11/19/2013

Sabar mengdapi musibah 3

Shabar menghadapi mushibah (3)
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رض اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ يَمْرَضُ مُؤْمِنٌ وَ لاَ مُؤْمِنَةٌ وَ لاَ مُسْلِمٌ وَ لاَ مُسْلِمَةٌ اِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ خَطِيْئَتَهُ. و فِى رواية اِلاَّ حَطَّ اللهُ عَنْهُ مِنْ خَطَايَاهُ. احمد و البزار و ابو يعلى
Dari Jabir bin Abdullah RA, bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sakit orang mukmin maupun mukminah, muslim maupun muslimah, kecuali dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahannya”. Dan dalam satu riwayat, “Kecuali Allah menghapus kesalahan-kesalahan darinya”. [HR. Ahmad, Al-Bazzar dan Abu Ya’la]

Shabar menghadapi mushibah (2) عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لَيَقُوْلُ لِلْمَلاَئِكَةِ اِنْطَلِقُوْا اِلَى عَبْدِى فَصُبُّوْا عَلَيْهِ اْلبَلاَءَ صَبًّا، فَيَحْمَدُ اللهَ فَيَرْجِعُوْنَ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا رَبَّنَا صَبَبْنَا عَلَيْهِ اْلبَلاَءَ صَبًّا كَمَا اَمَرْتَنَا، فَيَقُوْلُ: اِرْجِعُوْا فَاِنِّى اُحِبُّ اَنْ اَسْمَعَ صَوْتَهُ. الطبرانى فى الكبير Dari Abu Umamah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat, “Pergilah kalian kepada hamba-Ku lalu timpakanlah cobaan padanya”. Lalu hamba itu memuji kepada Allah. Maka para malaikat itu kembali dan berkata, “Wahai Tuhan kami, kami telah menimpakan cobaan sebagaimana Engkau perintahkan kepada kami”. Maka Allah berfirman, “Kembalilah kalian, karena sesungguhnya Aku senang mendengar suara/doanya”. [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir] عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ وَ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَا يُصِيْبُ اْلمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ وَ لاَ وَصَبٍ وَ لاَ هَمٍّ وَ لاَ حَزَنٍ وَ لاَ اَذًى وَ لاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُّهَا اِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا خَطَايَاهُ. البخارى Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah menimpa kepada orang mukmin berupa kepayahan, penyakit, duka cita, kesusahan, gangguan dan tidak pula kesedihan hati, hingga terkena duripun kecuali dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahannya”. [HR. Bukhari]. عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ مُصِيْبَةٍ تُصِيْبُ اْلمُسْلِمَ اِلاَّ كَفَّرَ اللهُ عَنْهُ بِهَا حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُّهَا. البخارى و مسلم Dari ‘Aisyah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu mushibah menimpa kepada orang muslim, kecuali dengannya Allah menghapus dosa-dosanya, hingga duri yang mengenainya”. [HR. Bukhari dan Muslim] و فى رواية لمسلم: لاَ يُصِيْبُ اْلمُؤْمِنَ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا اِلاَّ نَقَصَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطِيْئَتِهِ. Dan di dalam riwayat Muslim, “Tidaklah sebuah duripun yang mengenai orang mukmin atau yang lebih dari itu, kecuali dengannya Allah mengurangi dosa-dosanya”. عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا يَزَالُ اْلبَلاَءُ بِاْلمُؤْمِنِ وَ اْلمُؤْمِنَةِ بِنَفْسِهِ وَ وَلَدِهِ وَ مَالِهِ حَتَّى يَلْقَ اللهَ تَعَالَى وَ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ. الترمذى و قال حديث حسن صحيح، و الحاكم و قال صحيح على شرط مسلم Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Terus menerus cobaan menimpa kepada orang mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia bertemu kepada Allah Ta’ala dalam keadaan tidak punya dosa”. [HR. Tirmidzi, ia berkata : Hadits hasan shahih, dan Hakim ia berkata : Shahih atas syarath Muslim] عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اُصِيْبَ بِمُصِيْبَةٍ بِمَالِهِ اَوْ فِى نَفْسِهِ فَكَتَمَهَا وَ لَمْ يَشْكُهَا اِلَى النَّاسِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ اَنْ يَغْفِرَ لَهُ. الطبرانى Dari Ibnu Abbas RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ditimpa mushibah pada hartanya, atau dirinya, lalu dia menyembunyikannya dengan tidak mengeluh kepada manusia, maka haq atas Allah untuk mengampuninya”. [HR. Thabrani] عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: اَتَى رَسُوْلُ اللهِ ص شَجَرَةً فَهَزَّهَا حَتَّى تَسَاقَطَ وَرَقُهَا مَا شَاءَ اللهُ اَنْ يَتَسَاقَطَ، ثُمَّ قَالَ: اَلْمُصِيْبَاتُ وَ اْلاَوْجَاعُ اَسْرَعُ فِى ذُنُوْبِ ابْنِ آدَمَ مِنِّى فِى هذِهِ الشَّجَرَةِ. ابن ابى الدنيا و ابو يعلى Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Rasulullah SAW mendatangi sebuah pohon, lalu menggoyangkannya hingga daun-daunnya berguguran banyak sekali. Kemudian beliau bersabda, “Mushibah-mushibah dan sakit itu lebih cepat menggugurkan dosa-dosa anak Adam daripada aku menggugurkan (daun-daun) pohon ini”. [HR. Ibnu Abid-Dunya dan Abu Ya’la] عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيِّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ اْلمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ وَ لاَ حَزَنٍ وَ لاَ وَصَبٍ حَتَّى اَلْهَمِّ يَهُمُّهُ اِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ عَنْهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ. ابن ابى الدنيا و الترمذى و قال حديث حسن Dari Abu Sa’id Al-Khudriy RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sesuatu menimpa orang mukmin berupa lelah, susah, sakit, hingga kesedihan, kecuali dengannya Allah menghapuskan kesalahan-kesalahannya”. [HR. Ibnu Abid-Dunya dan Tirmidzi, ia berkata : Hadits Hasan] عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: وَصَبُ اْلمُؤْمِنِ كَفَّارَةٌ لِخَطَايَاهُ. ابن ابى الدنيا و الحاكم و قال صحيح الاسناد Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sakitnya orang mukmin adalah kaffarah dosa-dosanya”. [HR. Ibnu Abid Dunya dan Hakim, ia berkata : Shahih sanadnya] عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اشْتَكَى اْلعَبْدُ اْلمُؤْمِنُ اَخْلَصُهُ اللهُ مِنَ الذُّنُوْبِ كَمَا يُخَلِّصُ اْلكِيْرُ خَبَثَ اْلحَدِيْدِ. ابن ابى الدنيا و الطبرانى و اللفظ له و ابن حبان فى صحيحه Dari ‘Aisyah RA bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila seorang hamba mukmin mengaduh karena sakit, maka Allah membersihkannya dari dosa-dosa sebagaimana apinya tukang pandai besi membersihkan kotoran besi”. [HR. Ibnu Abid Dunya, Thabrani lafadh itu baginya dan Ibnu Hibban di dalam Shahihnya] عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَا ضَرَبَ عَلَى مُؤْمِنٍ عِرْقٌ قَطُّ اِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ عَنْهُ خَطِيْئَةً وَكَتَبَ لَهُ حَسَنَةً وَ رَفَعَ لَهُ دَرَجَةً. ابن ابى الدنيا و الطبرانى باسناد حسن و اللفظ له و الحاكم و قال صحيح الاسناد Dari ‘Aisyah RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu penyakit mengenai orang mukmin kecuali dengannya Allah menghapus kesalahannya, mencatat kebaikan untuknya, dan mengangkat derajatnya”. [HR. Ibnu Abid Dunya, Thabrani lafadh itu baginya dan Hakim, ia berkata : Shahih sanadnya] عَنْ اَبِى مُوْسَى رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا مَرِضَ اْلعَبْدُ اَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيْمًا صَحِيْحًا. البخارى و ابو داود Dari Abu Musa RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba sedang sakit atau sedang musafir, akan dicatat baginya seperti apa yang biasa diamalkan sewaktu tidak bepergian dan sewaktu sehat”. [HR. Bukhari dan Abu Dawud] عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَا مِنْ اَحَدٍ مِنَ النَّاسِ يُصَابُ مِنْ بَلاَءٍ فِى جَسَدِهِ اِلاَّ اَمَرَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ اْلمَلاَئِكَةَ الَّذِيْنَ يَحْفَظُوْنَهُ، قَالَ: اُكْتُبُوْا لِعَبْدِى لِكُلِّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ مَا كَانَ يَعْمَلُ مِنْ خَيْرٍ مَا كَانَ فِى وَثَاقِى. احمد و اللفظ له و الحاكم و قال صحيح على شرطهما Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidaklah seorangpun dari manusia yang ditimpa suatu balak pada jasadnya kecuali Allah memerintah kepada para malaikat yang menjaganya. Allah berfirman, “Catatlah untuk hamba-Ku setiap hari dan malam apa-apa yang biasa dikerjakan berupa kebaikan selama dia tetap thaat kepada-Ku”. [HR. Ahmad, lafadh itu baginya dan Hakim, ia berkata : Shahih atas syarath Bukhari Muslim] و فى رواية لاحمد قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا كَانَ عَلَى طَرِيْقَةٍ حَسَنَةٍ مِنَ اْلعِبَادَةِ ثُمَّ مَرِضَ، قِيْلَ لِلْمَلَكِ اْلمُوَكَّلِ بِهِ: اُكْتُبْ لَهُ مِثْلَ عَمَلِهِ اِذَا كَانَ طَلِيْقًا حَتَّى اُطْلِقَهُ اَوْ اَكْفِتَهُ اِلَيَّ. و اسناده حسن Dan dalam satu riwayat bagi Ahmad, dikatakan : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila tetap dengan beribadah pada jalan yang baik, kemudian dia sakit, dikatakan kepada malaikat yang diserahinya, “Tulislah baginya seperti amalnya diwaktu sehat, hingga dia sembuh kembali atau Aku mewafatkannya”. عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا ابْتَلَى اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ اْلبَعْدَ اْلمُسْلِمَ بِبَلاَءٍ فِى جَسَدِهِ قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ لِلْمَلَكِ اُكْتُبْ لَهُ صَالِحَ عَمَلِهِ الَّذِى كَانَ يَعْمَلُ، وَ اِنْ شَفَاهُ غَسَلَهُ وَ طَهَّرَهُ. وَ اِنْ قَبَضَهُ غَفَرَ لَهُ وَ رَحِمَهُ. احمد و رواته ثقات Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah ’Azza wa Jalla memberi cobaan kepada hamba-Nya yang muslim dengan cobaan pada jasadnya, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman kepada malaikat, “Catatlah untuknya kebaikan amalnya yang biasa dia kerjakan”. Dan jika Allah memberinya kesembuhan, Allah mensucikan-nya dan membersihkannya, dan jika Allah mencabutnya (mewafat-kannya) Allah mengampuni dan memberinya rahmat”. [HR. Ahmad dan para perawinya tsiqat] عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ عَبْدٍ يَمْرَضُ مَرَضًا اِلاَّ اَمَرَ اللهُ حَافِظَهُ اِنَّ مَا عَمِلَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَلاَ يَكْتُبُهَا. وَ مَا عَمِلَ مِنْ حَسَنَةٍ اَنْ يَكْتُبَهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ وَ اَنْ يَكْتُبَ لَهُ مِنَ اْلعَمَلِ الصَّالِحِ كَمَا كَانَ يَعْمَلُ وَ هُوَ صَحِيْحٌ وَ اِنْ لَمْ يَعْمَلْ. ابو يعلى و ابن ابى الدنيا Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang sedang sakit kecuali Allah memerintahkan kepada penjaganya bahwa apa yang telah ia kerjakan berupa kejelekan maka tidak usah dicatatnya, dan apa yang telah ia kerjakan berupa kebaikan, malaikat supaya mencatatnya sepuluh kebaikan dansupaya mencatat untuknya amal shaleh sebagai mana yang dikerjakan di waktu ia sehat, meskipun (di waktu sakit itu) dia tidak mengerjakan”. [HR. Abu Ya’la dan Ibnu Abid Dunya] عَنْ بُرَيْدَةَ اْلاَسْلاَمِيِّ رض قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: مَا اَصَابَ رَجُلاً مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ نَكْبَةٌ فَمَا فَوْقَهَا حَتَّى ذَكَرَ الشَّوْكَةَ اِلاَّ ِلاِحْدَى خَصْلَتَيْنِ: اِمَّا لِيَغْفِرَ اللهُ لَهُ مِنَ الذُّنُوْبِ ذَنْبًا لَمْ يَكُنْ لِيَغْفِرَهُ لَهُ اِلاَّ بِمِثْلِ ذلِكَ، اَوْ يَبْلُغَ بِهِ مِنَ اْلكَرَامَةِ كَرَامَةً لَمْ يَكُنْ لِيَبْلُغَهَا اِلاَّ بِمِثْلِ ذلِكَ. ابن ابى الدنيا Dari Buraidah Al-Aslamiy RA ia berkata : Aku mendengar Nabi SAW bersabda, “Tidaklah suatu bencana menimpa seseorang dari kaum muslimin atau yang lebih ringan dari itu hingga beliau menyebutkan sebuah duri, kecuali untuk salah satu dari dua hal. Ada kalanya supaya Allah mengampuni dosanya yang Allah tidak mengampuninya kecuali dengan hal seperti itu. Atau dengannya Allah menyampaikannya kepada kemulyaan yang Allah tidak menyampaikannya kecuali dengan hal seperti itu”. [HR. Ibnu Abid-Dunya] عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَجَبٌ لِلْمُؤْمِنِ وَ جَزَعِهِ مِنَ السَّقَمِ، وَ لَوْ كَانَ يَعْلَمُ مَا لَهُ مِنَ السَّقَمِ اَحَبَّ اَنْ يَكُوْنَ سَقِيْمًا الدَّهْرَ، ثُمَّ اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص رَفَعَ رَأْسَهُ اِلَى السَّمَاءِ فَضَحِكَ فَقِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مِمَّ رَفَعْت رَأْسَكَ اِلَى السَّمَاءِ وَ ضَحِكْتَ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَجِبْتُ مِنْ مَلَكَيْنِ كَانَا يَلْتَمِسَانِ عَبْدًا فِى مُصَلًّى كَانَ يُصَلِّي فِيْهِ فَلَمْ يَجِدَاهُ فَرَجَعَا فَقَالاَ: يَا رَبَّنَا عَبْدُكَ فُلاَنٌ كُنَّا نَكْتُبُ لَهُ فِى يَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ. عَمَلَهُ الَّذِى كَانَ يَعْمَلُ فَوَجَدْنَاهُ حَبَسْتَهُ فِى حِبَالِكَ. قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالىَ: اُكْتُبُوْ لِعَبْدِى عَمَلَهُ الَّذِى كَانَ يَعْمَلُ فِى يَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ وَ لاَ تَنْقُصُوْا مِنْهُ شَيْئًا وَ عَلَيَّ اَجْرُهُ مَا حَبَسْتُهُ وَ لَهُ اَجْرُ مَا كَانَ يَعْمَلُ. ابن ابى الدنيا و الطبرانى فى الاوسط Dari Ibnu Mas’ud RA ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesuatu hal yang mengagumkan orang mukmin dan kesusahannya karena sakit, seandainya dia mengetahui apa yang dia dapatkan dari sakit itu, ia akan senang kalau dia sakit sepanjang tahun”. Kemudian Rasulullah SAW mengangkat kepalanya ke langit lalu tertawa. Ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, apa sebabnya engkau mengangkat kepalamu ke langit lalu tertawa ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Aku heran pada dua malaikat yang mencari seorang hamba di mushalla yang dia biasa shalat di dalamnya, tetapi kedua malaikat itu tidak mendapatinya, lalu keduanya kembali dan berkata, “Wahai Tuhan kami, hamba-Mu si fulan yang biasa kami mencatat amalnya yang dia lakukan siang dan malam, kami mendapatinya dia tertahan karena sakit”. Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman, “Catatlah untuk hamba-Ku amalnya yang biasa dia kerjakan siang dan malamnya dan jangan kamu kurangi sedikitpun, dan menjadi tanggungan-Ku pahalanya selama Aku menahannya, dan ia akan mendapatkan pahala sebagaimana yang biasa ia kerjakan”. [HR. Ibnu Abid Dunya dan Thabrani]

Shabar menghadapi mushibah (2)
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لَيَقُوْلُ لِلْمَلاَئِكَةِ اِنْطَلِقُوْا اِلَى عَبْدِى فَصُبُّوْا عَلَيْهِ اْلبَلاَءَ صَبًّا، فَيَحْمَدُ اللهَ فَيَرْجِعُوْنَ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا رَبَّنَا صَبَبْنَا عَلَيْهِ اْلبَلاَءَ صَبًّا كَمَا اَمَرْتَنَا، فَيَقُوْلُ: اِرْجِعُوْا فَاِنِّى اُحِبُّ اَنْ اَسْمَعَ صَوْتَهُ. الطبرانى فى الكبير
Dari Abu Umamah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat, “Pergilah kalian kepada hamba-Ku lalu timpakanlah cobaan padanya”. Lalu hamba itu memuji kepada Allah. Maka para malaikat itu kembali dan berkata, “Wahai Tuhan kami, kami telah menimpakan cobaan sebagaimana Engkau perintahkan kepada kami”. Maka Allah berfirman, “Kembalilah kalian, karena sesungguhnya Aku senang mendengar suara/doanya”. [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ وَ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَا يُصِيْبُ اْلمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ وَ لاَ وَصَبٍ وَ لاَ هَمٍّ وَ لاَ حَزَنٍ وَ لاَ اَذًى وَ لاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُّهَا اِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا خَطَايَاهُ. البخارى
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah menimpa kepada orang mukmin berupa kepayahan, penyakit, duka cita, kesusahan, gangguan dan tidak pula kesedihan hati, hingga terkena duripun kecuali dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahannya”. [HR. Bukhari].

Shabar menghadapi mushibah (1)

Shabar menghadapi mushibah
Firman Allah SWT :
وَ لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مّنَ اْلخَوْفِ وَ اْلجُوْعِ وَ نَقْصٍ مّنَ اْلاَمْوَالِ وَ اْلاَنْفُسِ وَ الثَّمَرَاتِ وَ بَشّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ اِذَا اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْآ اِنَّا ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. اُولئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مّنْ رَّبّهِمْ وَ رَحْمَةٌ، وَ اُولئِكَ هُمُ اْلمُهْتَدُوْنَ. البقرة:155-157
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang shabar, (155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa mushibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun" (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (157) [QS. Al-Baqarah : 155-157]
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَ مَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ وَّ لَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْآ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. النحل:96
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang shabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. An-Nahl : 96]
اِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ. الزمر:10
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bershabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [QS. Az-Zumar : 10]

Keutamaan mengingat mati (2)

Keutamaan mengingat mati (2)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. قَالَ: قُلْنَا: يَا نَبِيَّ اللهِ، اِنَّا لَنَسْتَحْيِى وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، قَالَ: لَيْسَ ذلِكَ، وَ لكِنِ اْلاِسْتِحْيَاءُ مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ اَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَ مَا وَعَى وَ تَحْفَظَ اْلبَطْنَ وَ مَا حَوَى وَ لْتَذْكُرِ اْلمَوْتَ وَ اْلبِلَى، وَ مَنْ اَرَادَ اْلآخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الدُّنْيَا. فَمَنْ فَعَلَ ذلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. الترمذى
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Malulah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. Ibnu Mas’ud berkata : Kami berkata, “Ya Nabiyallah, sesungguhnya kami sudah malu. Alhamdu lillah”. Nabi SAW bersabda, “Bukan demikian, tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu ialah kamu menjaga kepalamu dan apa yang dimasukkannya, kamu menjaga perut dan apa yang dihimpunnya, hendaklah kamu ingat mati dan kehancuran. Barangsiapa menginginkan akhirat dan meninggalkan hiasan dunia, maka orang yang melakukan demikian, sungguh dia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. [HR. Tirmidzi]

Keutamaan mengingat mati

Keutamaan mengingat mati (1)
Firman Allah SWT :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ اْلمَوْتِ وَ نَبْلُوْكُمْ بِالشَّرّ وَ اْلخَيْرِ فِتْنَةً، وَ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ. الانبياء:35
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [QS. Al-Anbiyaa’ : 35]
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّه مُلاَقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلى عَالِمِ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ فَيُنَبّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. الجمعة:8
Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [QS. Al-Jum’ah : 8]
اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ اْلمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ. النساء:78
Di manasaja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, [QS. An-Nisaa’ : 78]

Taubat kepada Allah

Taubat kepada Allah (2)

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى، وَ اَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذْكُرُنِى، وَ اللهِ، َللهُ اَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ اَحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتَهُ بِاْلفَلاَةِ، وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ اِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ اِلَيْهِ بَاعًا، وَ اِذَا اَقْبَلَ اِلَيَّ يَمْشِى اَقْبَلْتُ اِلَيْهِ اُهَرْوِلُ. مسلم و اللفظ له و البخارى بنحوه
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Allah 'Azza wa Jalla berfirman, “Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya di mana saja ia mengingat-Ku”. (Nabi SAW bersabda), “Demi Allah, sesungguhnya Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya daripada seseorang dari kalian mendapatkan kembali barang-barangnya yang hilang di padang pasir”. (Allah berfirman), “Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Dan apabila dia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. [HR. Muslim dan Bukhari seperti itu].
عَنْ يَزِيْدَ بْنِ نُعَيْمٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا ذَرٍّ اْلغِفَارِيَّ رض وَ هُوَ عَلَى اْلمِنْبَرِ بِاْلفُسْطَاطِ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: مَنْ تَقَرَّبَ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ شِبْرًا تَقَرَّبَ اِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيْهِ ذِرَاعًا تَقَرَّبَ اِلَيْهِ بَاعًا، وَ مَنْ اَقْبَلَ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ مَاشِيًا اَقْبَلَ اِلَيْهِ مُهَرْوِلاً، وَ اللهُ اَعْلَى وَ اَجَلُّ، وَ اللهُ اَعْلَى وَ اَجَلُّ، وَ اللهُ اَعْلَى وَ اَجَلُّ. احمد و الطبرانى و اسنادهما حسن
Dari Yazid bin Nu’aim, ia berkata : Saya pernah mendengar Abu Dzar Al-Ghifari berkhutbah di atas mimbar ketika di kota Fusthath, ia berkata : Saya mendengar Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang mendekat kepada Allah ‘Azza wa Jalla sejengkal, Dia akan mendekat kepadanya sehasta. Barangsiapa mendekat kepada-Nya sehasta, Dia akan mendekat kepada hamba itu sedepa. Barangsiapa yang datang kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan berjalan, Allah akan mendekat kepada hamba itu dengan berlari. Dan Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia. Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia. Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia”. [HR. Ahmad dan Thabrani dan sanad kedua-duanya hasan].

Taubat kepada Allah

Taubat kepada Allah (1)
Firman Allah SWT :
قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا، اِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. وَ اَنِيْبُوْا اِلى رَبّكُمْ وَ اَسْلِمُوْا لَه مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُوْنَ. وَ اتَّبِعُوْا اَحْسَنَ مَا اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مّنْ رَبّكُمْ مّنْ قَبْلِ اَنْ يَّاْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَّ اَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُوْنَ. الزمر:53
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguh-nya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, [QS. Az-Zumar : 53-55]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا تُوْبُوْا اِلى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًا، عَسى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفّرَ عَنْكُمْ سَيّئَاتِكُمْ وَ يُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِى اللهُ النَّبِيَّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْا مَعَه، نُوْرُهُمْ يَسْعى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَ بِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَ اغْفِرْ لَنَا، اِنَّكَ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. التحريم:8
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". [QS. At-Tahriim : 8]
وَ الَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ، وَ مَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اللهُ، وَ لَمْ يُصِرُّوْا عَلى مَا فَعَلُوْا وَ هُمْ يَعْلَمُوْنَ. اُولئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مّنْ رَّبّهِمْ وَ جَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا، وَ نِعْمَ اَجْرُ الْعَامِلِيْنَ. ال عمران : 135-136
Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. [QS. Ali Imran : 135-136]
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولئِكَ يَتُوْبُ اللهُ عَلَيْهِمْ، وَ كَانَ اللهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا. وَ لَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيّئَاتِ حَتّى اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ اِنّيْ تُبْتُ اْلئنَ وَ لاَ الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَ هُمْ كُفَّارٌ، اُولئِكَ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا. النساء:17-18
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan, "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. [QS. An-Nisaa’ : 17-18]

11/13/2013

Allah Maha Pencipta (ke-3)

Allah Maha Pencipta (ke-3)

ياَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ(21) الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ اْلاَرْضَ فِرَاشًا وَّ السَّمَآءَ بِنَآءً وَّ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَخْرَجَ بِه مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ، فَلاَ تَجْعَلُوْا ِللهِ اَنْدَادًا وَّ اَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ(22) البقرة:
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (21)
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (22) [QS. Al-Baqarah : 21-22]
وَ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموتِ وَ اْلاَرْضَ بِاْلحَقّ، وَ يَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُ. قَوْلُهُ اْلحَقُّ، وَ لَهُ اْلمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ، علِمُ اْلغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ وَ هُوَ اْلحَكِيْمُ اْلخَبِيْرُ. الانعام: 73
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Anaam : 73]

Allah Maha Pencipta (ke-2)

Allah Maha Pencipta (ke-2)

سَبَّحَ ِللهِ مَا فِى السَّموتِ وَ اْلاَرْضِ، وَ هُوَ اْلعَزِيْزُ اْلحَكِيْمُ(1) لَه مُلْكُ السَّموتِ وَ اْلاَرْضِ، يُحْي وَ يُمِيْتُ، وَ هُوَ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ(2) هُوَ اْلاَوَّلُ وَ اْلاخِرُ وَ الظَّاهِرُ وَ اْلبطِنُ وَ هُوَ بِكُلّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ(3) هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموتِ وَ اْلاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوى عَلَى اْلعَرْشِ، يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى اْلارْضِ وَ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا، وَ هُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ، وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ(4) لَه مُلْكُ السَّموتِ وَ اْلاَرْضِ، وَ اِلَى اللهِ تُرْجَعُ اْلاُمُوْرُ(5) يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَ يُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ، وَ هُوَ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوُرِ(6) الحديد: 1-6
Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (1)
Kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(2)
Dialah Yang Awwal dan Yang Akhir, Yang Dhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (3)
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (4)
Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. (5)
Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati. (6) [QS. Al-Hadiid : 1-6]

Allah Maha Pencipta

Allah Maha Pencipta

اِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموتِ وَ اْلاَرْض فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوى عَلَى اْلعَرْشِ يُغْشِى الّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُه حَثِيْثًا وَ الشَّمْسَ وَ اْلقَمَرَ وَ النُّجُوْمَ مُسَخَّرتٍ بِاَمْرِه اَلاَ لَهُ اْلخَلْقُ وَ اْلامْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعلَمِيْنَ. الاعراف: 54
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. [QS. Al-Araaf : 54]

Semua Nabi beragama tauhid

Semua Nabi beragama tauhid
وَ لَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلّ اُمَّةٍ رَّسُوْلاً اَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ، فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللهُ وَ مِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّللَةُ، فَسِيْرُوْا فِى اْلارْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ اْلمُكَذّبِيْنَ. النحل: 36
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). [QS. An-Nahl : 36]
لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلى قَوْمِه فَقَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، اِنّيْ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ. الاعراف: 59
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa adzab hari yang besar (qiyamat). [QS. Al-Araaf : 59]

Fithrah manusia beragama tauhid

Fithrah manusia beragama tauhid

وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِيْ ادَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلى اَنْفُسِهِمْ اَلَسْتُ بِرَبّكُمْ، قَالُوْا بَلى شَهِدْنَا، اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ اْلقِيمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هذَا غَافِلِيْنَ. اَوْ تَقُوْلُوْآ اِنَّمَآ اَشْرَكَ ابَآؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرّيَّةً مّنْ بَعْدِهِمْ، اَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ اْلمُبْطِلُوْنَ. وَ كَذلِكَ نُفَصّلُ الايتِ وَ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ. الاعراف: 172-174
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu ?". Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (172)
atau agar kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?". (173)
Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (174) [QS. Al-Araaf : 172-174]

Islam adalah agama tauhid

Islam adalah agama Tauhid
Firman Allah SWT :
اِنَّ الدّيْنَ عِنْدَ اللهِ الاِسْلاَمُ، وَ مَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ اِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ اْلعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ، وَ مَنْ يَّكْفُرْ بِايتِ اللهِ فَاِنَّ اللهَ سَرِيْعُ اْلحِسَابِ.(19) فَاِنْ حَاجُّوْكَ فَقُلْ اَسْلَمْتُ وَجْهِيَ ِللهِ وَ مَنِ اتَّبَعَنِ، وَ قُلْ لّلَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ وَ الاُمّيّنَ ءَاَسْلَمْتُمْ، فَاِنْ اَسْلَمُوْا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَ اِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ اْلبَلغُ، وَ اللهُ بَصِيْرٌ بِاْلعِبَادِ. (20) ال عمران: 19-20
Sesungguhnya agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (19)
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah, "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi, "Apakah kamu (mau) masuk Islam ?". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (20) [QS. Ali Imraan : 19-20]

Amar Ma'ruf, Nahi Mungkar

Amar Ma'ruf, Nahi Mungkar
Firman Allah SWT :
وَ لْـتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلىَ اْلخَيْرِ وَ يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَـنْـهَـوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ، وَ اُولـئِكَ هُمُ اْلمُـفْـلِحُوْنَ. ال عمران:104
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru ke-pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung. [Ali 'Imran : 104]
كُـنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَـأْمُرُوْنَ بِـاْلمَعْرُوْفِ وَ تَـنْـهَـوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ تُـؤْمـِنُـوْنَ بِاللهِ، وَ لَـوْ امَنَ اَهْلُ اْلكِـتبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّـهُمْ، مِنْـهُمُ اْلمُـؤْمـِنُـوْنَ وَ اَكْـثَـرُهُمُ اْلـفسِقُـوْنَ. ال عمران:110
Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasiq. [Ali 'Imran : 110]

11/12/2013

Puasa Tasu'a dan'Asyura

Puasa Tasu'a dan'Asyura’

Tasu'a ialah hari yang ke-9 dari bulan Muharram, sedang 'Asyura’ adalah hari yang ke-10 dari bulan tersebut.
عَنْ عَائِشَةَ رَض قَالَتْ : كَانَتْ قُرَيْشٌ تَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ فِى اْلجَاهِلِيَّةِ وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَصُوْمُهُ. فَلَمَّا هَاجَرَ اِلَى اْلمَدِيْنَةِ صَامَهُ وَ اَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ شَهْرُ رَمَضَانَ، قَالَ: مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَ مَنْ شَاءَ تَرَكَهُ. البخارى و مسلم و الترمذى و ابو داود و ابن ماجه و احمد و مالك و الدارمى
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Adalah kaum Quraisy berpuasa ‘Asyura’ pada masa jahiliyah dan Rasulullah SAW juga berpuasa. Maka setelah berhijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa ‘Asyura’ dan memerintahkan pada para shahabat untuk berpuasa pada hari itu. Maka setelah diwajibkan puasa di bulan Ramadlan, lalu beliau bersabda, “Barangsiapa yang ingin berpuasa ‘Asyura’ silakan berpuasa, dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya silakan tidak berpuasa”. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik dan Darimiy]

11/11/2013

Nabi SAW menunaikan ibadah hajji (lanjutan)

Nabi SAW menunaikan ibadah hajji (lanjutan)

Muslim meriwayatkan : Kemudian datanglah ‘Ali RA dari Yaman dengan membawa unta Nabi SAW. Lalu ‘Ali mendapati Fathimah (istrinya) termasuk orang-orang yang sudah bertahallul, dan ia mengenakan pakaian yang longgar dan memakai celak. Melihat hal itu ‘Ali RA tidak berkenan, (sehingga ia merasa kecewa). Kemudian Fathimah berkata, “Sesungguhnya ayahku memerintahkan kepadaku yang demikian ini”. (Jabir bin ‘Abdullah) berkata : Dahulu ‘Ali bercerita ketika di Iraq : Lalu aku menemui Rasulullah SAW untuk mengadukan perbuatan Fathimah itu sambil meminta fatwa kepada Rasulullah SAW tentang hal itu. Dan aku katakan kepada beliau bahwa aku mengingkari apa yang diperbuat Fathimah itu. Beliau bersabda kepada ‘Ali, “Sesungguhnya istrimu telah melakukan sesuatu yang benar. Ia melakukan sesuatu yang benar. Lalu apa yang kamu ucapkan ketika akan berhajji ?”. ‘Ali menjawab, ”Saya mengucapkan : Alloohumma inii uhillu bimaa ahalla bihi rasuuluka (Ya Allah, sesungguhnya aku berihram sebagaimana Rasul-Mu berihram)”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku mempunyai hewan sembelihan, maka kamu tidak perlu bertahallul”.

Membaca talbiyah setelah memakai pakaian ihram

Membaca talbiyah setelah memakai pakaian ihram.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ تَلْبِيَةَ رَسُوْلِ اللهِ ص: لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، اِنَّ الْحَمْدَ وَ النّعْمَةَ لَكَ وَ الْمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ. مسلم 2: 841
Dari Abdullah bin Umar bahwasanya talbiyah Rasulullah SAW adalah, labbaik alloohumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, innal hamda wannimata laka wal mulk, laa syariika lak. (Kusambut panggilanMu ya Allah kusambut panggilanMu, kusambut panggilanMu tiada sekutu bagiMu kusambut panggilanMu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milikMu dan begitu pula kerajaan, tiada sekutu bagiMu). [HR. Muslim juz 2, hal. 841].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ اِذَا اسْتَوَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ قَائِمَةً عِنْدَ مَسْجِدِ ذِى اْلحُلَيْفَةِ اَهَلَّ فَقَالَ: لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، اِنَّ اْلحَمْدَ وَ النّعْمَةَ لَكَ وَ اْلمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ. مسلم 2: 842
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA bahwasanya Rasulullah SAW ketika telah berada di atas punggung untanya di sisi masjid Dzul Hulaifah, beliau membaca talbiyah, labbaik alloohumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, innal hamda wannimata laka wal mulk, laa syariika lak (Kusambut panggilanMu ya Allah kusambut panggilanMu, kusambut panggilanMu tiada sekutu bagiMu kusambut panggilanMu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milikMu dan begitu pula kerajaan, tiada sekutu bagiMu). [HR. Muslim juz 2, hal. 842]

Tahallul ‘umrah setelah sa’i bagi yang berhajji tamathu’

Tahallul umrah setelah sai bagi yang berhajji tamathu
عَنْ جَابِرٍ رض قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص مُهِلّيْنَ بِاْلحَجّ مَعَنَا النّسَاءُ وَ اْلوِلْدَانُ، فَلَمَّا قَدِمْنَا مَكَّةَ طُفْنَا بِاْلبَيْتِ وَ بِالصَّفَا وَ المَرْوَةِ فَقَالَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ هَدْيٌ فَلْيَحْلِلْ. قَالَ: قُلْنَا: اَيُّ اْلحِلّ؟ قَالَ: اْلحِلُّ كُلُّهُ. قَالَ: فَاَتَيْنَا النّسَاءَ وَ لَبِسْنَا الثّيَابَ وَ مَسِسْنَا الطّيْبَ. فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ التَّرْوِيَةِ اَهْلَلْنَا بِاْلحَجّ وَ كَفَانَا الطَّوَافُ اْلاَوَّلُ بَيْنَ الصَّفَا وَ اْلمَرْوَةِ، فَاَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ نَشْتَرِكَ فِي اْلاِبِلِ وَ اْلبَقَرِ كُلُّ سَبْعَةٍ مِنَّا فِي بَدَنَةٍ. مسلم 2: 882
Dari Jabir RA, ia berkata : Kami pergi bersama Rasulullah SAW berihram hajji, ikut bersama kami para wanita dan anak-anak. Setelah kami tiba di Makkah, kami lalu melakukan thawaf di Kabah, dan sai antara Shafa dan Marwah. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang tidak membawa hadyu (binatang sembelihan), hendaklah bertahallul. Jabir berkata : Kami bertanya, Apa sajakah yang dihalalkan ?. Rasulullah SAW menjawab, Halal semuanya. Jabir berkata : Lalu kami menggauli istri, memakai pakaian biasa, dan memakai minyak wangi. Ketika hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah), kami melakukan ihram hajji. Dan mencukupi pada kami thawaf yang pertama antara Shafa dan Marwah (bagi yang berhajji qiraan). Kemudian Rasulullah SAW menyuruh kami supaya gabungan menyembelih seekor unta atau lembu untuk tujuh orang. [HR. Muslim juz 2, hal. 882]

KEUTAMAAN IBADAH HAJI

Keutamaan Hajji
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ حَجَّ هذَا اْلبَيْتَ فَلَمْ يَرْفُثْ وَ لَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ. البخارى 2: 209
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, Barangsiapa yang berhajji ke Baitullah ini dan ia tidak berbuat rafats, tidak pula berbuat fasiq, maka ia pulang sebagaimana keadaan ketika diahirkan oleh ibunya. [HR. Bukhari juz 2, hal. 209]
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اْلحَجَّةُ اْلمَبْرُوْرَةُ لَيْسَ لَهَا جَزَاءٌ اِلاَّ اْلجَنَّةُ وَ اْلعُمْرَةُ اِلَى اْلعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا. النسائى 5: 112
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Hajji yang mabrur, tiada balasannya melainkan surga, dan antara umrah yang satu dan umrah yang berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang terjadi antara keduanya. [HR. Nasaaiy juz 5, hal. 112]

NABI SAW. MENUNAIKAN IBADA HAJJI

Nabi SAW menunaikan ibadah hajji.
Sebagaimana telah diketahui bahwa pada tahun ke-9 Hijriyah Nabi SAW telah memerintahkan Abu Bakar supaya memimpin jama’ah hajji kaum muslimin dari Madinah ke Makkah. Kemudian Nabi SAW memerintahkan pula kepada ‘Ali bin Abu Thalib supaya menyusul Abu Bakar yang telah berangkat lebih dahulu dengan membawa pengumuman penting yang baru diterima dari Allah dan supaya diumumkan kepada segenap jama’ah hajji, yang ketika itu masih terdiri dari jama’ah hajji kaum muslimin dan kaum musyrikin.
Setelah Ali bin Abu Thalib membacakan pengumuman dari Nabi SAW kepada jamaah hajji yang sedang berkumpul di Mina pada hari nahar tahun itu, maka sadarlah orang-orang musyrik Arab, dan yaqinlah mereka bahwa orang-orang yang masih tetap memeluk agama berhala tidak akan dapat mempertahankan diri lebih lama lagi, karena Nabi Muhammad SAW sudah terang-terangan memperlihatkan kekuatannya yang luar biasa, dengan dikeluarkannya larangan keras bahwa sesudah tahun itu orang-orang musyrikin tidak boleh mendekati Masjidil Haram. Pengumuman itu sebagaimana diriwayatkan Tirmidzi sebagai berikut :
عَنْ اَبِى اِسْحَاقَ عَنْ زَيْدِ بْنِ اُثَيْعٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَلِيًّا بِاَيّ شَيْءٍ بُعِثْتَ؟ قَالَ: بِاَرْبَعٍ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ اِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ، وَ لاَ يَطُوْفُ بِاْلبَيْتِ عُرْيَانٌ، وَ لاَ يَجْتَمِعُ اْلمُسْلِمُوْنَ وَ اْلمُشْرِكُوْنَ بَعْدَ عَامِهِمْ هذَا. وَ مَنْ كَانَ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ النَّبِيّ ص عَهْدٌ فَعَهْدُهُ اِلىَ مُدَّتِهِ. وَ مَنْ لاَ مُدَّةَ لَهُ فَاَرْبَعَةُ اَشْهُرٍ. الترمذى 2: 179
Dari Abu Ishaq, dari Zaid bin Utsai, ia berkata : Saya bertanya kepada Ali, Dengan apa kamu diutus ?. Ali menjawab, Aku diutus dengan empat hal. 1. Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim, 2. Seseorang tidak boleh thawaf di Baitullah dengan telanjang. 3. Tidak boleh berkumpul kaum muslimin bersama kaum musyrikin (menunaikan ibadah hajji) sesudah tahun ini. 4. Barangsiapa yang mempunyai janji antara dia dengan Nabi SAW, maka janjinya tetap berlaku sampai batas waktunya. Dan bagi yang tidak disebutkan batas waktunya, maka waktunya empat bulan. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 179]

11/07/2013

Menepati janji, Menyampaikan Amanat dan Larangan Khianat

Menepati janji, Menyampaikan Amanat dan Larangan Khianat
Firman Allah SWT :
يـاَيــُّهَا الَّذِيـْنَ امَـنُوْا اَوْفُوْا بِاْلعُقُوْدِ. المائدة:1
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. [Al-Maidah : 1]
وَ اَوْفُوْا بِعَهْدِيْ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْ، وَ اِيـَّايَ فَارْهَبُوْنِ. البقرة:40
Dan Penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).
[Al-Baqarah : 40]
وَ اَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَ لاَ تَـنْقُضُوا اْلاَيــْمَانَ بَعْدَ تَـوْكِـيْدِهَا وَ قَدْ جَعَلْـتُمُ اللهَ عَلَـيْكُمْ كَـفِيْلاً، اِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا تَـفْعَلُـوْنَ. النحل:91
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah(mu) sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. [An-Nahl : 91]
وَ اَوْفُوْا بِاْلعَهْدِ اِنَّ اْلعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْلاً. الاسراء:34
Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. [Al-Israa' : 34]

Cinta dan Benci Karena Allah

Cinta dan Benci Karena Allah
Firman Allah SWT :
وَ اعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّ لاَ تَـفَرَّقُوْا وَ اذْكُـرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَـيْكُمْ اِذْ كُـنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلـَّفَ بَـيْنَ قُـلُـوْبِكُمْ فَـاَصْبَحْتُمْ بِـنِـعْمَـتِه اِخْوَانــًا، وَ كُـنْـتُمْ عَلى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النـَّارِ فَـاَنــْقَذَكُمْ مِنْـهَا، كَذلِكَ يُـبَـيِّنُ اللهُ لَكُمْ ايـتِه لَعَلَّكُمْ تَـهْـتَدُوْنَ. ال عمران:103
Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (di masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [QS. Ali Imran : 103]
لَـقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنــْفُسِكُمْ عَـزِيـْزٌ عَلَـيْهِ مَا عَنِـتُّمْ حَرِيـْصٌ عَلَـيْكُمْ بِاْلمُؤْمـِنِـيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. التوبة:128
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [QS. At-Taubah : 128]

Dzikir Sesudah Shalat

Dzikir Sesudah Shalat
عَنْ ثَـوْبَانَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ، اسْتَغْـفَرَ ثَلاَثـًا وَ قَالَ: اَللّهُمَّ اَنـــْتَ السَّلاَمُ، وَ مِنْكَ السَّلاَمُ، تَـبَارَكْتَ ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. قَالَ اْلوَلـِيْدُ، قُلْتُ لِلاَوْزَاعِيِّ: كَيْفَ اْلاِسْتِغْـفَارُ؟ قَالَ: تَـقُوْلُ اَسْتَغْفِرُ اللهَ، اَسْتَغْفِرُ اللهَ. مسلم
Dari Tsauban, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila selesai dari shalatnya membaca istighfar tiga kali. Dan beliau membaca : "Alloohumma antas-salaam wa minkas-salaam tabaarokta dzal-jalaali wal-ikroom" (Ya Allah, Engkaulah Assalam dan dari Mu-lah keselamatan, Engkau Maha Tinggi wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kemulyaan). Berkata Al-Walid, lalu saya bertanya kepada Al-Auza'i : "Bagaimana istighfar itu ?" Dia menjawab : "Kamu mengucapkan Astaghfirullooh, astaghfirullooh". (Aku mohon ampun kepada Allah, aku mohon ampun kepada Allah) [HR. Muslim juz I hal. 414]
Keterangan :
a.  Hadits tersebut di dalam riwayat lain dengan redaksi "Yaa dzal-
     jalaali wal-ikroom".
b.  Al-Walid adalah seorang yang mendapatkan hadits tersebut dari Al-Auza'i.
عَنْ اَبِيْ هُرَ يـْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص، مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثـًا وَ ثَلاَثِـيْنَ. وَ حَمِدَ اللهَ ثَلاَثــًا وَ ثَلاَثِـيْنَ. وَ كَبَّرَ اللهَ ثَلاَثــًا وَ ثَلاَثِــيْنَ، فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَ تِسْعُوْنَ. وَ قَالَ تَمَامَ اْلمِائَةِ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ  لاَ شَرِيـْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ-غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَ اِنْ كَانَـتْ مِثْلَ زَبــَدِ اْلـبَحْرِ. مسلم
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : "Barangsiapa bertasbih kepada Allah setiap habis shalat tiga puluh tiga kali, memuji kepada Allah tiga puluh tiga kali, membesarkan kepada Allah tiga puluh tiga kali, sehingga jumlahnya semuanya itu sembilan puluh sembilan, dan untuk genapnya seratus ia membaca : Laa ilaaha illalloohu wahdahulaa syariikalah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in qodiir".(Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia atas segala sesuatu berkuasa), niscaya diampuni dosa-dosanya walaupun banyaknya seperti buih di laut". [HR. Muslim juz I hal. 418]

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...