendong anak kecil ketika shalat.
dan Shalat di atas kendaraan

عَنْ اَبِى قَتَادَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يُصَلّى وَ هُوَ حَامِلٌ اُمَامَةَ بِنْتِ زَيْنَبَ فَاِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا، وَ اِذَا قَامَ حَمَلَهَا. احمد و البخارى و مسلم
Dari Abu Qatadah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah shalat dengan menggendong Umamah binti Zainab. Maka apabila ruku, beliau meletakkannya, dan apabila berdiri, beliau menggendongnya lagi. [HR Ahmad, Bukhari dan Muslim]
Keterangan : Zainab adalah puteri Rasulullah SAW, jadi Umamah tersebut adalah cucu Rasulullah

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...