Tampilkan postingan dengan label Sejarah Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Islam. Tampilkan semua postingan

2/12/2020

Sejarah Islam

Wahyu Allah yang diturunkan berkenaan dengan Haditsul Ifki.

Ayat-ayat yang diturunkan untuk membersihkan diri ‘Aisyah RA tersebut ialah surat An-Nuur : 11-21, yang artinya sebagai berikut :
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar. (11)
Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata”. (12)
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu ? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. (13)

Sejarah Islam

Beberapa kejadian sehubungan dengan perang bani Musthaliq

Setelah kaum muslimin tiba di Madinah, ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin Ubaiy datang menemui Rasulullah SAW, lalu berkata :
يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّهُ بَلَغَنِى اَنَّكَ تُرِيْدُ قَتْلَ عَبْدِ اللهِ بْنِ اُبَيّ فِيْمَا بَلَغَكَ عَنْهُ، فَاِنْ كُنْتَ فَاعِلاً فَمُرْلِى بِهِ، فَاَنَا اَحْمِلُ اِلَيْكَ رَأْسَهُ. فَوَ اللهِ لَقَدْ عَلِمَتِ اْلخَزْرَجُ مَا كَانَ بِهَا مِنْ رَجُلٍ اَبَرُّ بِوَالِدِهِ مِنّى وَ اِنّى اَخْشَى اَنْ تَأْمُرَ بِهِ غَيْرِى فَيَقْتُلُهُ فَلاَ تَدَعُنِى نَفْسِى اَنْ اَنْظُرَ اِلَى قَاتِلِ عَبْدِ اللهِ بْنِ اُبَيّ يَمْشِى فِى النَّاسِ. فَاَقْتُلَهُ، فَاَقْتُلُ مُؤْمِنًا بِكَافِرٍ فَاَدْخُلُ النَّارَ.
Ya Rasulullah, sesungguhnya saya dengar engkau ingin membunuh ‘Abdullah bin Ubay berkenaan apa yang diperbuat terhadapmu. Jika benar engkau ingin melakukannya, maka perintahlah aku. Aku bersedia membawa kepalanya ke hadapanmu. Demi Allah, orang-orang suku Khazraj telah sama mengetahui bahwa tidak ada orang yang lebih berbhakti kepada ayahnya daripada diriku. Aku khawatir jika engkau memerintahkan kepada orang lain selain aku untuk membunuhnya, lalu aku tidak tahan melihat pembunuh ‘Abdullah bin Ubay berjalan di tengah masyarakat, sehigga aku membunuhnya. Ini berarti aku membunuh seorang mukmin karena membela seorang kafir, sehingga aku masuk neraka.

Tarikh Nabi Muhammad SAW

 Ayat-ayat yang diturunkan berkenaan dengan perang Bani Nadlir 

سَبَّحَ ِللهِ مَا فِى السَّموتِ وَ مَا فِى اْلاَرْضِ، وَ هُوَ اْلعَزِيْزُ اْلحَكِيْمُ (1). هُوَ الَّذِيْ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ اْلكِتبِ مِنْ دِيَارِهِمْ ِلاَوَّلِ اْلحَشْرِ، مَا ظَنَنْتُمْ اَنْ يَّخْرُجُوْا وَ ظَنُّوْا اَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُوْنُهُمْ مّنَ اللهِ فَاَتَاهُمُ اللهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوْا وَ قَذَفَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُوْنَ بُيُوْتَهُمْ بِاَيْدِيْهِمْ وَ اَيْدِى اْلمُؤْمِنِيْنَ، فَاعْتَبِرُوْا ياُولِى اْلاَبْصَارِ (2). وَ لَوْلاَ اَنْ كَتَبَ اللهُ عَلَيْهِمُ اْلجَلاَءَ لَعَذَّبَهُمْ فِى الدُّنْيَا، وَ لَهُمْ فِى اْلآخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ (3). ذلِكَ بِاَنَّهُمْ شَاقُّوا اللهَ وَ رَسُوْلَه، وَ مَنْ يُشَآقّ اللهَ فَاِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ (4). الحشر
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (1)
Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir diantara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka, mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (2)
Dan jikalau tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah mengadzab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat adzab neraka. (3)
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (4) [QS. Al-Hasyr]

11/07/2019

Percakapan antara Raja Habsyi

Percakapan antara Raja Habsyi (Najasyi) dengan kaum Muslimin

Raja Habsyi mengemukakan beberapa pertanyaan kepada kaum Muslimin, tanyanya : "Mengapa kamu sekalian tidak bersujud kepada raja ?"
Shahabat Ja'far selaku kepala rombongan menjawab : "Sesungguhnya kami tidak bersujud melainkan kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi".
Amr bin Ash (utusan Quraisy) berkata kepada raja : "Wahai tuanku raja : Tidakkah tuanku melihat bahwa mereka itu begitu sombong, dan mereka tidak mau menghormat kepada tuanku raja dengan penghormatan cara tuanku !".
Raja Najasyi lalu bertanya kepada kaum Muslimin : "Apa yang menghalangi kalian untuk bersujud kepadaku dan memberi penghormatan kepadaku dengan penghormatan yang telah biasa dilakukan orang kepadaku ?".

Pawai Kaum Muslimin Yang Pertama Kali

Pawai Kaum Muslimin Yang  Pertama Kali


Keesokan harinya, di waktu pagi Umar bin Khaththab datang ke rumah shahabat Al-Arqam, disitu ia menanti-nanti kedatangan kaum Muslimin di rumah itu. Karena kaum Muslimin biasa setiap pagi datang di rumah Al-Arqam untuk menerima pelajaran dari Nabi SAW.
Pada hari itu, setelah kaum Muslimin datang ke rumah Al-Arqam, lalu dikumpulkan dan disuruh berbaris oleh Umar bin Khaththab. Kemudian setelah Nabi SAW hadir di tempat itu, dan kaum Muslimin sudah berbaris, maka Umar bin Khaththab meminta Nabi SAW supaya berjalan di muka barisan, dan di belakang beliau adalah Umar bin Khaththab bersama Hamzah bin Abdul Muththalib. Memang kedua shahabat inilah yang mengepalai pawai kaum Muslimin tersebut, dan kedua shahabat itu berjalan dengan menyelempangkan panahnya sambil membawa pedang terhunus, dan dalam pawai itu, kedua-duanya membaca :
Juga kaum Muslimin di belakangnya membacanya bersama-sama. Dan Umar berkata dengan suara keras :
 "Barangsiapa yang berani mengganggu salah seorang yang ada di belakangku, maka tentu pedangku ini akan memotong lehernya".

3/25/2019

Teguran Allah SWT kepada Nabi SAW
 mengenai tawanan Badr.

    Setelah Nabi SAW melepaskan para tawanan Badr, kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepada beliau :
مَا كَانَ لِنَبِيّ اَنْ يَّكُوْنَ لَه اَسْرى حَتّى يُثْخِنَ فِى اْلاَرْضِ، تُرِيْدُوْنَ عَرَضَ الدُّنْيَا، وَ اللهُ يُرِيْدُ اْلاخِرَةَ، وَ اللهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ. لَوْ لاَ كِتبٌ مّنَ اللهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيْمَآ اَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ. فَكُلُوْا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَللاً طَيّبًا وَّ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. الانفال:67-69
Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (67). Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil (68). Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (69). [QS. Al-Anfaal]

Kegoncangan Kaum Quraisy di Makkah

Kegoncangan Kaum Quraisy di Makkah

  Tentara Quraisy yang pertama kali tiba di Makkah dari Badr ialah seorang yang bernama Haisuman bin ‘Abdillah Al-Khuza’iy. Setelah ia sampai di Makkah sudah tentu mendapat beberapa pertanyaan oleh orang-orang yang tinggal di Makkah terutama ketua-ketua Quraisy yang tidak ikut ke Badr. Ketika itu ia menjawab dengan sebenarnya, “Bahwa tentara Quraisy hancur luluh dikalahkan oleh tentara Muhammad, kepala-kepala dan pahlawan-pahlawan Quraisy binasa. Abu Jahl, ‘Utbah bin Rabi’ah, Abul Bakhtari, Walid bin ‘Utbah, Syaibah bin Rabi’ah dan Umayyah bin Khalaf, Zam’ah bin Aswad, Nubaih bin Hajjaj dan Munabbih bin Hajjaj terbunuh, dan barisan tentara Quaisy kocar-kacir”. Demikianlah Haisuman menerangkan kekalahan tentara Quraisy di Badr.

Tawanan Badr

Bermusyawarah mengenai tawanan Badr.

Telah menjadi kebiasaan Nabi SAW apabila hendak mengerjakan sesuatu perkara yang penting, sedang wahyu dari Allah belum diturunkan, maka beliau SAW mengadakan “musyawarah” dengan shahabat-shahabat beliau yang terpandang. Yakni shahabat-shahabat yang mempunyai pengetahuan dan pandangan luas serta berpengaruh besar di kalangan kaumnya. Terutama shahabat Abu Bakar dan ‘Umar bin Khaththab tidak pernah beliau tinggalkan, karena kedua shahabat ini kecuali terpandang oleh Nabi juga berpengaruh besar bagi shahabat Muhajirin. Begitu pula shahabat Sa’ad bin Mu’adz, disamping dia terpandang oleh Nabi juga terpandang bagi shahabat Anshar, tidak ada bedanya dengan Abu Bakar dan ‘Umar.
Pada waktu itu karena Nabi SAW belum mengetahui tentang cara-cara memberi hukuman (keputusan) kepada orang-orang yang tertawan, maka beliau SAW mengadakan musyawarah dengan para shahabat untuk mengambil keputusan.

3/23/2019

Perang Badar Kubra

Perang Badar Kubra

1. Asal mula kejadian perang Badr
Diriwayatkan, bahwa setelah terjadinya perampasan oleh 'Abdullah bin Jahsy dan kawan-kawan sebagaimana riwayat terdahulu, maka kaum musyrikin Quraisy ketika itu sangat marah terhadap kaum muslimin. Oleh sebab itu pada saat mereka akan mengadakan angkatan perdagangan ke negeri Syam, mereka berjaga-jaga, sebab perjalanan perdagangan mereka pergi dan pulangnya melalui kota Madinah, padahal waktu itu kota Madinah sudah menjadi kotanya kaum muslimin.B

dalam bai'at 'Aqabah yang kedua berbicara di hadapan Nabi SAW atas nama kaumnya (Banu Salamah) dan dialah yang ditetapkan menjas bagi kaumnya. e. Kelahiran 'Abdullah bin Zubair RA Menurut riwayat, beberapa bulan sesudah Nabi SAW sampai di Madinah dalam hijrah beliau, keluarga shahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq RA menyusul hijrah. Diantara keluarga ini ialah Asma' yaitu putri shahabat Abu Bakar, kakak perempuan 'Aisyah, dan dia adalah istri shahabat Zubair bin 'Awwam. Ketika Asma' berangkat berhijrah dia sedang hamil. Kemudian, beberapa bulan sesudah dia sampai di Madinah, dia melahirkan seorang putera yang dinamakan 'Abdullah. 'Abdullah bin Zubair ini adalah seorang putera dari shahabat Muhajirin yang pertama-tama dilahirkan. Lahirnya shahabat 'Abdullah bin Zubair berarti lahirnya seorang calon pejuang Islam, karena ternyata dia adalah seorang pejuang Islam sampai akhir hayatnya. Dan pada tahun 1 Hijrah itu pula 2 orang musuh Islam telah meninggal : 1. Kematian Walid bin Mughirah. Walid bin Mughirah adalah seorang yang sangat memusuhi Islam dan merintangi seruan Nabi SAW ketika di Makkah, karena dia memang salah seorang ketua dan kepala bangsa Quraisy di Makkah. Pada tahun pertama hijrah, dia mati dengan penuh penyesalan. Dan diriwayatkan bahwa pada saat ajalnya hampir tiba, ia sering mengeluh dan tampak sangat susah. Maka Abu Jahl bertanya kepadanya, "Wahai pamanku, mengapa engkau tampak begitu sedih, lalu apa yang menyebabkan engkau mengeluh ?". Walid bin Mughirah menjawab, "Saya sedih ini bukan karena takut akan mati, tetapi karena saya khawatir, kalau-kalau sepeninggal saya nanti agama Ibnu Abi Kabsyah mendapat kemenangan". [Yang dimaksud Ibnu Abi Kabsyah adalah Nabi SAW]. Kemudian Abu Sufyan segera menyahut, "Jangan khawatir, jangan takut, saya tanggung agama Ibnu Abi Kabsyah tidak akan dapat masuk ke Makkah. Jangankan mendapat kemenangan, masuk saja tidak akan bisa". Demikianlah riwayat kematian Walid bin Mughirah. 2. Kematian 'Ash bin Waail. Beberapa hari sesudah Walid bin Mughirah meninggal, lalu 'Ash bin Waail As-Sahmiy menyusul meninggal. 'Ash ini adalah seorang kepala Quraisy Makkah yang sangat memusuhi seruan Nabi SAW. 3. Perang Waddan. Menurut riwayat, Ibnu Hisyam dari Ibnu Ishaq, dan dikuatkan pula oleh Imam Bukhari dalam Tarikh Shaghirnya, bahwa ghazwah Waddan ini adalah ghazwah (peperangan) yang pertama kali yang dikepalai oleh Nabi SAW. Waddan adalah suatu nama gunung yang terletak diantara Makkah dan Madinah. Dan perang tersebut juga dinamakan ghazwah Abwa', karena berdekatan dengan desa Abwa'. Ghazwah Waddan ini terjadi pada tanggal 12 bulan Shafar tahun kedua Hijrah. Pada hari dan bulan itu, berangkatlah Nabi SAW dengan diiringi oleh shahabat-shahabat Muhajirin sebanyak 70 orang. Shahabat-shahabat Anshar tidak ada yang disuruh ikut. Sebelum Nabi SAW berangkat, pimpinan kaum muslimin di Madinah diserahkan kepada shahabat Sa'ad bin 'Ubadah RA. Nabi SAW berangkat menuju Waddan diiringi oleh pasukan tersebut dengan berbendera putih yang dibawa oleh shahabat Hamzah RA, Nabi dan tentaranya berangkat untuk menghadang seperangkatan unta yang membawa perdagangan kaum musyrikin Quraisy. Tetapi ternyata seperangkatan unta tersebut telah lewat, maka ghazwah tadi tidak sampai terjadi. Kemudian di tempat tersebut Nabi SAW mengadakan perjanjian dengan kaum Arab dari Bani Dlamrah, perjanjian tersebut oleh pembesar kaum ini yang bernama Makhsyi bin Amr Adl-Dlamriy pemimpin mereka pada saat itu, dan telah diterima dengan baik. Adapun isi perjanjiannya ialah : 1. Bahwa Bani Dlamrah tidak diperkenankan menyerang atau memerangi lebih dahulu kepada kaum muslimin. 2. Bahwa kaum muslimin tidak diperkenankan menyerang atau memerangi lebih dahulu kepada mereka. 3. Bahwa jika masing-masing dari dua golongan mendapat serangan dari luar, maka wajib membela dan menolong dengan sekuat-kuatnya. 4. Bahwa Bani Dlamrah tidak diperkenankan membantu apasaja kepada orang yang hendak memusuhi Islam. Selanjutnya setelah perjanjian perdamaian selesai, Nabi SAW bersama tentara Islam kembai ke Madinah dengan selamat, dan menurut riwayat bahwa sejak dari berangkat sampai kembalinya tentara Islam ini dalam waktu 15 hari. 4. Perang Buwath. Sekembali Nabi SAW ke Madinah, tidak lama kemudian Nabi SAW menerima khabar, bahwa seperangkatan unta yang membawa perdagangan kaum musyrikin Quraisy dari negeri Syam sebanyak dua ribu lima ratus unta dan seratus orang laki-laki yang dipimpin Umayyah bin Khalaf akan kembali ke Makkah. Oleh sebab itu Nabi SAW segera berangkat menuju desa Buwath. Buwath adalah nama suatu gunung yang letaknya dari Madinah kira-kira perjalanan 5 pos (dekat pelabuhan Yanbu'). Nabi SAW berangkat diiringi oleh pasukan muslimin yang terdri dari shahabat Muhajirin sebanyak 200 orang, dengan berbendera putih di bawa oleh shahabat Sa'ad bin Abi Waqqash RA. Ketika itu pimpinan kaum muslimin di Madinah diserahkan kepada shahabat Saaib bin 'Utsman bin Madl'un RA. Nabi SAW berangkat dalam bulan Rabi'ul Awwal tahun kedua Hijrah. Setelah Nabi SAW sampai di tempat yang dituju, ternyata seperangkatan unta kaum musyrikin Quraisy tersebut sudah berlalu dari Buwath, maka dari itu pertempuran tidak terjadi, dan Nabi SAW bersama tentara Islam lalu pulang kembali ke Madinah dengan selamat. 5. Perang 'Usyairah. Menurut riwayat, bahwa sekembali Nabi SAW di Madinah, tidak beberapa lama, terdengarlah khabar oleh Nabi, bahwa kaum Quraisy di Makkah akan mengadakan angkatan perdagangannya lagi ke negeri Syam, angkatan tersebut sebanyak 1.000 unta, dengan membawa perdagangan seharga 50.000 dinar, dan orang-orang yang mengiringinya lebih dari 30 orang dan dikepalai oleh seorang ketua Quraisy yang tidak asing lagi namanya ialah Abu Sufyan bin Harb. Maka setelah khabar ini didengar oleh Nabi SAW lalu beliau bersiap mengatur pasukan tentara kaum muslimin sebanyak 150 orang, kemudian pada hari permulaan bulan Jumadil Ula tahun kedua Hijrah, berangkatlah Nabi SAW dengan diiringi oleh pasukannya yang terdiri dari shahabat-shahabat Muhajirin dengan membawa bendera putih dan dibawa shahabat Hamzah RA. Pimpinan kaum muslimin di Madinah ketika itu diserahkan kepada Abu Salamah bin 'Abdul Asad. Beliau berangkat menuju suatu desa yang bernama 'Usyairah. Nama 'Usyairah ini asal mulanya nama suatu jurang di dekat Yanbu', dimana beliau sengaja hendak menghadang kaum Quraisy. Tetapi setelah tentara kaum muslimin sampai di tempat tersebut seperangkatan unta kaum Quraisy itu telah berlalu. Maka dari itu tidak terjadi pertempuran. Dan waktu itu Nabi SAW lalu mengadakan perjanjian perdamaian dengan kepala qabilah Bani Mudlij, yang ketika itu mereka di bawah pengaruh Banu Dlamrah, padahal Banu Dlamrah telah mengadakan perdamaian dengan Nabi SAW. Dan perjanjian Nabi SAW dengan Banu Mudlij tersebut adalah seperti perjanjian beliau dengan Banu Dlamrah juga. Kemudian Nabi SAW bersama kaum muslimin kembali ke Madinah dengan selamat. 6. Perang Badar yang pertama. Diriwayatkan, bahwa sekembali Nabi SAW dan kaum muslimin dari 'Usyairah tersebut, selang beberapa hari Nabi SAW menerima khabar, bahwa di suatu desa yang bernama Badr, ada seorang bernama Kurz bin Jabir Al-Fahriy merusak tanaman dan merampas buah-buahan kepunyaan penduduk Madinah. Maka Nabi SAW segera berangkat bersama kaum muslimin (yang jumlahnya di dalam kitab-kitab tarikh yang telah kami baca tidak disebutkan). Beliau berangkat dengan berbendera putih dan dibawa oleh shahabat 'Ali bin Abu Thalib RA. Adapun pimpinan kaum muslimin di Madinah diserahkan kepada shahabat Zaid bin Haritsah. Nabi SAW berangkat sengaja hendak mengejar perampas dan perusak tadi, tetapi setelah Nabi sampai di Badr, perampas dan perusak tadi sudah meloloskan diri, maka pertempuran itu tidak terjadi. Kemudian Nabi SAW bersama pengiringnya kembali ke Madinah dengan selamat. Nama Badr ini adalah nama suatu tempat mata air yang terletak diantara Makkah dan Madinah, tetapi lebih dekat dari Madinah, dan perang ini di dalam kitab-kitab tarikh dinamakan Perang Badrul ula dan disebut pula Perang Shafwan. Nama Shafwan ini adalah nama suatu jurang di dekat Badr. 7. Pasukan Islam yang dipimpin 'Abdullah bin Jahsy. Pada bulan Rajab tahun kedua Hijrah, Nabi SAW memberangkatkan 'Abdullah bin Jahsy bersama 8 orang dan dikepalai oleh 'Abdullah bin Jahsy, adapun 8 orang tadi merupakan jago-jago pemuda shahabat Muhajirin, yaitu : 1. Sa'ad bin Abu Waqqash, 2. 'Ukkasyah bin Mihshan, 3. 'Utbah bin Ghazwan, 4. Abu Hudzaifah bin 'Utbah, 5. Suhail bin Baidla', 6. 'Amir bin Rabi'ah, 7. Waqid bin 'Abdullah, 8. Khalid bin Bukair, dan 'Abdullah bin Jahsy sebagai kepala mereka. Tiap-tiap dua orang diantara mereka, berkendaraan unta. Sebelum mereka berangkat, pimpinan mereka diberi sepucuk surat tertutup oleh Nabi SAW. Surat tersebut tidak boleh dibuka sebelum perjalanan dua hari dua malam. Setelah perjalanan dua hari dua malam, barulah surat tersebut dibuka oleh 'Abdullah bin Jahsy, dan di dalamnya berisi petunjuk, yaitu : "Apabila kamu telah membaca suratku ini, hendaklah kamu terus berjalan sehingga sampai di desa Nakhlah yang desa itu terletak diantara Makkah dan Thaif. Setelah tiba di sana, lalu kamu turun dan selidikilah keadaan kaum Quraisy. Kemudian setelah kamu mendapatkan berita tentang mereka, maka segeralah kamu memberi khabar kepada kami". Setelah surat tersebut dibaca 'Abdullah bin Jahsy, kemudian dia berkata kepada kawan-kawannya, "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan kepadaku supaya menyelidiki kaum Quraisy dan rencana-rencana yang akan mereka perbuat. Dan Rasulullah SAW juga melarangku untuk memaksa seorangpun diantara kalian semua. Maka dari itu barangsiapa diantara kalian akan mencari mati syahid dan cinta padanya, marilah kita berangkat bersama-sama, dan barangsiapa tidak cinta kepada yang demikian itu, maka pulanglah. Adapun aku akan terus berjalan mengikuti perintah Rasulullah SAW". Dan ternyata kawan-kawan 'Abdullah bin Jahsy semuanya ikut meneruskan perjalanan sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW, dan tidak ada seorangpun yang ingin kembali pulang. Namun sebelum sampai desa Nakhlah, tiba-tiba tersesatlah unta yang dikendarai Sa'ad bin Abi Waqqash dan Utbah bin Ghazwan dari jalan yang sebenarnya, sehingga mereka itu tertinggal dari kawan-kawannya. Dan Abdullah bin Jahsy melanjutkan perjalanannya bersama kawan-kawannya hingga sampai di desa Nakhlah. Dan di tempat itulah mereka dapat bertemu dengan seperangkatan unta kaum Quraisy yang membawa dagangan sedang berjalan dengan dipi

Berbagai Peristiwa Penting

Sebelum membahas peperangan yang dilakukan Rasulullah SAW perlu kita ketahui bahwa peperangan pada zaman Rasulullah SAW itu ada 2 macam, yaitu :
1.  Sariyyah ialah peperangan yang dilakukan oleh pasukan tentara Islam yang dikirim oleh Nabi SAW, sedangkan beliau tidak turut di dalamnya.
2.  Ghazwah ialah peperangan yang Nabi SAW turut di dalamnya.

Islam Disebarkan Bukan Dengan Paksaan.

Islam Disebarkan Bukan Dengan Paksaan.
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

1/26/2019

Pemboikotan Kaum Quraisy Terhadap Bani Hasyim dan Bani Muththalib.

Pemboikotan Kaum Quraisy Terhadap Bani Hasyim dan Bani Muththalib.

1.  Para Ketua Kaum Quraisy Mengadakan Rapat.
Setelah tipu muslihat kaum musyrikin Quraisy dengan berbagai macam cara terhadap Nabi SAW selama beberapa tahun tidak mendatangkan hasil yang diharapkan, maka pemuka-pemuka, ketua-ketua, pembesar-pembesar musyrikin Quraisy lalu mengadakan rapat tertutup untuk merundingkan sikap yang bagaimana lagi dan perbuatan yang seperti apa lagi yang akan mereka pergunakan untuk melenyapkan gerakan yang dipimpin oleh Muhammad dan seruannya yang makin lama makin berkembang dan berkobar-kobar itu.

1/12/2019

Sejarah Masuk Islamnya Shabat Nabi SAW.

Sejarah Masuk Islamnya  Shabat Nabi SAW.

Masuk Islamnya Zunairah
Zunairah, adalah seorang perempuan yang menjadi budak belian Abu Jahal. Setelah  diketahui oleh tuannya bahwa ia telah mengikut seruan Nabi SAW dan masuk Islam, ia dianiaya dan disiksa oleh Abu Jahal dengan cara yang sangat kejam. Meskipun demikian dia sangat kuat pendiriannya dan kokoh tauhidnya kepada Allah. Dan Abu Jahal mendatangkan para pemuka Quraisy musyrikin, lalu Abu Jahal berkata kepada Zunairah : "Betulkah kamu sekarang telah mengikut seruan Muhammad yang celaka itu ?".

SEJARAH ISLAMNYA BEBERAPA BEBERAPA SHAHABAT NABI SAW.

SEJARAH ISLAMNYA BEBERAPA BEBERAPA SHAHABAT NABI  SAW.


Masuk Islamnya Zubair bin 'Awwam.
Setelah Zubair bin 'Awwam diketahui oleh pamannya bahwa beliau sudah mengikut seruan Nabi SAW (memeluk Islam), beliaupun lalu dipanggil oleh pamannya. Setelah beliau menghadap, beliau ditanya : "Apakah kamu sekarang sudah mengikut agama Muhammad ? Sudah tidak maukah kamu kepada agama nenek moyangmu dahulu ? Apa kamu sudah menjadi orang yang hina ?".

MASUK ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT

MASUK ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT 
ABU BAKAR ASH SHIDIQ RA.DAN USMAN BIN AFFAN RA. 

1. Masuk Islamnya Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Abu Bakar RA. adalah seorang lelaki merdeka dan hartawan besar yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan seruannya. Dan Nabi SAW sendiri pernah bersabda :
مَا دَعَوْتُ اَحَدًا اِلىَ اْلاِسْلاَمِ اِلاَّ كَانَتْ لَهُ كَبْوَةٌ غَيْرَ اَبِى بَكْرٍ.
"Tidaklah saya mengajak seseorang kepada Islam melainkan ada padanya maju-mundurnya, kecuali Abu Bakar"

Ejekan Walid bin Mughirah Pembenci Nabi Muhammad SAW.


Ejekan Walid bin Mughirah
Pembenci Nabi Muhammad SAW. 

Walid bin Mughirah adalah seorang pemuka bangsa Quraisy yang sangat membenci dan merintangi Nabi SAW dan dakwahnya. Pada waktu itu ia terkenal sebagai seorang hartawan, dermawan dan bangsawan dikota Makkah dan sekelilingnya

11/20/2018

Kaum Musyrikin Mer4intangi Dakwah Islam ( 3 )

Kaum Musyrikin Meritintangi Dakwah Islam ( 3 )

6. Para Pemuka Musyrikin Quraisy menemui Nabi SAW
Pada suatu hari semua penganjur dan pemuka Quraisy melaksanakan keputusan mereka, yaitu hendak bertemu dengan Nabi SAW. Pada waktu itu Nabi SAW sedang duduk seorang diri di Masjid. Adapun yang datang lebih dahulu ialah Abu Jahal bin Hisyam, Walid bin Mughirah, Ubay bin Khalaf, Utbah bin Rabi'ah, kemudian datang yang lain-lainnya lagi. Setelah mereka semua berada dihadapan Nabi SAW, beliau lalu membacakan beberapa ayat Al-Qur'an, dengan maksud berda'wah kepada mereka..

Kaum Musyrikin menrintangi Dakwah Islam ( 2 )

Kaum Musyrikin menrintangi  Dakwah Islam  ( 2 )

2.  Hasil Pertemuan 'Utbah bin Rabi'ah dengan Nabi SAW
Setelah 'Utbah kembali dari menemui Nabi SAW, beberapa hari ia hanya tinggal di rumah saja dan tidak berani keluar untuk menunjukkan mukanya kepada orang-orang yang mengutusnya. Karena malu menam-pakkan kegagalannya kepada mereka yang telah percaya kepadanya dan mengutusnya.
Oleh sebab itu para pemuka musyrikin Quraisy lalu datang ke rumahnya, untuk menanyakan tentang hasil yang diperolehnya sebagai seorang utusan yang terhormat. Pada waktu itu 'Utbah sangat berdebar hatinya, sangat pucat mukanya, karena dari ketakutannya kepada mereka. Sekalipun begitu, namun terpaksa ia melaporkan apa yang telah dikerjakannya sebagai seorang utusan yang amat dipercaya, mengutarakan hasilnya ketika bertemu dengan Nabi SAW, dan menerangkan jalannya percakapan antara dia dengan Nabi SAW, serta ucapan Nabi SAW sebagai jawaban atas pembicaraannya.
KAUM MUSYRIKIN MERINTANGANI DAKWAH ISLAM

1.  Kaum Musyrikin Mengadakan Musyawarah lagi untuk Merintangi Dakwah Nabi SAW
Setelah bermacam-macam rintangan, gangguan, siksaan, hinaan, cacian, ejekan dan berbagai tipu daya untuk merintangi Nabi SAW dan seruannya serta kepada para pengikutnya tidak dapat menghasilkan apa yang dimaksudkan, maka mereka (kaum musyrikin Quraisy) lalu mengadakan pertemuan untuk menunjuk seorang utusan diantara penganjur dan pemuka-pemuka bangsa Quraisy, untuk datang menghadap Nabi SAW dengan maksud akan memperdayakan beliau supaya beliau mau menghentikan seruannya yang berkobar-kobar itu. Hal itu dimusyawarahkan dengan matang, siapa orang yang hendak ditunjuk untuk menjadi utusan mereka itu. Karena mereka tahu bahwa Nabi Muhammad SAW itu bukanlah seorang yang mudah diperdayakan.

MasukIslamnya beberapa Shahabat

 MasukIslamnya beberapa Shahabat


4.  Masuk Islamnya Zubair bin 'Awwam.
Setelah Zubair bin 'Awwam diketahui oleh pamannya bahwa beliau sudah mengikut seruan Nabi SAW (memeluk Islam), beliaupun lalu dipanggil oleh pamannya. Setelah beliau menghadap, beliau ditanya : "Apakah kamu sekarang sudah mengikut agama Muhammad ? Sudah tidak maukah kamu kepada agama nenek moyangmu dahulu ? Apa kamu sudah menjadi orang yang hina ?".
Lalu beliau menjawab dengan tegas : "Saya mengikut agama Allah ! Saya mengikut agama Allah !".
Oleh sebab itu beliau lalu diikat dan diberi asap panas oleh pamannya. Selama dianiaya begitu beliau selalu ditanya oleh paman beliau : "Maukah kamu mendustakan Muhammad dan kembali ikut agamamu dahulu ? Selama kamu belum mau mengikut dan memeluk agamamu yang lama, selama itu pula kamu tidak akan kulepaskan dari ikatan dan penganiayaan ini".

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...