12/12/2013

Tentang Membaca Bismillah Ketika Menyembelih

Tentang Membaca Bismillah Ketika Menyembelih
Tentang bacaan Bismillah ketika menyembelih, dalam memahami hal ini ulama ada tiga pendapat.
Pendapat I
Sembelihan yang tidak disebut nama Allah atau Bismillah padanya, baik dengan sengaja atau karena lupa, sembelihan itu tetap halal, asalkan saja yang menyembelih itu orang Islam. Dasanya ialah firman Allah SWT :
حُرّمَتْ عَلَيْكُمُ اْلمَيْتَةُ... وَ مَا اَكَلَ السَّبُعُ اِلاَّ مَا ذَكَّيْتُمْ. المائدة:3
Diharamkan pada kamu (memakan) bangkai ....., dan apa yang diterkam binatang buas, kecuali apa yang (sempat) kamu sembelih. [QS. Al-Maidah : 3]
Yang dimaksud "kecuali apa yang (sempat) kamu sembelih", ialah kecuali apa yang sempat orang Islam menyembelihnya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa sembelihan orang Islam meskipun tidak menyebut nama Allah (Bismillah) itu tetap halal. Seandainya tidak halal, tentu Allah berfirman "kecuali apa yang (sempat) kamu sembelih dengan menyebut Bismillah".

Ridla Allah tergantung ridla kedua orang tua.

Ridla Allah tergantung ridla kedua orang tua.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: رِضَا اللهِ فِى رِضَا اْلوَالِدِ وَ سُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ اْلوَالِدِ. الترمذى و ابن حبان و الحاكم
Dari 'Abdullah bin 'Amr RA, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ridla Allah itu tergantung ridlanya ayah dan kemarahan Allah itu tergantung kemarahan ayah". [HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: رِضَا الرَّبِّ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى فِى رِضَا اْلوَالِدَيْنِ وَ سُخْطُ اللهِ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى فِى سُخْطِ اْلوَالِدَيْنِ. البزار
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ridla Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantung ridla kedua orang tua dan kemarahan Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantunng kemarahan kedua orang tua". [HR. Al-Bazzar]

Ridla Allah tergantung ridla kedua orang tua. عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: رِضَا اللهِ فِى رِضَا اْلوَالِدِ وَ سُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ اْلوَالِدِ. الترمذى و ابن حبان و الحاكم Dari 'Abdullah bin 'Amr RA, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ridla Allah itu tergantung ridlanya ayah dan kemarahan Allah itu tergantung kemarahan ayah". [HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim] عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: رِضَا الرَّبِّ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى فِى رِضَا اْلوَالِدَيْنِ وَ سُخْطُ اللهِ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى فِى سُخْطِ اْلوَالِدَيْنِ. البزار Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ridla Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantung ridla kedua orang tua dan kemarahan Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantunng kemarahan kedua orang tua". [HR. Al-Bazzar] عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَرْضَى وَالِدَيْهِ فَقَدْ اَرْضَى اللهَ وَ مَنْ اَسْخَطَ وَالِدَيْهِ فَقَدْ اَسْخَطَ اللهَ. ابن النجار Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Barangsiapa berusaha mendapatkan ridla kedua orang tuanya berarti telah berusaha mendapatkan ridla Allah. Dan barangsiapa yang membuat marah kedua orang tua berarti membuat marah Allah". [HR. Ibnu Najjar] عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ: اَيُّ اْلعَمَلِ اَحَبُّ اِلَى اللهِ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا. قُلْتُ: ثُمَّ اَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ اْلوَالِدَيْنِ. قُلْتُ: ثُمَّ اَيٌّ؟ قَالَ: اَلْجـِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. البخارى و مسلم Dari 'Abdullah bin Mas'ud RA, ia berkata : "Saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW "Amal apakah yang paling disukai Allah ?". Beliau bersabda : "Shalat pada waktunya". Aku bertanya lagi : "Kemudian apa ?" Beliau bersabda : "Bhakti pada kedua orang tua". Aku bertanya lagi : "Kemudian apa lagi ?". Beliau bersabda : "Jihad di jalan Allah". [HR. Bukhari dan Muslim] عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَجْزِى وَلَدٌ وَالِدَهُ اِلاَّ اَنْ يَجـِدَهُ مَمْلُوْكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيَعْتِقَهُ. مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Seorang anak tidak bisa membalas (kebaikan) orang tuanya kecuali jika ia mendapatkan orang tuanya sebagai budak, lalu ia menebusnya dan memerdekakannya". [HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah] عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا حَقُّ اْلوَالِدَيْنِ عَلَى وَلَدِهِمَا؟ قَالَ: هُمَا جَنَّتُكَ وَ نَارُكَ. ابن ماجه Dari Abu Umamah RA ia berkata bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW : "Ya Rasulullah, apakah hak kedua orang tua atas anaknya ?". Beliau bersabda : "Pada keduanya terletak surgamu atau nerakamu". [HR. Ibnu Majah] Doa orang tua itu mustajab. عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ اْلمُسَافِرِ وَ دَعْوَةُ اْلوَالِدَيْنِ عَلَى اْلوَلَدِ. احمد و البخارى فى الادب المفرد و ابو داود والترمذى و حسنه Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi : 1. doanya orang yang teraniaya, 2. doanya orang musafir dan 3. doanya ayah ibu untuk anaknya". [HR. Ahmad, Bukhari dalam Adabul Mufrad, Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya] عَنْ ثَوْبَانَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَرْبَعَةٌ دَعْوَتُهُمْ مُسْتَجَابَةٌ: َاْلاِمَامُ اْلعَادِلُ وَ الرَّجُلُ يَدْعُوْ ِلاَخِيْهِ بِظَهْرِ اْلغَيْبِ وَ دَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ وَ رَجُلٌ يَدْعُوْ لِوَلَدِهِ. ابو نعيم فى الحلية Dari Tsauban RA ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ada empat doa yang dikabulkan : 1. doanya imam yang adil, 2. Seseorang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, 3. doanya orang teraniaya dan 4. bapak yang mendoakan anaknya". [HR. Abu Nu'aim di dalam Al-Hilyah] عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ: دَعْوَةُ اْلوَالِدِ لِوَلَدِهِ وَ دَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ اْلمُسَافِرِ. ابو الحسن Dari Anas RA ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Tiga doa ini tidak akan ditolak, yaitu 1. doa ayah bagi anaknya, 2. doa orang teraniaya, dan 3. doa orang musafir". [HR. Abul Hasan] Berbhakti kepada kedua orang tua akan membawa berkah. عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُمَدَّ لَهُ فِىعُمْرِهِ وَ يُزَادَ فِى رِزْقِهِ فَلْيَبِرَّ وَالِدَيْهِ وَ لْيَصِلْ رَحِمَهُ. احمد Dari Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : "Barangsiapa senang dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka hendaklah ia berbhakti kepada kedua orang tua dan menyambung shilaturrahmi". [HR. Ahmad] عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ بَرَّ وَالِدَيْهِ طُوْبَى لَهُ زَادَ اللهُ فِى عُمْرِهِ. ابو يعلى و الطبرانى و الاصبهانى و الحاكم و قال صحيح الاسناد Dari Mu'adz bin Jabal RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang berbhakti kepada kedua orang tuanya maka sangat beruntunglah baginya, (karena) Allah akan menambah umurnya". [HR. Abu Ya'la, Ath-Thabrani, Al-Ashbihani dan Al-Hakim, Al-Hakim mengatakan hadits itu shahih isnadnya]. عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ مَنْ اَدْرَكَ اَبَوَيْهِ عِنْدَ اْلكِبَرِ اَحَدُهُمَا اَوْ كِلاَهُمَا فَلَمْ يَدْخُلِ اْلجَنَّةَ. مسلم Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda : "Sungguh sangat kasihan sekali, sungguh sangat kasihan sekali dan sungguh sangat kasihan sekali orang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satunya sampai berumur lanjut, tetapi ia tidak masuk surga". [HR. Muslim] عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بِرُّوْا آبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَاؤُكُمْ وَ عِفُّوْا تَعِفَّ نِسَاؤُكُمْ. الطبرانى باسناد حسن Dari Ibnu 'Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berbhaktilah kepada ibu-bapakmu maka anak-anakmu akan berbhakti kepadamu. Jagalah kehormatan dirimu maka istri-istrimu pun akan menjaga kehormatan dirinya". [HR. Thabrani dengan isnad yang hasan] عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: عِفُّوْا عَنْ نِسَاءِ النَّاسِ تَعِفَّ نِسَاؤُكُمْ وَ بِرُّوْا آبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَاؤُكُمْ وَ مَنْ اَتَاهُ اَخُوْهُ مُتَنَصِّلاً فَلْيَقْبَلْ ذلِكَ مُحِقًّا كَانَ اَوْ مُبْطِلاً فَاِنْ لَمْ يَفْعَلْ لَمْ يَرِدْ عَلَى اْلحَوْضِ. الحاكم و قال صحيح الاسناد Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Jagalah dirimu dari kaum wanita, maka istrimu pun terjaga pula. Dan berbhaktilah kepada bapak ibumu, maka anakmu akan berbhakti kepadamu. Dan siapa saja yang saudaranya datang kepadanya walaupun dia orang yang tidak baik, hendaklah ia segera menyambut kedatangannya, apakah ia berniat baik atau berniat buruk. Jika tidak mau menerimanya secara baik, maka ia tidak dapat haudl (telaga Nabi pada hari qiyamat)". [HR. Hakim dan ia mengatakan shahih isnadnya] عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: اَتَى النَّبِيَّ ص رَجُلٌ فَقَالَ: اِنِّى اَذْنَبْتُ ذَنْبًا عَظِيْمًا، فَهَلْ لِى مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ اُمٍّ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَبِرَّهَا. الترمذى و ابن حبان و الحاكم Dari Ibnu 'Umar RA, ia berkata : Seseorang datang kepada Nabi SAW lalu bertanya : "Sesungguhnya aku telah melakukan dosa besar. Apakah masih ada taubat bagiku ?" Maka beliau SAW bersabda : "Apakah kamu masih mempunyai ibu ?". Ia menjawab : "Tidak". Beliau SAW bersabda : "Apakah kamu masih punya bibi ?". Ia menjawab : "Ya". Sabda beliau SAW : "Berbhaktilah kepadanya". [HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim] Berlaku lembut terhadap kedua orang tua adalah termasuk berbhakti. Firman Allah SWT : وَ قَضى رَبُّكَ اَلاَّ تَعْبُدُوآ اِلاَّ اِيَّاهُ وَ بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا، اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ اْلكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَّـهُمَآ اُفّ وَّ لاَ تَـنْهَرْ هُمَا وَ قُلْ لَّـهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا. وَ اخْفِضْ لَـهُمَا جَنَاحَ الذُّلّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَ قُلْ رَّبّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا. الاسراء:23-24 Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". [Al-Israa' : 23-24] عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: اَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ ص وَ مَعَهُ شَيْخٌ فَقَالَ: مَنْ هذَا الَّذِيْ مَعَكَ؟ قَالَ: اَبِى، قَالَ: لاَ تَمْشِ اَمَامَهُ وَ لاَ تَقْعُدْ قَبْلَهُ وَ لاَ تَدْعُهُ بِاِسْمِهِ وَ لاَ تَسْتَسِبَّ لَهُ. الطبرانى فى الاوسط Dari 'Aisyah RA, ia berkata : "Seorang laki-laki datang menghadap Nabi SAW bersama seorang yang telah tua. Nabi SAW bertanya : "Siapakah orang yang bersama kamu ini ?". Orang itu menjawab : "Itu ayah saya". Nabi SAW bersabda : "Kamu jangan berjalan mendahului di depannya, jangan duduk sebelum dia duduk, jangan memanggil dengan namanya dan jangan sekali-kali mencacinya". [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath] عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ اَحَدًا اَشْبَهَ سَمْتًا وَ لاَ هَدْيًا بِرَسُوْلِ اللهِ ص مِنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُوْلِ اللهِ ص، رض. كَانَتْ اِذَا دَخَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ ص قَامَ اِلَيْهَا فَقَـبَّـلَهَا وَ اَجْلَسَهَا فِى مَجْلِسِهِ وَ كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا دَخَلَ عَلَيْهَا قَامَتْ مِنْ مَجْلِسِهَا فَقَـبَّـلَتْهُ وَ اَجْلَسَتْهُ فِى مَجْلِسِهَا. ابو داود و النسائى و الترمذى Dari 'Aisyah RA, ia berkata : "Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih menyerupai dengan Rasulullah SAW dalam hal baiknya penyambutan dan tingkah laku selain daripada Fathimah binti Rasulullah SAW. Fathimah itu apabila datang mengunjungi Nabi SAW maka Nabi SAW segera bangkit menyambutnya, menciumnya dan mempersilahkan duduk di tempat duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi SAW datang kepada Fathimah, maka Fathimah segera bangkit berdiri dari tempat duduknya seraya mencium Nabi SAW dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya". [HR. Abu Dawud, An-Nasai dan Tirmidzi] Kamu dan hartamu milik ayahmu. Kita tidak boleh bakhil terhadap kedua orang tua kita, karena harta dan diri kita ini adalah termasuk hasil jerih payah orang tua kita, sebagaimana riwayat di bawah ini : عَنْ جَابِرٍ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّ لِى مَالاً وَ وَلَدًا وَ اِنَّ اَبِى يُرِيْدُ اَنْ يَحْتَاجَ مَالِى؟ قَالَ: اَنْتَ وَ مَالُكَ ِلاَبِيْكَ. ابن ماجه فى سننه باسناد صحيح Dari Jabir RA, bahwa seorang laki-laki berkata : "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai harta dan anak, sedang ayahku hendak memerlukan hartaku. Bagaimanakah sikapku ?". Rasulullah SAW bersabda : "Kamu dan hartamu itu milik ayahmu". [HR. Ibnu Majah di dalam sunannya dengan isnad yang shahih] عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ يَسْتَعْدِى عَلَى وَالِدِهِ فَقَالَ: اِنَّهُ يَأْخُذُ مَالِى؟ فَقَالَ ص: اَنـْتَ وَ مَالُكَ مِنْ كَسْبِ اَبِيْكَ. البزار و الطبرانى فى الكبير Dari Ibnu 'Umar RA, ia berkata : Seorang laki-laki yang memusuhi ayahnya datang kepada Nabi SAW lalu berkata : "Sesungguhnya ayahku telah mengambil hartaku (yang demikian itu bagaimana ya Rasulullah ?". Maka beliau SAW bersabda : "Kamu dan hartamu adalah termasuk hasil usaha ayahmu". [HR. Al-Bazzar dan Thabrani di dalam Al-Kabir] عَنْ اَبِى بُرْدَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَفْضَلُ كَسْبِ الرَّجُلِ وَلَدُهُ وَ كُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ. الطبرانى فى الكبير Dari Abu Burdah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Hasil karya seorang laki-laki yang paling utama adalah anaknya, dan setiap jual beli yang baik". [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir]

Ridla Allah tergantung ridla kedua orang tua.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: رِضَا اللهِ فِى رِضَا اْلوَالِدِ وَ سُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ اْلوَالِدِ. الترمذى و ابن حبان و الحاكم
Dari 'Abdullah bin 'Amr RA, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ridla Allah itu tergantung ridlanya ayah dan kemarahan Allah itu tergantung kemarahan ayah". [HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: رِضَا الرَّبِّ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى فِى رِضَا اْلوَالِدَيْنِ وَ سُخْطُ اللهِ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى فِى سُخْطِ اْلوَالِدَيْنِ. البزار
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Ridla Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantung ridla kedua orang tua dan kemarahan Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantunng kemarahan kedua orang tua". [HR. Al-Bazzar]

Berkata yang baik atau diam

Berkata yang baik atau diam
Firman Allah SWT :
وَ مَنْ اَحْسَنُ قَوْلاً مّمَّنْ دَعَآ اِلىَ اللهِ وَ عَمِلَ صَالِحًا وَ قَالَ اِنَّنِيْ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ. فصلت:33
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ?”. [QS. Al-Qalam : 10-13]
وَ قُلْ لّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ، اِنَّ الشَّيْطنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ، اِنَّ الشَّيْطنَ كَانَ لِـْلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا. الاسراء:53
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya syaithan itu (suka) menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. [QS. Al-Israa’ : 53]

12/05/2013

Berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah di masa kerusakan ummat

Berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah
di masa kerusakan ummat
Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ، اِلَى اللهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. المائدة: 105
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [QS. Al-Maaidah : 105]
Hadits Rasulullah SAW :
عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِىّ قَالَ: اَتَيْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِىَّ فَقُلْتُ لَهُ كَيْفَ تَصْنَعُ فِى هذِهِ اْلآيَةِ قَالَ: اَيَّةُ آيَةٍ؟ قُلْتُ: قَوْلُهُ: ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ، لاَ يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ، لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص، قَالَ: بَلِ ائْتَمِرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً وَ اِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْىٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَ دَعِ الْعَوَامَّ فَاِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامًا الصَّبْرُ فِيْهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِنَّ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ. قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ: وَزَادَنِى غَيْرُ عُتْبَةَ، قِيلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَجْرُ خَمْسِيْنَ رَجُلاً مِنَّا اَوْ مِنْهُمْ؟ قَالَ: لاَ، بَلْ اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. الترمذى 4: 323، رقم: 5051
Dari Abu Umayyah Asy-Syabaniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsalabah Al-Khusyaniy, aku bertanya, Hai Abu Tsalabah, bagaimana pendapatmu tentang ayat ini ?". Abu Tsa'labah balik bertanya, "Ayat yang mana ?". Aku berkata, "Yaitu firman Allah Ta'aalaa "Yaa ayyuhalladziina aamanuu alaikum anfusakum laa yadlurrukum man dlolla idzahtadaitum" Al-Maaidah : 105. Abu Tsa'labah berkata, Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, Tetapi hendaklah kalian amar maruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan dithaati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari yang shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar maruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti kalian. 'Abdullah bin Mubarak berkata : Dan menambahkan kepadaku selain 'Uqbah, ada yang bertanya, Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari kami atau dari mereka ?. Beliau menjawab, Pahala lima puluh orang dari kalian. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 323, no. 5051]
عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيّ، قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ اْلخُشَنِيَّ فَقُلْتُ: يَا اَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُوْلُ فِى هذِهِ اْلايَةِ عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: بَلْ اِئْتَمِرُوْا بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً فَاِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِى بِنَفْسِكَ وَ دَعْ عَنْكَ اْلعَوَامَّ، فَاِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامَ الصَّبْرِ. الصَّبْرُ فِيْهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى اْلجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِمْ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ مِثْلَ عَمَلِهِ. وَ زَادَانِى غَيْرُهُ. يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. ابو داود 4: 123
Dari Abu Umayyah Asy-Syabaniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsalabah, aku bertanya, Hai Abu Tsalabah, bagaimana pendapatmu tentang ayat alaikum anfusakum ? Al-Maaidah : 105. Ia berkata, Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, Tetapi hendaklah kalian amar maruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan dithaati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar maruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti dia. Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?. Beliau menjawab, Pahala lima puluh orang dari kalian. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ اَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرّ مَخَافَةَ اَنْ يُدْرِكَنِيْ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا كُنَّا فِيْ جَاهِلِيَّةٍ وَ شَرّ فَجَاءَنَا اللهُ بِهذَا اْلخَيْرِ. فَهَلْ بَعْدَ هذَا اْلخَيْرِ مِنْ شَرّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قُلْتُ: وَ هَلْ بَعْدَ ذلِكَ الشَّرّ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: نَعَمْ، وَ فِيْهِ دَخَنٌ. قُلْتُ: وَ مَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: قَوْمٌ يَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِيْ، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَ تُنْكِرُ. قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ ذلِكَ اْلخَيْرِ مِنْ شَرّ؟ قَالَ: نَعَمْ، دُعَاةٌ اِلَى اَبْوَابِ جَهَنَّمَ. مَنْ اَجَابَهُمْ اِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا. قَالَ: هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَ يَتَكَلَّمُوْنَ بِاَلْسِنَتِنَا. قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِيْ اِنْ اَدْرَكَنِيْ ذلِكَ؟ قَالَ: تَلْزَمُ جَمَاعَةَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اِمَامَهُمْ. قُلْتُ: فَاِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَ لاَ اِمَامٌ؟ قَالَ: فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَ لَوْ اَنْ تَعَضَّ بِاَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ اْلمَوْتُ وَ اَنْتَ عَلَى ذلِكَ. البخارى 4: 178
Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata : Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena khawatir kalau keburukan itu akan menimpa saya. Saya bertanya, Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di masa jahiliyah dan dalam keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada lagi keburukan ?. Nabi SAW menjawab, Ya. Saya bertanya lagi, Dan apakah setelah keburukan itu akan ada lagi kebaikan ?. Nabi SAW menjawab, Ya. Dan padanya ada asap kelabu (percampuran yang baik dan yang buruk). Saya bertanya, Apa itu yang dimaksud asap ?. Nabi SAW menjawab, Ada suatu kaum yang memakai petunjuk bukan dengan petunjukku, kamu mengenal mereka dan mengingkarinya. Saya bertanya, Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan ?. Nabi SAW menjawab, Ya, yaitu orang-orang yang menyeru ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang menyambut seruan mereka (mengikutinya), maka mereka akan melemparkannya ke Jahannam. Saya bertanya lagi, Ya Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat mereka kepada kami. Nabi SAW bersabda, Mereka adalah orang-orang dari daging kulit kita sendiri, dan mereka berbicara dengan lisan kita. Saya bertanya lagi. Lalu apa yang engkau perintahkan kepada saya jika saya mendapati yang demikian itu ?. Beliau bersabda, Tetaplah kamu menetapi jamaah muslimin dan imam mereka. Saya bertanya lagi, Jika tidak ada jamaah muslimin dan imam (lalu bagaimana) ?. Beliau bersabda, Tinggalkanlah firqah-firqah itu semuanya, meskipun kamu harus menggigit akar-akar pohon sehingga mati menjemputmu, sedangkan kamu dalam keadaan demikian itu. [HR. Bukhari juz 4, hal. 178]
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبّ تَبِعْتُمُوْهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، آلْيَهُوْدُ وَ النَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟ البخارى 8: 151
Dari Abu Said Al-Khudriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya. Kami (shahabat) bertanya, Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ?. Beliau bersabda, Lalu, siapa lagi ?. [HR. Bukhari juz 8, hal. 151]
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَتَتْبَعُنَّ سُنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا فِى جُحْرِ ضَبّ َلاتَّبَعْتُمُوْهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، آلْيَهُوْدُ وَ النَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟ مسلم 4: 2054
Dari Abu Said Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya. Kami (shahabat) bertanya, Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ?. Beliau bersabda, Lalu, siapa lagi ?. [HR. Muslim juz 4, hal. 2054]
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى ظَاهِرِيْنَ عَلَى اْلحَقّ. لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ اَمْرُ اللهِ وَ هُمْ كَذلِكَ. مسلم 3: 1523، رقم: 170
Dari Tsauban, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Akan selalu ada segolongan dari ummatku yang menampakkan kebenaran. Tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya, sehingga Allah mendatangkan perintah-Nya, sedangkan mereka tetap demikian itu. [HR. Muslim juz 3, hal. 1523, no. 170]
عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى قَائِمَةً بِاَمْرِ اللهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ اَوْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ اَمْرُ اللهِ وَ هُمْ ظَاهِرُوْنَ عَلَى النَّاسِ. مسلم 3: 1524، رقم: 174
Dari Muawiyah, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Selalu ada segolongan dari ummatku yang menegakkan perintah Allah, tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya atau menyelisihinya, sehingga datang keputusan Allah dan mereka tetap ada di tengah-tengah manusia. [HR. Muslim juz 3, hal. 1524, no. 174]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. الترمذى 4: 129
Dari Abdullah bin Masud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula, maka berbahagialah orang-orang yang asing. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 129, no. 2764]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَدَأَ اْلاِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. مسلم 1: 130
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula asing. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing. [HR Muslim juz 1, hal. 130]
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. الطبرانى فى الكبير 6: 164، رقم: 5867
Dari Sahl bin Sad As-Saaidiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing. Para shahabat bertanya, Siapakah orang yang asing itu ya Rasulullah ?. Beliau bersabda, Yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika manusia dalam keadaan rusak. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 6, hal. 164, no. 5867]
~oO[ @ ]Oo~

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...