Tampilkan postingan dengan label Hukum-hukum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hukum-hukum. Tampilkan semua postingan

1/13/2019

LARANGAN MELAMPAUI BATAS DALAM BERAGAMA

LARANGAN MELAMPAUI BATAS DALAM BERAGAMA

Apabila kita perhatikan di dalam dasar-dasar tasyri' yang tersebut di dalam Al-Qur'an, kita akan mengerti bahwa agama Islam itu satu-satunya agama yang diturunkan Allah kepada ummat manusia dengan membawa dasar "tidak berat dan tidak sukar" dikerjakan. Bahkan meniadakan yang berat. Dan sesuatu yang dipimpin oleh agama Islam itu pasti ringan dan mudah dikerjakan oleh ummat manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW  yang diriwayatkan dari Abu 'Urwah :
عَنْ اَبِى عُرْوَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اَيُّهَا النَّاسُ. اِنَّ الدّيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِى يُسْرٍ. ثَلاَثًا يَقُوْلُهَا. احمد.
Dari Abu 'Urwah RA ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Wahai manusia, sesungguhnya agama Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi itu di dalam kemudahan. Beliau SAW bersabda demikian itu tiga kali" [HR. Ahmad] 

1/12/2019

Hukum Makanan

HALAL HARAM DALAM ISLAM
(Tentang Makanan)

1. Asal tiap-tiap sesuatu adalah mubah
Islam menetapkan bahwa asal sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satupun yang haram, kecuali karena ada nash yang sah dan tegas dari syari (yang berwenang membuat hukum), yaitu Allah dan Rasul-Nya yang mengharamkannya. Qaidah ushul mengatakan :
اْلاَصْلُ فِى اْلاَشْيَاءِ اْلاِبَاحَةُ. اصول الفقه
Asal tiap-tiap sesuatu adalah mubah. [Ushul Fiqh]
Kalau tidak ada nash yang sah atau tegas (sharih) yang menunjukkan haram, maka hal tersebut tetap sebagaimana asalnya, yaitu mubah.

Bila Hukum tidak tegak...

Hancurnya suatu bangsa karena tidak tegaknya Hukum

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, Allah SWT senantiasa mencurahkan ni'mat-Nya kepada kita dengan bermacam-macam ni'mat yang banyak sekali, yang sungguh kita tidak dapat menghitungnya. Allah SWT berfirman :
وَ اِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا. ابراهيم:34
Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya. [QS. Ibrahim : 34]

1/07/2019

AL-IJMA' DASAR HUKUM YANG KETIGA DALAM ISLAM

Al-Ijma' Dasar Hukum yang Ketiga Dalam Islam

1. Arti Ijma' :
Ijma' menurut bahasa, artinya : sepakat, setuju atau sependapat, sedang menurut istilah, ialah :
اِتِّـفَاقُ مُجْتَهِدِى اُمَّةِ مُحَمَّدٍ ص بَعْدَ وَفَاتِهِ فِى عَصْرٍ مِنَ اْلأَعْصَارِ عَلَى أَمْرٍ مِنَ اْلأُمُوْرِ.
Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad ummat Muhammad, sesudah wafatnya pada suatu masa, tentang suatu perkara (hukum).
2. Dari Segi Masanya,
Dari segi masanya, maka Ijma' dapat dibagi menjadi dua :
1. Zaman Khalifah yang empat, dan
2. Zaman sesudahnya.
(1)   Ijma' shahabat (yang dimaksud ialah zaman Khalifah Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan Ali). Ijma' mereka ini jelas dapat dijadikan hujjah tanpa diperselisihkan orang lagi, sebab NabiSAW. sendiri memerintahkan sebagaimana sabdanya:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ اْلخُـلَـفَاءِ الرَّاشِدِيْـنَ. ابو داود وغيره.
Hendaklah kamu berpegang kepada cara-caraku dan cara-cara khulafaur Rasyidin. [Abu Dawud dan lain-lain]

3/01/2016

Al-Qur'an petunjuk ke jalan yang lurus

Al-Qur'an petunjuk ke jalan yang lurus

اِنَّ هذَا الْقُرْانَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَ يُبَشّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّلِحتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا. الاسراء: 9
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, [QS. Al-Israa' : 9]
ياَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَكُمْ بُرْهَانٌ مّنْ رَبّكُمْ وَ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ نُوْرًا مُّبِيْنًا(174) فَاَمَّا الَّذِيْنَ امَنُوْا بِاللهِ وَ اعْتَصَمُوْا بِه فَسَيُدْخِلُهُمْ فِيْ رَحْمَةٍ مّنْهُ وَ فَضْلٍ وَّ يَهْدِيْهِمْ اِلَيْهِ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًا(175) النساء: 174-175
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an). (174)

Al-Qur'an harus dipegang teguh

Al-Qur'an harus dipegang teguh

اِنَّ هذَا الْقُرْانَ يَهْدِيْ لِلَّتِي هِيَ اَقْوَمُ وَ يُبَشّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّلِحتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا. الاسراء: 9
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, [QS. Al-Israa' : 9]
وَ كَذلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مّنْ اَمْرِنَا، مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتبُ وَلاَ اْلاِيْمَانُ وَ لكِنْ جَعَلْنهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِه مَنْ نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا، وَ اِنَّكَ لَتَهْدِيْ اِلى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ. الشورى: 52
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. [QS. Asy-Syuuraa : 52]

7/30/2015

Keutamaan Ilmu

Keutamaan Ilmu

Firman Allah :
وَ مَا كَانَ اْلمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَآفَّةً، فَلَوْلاَ  نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَ لِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ  اِذَا رَجَعُوْآ اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ. التوبة:122
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri. [QS. At-Taubah : 122]
اِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ اْلعُلَمؤُا. فاطر:28
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama. [QS. Fathir : 28]

7/23/2015

Al-Ijma' Dasar Hukum yang Ketiga Dalam Islam

1. Arti Ijma' :
Ijma' menurut bahasa, artinya : sepakat, setuju atau sependapat, sedang menurut istilah, ialah :
اِتِّـفَاقُ مُجْتَهِدِى اُمَّةِ مُحَمَّدٍ ص بَعْدَ وَفَاتِهِ فِى عَصْرٍ مِنَ اْلأَعْصَارِ عَلَى أَمْرٍ مِنَ اْلأُمُوْرِ.
Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad ummat Muhammad, sesudah wafatnya pada suatu masa, tentang suatu perkara (hukum).
2. Dari Segi Masanya,
Dari segi masanya, maka Ijma' dapat dibagi menjadi dua :
1. Zaman Khalifah yang empat, dan
2. Zaman sesudahnya.

6/28/2015

Tentang membuat Gambar dan Patung


Hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى طَلْحَةَ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: لاَ تَدْخُلُ اْلمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيْهِ كَلْبٌ وَ لاَ تَصَاوِيْرُ. البخارى 7: 64
Dari Abu Thalhah RA ia berkata, Nabi SAW bersabda, "Malaikat tidak akan masuk pada suatu rumah yang ada anjingnya atau ada gambar/patung". [HR. Bukhari juz 7, hal 64]

TENTANG MUSIK DAN NYANYIAN

Tentang musik dan nyanyian

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ بِبَعْضِ الْمَدِيْنَةِ فَاِذَا هُوَ بِجَوَارٍ يَضْرِبْنَ بِدُفّهِنَّ وَ يَتَغَنَّيْنَ وَ يَقُلْنَ: نَحْنُ جَوَارٍ مِنْ بَنِى النَّجَّارِ، يَا حَبَّذَا مُحَمَّدٌ مِنْ جَارٍ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اَللهُ يَعْلَمُ اَنّى َلاُحِبُّكُنَّ. ابن ماجه 1: 612، رقم: 1899
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi SAW pernah melewati bagian dari kota Madinah, tiba-tiba beliau melewati para wanita yang memukul rebana dan bernyanyi, mereka mengucapkan, Kami tetangga dari Bani Najjar. Alangkah baiknya Muhammad sebagai tetanggaku. Maka Nabi SAW bersabda, Allah mengetahui bahwa aku mencintai kalian. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 612, no. 1899]

5/17/2015

Minum khamr walaupun sedikit, hukumnya tetap haram

Minum khamr walaupun sedikit, hukumnya tetap haram

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ فَقَلِيْلُهُ حَرَامٌ. احمد و ابن ماجه و الدارقطنى و صححه
Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Minuman yang dalam jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram". [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Daruquthni, dan dia menshahihkannya]
وَ ِلاَبِى دَاوُدَ وَ ابْنِ مَاجَهْ وَ التِّرْمِذِيِّ مِثْلُهُ سَوَاءٌ مِنْ حَدِيْثِ جَابِرٍ.
Dan Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi meriwayatkan seperti itu dari Jabir.

3/22/2015

QAIDAH HUKUM DALAM ISLAM .... lanjutan

LANJUTAN

QAIDAH  HUKUM DALAM ISLAM

3.  Mengharamkan yang Halal dan Menghalalkan yang Haram adalah Berdosa Besar
Islam mencela orang-orang yang suka mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram. Dan hal ini merupakan suatu pengungkungan dan penyempitan bagi manusia yang sebenarnya oleh Allah diberikan keleluasaan.
Nabi Muhammad SAW sendiri telah berusaha untuk memberantas perasaan yang keterlaluan ini. Diantaranya ialah dengan mencela dan melaknat orang-orang yang suka berlebih-lebihan tersebut, sebagaimana sabdanya :
اَلاَ هَلَكَ اْلمُتَنَطِّعُوْنَ. اَلاَ هَلَكَ اْلمُتَنَطِّعُوْنَ. اَلاَ هَلَكَ اْلمُتَنَطِّعُوْنَ. مسلم و احمد و ابو داود
Ingatlah, mudah-mudahan binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan. Ingatlah, mudah-mudahan binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan. Ingatlah, mudah-mudahan binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan. [HR. Muslim, Ahmad dan Abu Dawud]
Dan beliau bersabda tentang sifat risalah beliau:
بُعِثْتُ بِاْلحَنِيْفِيَّةِ السَّمْحَةِ. احمد
Saya diutus dengan membawa suatu agama yang lurus dan longgar. [Ahmad]

QAIDAH HUKUM DALAM ISLAM

QAIDAH  HUKUM DALAM ISLAM

1.    Asal tiap-tiap sesuatu adalah mubah
Islam menetapkan bahwa asal sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satupun yang haram, kecuali karena ada nash yang sah dan tegas dari syari (yang berwenang membuat hukum), yaitu Allah dan Rasul-Nya yang engharamkan. Kaidah ushul mengatakan :
اَْلاَصْلُ فِى اْلاَشْيَاءِ اْلاِبَاحَةُ. اصول الفقه
Asal tiap-tiap sesuatu adalah mubah. [Ushul Fiqh]
Kalau tidak ada nash yang sah atau tegas (sharih) yang menunjukkan haram, maka hal tersebut tetap sebagaimana asalnya, yaitu mubah.
Ulama-ulama Islam mendasari ketetapan tersebut dengan dalil ayat-ayat Al-Quran, yang antara lain :
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى اْلاَرْضِ جَمِيْعًا. البقرة: 29
Dia lah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. [QS. Al-Baqarah : 29]
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. [QS. Al-Jaatsiyah : 13]
اَ لَمْ تَرَوْا اَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّموتِ وَ مَا فِى اْلاَرْضِ وَ اَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَه ظَاهِرَةً وَّ بَاطِنَةً. لقمان: 20
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nimat-Nya lahir dan bathin. [QS. Luqman : 20]

3/04/2015

Segala Yang Memabukkan Hukumnya Haram


Segala Yang Memabukkan Hukumnya Haram

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: َاْلخَمْرُ مِنْ هَاتَيْنِ الشَّجَرَتَيْنِ: النَّخْلَةِ وَ اْلعِنَبَةِ. الجماعة الا الترمذى
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Khamr itu (dibuat) dari dua pohon ini : kurma dan anggur". [HR. Jama'ah, kecuali Tirmidzi]
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: اِنَّ اْلخَمْرَ حُرِّمَتْ وَ اْلخَمْرُ يَوْمَئِذٍ اْلبُسْرُ وَ التَّمْرُ. احمد و البخارى و مسلم
Dari Anas, ia berkata, "Sesungguhnya khamr itu (telah) diharamkan, dan pada saat itu khamr (dibuat dari) kurma segar dan kurma kering". [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]

12/28/2014

Ta'rif As-Sunnah/Al-Hadits Menurut Istilah Syara'

Ta'rif As-Sunnah/Al-Hadits Menurut Istilah Syara'
Para ulama ahli hadits dan ahli ushul fiqih memberikan ta'rif kata "SUNNAH/HADITS", demikian :
مَاجَاءَ عَنِ النَّبِيِّ ص مِنْ اَقْوَالِهِ وَاَفْعَالِهِ وَ تَقْرِيْرِهِ وَمَاهَمَّ بِفِعْلِهِ.
"Apa-apa yang datang dari Nabi SAW berupa perkataan-perkataannya dan perbuatan-perbuatannya dan taqrirnya dan apa-apa yang beliau cita-citakan untuk mengerjakannya".
Singkatnya, "SUNNAH/HADITS" itu ~sepanjang istilah ahli hadits dan ahli ushul fiqih~ ialah : Sabda-sabda Nabi SAW, perbuatan-perbuatan Nabi SAW dan iqrar (taqrir) Nabi SAW, yaitu perbuatan seorang shahabat Nabi yang beliau ketahui, tetapi beliau tidak menegur atau menyalahkannya. Yang semuanya itu bersangkut paut dengan beberapa hikmah dan hukum-hukum yang berpokok dalam Al-Qur'an.
Imam Asy-Syathiby berkata dalam kitab Al-Muwafaqat : Kata "As-Sunnah" itu dipakai juga untuk nama bagi segala apa yang tidak diterangkan di dalam Al-Qur'an, baik menjadi keterangan bagi isi Al-Qur'an ataupun tidak. Dan dipakai juga sebagai lawannya "bid'ah". Seperti dikatakan : "Si Fulan itu ada di dalam sunnah". Yakni : ia mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang pernah dikerjakan oleh Nabi SAW, baik pekerjaan itu ada nash-nya di dalam Al-Qur'an ataupun tidak. Dan seperti dikatakan juga : "Si Fulan dalam bid'ah". Yakni : Apabila ia telah mengerjakan pekerjaan yang berlawanan atau menyalahi akan pekerjaan yang pernah dikerjakan oleh Nabi SAW.

Cara Melakukan Hukum-hukum Al-Qur'an.

Cara Melakukan Hukum-hukum Al-Qur'an
Hukum-hukum yang tersebut di dalam Al-Qur'an itu berlakunya bagi manusia ada yang dengan jalan "THALAB (tuntutan)" dan ada yang  "TAKHYIR (boleh memilih)".
Adapun yang dimaksud dengan "THALAB" (tuntutan) itu ada dua macam : Tuntutan mengerjakan dan tuntutan meninggalkan.
Di dalam Al-Qur'an ada terdapat tuntutan supaya dikerjakan dengan berbagai jalan atau cara. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
1.    Menyuruh dengan berterus terang seperti :
اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَائِ ذِى الْقُرْبى. النحل:90
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat. [An-Nahl : 90]
اِنَّ الله يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوْا اْلاَمنتِ اِلَى اَهْلِهَا، وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ. النساء:58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. [An-Nisa' : 58]

12/01/2014

Rukun Qiyas dan Syarat-syaratnya

Rukun Qiyas dan Syarat-syaratnya

Untuk mendatangkan atau menjalankan "qiyas" orang  harus mengerti dan memegangi rukun-rukunnya dan syarat-syaratnya, yang jika tidak, tentu tidak akan mungkin ia menjalankannya. Demikianlah menurut keterangan para ulama ahli ushul.
Rukun qiyas, ada empat :
1. Ashal (Pokok)
2. Fara' (Cabang)
3. Illah (Sebab-Karena), dan
4. Hukum.
Ashal, ialah tempat mengqiyaskan, seperti minuman arak.
Fara', ialah yang diqiyaskan, seperti segala macam minuman yang memabukkan.
Illah, ialah sifat-sifat yang ada pada ashal dan fara' yang diqiyaskan, seperti memabukkan.
Hukum, ialah hukum haram, misalnya.
Adapun syarat-syarat qiyas, sepanjang keterangan para ahli ushul, antara lain sebagai berikut :
1.  Ashal dan hukumnya hendaklah ada dari keterangan syara', yaitu yang telah tersebut dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
2.  Hendaklah ashal itu satu perkara yang termasuk perkara-perkara yang dapat difikirkan oleh akal akan sebab-sebabnya.
3.  Hendaklah sebab-sebab yang ada pada ashal itu ada pula pada fara' (cabang)
4.  Janganlah cabang itu sudah mempunyai hukum sendiri, sebelum diberi hukum dengan qiyas.
5.  Sesudah diberi hukum dengan qiyas, janganlah cabang itu bertentangan dengan hukum yang lain.

AL-IJMA' DASAR HUKUM YANG KETIGA DALAM ISLAM

Al-Ijma' Dasar Hukum yang Ketiga Dalam Islam
1. Arti Ijma' :
Ijma' menurut bahasa, artinya : sepakat, setuju atau sependapat, sedang menurut istilah, ialah :
اِتِّـفَاقُ مُجْتَهِدِى اُمَّةِ مُحَمَّدٍ ص بَعْدَ وَفَاتِهِ فِى عَصْرٍ مِنَ اْلأَعْصَارِ عَلَى أَمْرٍ مِنَ اْلأُمُوْرِ.
Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad ummat Muhammad, sesudah wafatnya pada suatu masa, tentang suatu perkara (hukum).
2. Dari Segi Masanya,
Dari segi masanya, maka Ijma' dapat dibagi menjadi dua :
1. Zaman Khalifah yang empat, dan
2. Zaman sesudahnya.

LARANGAN MELAMPAUI BATAS DALAM BERAGAMA

LARANGAN MELAMPAUI BATAS DALAM BERAGAMA

Apabila kita perhatikan di dalam dasar-dasar tasyri' yang tersebut di dalam Al-Qur'an, kita akan mengerti bahwa agama Islam itu satu-satunya agama yang diturunkan Allah kepada ummat manusia dengan membawa dasar "tidak berat dan tidak sukar" dikerjakan. Bahkan meniadakan yang berat. Dan sesuatu yang dipimpin oleh agama Islam itu pasti ringan dan mudah dikerjakan oleh ummat manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW  yang diriwayatkan dari Abu 'Urwah :
عَنْ اَبِى عُرْوَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اَيُّهَا النَّاسُ. اِنَّ الدّيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِى يُسْرٍ. ثَلاَثًا يَقُوْلُهَا. احمد.
Dari Abu 'Urwah RA ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Wahai manusia, sesungguhnya agama Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi itu di dalam kemudahan. Beliau SAW bersabda demikian itu tiga kali" [HR. Ahmad] 

10/12/2014

Larangan Laki-laki Menyerupai Wanita dan Wanita Menyerupai Laki-laki

Larangan Laki-laki Menyerupai Wanita dan Wanita Menyerupai Laki-laki
Laki-laki yang sengaja menyerupai wanita dalam berpakaian, berdandan, bertingkah laku, berbicara, bergaya dan sebagainya adalah haram. Demikian pula wanita yang menyerupai laki-laki, berdasarkan hadits-hadits sebagai berikut :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص اْلمُتَشَبِّهِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَ اْلمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ. البخارى و ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه و الطبرانى و عنده: اَنَّ امْرَأَةً مَرَّتْ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص مُتَقَلِّدَةً قَوْسًا، فَقَالَ: لَعَنَ اللهُ اْلمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ وَ اْلمُتَشَبِّهِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ. و فى رواية البخارى: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص اْلمُخَنَّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَ اْلمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ.
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki. [HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah. Dan bagi Thabrani, (Ibnu Abbas berkata)] : Ada seorang wanita berselempang busur panah lewat di depan Rasulullah SAW, maka beliau bersabda : "Allah melaknat para wanita yang menyerupai laki-laki dan para laki-laki yang menyerupai wanita". [Dan di dalam satu riwayat bagi Bukhari], Rasulullah SAW melaknat para laki-laki yang bergaya seperti wanita dan para wanita yang bergaya seperti laki-laki.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ اْلمَرْأَةِ، وَ اْلمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ. ابو داود و النسائى و ابن ماجه و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و قال: صحيح على شرط مسلم
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW melaknat orang laki-laki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian laki-laki". [HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Al-Hakim, ia berkata : "Shahih atas syarath Muslim"].

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...