Mejaga Amal Setelah Beramal
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا
Katakanlah: "Apakah
akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya?“ ( Qs Kahfi 103)
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Yaitu orang-orang yang
telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Qs
Kahffi 104 )
• # PERINTAH jangan
merusak Amal !!
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ
امَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَ اَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَ لاَ تُبْطِلُوْآ
اَعْمَالَكُمْ. محمد:33
Hai orang-orang yang beriman, thaatlah kepada Allah
dan thaatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.
[QS. Muhammad 33 ]: 33
وَ لاَ تَكُوْنُوْا
كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا،…
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang
menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali,… [QS. An-Nahl : 92]
Perbuatan yang MERUSAK amal?
ذلِكَ هُدَى اللهِ
يَهْدِيْ بِه مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه، وَ لَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ
مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. الانعام:88
Itulah
petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya
diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
[QS.
Al-An’aam : 88]
•
PerusakAmaL
SYIRIK KECIL= RIYA’
عَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لُبَيْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: اِنَّ اَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَلَيْكُمْ اَلشِّرْكُ
اْلاَصْغَرُ. قَالُوْا: وَمَا الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ:
اَلرِّيَاءُ، يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَـهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اِذَا
جُزِيَ النَّاسُ بِاَعْمَالِهِمْ اِذْهَبُوْا اِلىَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ
تُرَاءُوْنَ فىِ الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً؟
Dari Mahmud bin Lubaid, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan atas kamu sekalian
itu adalah syirik kecil”. Kemudian para shahabat bertanya, “Apa syirik
kecil itu ya Rasulullah ?”. Rasulullah SAW menjawab, “(Syirik kecil itu
ialah) riya’. Besok pada hari qiyamat ketika para manusia diberi balasan dengan
amal-amal mereka, Allah ‘azza wa jalla akan berfirman kepada mereka,
“Pergilah
kamu sekalian kepada orang-orang yang dahulu kamu berbuat riya’ padanya ketika
di dunia, maka lihatlah olehmu sekalian apakah kamu mendapati pahala pada
mereka ?”.
[HR. Ahmad, juz 9, hal. 160, no.
23692]
•
#
Durhaka kepada Orang tua
ثَلاَثٌ لاَ يَنْفَعُ
مَعَهُنَّ عَمَلٌ: اَلشّرْكُ بِاللهِ، وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ، وَ اْلفِرَارُ
عَنِ الزَّحْفِ. مسلم
Ada tiga perkara yang
menjadikan amal seseorang tidak berguna :
1. syirik kepada Allah,
2. durhaka kepada kedua orang tua, dan
3. lari dari medan perang
(sebagai pengecut).
[HR. Muslim]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُبْطِلُوْا
صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنّ وَ اْلاَذى كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَه رِئَآءَ النَّاسِ
وَ لاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ، فَمَثَلُه كَمَثَلِ صَفْوَانٍ
عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَه وَابِلٌ فَتَرَكَه صَلْدًا، لاَ يَقْدِرُوْنَ عَلى
شَيْءٍ مّمَّا كَسَبُوْا، وَ اللهُ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ اْلكَافِرِيْنَ(264)
Hai orang-orang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafqahkan hartanya
karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Qs.Al Baqarah(264)
•
#
BERBUATAN merusak Amal
سِتَّةُ اَشْيَاءَ
تُحْبِطُ اْلاَعْمَالِ: اْلاِشْتِغَالُ بِعُيُوْبِ النَّاسِ، وَ قَسْوَةُ
اْلقُلُوْبِ، وَ حُبُّ الدُّنْيَا، وَ قِلَّةُ اْلحَيَاءِ، وَ طُوْلُ اْلاَمَلِ،
وَ ظَالِمٌ لاَ يَنْتَهِى.
الديلمى عن عدى بن حاتم
Ada enam perkara yang
dapat menggugurkan amal :
1. sibuk mencari cela dan kesalahan orang
lain,
2. kerasnya hati,
3. cinta dunia,
4. sedikit sekali
perasaan malunya,
5. panjang angan-angan,
dan
6. terus-menerus
berbuat aniaya. [HR. Dailamiy dari ‘Adiy bin Hatim]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ اَبِيْهِ رض اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ اُرْسِلاَ فِى زَرِيْبَةِ
غَنَمٍ بِاَفْسَدَ مِنَ اْلحِرْصِ عَلَى اْلمَالِ وَ اْلحَسَدِ فِى دِيْنِ
اْلمُسْلِمِ، وَ اِنَّ اْلحَسَدَ لَيَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ
اْلحَطَبَ. الترمذى
Dari ‘Abdullah bin Ka’ab
dari bapaknya RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Dua
serigala lapar yang dilepas di tengah-tengah sekumpulan kambing tidaklah lebih
berbahaya daripada kerakusan terhadap harta dan kedengkian bagi agama seorang
muslim. Dan sesungguhnya dengki itu bisa memakan kebaikan sebagaimana api
memakan kayu bakar”.
[HR. Tirmidzi]
•
DENGKI
& BENCI = PENYAKIT HATI
عَنِ الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اْلحَسَدُ، وَ اْلبَغْضَاءُ. وَ
اْلبَغْضَاءُ هِيَ اْلحَالِقَةُ. اَمَّا اِنّى لاَ اَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرِ وَ
لكِنْ تَحْلِقُ الدّيْنِ.
البزار باسناد جيد و البيهقى
Dari Zubair RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda, “Akan menjalar kepadamu penyakit ummat-ummat sebelummu, yaitu
dengki dan kebencian yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu adalah
pencukur. Adapun saya tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur agama”. [HR. Al-Bazzar dengan sanad yang baik, dan Baihaqiy]
Rasulullah SAW, kabarkan orang Salah NIAT
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى
يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اُسْتُشْهِدَ فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ
نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ
حَتَّى اُسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ. وَ لكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلاَنْ يُقَالَ
جَرِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى
اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمَهُ وَ قَرَأَ
اْلقُرْانَ، فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا
عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمْتُهُ وَ قَرَأْتُ
فِيْكَ اْلقُرْانَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ اْلعِلْمَ لِيُقَالَ
عَالِمٌ وَ قَرَأْتَ اْلقُرْانَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ
اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ
وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَ اَعْطَاهُ مِنْ اَصْنَافِ اْلمَالِ كُلّهِ فَاُتِيَ
بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ:
مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ اَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا اِلاَّ اَنْفَقْتُ
فِيْهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ،
فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ اُلْقِيَ فِى
النَّارِ. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, ia
berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang (pertama)
akan diberi keputusan pada hari qiyamat ialah seorang yang mati syahid,
lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya maka ia
mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia
menjawab, “Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid”. Allah berfirman,
“Kamu dusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut sebagai pahlawan dan orang
pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan
(kepada malaikat), lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Kedua)
seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur’an.
Lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia
mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia
menjawab, “Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an
hanya untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu belajar supaya
disebut sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca Al-Qur’an supaya disebut
sebagai seorang yang pandai membaca Al-Qur’an, dan telah dikatakan orang yang
demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu diseret pada
mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Ketiga) seorang hartawan yang
diberi bermacam-macam kekayaan oleh Allah, lalu ia dibawa dan
dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah
berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Tidak satu
jalanpun yang Engkau sukai agar jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya
beri dengan harta itu semata-mata untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta,
tetapi kamu berbuat yang demikian itu agar disebut sebagai orang yang dermawan,
dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada
malaikat) lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka”. [HR. Muslim]
KITA
HARUS SELALU LURUSKAN NIAT
• Niat è
Keinginan hati untuk melakukan suatu amalan,
. إنما الأ عمال بالنيات،
وإنما لكل امرئ ما نوى
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan
seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan”
(HR Bukhari & Muslim
• Imam Nawawi, ia
mengatakan: Niat adalah bermaksud untuk melakukan sesuatu dan
bertekad bulat untuk mengerjakannya.”
jadi “Niat adalah maksud yang
terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan sesuatu yang
ingin dilakukan.”
Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah menyebutkan dalam kitab beliau Jami’ al-‘ulum wal
hikam mengenai fungsi
dari niat, ada 2 (dua ) :
1.
Pertama, Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya,
atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.
2.
Kedua, Membedakan tujuan seseorang dalam beribadah.
Jadi apakah seorang beribadah karena
mengharap wajah Allah ataukah ia
beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia.
(Lihat: Jami’ al-‘ulum wal hikam, hal. 67).
Dasarnya :Qs.
Zumar : 11-12, Qs. Bayyinah : 5 ,
Qs. Al An’am 162
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
اَتَدْرُوْنَ مَنِ اْلمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: اْلمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ
لَهُ وَ لاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: اِنَّ اْلمُفْلِسُ مِنْ اُمَّتِى مَنْ يَأْتِى
يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَ صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ وَ يَأْتِى وَ قَدْ شَتَمَ
هذَا وَ قَذَفَ هذَا وَ اَكَلَ مَالَ هذَا وَ سَفَكَ دَمَ هذَا وَ ضَرَبَ هذَا.
فَيُعْطَى هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَ هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَاِنْ فَنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu orang yang pailit (bangkrut)
itu ?”. Para shahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami ialah orang
yang tidak punya dirham dan tidak punya barang-barang”. Nabi SAW bersabda,
“Orang yang bangkrut dari ummatku ialah orang yang datang pada hari qiyamat
lengkap dengan membawa (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, tetapi disamping
itu ia telah mencaci ini, menuduh itu, memakan hartanya ini, menumpahkan darah
itu dan memukul ini. Lalu diberikanlah kepada si ini dar (pahala) kebaikan
amalnya dan diberikan kepada si itu dari (pahala) kebaikan amalnya. Dan apabila
telah habis (pahala) kebaikannya, padahal belum terbayar semua tuntutan orang
lain kepadanya, maka diambillah dari dosa-dosanya orang yang pernah dianiaya
itu lalu ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilemparkanke neraka”. [HR. Muslim]
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّه
حَيوةً طَيّبَةً، وَ لَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا
يَعْمَلُوْنَ.
Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik*] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.[QS. An-Nahl : 97]
اِنَّ هذَا اْلقُـرْانَ يَـهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ
اَقْـوَمُ وَ يُـبَشِّـرُ اْلمُـؤْمـِنِـيْنَ الَّذِيـْنَ يَـعْمَلُـوْنَ
الصّلِحتِ اَنَّ لَـهُمْ اَجْرًا كَـبِـيْرًا. الاسراء:9
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin
yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. [Al-Israa' : 9]
فَاَمَّا الَّذِيْنَ امَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّلِحتِ
فَهُمْ فِيْ رَوْضَةٍ يُّحْبَرُوْنَ(15)
Adapun orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka mereka di dalam taman (surga)
bergembira. (15) QS. Ruum : 15
Penutup
• Betapa penting menjaga dan
memelihara amal setelah Beramal
• Semoga kita termasuk orang pandai beramal dan pandai
menjaga/ memeliharanya,
• Tidak melakukan hal2
sekecil apapun yang menjadikan amal kita
rusak dan tdk ada nilai disisi Alloh
SWT. Sehingga menjadi orang yang muflis( bangrut)
•
Semoga kita diberi kemudahan segala urus dunia untuk
keselamatan kehidupan akherat yang kekal
رَبّ
اَوْزِعْنِيْ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلى
وَالِدَيَّ وَ اَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَ اَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ
فِيْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar