Tampilkan postingan dengan label Rasulullah Suri teladan yang baik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rasulullah Suri teladan yang baik. Tampilkan semua postingan

4/22/2014

Ta'rif As-Sunnah/Al-Hadits Menurut Istilah Syara'

Ta'rif As-Sunnah/Al-Hadits Menurut Istilah Syara'
Para ulama ahli hadits dan ahli ushul fiqih memberikan ta'rif kata "SUNNAH/HADITS", demikian :
مَاجَاءَ عَنِ النَّبِيِّ ص مِنْ اَقْوَالِهِ وَاَفْعَالِهِ وَ تَقْرِيْرِهِ وَمَاهَمَّ بِفِعْلِهِ.
"Apa-apa yang datang dari Nabi SAW berupa perkataan-perkataannya dan perbuatan-perbuatannya dan taqrirnya dan apa-apa yang beliau cita-citakan untuk mengerjakannya".
Singkatnya, "SUNNAH/HADITS" itu ~sepanjang istilah ahli hadits dan ahli ushul fiqih~ ialah : Sabda-sabda Nabi SAW, perbuatan-perbuatan Nabi SAW dan iqrar (taqrir) Nabi SAW, yaitu perbuatan seorang shahabat Nabi yang beliau ketahui, tetapi beliau tidak menegur atau menyalahkannya. Yang semuanya itu bersangkut paut dengan beberapa hikmah dan hukum-hukum yang berpokok dalam Al-Qur'an.
Imam Asy-Syathiby berkata dalam kitab Al-Muwafaqat : Kata "As-Sunnah" itu dipakai juga untuk nama bagi segala apa yang tidak diterangkan di dalam Al-Qur'an, baik menjadi keterangan bagi isi Al-Qur'an ataupun tidak. Dan dipakai juga sebagai lawannya "bid'ah". Seperti dikatakan : "Si Fulan itu ada di dalam sunnah". Yakni : ia mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang pernah dikerjakan oleh Nabi SAW, baik pekerjaan itu ada nash-nya di dalam Al-Qur'an ataupun tidak. Dan seperti dikatakan juga : "Si Fulan dalam bid'ah". Yakni : Apabila ia telah mengerjakan pekerjaan yang berlawanan atau menyalahi akan pekerjaan yang pernah dikerjakan oleh Nabi SAW.

2/19/2013

Diantara kejadian di akhir Zaman

قَالَ عَلِيٌّ رض: اِذَا حَدَّثْتُكُمْ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص حَدِيْثًا فَوَ اللهِ َلاَنْ اَخِرَّ مِنَ السَّمَآءِ اَحَبُّ اِلَيَّ مِنْ اَنْ اَكْذِبَ عَلَيْهِ وَ اِذَا حَدَّثْتُكُمْ فِيْمَا بَيْنِيْ وَ بَيْنَكُمْ فَاِنَّ اْلحَرْبَ خَدْعَةٌ وَ اِنّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ حُدَّاثُ اْلاَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلاَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ لاَ يُجَاوِزُ اِيْمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، فَاَيْنَمَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ، فَاِنَّ فِيْ قَتْلِهِمْ اَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. البخارى 8: 52
Dari Ali RA, ia berkata, "Apabila aku menceritakan suatu hadits dari Rasulullah SAW, maka demi Allah, lebih baik aku terjatuh dari langit daripada aku berdusta atas namanya. Karena itu, apabila aku ceritakan kepada kalian sesuatu yang terjadi antara aku dan kalian, karena sesungguhnya perang adalah tipu daya. Dan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Di akhir jaman nanti akan muncul suatu kaum yang umur mereka masih muda, dan akal merekapun  masih bodoh. Mereka mengatakan (yang kelihatannya) dari sebaik-baik perkataan manusia, (namun untuk tujuan yang jahat), iman mereka tidak sampai melewati kerongkongan. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah dicabut dari buruannya. Maka dimanapun kalian menemui mereka, bunuhlah, karena barangsiapa yang membunuh mereka akan mendapat pahala bagi pelakunya pada hari qiyamat. [HR.Bukhari juz 8, hal. 52]

2/04/2013

Keutamaan menghormati tamu dan saling mengunjungi

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ. البخارى 7: 78
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ رض قَالَ: قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص يَا عَبْدَ اللهِ: اَلَمْ أُخْبَرْ اَنَّكَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَ تَقُوْمُ اللَّيْلَ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: فَلاَ تَفْعَلْ. صُمْ وَ اَفْطِرْ وَ قُمْ وَ نَمْ، فَاِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَ اِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَ اِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَ اِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا. البخارى 2: 245
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-Aash RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku, "Hai Abdullah, apakah (kau kira) aku belum diberitahu bahwa kamu puasa di siang hari dan shalat di malam hari ?". Aku menjawab, "Sudah ya Rasulullah". Beliau bersabda, "Jangan kamu lakukan ! Puasalah dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah, karena sesungguhnya jasadmu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan, matamu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan, istrimu juga mempunyai haq yang harus kamu tunaikan, dan orang yang berkunjung kepadamu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan". [HR. Bukhari juz 2, hal. 245]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَلضّيَافَةُ ثَلاَثَةُ اَيَّامٍ، فَمَا سِوَى ذلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ. ابو داود 3: 342
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Haknya tamu itu selama tiga hari, maka yang lebih dari itu menjadi sedeqah". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 342]
عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيْلِ عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: دَخَلَ عَلَيْهِ قَوْمٌ يَعُوْدُوْنَهُ فِى مَرَضٍ لَهُ فَقَالَ: يَا جَارِيَةُ هَلُمّى ِلأَصْحَابِنَا وَ لَوْ كِسَرًا، فَاِنّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَكَارِمُ اْلاَخْلاَقِ مِنْ اَعْمَالِ اْلجَنَّةِ. الطبرانى فى الاوسط باسناد جيد، فى الترغيب و الترهيب 3: 373
Dari Humaid Ath-Thawil dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Ada suatu kaum datang kepadanya untuk menjenguk sakitnya, lalu (Anas) memanggil pembantunya, "Hai anak perempuan, bawalah kesini untuk teman-teman kita walaupun sedikit (makanan), karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Kemulyaan akhlaq termasuk amalan-amalan surga". [HR. Thabrani dalam Al-Ausath dengan sanad jayyid, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 373]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: اِنّى مَجْهُوْدٌ، فَاَرْسَلَ اِلَى بَعْضِ نِسَائِهِ، فَقَالَتْ: وَ الَّذِى بَعَثَكَ بِاْلحَقّ مَا عِنْدِى اِلاَّ مَاءٌ. ثُمَّ اَرْسَلَ اِلَى أُخْرَى فَقَالَتْ مِثْلَ ذلِكَ حَتَّى قُلْنَ كُلُّهُنَّ مِثْلَ ذلِكَ: لاَ وَ الَّذِى بَعَثَكَ بِاْلحَقّ مَا عِنْدِى اِلاَّ مَاءٌ. فَقَالَ: مَنْ يُضِيْفُ هذَا اللَّيْلَةَ رَحِمَهُ اللهُ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: اَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَانْطَلَقَ بِهِ اِلَى رَحْلِهِ فَقَالَ ِلامْرَأَتِهِ: هَلْ عِنْدَكِ شَيْءٌ؟ قَالَتْ: لاَ، اِلاَّ قُوْتُ صِبْيَانِى. قَالَ: فَعَلّلِيْهِمْ بِشَيْءٍ، فَاِذَا دَخَلَ ضَيْفُنَا فَاَطْفِئِى السّرَاجَ وَ اَرِيْهِ اَنَّا نَأْكُلُ. فَاِذَا أَهْوَى لِيَأْكُلَ فَقُوْمِى اِلَى السّرَاجِ حَتَّى تُطْفِئِيْهِ. قَالَ: فَقَعَدُوْا وَ اَكَلَ الضَّيْفُ، فَلَمَّا اَصْبَحَ غَدَا عَلَى النَّبِيّ ص فَقَالَ: قَدْ عَجِبَ اللهُ مِنْ صَنِيْعِكُمَا بِضَيْفِكُمَا. مسلم 3: 1624
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Sesungguhnya saya ini orang yang sedang kesulitan". Lalu Rasulullah SAW mengutus kepada sebagian istri beliau, lalu istri Nabi itu menjawab, "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, saya tidak punya apa-apa kecuali air". Lalu beliau mengutus kepada istri beliau yang lain, lalu istri beliau inipun menjawab seperti itu pula, sehingga para istri beliau semuanya mengatakan seperti itu, yaitu "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, saya tidak punya apa-apa kecuali air. Kemudian beliau bersabda (kepada para shahabat), "Siapa yang bisa menjamu tamu ini pada malam ini, semoga Allah memberi rahmat kepadanya". Lalu ada seorang laki-laki Anshar berdiri dan berkata, "Saya ya Rasulullah". Kemudian orang tersebut berangkat dengan membawa tamu itu ke rumahnya. Lalu orang Anshar itu bertanya kepada istrinya, "Apakah kamu punya makanan ?". Istri itu menjawab, "Tidak, kecuali sedikit makanan untuk anak-anak saya". Orang Anshar itu berkata, "Hiburlah anak-anak dengan sesuatu. Dan apabila tamu kita telah masuk, padamkanlah lampunya dan perlihatkanlah kepadanya seolah-olah kita juga sedang makan". Maka apabila tamu itu akan makan, berdirilah kamu menuju tempat lampu dan matikanlah. (Rawi) berkata, "Lalu mereka sama duduk sedangkan tamu itu makan (sendirian). Setelah pagi hari, orang Anshar tersebut datang kepada Rasulullah SAW memberitahukan hal itu, lalu beliau bersabda, "Sungguh Allah kagum (ridla dan memberi pahala) atas perbuatanmu berdua terhadap tamumu tadi malam". [HR. Muslim juz 3, hal. 1624]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُوْلُ: قَالَ اَبُو طَلْحَةَ ِلاُمّ سُلَيْمٍ: لَقَدْ سَمِعْتُ صَوْتَ رَسُوْلِ اللهِ ص ضَعِيْفًا اَعْرِفُ فِيْهِ اْلجُوْعَ، فَهَلْ عِنْدَكِ مِنْ شَيْءٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. فَاَخْرَجَتْ اَقْرَاصًا مِنْ شَعِيْرٍ ثُمَّ اَخْرَجَتْ خِمَارًا لَهَا فَلَفَّتِ اْلخُبْزَ بِبَعْضِهِ ثُمَّ دَسَّتْهُ تَحْتَ يَدِى وَ لاَثَتْنِى بِبَعْضِهِ ثُمَّ اَرْسَلَتْنِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: فَذَهَبْتُ بِهِ فَوَجَدْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فِى اْلمَسْجِدِ وَ مَعَهُ النَّاسُ فَقُمْتُ عَلَيْهِمْ. فَقَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص: أَ اَرْسَلَكَ اَبُو طَلْحَةَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: بِطَعَامٍ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِمَنْ مَعَهُ قُوْمُوْا، فَانْطَلَقَ وَ انْطَلَقْتُ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ حَتَّى جِئْتُ اَبَا طَلْحَةَ فَاَخْبَرْتُهُ. فَقَالَ اَبُو طَلْحَةَ: يَا اُمَّ سُلَيْمٍ، قَدْ جَاءَ رَسُوْلُ اللهِ ص بِالنَّاسِ وَ لَيْسَ عِنْدَنَا مَا نُطْعِمُهُمْ. فَقَالَتْ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. فَانْطَلَقَ اَبُو طَلْحَةَ حَتَّى لَقِيَ رَسُوْلَ اللهِ ص فَاَقْبَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص وَ اَبُوْ طَلْحَةَ مَعَهُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: هَلُمَّ يَا اُمَّ سُلَيْمٍ، مَا عِنْدَكِ؟ فَاَتَتْ بِذلِكَ اْلخُبْزِ، فَاَمَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص فَفُتَّ وَ عَصَرَتْ اُمُّ سُلَيْمٍ عُكَّةً فَاَدَمَتْهُ. ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِيْهِ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ يَقُوْلَ. ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَكَلَ اْلقَوْمُ كُلُّهُمْ وَ شَبِعُوْا وَ اْلقَوْمُ سَبْعُوْنَ اَوْ ثَمَانُوْنَ رَجُلاً. البخارى 4: 171
Dari Anas bin Malik, dia berkata : Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim, "Sungguh aku mendengar suara Rasulullah SAW yang lemah, aku mengetahuinya karena lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu ?". Ummu Sulaim (istri Abu Thalhah) menjawab, "Ya". Ummu Sulaim lalu mengeluarkan beberapa keping roti, lalu dia mengeluarkan kerudungnya, lalu dibungkusnya roti itu dengan sebagian kerudung tersebut, lalu menyembunyikannya di bawah tangan (ketiak)ku dan dia melilitkan sebagian kerudungnya pada kepalaku, kemudian dia menyuruh aku (Anas, putra Ummu Sulaim) kepada Rasulullah SAW.
Anas berkata, "Lalu aku berangkat dengan membawa roti itu, dan aku menemukan Rasulullah SAW di masjid bersama orang-orang (para shahabat). Aku berdiri, sedang mereka duduk. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Kamu diutus oleh Abu Thalhah ?". Aku menjawab, "Ya". Beliau bertanya, "Jamuan makan ?". Aku menjawab, "Ya". Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada orang-orang yang bersama beliau, "Bangkitlah". Beliau berangkat (bersama shahabat) dan aku berjalan di depan mereka sehingga sampai kepada Abu Thalhah dan aku menceritakan (kedatangan mereka) kepadanya.
Abu Thalhah berkata, "Hai Ummu Sulaim, sungguh Rasulullah SAW datang dengan orang-orang, sedang kita tidak mempunyai makanan (yang cukup) untuk menjamu mereka".
Ummu Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu". Lalu Abu Thalhah keluar menemui Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW masuk, dan Abu Thalhah bersama beliau. Lalu Rasulullah bersabda, "Kemarilah, hai Ummu Sulaim. Apa yang kamu miliki ?". Lalu Ummu Sulaim menyuguhkan roti tersebut, lalu Rasulullah SAW menyuruh agar roti itu diremuk, lalu roti itupun diremuk, lalu Ummu Sulaim memeras (minyak samin yang tersisa) di wadah dan membuatnya sebagai lauk. Kemudian Rasulullah SAW berdoa padanya menurut yang dikehendaki Allah, kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, lalu mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian keluar. Kemudian beliau bersabda lagi, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Maka kaum itu makan semuanya hingga kenyang, dan jumlah mereka adalah tujuh puluh atau delapan puluh orang. [HR. Bukhari juz 4, hal. 171]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ عَادَ مَرِيْضًا اَوْ زَارَ اَخًا لَهُ فِى اللهِ نَادَاهُ مُنَادٍ بِاَنْ طِبْتَ وَ طَابَ مَمْشَاكَ وَ تَبَوَّأْتَ مِنَ اْلجَنَّةِ مَنْزِلاً. الترمذى 3: 246
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ada seorang penyeru yang menyatakan, "Perbuatanmu sangat baik, begitu pula langkahmu, dan kamu akan menempati rumah di surga". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 246]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص اَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ فَاَرْصَدَ اللهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا. فَلَمَّا اَتَى عَلَيْهِ قَالَ: اَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ: اُرِيْدُ اَخًا لِى فِى هذِهِ اْلقَرْيَةِ. قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لاَ، غَيْرَ اَنّى اَحْبَبْتُهُ فِى اللهِ. قَالَ: فَاِنّى رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكَ بِاَنَّ اللهَ قَدْ اَحَبَّكَ كَمَا اَحْبَبْتَهُ فِيْهِ. مسلم 4: 1988
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Bahwasanya ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di suatu desa, maka Allah menyuruh seorang malaikat (dengan rupa manusia) menghadang di tengah jalan. Setelah bertemu dengannya, malaikat itu bertanya, "Hendak kemanakah kamu ?". Jawabnya, "Saya akan mengunjungi saudaraku di desa ini". Malaikat bertanya, "Apakah kamu berhutang budi padanya sehingga kamu akan membalasnya ?". Jawabnya, "Tidak. Hanyasanya saya mencintainya karena Allah". Lalu malaikat itu berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu (menyampaikan), bahwasanya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah". [HR. Muslim juz 4, hal. 1988]
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ اَتَى اَخًا لَهُ يَزُوْرُهُ فِى اللهِ اِلاَّ نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ اَنْ طِبْتَ وَ طَابَتْ لَكَ اْلجَنَّةُ، وَ اِلاَّ قَالَ اللهُ فِى مَلَكُوْتِ عَرْشِهِ: عَبْدِى زَارَ فِيَّ، وَ عَلَيَّ قِرَاهُ فَلَمْ اَرْضَ لَهُ بِقِرًى دُوْنَ اْلجَنَّةِ. ابو يعلى 3: 408، رقم: 4126
Dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang mendatangi saudaranya yaitu mengunjunginya karena Allah, kecuali ada malaikat yang menyerunya dari langit dengan mengatakan, "Sangat baik perbuatanmu dan surga yang baik untukmu. Dan jika tidak demikian, Allah berfirman di kerajaan 'Arsy-Nya, "Hamba-Ku berkunjung karena Aku, dan pasti Aku akan memulyakannya". Maka Aku tidak ridla memberi balasan baginya kecuali surga". [HR. Abu Ya'la juz 3, hal. 408, no. 4126]
عَنْ مُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى: وَجَبَتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَحَابّيْنَ فِيَّ، وَ لِلْمُتَجَالِسِيْنَ فِيَّ وَ لِلْمُتَزَاوِرِيْنَ فِيَّ وَ لِلْمُتَبَاذِلِيْنَ فِيَّ. مالك باسناد صحيح، فى الموطأ 2: 954
Dari Mu'adz bin Jabal RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : Kecintaan-Ku pasti meliputi kepada orang yang saling mencintai karena Aku, saling berteman karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku". [HR. Malik dengan sanad Shahih, dalam Al-Muwaththa juz 2, hal. 954]

Berbuat baik terhadap tetangga

Kita wajib berbuat baik terhadap tetangga, baik tetangga yang muslim maupun yang non muslim.
Berbuat baik terhadap tetangga meliputi : tolong-menolong dalam hal kebaikan, saling menjaga keamanannya, tidak mengganggu maupun berbuat jahat kepada mereka. Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW berikut ini :
وَ اعْبُدُوا اللهَ وَ لاَ تُشْرِكُوْا بِه شَيْئًا وَّ بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّ بِذِى اْلقُرْبى وَ اْليَتمى وَ اْلمَسكِيْنِ وَ اْلجَارِ ذِى اْلقُرْبى وَ اْلجَارِ اْلجُنُبِ وَ الصَّاحِبِ بِاْلجَنْبِ وَ ابْنِ السَّبِيْلِ وَ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا. النساء: 36
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu-pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri [QS. An-Nisaa' : 36]
وَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلبِرّ وَ التَّقْوى وَ لاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلاِثْمِ وَ اْلعُدْوَانِ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ شَدِيْدُ اْلعِقَابِ. المائدة: 2
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [QS. Al-Maidah : 2]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ. البخارى 7: 78
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
عَنْ عَائِشَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِى بِاْلجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ اَنَّهُ سَيُوَرّثُهُ. البخارى 7: 78
Dari 'Aisyah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Jibril senantiasa berpesan kepadaku tentang tetangga, sehingga aku menyangka bahwasanya tetangga itu akan mewarisinya". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ. مسلم 1: 68
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukan-keburukannya". [HR. Muslim juz 1, hal. 68]
عَنْ اَبِى شُرَيْحٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: وَ اللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَ اللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَ اللهِ لاَ يُؤْمِنُ. قِيْلَ: وَ مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلَّذِيْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ. البخارى 7: 78
Dari Abu Syuraih, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman", Ditanyakan (kepada beliau), "Siapa dia, ya Rasulullah ?". Beliau bersabda, "Orang yang tetangganya tidak aman dari keburukan-keburukannya". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: اْلمُؤْمِنُ مَنْ اَمِنَهُ النَّاسُ، وَ اْلمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ، وَ اْلمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ السُّوْءَ. وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ عَبْدٌ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ. احمد 3: 308، رقم: 12562
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Orang mukmin itu ialah orang yang (membuat) orang lain merasa aman dari gangguannya. Orang Islam itu ialah orang yang (membuat) orang Islam lainnya selamat dari lesan dan tangannya. Orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan kejahatan. Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". [HR. Ahmad juz 3, hal. 308, no. 12562]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ فُلاَنَةَ ذَكَرَ مِنْ كَثْرَةِ صَلاَتِهَا، غَيْرَ اَنَّهَا تُؤْذِى بِلِسَانِهَا، قَالَ: فِى النَّارِ. قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ فُلاَنَةَ ذَكَرَ مِنْ قِلَّةِ صَلاَتِهَا وَ صِيَامِهَا وَ اِنَّهَا تَصَدَّقَتْ بِاَثْوَارِ أَقِطٍ غَيْرَ اَنَّهَا لاَ تُؤْذِى جِيْرَانَهَا. قَالَ: هِيَ فِى اْلجَنَّةِ. ابن حبان 7: 377
Dari Abu Hurairah bahwasanya ada seorang laki-laki yang bertanya, Ya Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah rajin (banyak) melakukan shalat, tetapi dia sering menyakiti orang dengan lisannya. Beliau SAW bersabda, Ia di neraka. Laki-laki itu bertanya lagi, Ya Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah itu tidak begitu rajin (banyak) shalatnya dan puasanya, dan sesungguhnya ia bersedeqah dengan potongan-potongan keju, tetapi dia tidak menyakiti tetangganya. Beliau SAW bersabda, Ia di surga. [HR. Ibnu Hibban juz 7, hal. 377]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قِيْلَ لِلنَّبِيّ ص: اِنَّ فُلاَنَةَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَ تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَ تُؤْذِى جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا. فَقَالَ: لاَ خَيْرَ فِيْهَا هِيَ فىِ النَّارِ. قِيْلِ: فَاِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلّى اْلمَكْتُوْبَةَ وَ تَصُوْمُ رَمَضَانَ وَ تَتَصَدَّقُ بِاَثْوَارٍ مِنْ أَقِطٍ وَلاَ تُؤْذِيْ اَحَدًا بِلِسَانِهَا. قَالَ: هِيَ فِى اْلجَنَّةِ. الحاكم فى المستدرك 4: 184
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Ditanyakan kepada Nabi SAW, Sesungguhnya si Fulanah biasa puasa di siang hari dan shalat malam, tetapi dia sering menyakiti tetangga dengan lisannya. Beliau SAW bersabda, Tidak ada kebaikan padanya, dia di neraka. Lalu ditanyakan kepada beliau, Sesungguhnya si Fulanah hanya melakukan shalat wajib, puasa Ramadlan dan bersedeqah dengan beberapa potong keju, tetapi ia tidak mau menyakiti seorangpun dengan lisannya. Beliau SAW menjawab, Dia di surga. [HR. Hakim dalam Mustadrak juz 4, hal. 184]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خَيْرُ اْلاَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ، وَ خَيْرُ اْلجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ. الترمذى 3: 224، و قال هذا حديث حسن غريب
Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik teman menurut Allah adalah yang paling baik diantara mereka terhadap temannya, dan sebaik-baik tetangga menurut Allah adalah yang paling baik diantara mereka terhadap tetangganya". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 224, dan ia berkata : Ini hadits hasan gharib]
عَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ اْلمُسَاوِرِ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُخْبِرُ بْنَ الزُّبَيْرِ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: لَيْسَ اْلمُؤْمِنُ الَّذِى يَشْبَعُ وَ جَارُهُ جَائِعٌ. البخارى فى الادب المفرد 1: 52، رقم: 112
Dari Abdullah bin Musaawir, ia berkata : Saya mendengar Ibnu 'Abbas memberitahu Ibnu Zubair, ia berkata : Saya mendengar Nabi SAW bersabda, "Bukanlah orang mukmin, orang yang dirinya kenyang sedang tetangganya lapar". [HR. Bukhari, dalam Al-Adabul Mufrad juz 1, hal. 52, no. 112]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا آمَنَ بِى مَنْ بَاتَ شَبْعَانًا وَ جَارُهُ جَائِعٌ اِلَى جَنْبِهِ وَ هُوَ يَعْلَمُ. الطبرانى فى الكبير 1: 259، رقم: 751
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : "Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah beriman kepadaku orang yang bermalam dalam keadaan kenyang sedang tetangganya lapar, padahal ia mengetahui". [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 1, hal. 259, no. 751]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّ لِى جَارَيْنِ، فَإِلَى اَيّهِمَا اُهْدِى؟ قَالَ: اِلَى اَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا. البخارى 7: 9
Dari Aisyah, ia berkata : Saya bertanya, Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai dua tetangga, manakah diantara mereka yang harus saya hadiahi ?. Rasulullah SAW bersabda, Kepada yang pintunya lebih dekat denganmu. [HR. Bukhari juz 7, hal. 79]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ص يَقُوْلُ: يَا نِسَاءَ اْلمُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ. البخارى 7: 78
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Wahai wanita-wanita muslimat, janganlah seorang tetangga meremehkan terhadap tetangga lainnya meskipun dengan pemberian (senilai) kaki kambing". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَغْلَقَ بَابَهُ دُوْنَ جَارِهِ مَخَافَةً عَلَى اَهْلِهِ وَ مَالِهِ فَلَيْسَ ذَاكَ بِمُؤْمِنٍ، وَ لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ مَنْ لَمْ يَأْمَنْ جَارُهُ بَوَائِقَهُ. اَتَدْرِى مَا حَقُّ اْلجَارِ؟ اِذَا اسْتَعَانَكَ اَعَنْتَهُ، وَ اِذَا اسْتَقْرَضَكَ اَقْرَضْتَهُ. وَ اِذَا افْتَقَرَ عُدْتَ عَلْيِهِ، وَ اِذَا مَرِضَ عُدْتَهُ، وَ اِذَا اَصَابَهُ خَيْرٌ هَنَّأْتَهُ، وَ اِذَا اَصَابَتْهُ مُصِيْبَةٌ عَزَّيْتَهُ، وَ اِذَا مَاتَ اِتَّبَعْتَ جَنَازَتَهُ، وَ لاَ تَسْتَطِيْلُ عَلَيْهِ بِاْلبِنَاءِ تَحْجُبُ عَنْهُ الرّيْحَ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، وَ لاَ تُؤْذِيْهِ بِقُتَارِ قِدْرِكَ اِلاَّ اَنْ تَغْرِفَ لَهُ مِنْهَا، وَ اِنِ اشْتَرَيْتَ فَاكِهَةً فَاَهْدِ لَهُ فَاِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَاَدْخِلْهَا سِرًّا وَ لاَ يَخْرُجْ بِهَا وَلَدُكَ لِيَغِيْظَ بِهَا وَلَدَهُ. اَتَدْرُوْنَ مَا حَقُّ اْلجَارِ؟ وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ، مَا يَبْلُغُ حَقَّ اْلجَارِ اِلاَّ قَلِيْلاً مِمَّنْ رَحِمَ اللهُ. وَ مَا زَالَ يُصِيْهِمْ بِاْلجَارِ حَتىَّ ظَنُّوْا اَنَّهُ سَيُوَرّثُهُ. ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلْجِيْرَانُ ثَلاَثَةٌ. فَمِنْهُمْ مَنْ لَهُ ثَلاَثَةُ حُقُوْقٍ وَ مِنْهُمْ مَنْ لَهُ حَقَّانِ وَ مِنْهُمْ مَنْ لَهُ حَقٌّ. فَاَمَّ الَّذِى لَهُ ثَلاَثَةُ حُقُوْقٍ فَاْلجَارُ اْلمُسْلِمُ اْلقَرِيْبُ لَهُ. لَهُ حَقُّ اْلجَارِ، حَقُّ اْلاِسْلاَمِ وَ حَقُّ اْلقَرَابَةِ. وَ اَمَّا الَّذِى لَهُ حَقَّانِ فَاْلجَارُ اْلمُسْلِمُ لَهُ حَقُّ اْلجِوَارِ وَ حَقُّ اْلاِسْلاَمِ. وَ اَمَّا الَّذِى لَهُ حَقٌّ وَاحِدٌ فَاْلجَارُ اْلكَافِرُ، لَهُ حَقُّ اْلجِوَارِ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، نُطْعِمُهُمْ مِنْ نُسُكِنَا؟ قَالَ: لاَ تُطْعِمُوا اْلمُشْرِكِيْنَ شَيْئًا مِنَ النُّسُكِ. البيهقى فى شعب الايمان 7: 83، رقم: 9560، ضعيف لان فى اسناده سويد بن عبد العزيز و عثمان بن عطاء و اباه
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menutup pintu terhadap tetangganya karena takut akan keluarga dan berkurang hartanya, maka dia bukan orang yang beriman. Dan tidaklah beriman orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya. Tahukah kamu apa hak tetangga itu ?. (Hak tetangga adalah) apabila dia minta tolong kepadamu, kamu menolongnya. Apabila dia pinjam kepadamu, kamu meminjaminya. Apabila dia membutuhkan sesuatu, kamu memberinya. Apabila dia sakit, kamu menjenguknya. Apabila dia mendapat kebaikan, kamu mengucapkan selamat kepadanya. Dan apabila dia tertimpa mushibah, kamu turut berduka cita. Apabila dia meninggal, kamu mengantarkan jenazahnya. Kamu tidak boleh membangun rumah yang tinggi hingga menghalangi peredaran udara rumahnya kecuali seizinnya. Dan kamu tidak boleh mengganggunya dengan bau masakanmu, kecuali kamu memberinya. Dan jika kamu membeli buah-buahan, berilah hadiah kepadanya. Dan jika kamu tidak memberinya, maka masukkanlah buah-buahan itu secara diam-diam. Dan jangan sampai anakmu keluar dengan membawa buah-buahan itu yang menyebabkan tetanggamu marah kepada anaknya lantaran buah-buahan yang dibawa anakmu. Tahukah kalian apa haknya tetangga itu ? Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, Tidak ada yang menunaikan hak tetangga itu, kecuali hanya sedikit dari orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Allah. (Perawi berkata), Tidak henti-hentinya beliau memberi nasehat kepada para shahabat tentang tetangga, sehingga mereka menyangka bahwa tetangga itu akan mewarisinya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, Tetangga itu ada tiga macam. Ada yang mempunyai tiga hak, ada yang mempunyai dua hak, dan ada yang mempunyai satu hak. Adapun yang mempunyai tiga hak adalah tetangga muslim yang masih kerabat. Dia mempunyai hak tetangga, hak Islam dan hak kerabat. Adapun yang mempunyai dua hak, adalah tetangga muslim. Dia mempunyai hak tetangga dan hak Islam. Adapun yang mempunyai satu hak adalah tetangga yang kafir. Dia mempunyai hak tetangga. Kami bertanya, Ya Rasulullah, apakah kami boleh memberi mereka daging sembelihan nusuk kami ?. Beliau menjawab, Janganlah kalian memberi kepada orang-orang musyrik sesuatu dari daging sembelihan nusuk kalian. [HR. Baihaqi, dalam Syuabul Iimaan juz 7, hal. 83, no. 9560, dlaif, karena dalam sanadnya ada Suwaid bin Abdul Aziz, Utsman bin Atha dan Bapaknya]

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...