9/21/2014

Perang Badar Kubra

Perang Badar Kubra
1. Asal mula kejadian perang Badr
Diriwayatkan, bahwa setelah terjadinya perampasan oleh 'Abdullah bin Jahsy dan kawan-kawan sebagaimana riwayat terdahulu, maka kaum musyrikin Quraisy ketika itu sangat marah terhadap kaum muslimin. Oleh sebab itu pada saat mereka akan mengadakan angkatan perdagangan ke negeri Syam, mereka berjaga-jaga, sebab perjalanan perdagangan mereka pergi dan pulangnya melalui kota Madinah, padahal waktu itu kota Madinah sudah menjadi kotanya kaum muslimin.
Pada suatu hari Nabi SAW mendapat khabar, bahwa kafilah kaum Quraisy dengan muatan dagangan dari Makkah sedang berangkat menuju ke negeri Syam sebagaimana biasa. Angkatan tersebut diikuti 30 orang Quraisy dan dikepalai oleh Abu Sufyan bin Harb. Adapun banyaknya unta yang membawa dagangan ada 1.000 ekor dan dagangan yang dimuat seharga 50.000 dinar.
Setelah menerima khabar yang demikian itu Nabi SAW lalu berangkat keluar dari Madinah dengan diiringkan sebagian dari shahabat-shahabatnya untuk mencegat mereka. Tetapi pada waktu itu kafilah tersebut telah berjalan melalui kota Madinah, sehingga tidak bertemu dengan Nabi SAW. Oleh sebab itu mereka lalu ditunggu-tunggu kembalinya dari kota Syam oleh Nabi SAW dan kaum muslimin.
Kemudian pada sautu hari Nabi SAW menerima khabar bahwa kafilah mereka tengah kembali dari negeri Syam, dan akan pulang ke Makkah, dan sudah tentu tidak lama lagi akan melalui daerah kota Madinah. Nabi SAW lalu memerintahkan kepada kaum muslimin supaya mengawasi angkatan kaum Quraisy yang sedang kembali dari Syam tersebut. Oleh sebagian kaum muslimin, perintah Nabi SAW itu ada yang menyambutnya dengan segera, dan oleh sebagian lagi perintah Nabi SAW itu tidak dihiraukan, karena disangka oleh mereka, bahwa Nabi SAW tidak akan berperang, tetapi hanya akan menakut-nakuti kafilah kaum Quraisy tersebut.
Kemudian pada tanggal 3 bulan Ramadlan tahun ke 2 H, sesudah Nabi SAW menyerahkan pimpinan kota Madinah kepada shahabat 'Abdullah bin Ummi Maktum, berangkatlah Nabi SAW bersama tentara Islam sebanyak 313 orang yang terdiri dari 82 orang Muhajirin dan 231 orang Anshar dengan bersenjata lengkap. Pasukan kaum muslimin tersebut mengendarai 70 unta, sehingga satu ekor unta ada yang dinaiki dua, tiga atau empat orang bergantian. Bendera Islam ketika itu warnanya putih dan dibawa oleh shahabat Mush'ab bin 'Umair. Dan ada lagi yang di muka kendaraan Nabi dua bendera yang lebih kecil dan berwarna hitam dibawa oleh 'Ali bin Abu Thalib dan Sa'ad bin Mu'adz.

Menjaga Amal

Menjaga Amal
Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا الّذِيْنَ امَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَ اَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَ لاَ تُبْطِلُوْآ اَعْمَالَكُمْ. محمد:33
Hai orang-orang yang beriman, thaatlah kepada Allah dan thaatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. [QS. Muhammad : 33]
وَ لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا، تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلاً بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ هِيَ اَرْبى مِنْ اُمَّةٍ، اِنَّمَا يَبْلُوْكُمُ اللهُ بِه، وَ لَيُبَيّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ اْلقِيمَةِ مَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ. النحل:92
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari qiyamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. [QS. An-Nahl : 92]
ذلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِيْ بِه مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه، وَ لَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. الانعام:88
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. [QS. Al-An’aam : 88]

Khitan

1. Sejarah Khitan
Khitan sudah dilakukan orang sejak ribuan tahun yang lalu. Dan riwayat yang paling kuat menunjukkan bahwa khitan itu pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, sebagaimana riwayat berikut :
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اخْتَتَنَ اِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بَعْدَ ثَمَانِيْنَ سَنَةً وَاخْتَتَنَ بِالْقَدُوْمِ. البخارى 7: 143
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim AS berkhitan setelah berusia delapan puluh tahun dan beliau khitan dengan menggunakan kampak”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 143]
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اخْتَتَنَ اِبْرَاهِيْمُ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَ هُوَ ابْنُ ثَمَانِيْنَ سَنَةً بِالْقَدُوْمِ. مسلم 4: 1839
Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim 'AS berkhitan saat beliau berusia delapan puluh tahun dengan menggunakan kampak". [HR. Muslim juz 4, hal. 1839]
Keterangan :
Kalau dibaca bilqoduum, artinya dengan kampak, tetapi kalau dibaca bilqodduum, artinya di kota Qoddum, di daerah Syam.
Mulai saat itulah khitan telah menjadi syari’at (peraturan) pada ummat Nabi Ibrahim dan keturunannya. Nabi Muhammad SAW meneruskan syari’at itu untuk dilaksanakan oleh ummatnya.
Telah kita ketahui bahwa pokok-pokok ajaran yang telah disampaikan Allah kepada Nabi Ibrahim AS pada umumnya diteruskan dan dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, sehingga menjadi ajaran Islam.

9/15/2014

QURBAN

QURBAN
1. Pengertian dan Sejarah Qurban
Asal kata Qurban itu dari bahasa Arab :
قَرُبَ - يَـقْرُبُ - قُرْبـًا وَ قُرْبَانــًا وَ قِرْبَانــًا. المنجد
Yang artinya : "Mendekat/pendekatan".
Sedang pengertian Qurban, menurut agama sesuai dengan asal katanya, yaitu, "Usaha pendekatan diri dari seorang hamba kepada Penciptanya dengan jalan menyembelih binatang yang halal dan dilaksanakan dengan tuntunan, dalam rangka mencari ridla-Nya".
Firman Allah SWT :
لَـنْ يَنَالَ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلاَ دِمَآءُهَا وَلكِـنْ يـَّنَالُهُ التَّـقْوى مِنْكُمْ، كَـذلِكَ سَخـَّرَهَا لَكُمْ لِـتُكَـبِّرُوا اللهَ عَلى مَا هَدـكُمْ، وَ بَشِّرِ اْلمُحْسِنِـيْنَ. الحج:37
"Daging-daging unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah dan tidak (pula) darahnya, tetapi taqwa dari pada kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya kepada kamu, dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik". [Al-Hajj : 37]

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...