6/24/2018

Penaklukan selat Hindia (perang Dzaatus Salaasil)

Ketika Khalid berangkat dari Yamamah menuju 'Iraq, Khalid membagi pasukannya menjadi 3 (tiga) bagian, dan mereka tidak melewati satu jalan, salah satu pasukannya yang dipimpin oleh Mutsanna dengan penunjuk jalannya Dhofar, mereka datang dua hari sebelum kedatangan Khalid. Sedangkan pasukan yang dipimpin 'Adiy bin Hatim dan 'Ashim bin 'Amr dengan penunjuk jalannya Malik bin 'Abbad dan Salim bin Nashr, kedatangan mereka pun tidak berama, yaitu selisih satu hari. Sedangkan pasukan Khalid dengan penunjuk jalannya Raafi', berangkatnya paling akhir. Dan mereka semua itu telah sepakat untuk bertemu di Al-Hafir, baru kemudian memerangi musuh.
Di dalam kitab Tarikh Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut :
وَ كَانَ فَرْجُ الْهِنْدِ اَعْظَمَ فُرُوْجِ فَارِسَ بَأْسًا وَ اَشَدَّهَا شَوْكَةً، وَ كَانَ صَاحِبُهُ يُحَارِبُ فِي الْبَرّ وَ الْهِنْدِ فِي الْبَحْرِ وَ هُوَ هُرْمُزٌ. فَكَتَبَ اِلَيْهِ خَالِدٌ. فَبَعَثَ هُرْمُزٌ بِكِتَابِ خَالِدٍ اِلىَ شِيْرَي بْنِ كِسْرَى وَ اَرْدِشِيْرَ بْنِ شِيْرَي، وَ جَمَعَ هُرْمُزٌ وَ هُوَ نَائِبُ كِسْرَى جُمُوْعًا كَثِيْرَةً، وَ سَارَ بِهِمْ اِلىَ كَاظِمَةَ، وَ عَلَى مُجَنَّبَتَيْهِ قُبَاذُ وَ اَنُوْشَجَانَ وَ هُمَا مِنْ بَيْتِ الْمَلِكِ، وَقَدْ تَفَرَّقَ الْجَيْشُ فِي السَّلاَسِلِ لِئَلاَّ يَفِرُّوْا. وَ كَانَ هُرْمُزُ هذَا مِنْ اَخْبَثِ النَّاسِ طَوِيَّةً وَ اَشَدّهِمْ كُفْرًا، وَ كَانَ شَرِيْفًا فِي الْفُرْسِ. وَ كَانَ الرَّجُلُ كُلَّمَا ازْدَادَ شَرَفًا زَادَ فِي حِلْيَتِهِ، فَكَانَتْ قَلَنْسُوَةُ هُرْمُزٍ بِمِائَةِ اَلْفٍ.
Selat Hindia ini merupakan pertahanan bangsa Persia yang paling kuat. Raja Persia yang terkenal dengan raja Hurmuz selalu memerangi penduduk ('Arab) di daratan dan memerangi penduduk Hindia di lautan. Maka Khalid menulis surat kepadanya (menerangkan maksud kedatangannya). Setelah membaca surat Khalid tersebut, kemudian Hurmuz langsung mengirim surat Khalid tersebut kepada Syira bin Kisra dan Ardisyir bin Syira. Kemudian Hurmuz (sebagai wakilnya Kisra) mengumpulkan pasukan sebanyak-banyaknya, lalu bergerak menuju kota Kadhimah.
Kemenangan kaum muslimin 
dan kekalahan kaum murtad di Bahrain.

Kemudian datanglah pasukan kaum muslimin di bawah pimpinan Al-'Alaa' bin Hadlramiy yang dikirim oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiiq untuk membebaskan kota Juwaatsaa dari kepungan orang-orang murtad. Ketika mendekati Bahrain pasukan Al-'Alaa' telah diperkuat dengan pasukan Tsumamah bin Utsaal.
Di dalam kitab Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut :
لَمَّا اقْتَرَبَ مِنْ جُيُوْشِ الْمُرْتَدَّةِ وَقَدْ حَشَدُوْا وَجَمَعُوْا خَلْقًا عَظِيْمًا نَزَلَ وَنَزَلُوْا، وَبَاتُوْا مُتَجَاوِرِيْنَ فِي الْمَنَازِلِ. فَبَيْنَمَا الْمُسْلِمُوْنَ فِي اللَّيْلِ اِذْ سَمِعَ الْعَلاَءُ اَصْوَاتًا عَالِيَةً فِي جَيْشِ الْمُرْتَدّيْنَ، فَقَالَ: مَنْ رَجُلٌ يَكْشِفُ لَنَا خَبَرَ هؤُلاَءِِ؟ فَقَامَ عَبْدُ اللهِ بْنُ حَذْفٍ فَدَخَلَ فِيْهِمْ.
Ketika Al-'Alaa' bin Hadlramiy mendekati pasukan orang-orang yang murtad, sedangkan mereka telah mengumpulkan personil yang banyak sekali, lalu Al-'Alaa' memberhentikan pasukannya. Padahal musuh juga berhenti di dekatnya. Mereka bermalam di tempat yang saling berdekatan. Pada suatu malam Al-'Alaa' mendengar suara hiruk pikuk dari pasukan kaum murtad, maka ia berkata, "Siapa diantara kalian yang siap untuk mencari informasi tentang mereka ?". Maka bangkitlah 'Abdullah bin Hadzaf, lalu dia berjalan memasuki sarang musuh.
فَوَجَدَهُمْ سُكَارَى لاَ يَعْقِلُوْنَ مِنَ الشَّرَابِ. فَرَجَعَ اِلَيْهِ فَاَخْبَرَهُ. فَرَكِبَ الْعَلاَءُ مِنْ فَوْرِهِ وَ الْجَيْشُ مَعَهُ فَكَبَسُوْا اُولئِكَ فَقَتَلُوْهُم قَتْلاً عَظِيْمًا، وَقَلَّ مَنْ هَرَبَ مِنْهُمْ، وَاسْتَوْلَى عَلَى جَمِيْعِ اَمْوَالِهِمْ وَحَوَاصِلِهِمْ وَ اَثْقَالِهِمْ، فَكَانَتْ غَنِيْمَةً عَظِيْمَةً جَسِيْمَةً.
Setelah 'Abdullah bin Hadzaf matuk kepada mereka, ternyata ia mendapati musuh dalam keadaan mabuk, mereka tidak sadar karena pengaruh minuman keras. Kemudian 'Abdullah segera kembali dan memberitahukan hal itu kepada Al-'Alaa'. Maka Al-'Alaa' segera menaiki kudanya beserta pasukannya maju menyerang musuh. Maka pada malam itu juga mereka banyak membunuh musuh, dan sedikit sekali yang bisa melarikan diri dari mereka. Dan pasukan Islam berhasil menguasai semua harta musuh, hasil bumi maupun perbekalan mereka. Dan itu merupakan harta rampasan perang yang banyak sekali.

6/21/2018

Hadits-hadits tentang fadlilah amalan di bulan Rajab

Hadits-hadits tentang fadlilah amalan di bulan Rajab
Banyak diantara kaum muslimin yang mengamalkan amalan-amalan bulan  Rajab. Dan setelah kita pelajari, dalil-dalil amalan bulan Rajab tersebut  ternyata hadits-haditsnya dla'if, bahkan palsu. Oleh karena itu di berikut ini kami ketengahkan diantara hadits-hadits tersebut, agar kita terhindar dari amalan-amalan yang tidak dilandasi dengan dalil-dalil yang kuat.
Puasa di bulan Rajab
عَنْ عَلِىِّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ شَهْرَ رَجَبَ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، مَنْ صَامَ مِنْهُ يَوْمًا كَتَبَ اللهُ لَهُ صَوْمَ اَلْفِ سَنَةٍ، وَ مَنْ صَامَ يَوْمَيْنِ كَتَبَ اللهُ لَهُ صِيَامَ اَلْفَيْ سَنَةٍ، وَ مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ اَيَّامٍ كَتَبَ اللهُ لَهُ صِيَامَ ثَلَاثَةِ اَلْفِ سَنَةٍ، وَ مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبَ سَبْعَةَ اَيَّامٍ اُغْلِقَتْ عَنْهُ اَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَ مَنْ صَامَ مِنْهُ ثَمَانِيَةَ اَيَّامٍ فُتِحَتْ لَهُ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ اَيّهَا شَاءَ، وَ مَنْ صَامَ مِنْهُ خَمْسَ عَشْرَةَ يَوْمًا بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُهُ حَسَنَاتٍ وَ نَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ فَاسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ، وَ مَنْ زَادَ زَادَهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ.
Dari 'Ali bin Abu Thalib RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung. Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka Allah akan mencatat untuknya berpuasa 1000 tahun. Barangsiapa berpuasa dua hari pada bulan Rajab, maka Allah akan mencatatnya berpuasa 2000 tahun. Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan Rajab, maka Allah mencatatnya berpuasa 3000 tahun. Barangsiapa berpuasa tujuh hari di bulan Rajab, maka ditutuplah pintu-pintu Jahannam darinya. Dan barangsiapa berpuasa delapan hari di bulan Rajab, maka dibukalah pintu-pintu surga yang delapan untuknya, yang dia boleh masuk dari pintu manasaja yang ia sukai. Barangsiapa berpuasa lima belas hari di bulan Rajab, maka keburukan-keburukannya akan diganti dengan kebaikan-kebaikan, dan akan ada seorang penyeru dari langit yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah telah mengampuni kamu, maka mulailah lagi beramal". Dan barangsiapa menambah (puasa itu) maka Allah 'Azza wa Jalla akan menambah pula kebaikan-kebaikan kepadanya". [Al-Maudluu'aat oleh Abul Faraj, Abdur Rahman bin 'Aliy bin Al-Jauziy, juz 2, hal. 206]
Keterangan :
Hadits ini tidak sah dari Rasulullah SAW. Karena dalam sanadnya ada perawi bernama Harun bin 'Antaroh.Abu Hatim Ibnu Hibban berkata, "Tidak boleh berhujjah dengan Harun, karena dia banyak meriwayatkan hadits-hadits munkar.

Hadits-hadits tentang fadlilah amalan nishfu Sya'ban

Hadits-hadits tentang fadlilah amalan nishfu Sya'ban

Banyak diantara kaum muslmin yang mengamalkan amalan-amalan tertentu pada malam nishfu  Sya'ban, misalnya : berkumpul di masjid-masjid sesudah shalat Maghrib, lalu berdo'a dengan do'a-do'a tertentu, mohon dipanjangkan umurnya, banyak rezqinya, mohon ditetapkan iman, serta mati dalam husnul khotimah. Ada lagi yang melakukan shalat-shalat tertentu pada malam nishfu Sya'ban. Namun setelah kita pelajari, dalil-dalil amalan pada malam nishfu Sya'ban tersebut  ternyata hadits-haditsnya dla'if, bahkan palsu. Oleh karena itu berikut ini kami ketengahkan diantara hadits-hadits tersebut, agar kita terhindar dari amalan-amalan yang tidak dilandasi dengan dalil-dalil yang kuat.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِي طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَ صُوْمُوْا نَهَارَهَا. فَاِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ اِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا. فَيَقُوْلُ: اَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَاَغْفِرَ لَهُ، اَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَاَرْزُقَهُ، اَلَا مُبْتَلًى فَاُعَافِيَهُ اَلَا كَذَا اَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلَعَ الْفَجْرُ. ابن ماجه 1: 444، رقم: 13888
Dari 'Ali bin Abu Thalib, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila datang malam nishfu Sya'ban, shalatlah kalian pada malamnya, dan puasalah kalian pada siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya'ban sejak matahari terbenam. Allah berfirman, "Adakah orang yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya. Adakah orang yang memohon rezqi kepada-Ku, maka Aku akan memberinya rezqi. Adakah orang yang sakit yang memohon kesembuhan kepada-Ku, maka Aku akan menyembuhkannya. Adakah orang yang demikian…., Adakah orang yang demikian…". Hingga terbit fajar". [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 444, no. 1388]
Keterangan :
Hadits tersebut dla'if, bahkan palsu, karena dalam sanadnya ada perawi bernama Ibnu Abi Sabrah, yang nama aslinya adalah Abu Bakar bin 'Abdullah bin Muhammad bin Abu Sabrah. Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Ma'in berkata, "yadlo'ul hadits" (ia memalsu hadits).

6/10/2018

SHALAT 'IED

SHALAT 'IED

Adab Mengerjakan Shalat 'Ied dan Sunnah-sunnahnya.
1. Mandi Dahulu
قَالَ النَّبِيُّ ص يَا مَعْشَرَ اْلمُسْلِمِيْنَ اِنَّ هذَا [يَوُمَ اْلجُمُعَةِ] يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ تَعَالىَ عِيْدًا فَاغْسِلُوْا. مالك.
Bersabda Nabi SAW : "Hai kaum muslimin, hari (Jum'ah) ini  adalah satu hari yang Allah jadikan hari raya. Karena itu hendaklah kamu mandi". [HR. Malik].
Keterangan :
Menurut hadits itu, haru Jum'ah dipandang sebagai hari raya dan kita disuruh mandi padanya. Dengan demikian dapat difaham, bahwa mandi pada hari raya adalah lebih utama.
SHALAT 'IED

Adab mengerjakan shalat 'Ied dan sunnah-sunnahnya
1. Mandi dahulu
عَنِ ابْنِ السَّبَّاقِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِيْنَ، اِنَّ ه?ذَا (يَوْمَ اْلجُمُعَةِ) يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ عِيْدًا فَاغْسِلُوْا. مالك فى الموطأ 1: 65، رقم: 113
Dari Ibnus Sabbaaq, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Hai kaum Muslimin, hari (Jum'ah) ini adalah satu hari yang Allah jadikan hari raya. Karena itu hendaklah kalian mandi". [HR. Malik, dalam Al-Muwaththa’ juz 1, hal. 65, no. 113]
Keterangan :
Menurut hadits tersebut, hari Jum'ah dipandang sebagai hari raya dan kita disuruh mandi padanya. Dengan demikian dapat difaham, bahwa mandi pada hari raya adalah lebih utama.

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...