Tampilkan postingan dengan label Tuntunan Salaam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tuntunan Salaam. Tampilkan semua postingan

2/05/2013

Aturan Memberi Salam

Seorang yang lebih muda dianjurkan memberi (memulai) salam kepada yang lebih tua. Seorang yang berjalan dianjurkan memberi salam kepada yang sedang duduk. Mereka yang sedikit jumlahnya dianjurkan memberi salam kepada yang lebih banyak. Orang yang berkendaraan dianjurkan mengucapkan salam lebih dahulu kepada yang berjalan. Perhatikanlah hadits-hadits berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: يُسَلِّمُ الصَّغِيْرُ عَلَى اْلكَبِيْرِ وَ اْلمَارُّ عَلَى اْلقَاعِدِ وَ اْلقَلِيْلُِ عَلَى اْلكَبِيْرِ. البخارى
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “(Hendaklah) orang yang muda memberi salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak”. [HR. Bukhari, Fathul Barri 11:24]
Dalam hadits yang lain terdapat tambahan :
قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى اْلمَاشِى وَ اْلمَاشِى عَلَى اْلقَاعِدِ وَ اْلقَلِيْلُ عَلَى اْلكَثِيْرِ. مسلم 
Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, “(Hendaklah) orang yang naik kendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, (sedangkan) orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, dan kelompok yang sedikit memberi salam kepada yang banyak”. [HR. Muslim]
5. Yang Paling Baik yang Memulai Salam
Jika kita berpapasan dengan saudara kita di jalan atau di manasaja, sebaiknya kitalah yang mendahului mengucapkan salam, karena yang demikian ini dinilai oleh Nabi SAW sebagai sebaik-baik manusia :
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اَوْلىَ النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلاَمِ. ابو داود و الترمذى و حسنه و لفظه: قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلاَنِ يَلْتَقِيَانِ، اَيُّهُمَا يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ؟ قَالَ: اَوْلاَهُمَا بِاللهِ تَعَالَى.
Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik bagi Allah adalah orang yang memulai memberi salam”. [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya]. Adapun lafadhnya : Ditanyakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, ada dua orang yang bertemu, lalu manakah yang lebih dahulu memberi salam diantara keduanya ?”. Beliau SAW menjawab, “Orang yang lebih baik diantara keduanya bagi Allah Ta’ala”.
6. Salam Ketika Datang di Majlis atau Ketika Meninggalkan
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا انْتَهَى اَحَدُكُمْ اِلَى اْلمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ، وَ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَقُوْمَ فَلْيُسَلِّمْ. فَلَيْسَتِ اْلاُوْلَى بِاَحَقَّ مِنَ اْلآخِرَةِ. ابو داود و الترمذى و حسنه
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang dari kalian tiba di majlis, hendaklah mengucapkan salam. Dan apabila ia ingin meninggalkan majlis, maka hendaklah mengucapkan salam. Maka yang pertama tidaklah lebih berhaq dari yang akhir”. [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya]
7. Pria boleh Memberi Salam Kepada Wanita dan Sebaliknya
Seorang laki-laki dibenarkan mengucapkan salam kepada wanita ketika mereka bertemu di jalan dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya, wanita boleh memberi salam kepada orang laki-laki :
عَنْ اَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيْدَ قَالَتْ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص مَرَّ فِى اْلمَسْجِدِ يَوْمًا وَ عُصْبَةٌ مِنَ النِّسَاءِ قُعُوْدٌ، فَاَلْوَى بِيَدِهِ بِالتَّسْلِيْمِ. الترمذى
Dari Asma’ binti Yazid, ia berkata : Bahwasanya Rasulullah SAW pernah melewati masjid pada suatu hari, dan (di sana ada) sekelompok wanita sedang duduk, lalu Nabi SAW berisyarat dengan tangannya sambil memberi salam”. [HR. Tirmidzi]
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: كَانَتْ فِيْنَا امْرَأَةٌ، و فى رواية: كَانَتْ لَنَا عَجُوْزٌ تَأْخُذُ مِنْ اُصُوْلِ السَّلْقِ وَ تَطْرَحُهُ فِى اْلقِدْرِ وَ تُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ، فَاِذَا صَلَّيْنَا اْلجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا نُسَلِّمُ عَلَيْهَا، فَتُقَدِّمُهُ عَلَيْنَا. البخارى
Dari Sahl bin Sa’ad RA ia berkata, “Dahulu di daerah kami ada seorang wanita”. Dan dalam satu riwayat, “Ada seorang wanita tua yang biasa mengambil rempah-rempah dan dimasak dalam kuwali. Kemudian dicampur dengan tepung syair, maka apabila kami selesai shalat Jum’at ketika pulang kami memberi salam kepada wanita tersebut. Lalu wanita itu menghidangkan masakannya kepada kami”. [HR. Bukhari]
عَنْ اُمِّ هَانِئٍ قَالَتْ: ذَهَبْتُ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص عَامَ اْلفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ وَ فَاطِمَةُ تَسْتُرُهُ بِثَوْبٍ، قَالَتْ: فَسَلَّمْتُ. الترمذى
Dari Ummu Hani’, ia berkata, “Aku pergi kepada Rasulullah SAW pada waktu Fathu Makkah, aku dapati beliau sedang mandi dan Fathimah (putri beliau) menutupi beliau dengan selembar kain”. (Kemudian) Ummu Hani’ berkata, “Maka aku memberi salam kepada beliau”. [HR. Tirmidzi]
8. Ucapkanlah Salam Kepada Keluarga
Memberi salam bukan hanya kepada orang lain dan tidak pula khusus untuk memasuki rumah orang lain saja, tetapi dianjurkan juga ketika kita akan memasuki rumah sendiri. Oleh karena itu lakukanlah hal ini seperti anjuran Nabi SAW kepada Anas sebagaimana dalam riwayat berikut :
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا بُنَيَّ اِذَا دَخَلْتَ عَلَى اَهْلِكَ فَسَلِّمْ تَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَ عَلَى اَهْلِ بَيْتِكَ. الترمذى
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda kepadaku, “Hai anakku, apabila kamu masuk ke rumah keluargamu maka berilah salam, karena ia akan menjadi barakah untukmu dan untuk keluargamu”. [HR. Tirmidzi]
9. Mengucapkan Salam Kepada Anak-anak
Jika kita melewati anak-anak yang sedang bermain atau bertemu mereka di jalan dianjurkan mengucapkan salam kepada mereka, seperti yang dilakukan Nabi SAW dan shahabat beliau, sebagaimana riwayat berikut ini :
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ص يَفْعَلُهُ. البخارى
Dari Anas bin Malik bahwasanya ia melewati anak-anak, lalu ia memberi salam kepada mereka, dan ia berkata, “Nabi SAW (juga) berbuat begitu”. [HR. Bukhari]
عَنْ سَيَّارٍ قَالَ: كُنْتُ اَمْشِى مَعَ ثَابِتٍ اْلبُنَانِيِّ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَ حَدَّثَ ثَابِتٌ اَنَّهُ كَانَ يَمْشِى مَعَ اَنَسٍ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، وَ حَدَّثَ اَنَسٌ اَنَّهُ كَانَ يَمْشِى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ. مسلم
Dari Sayyar, ia berkata, “Dahulu aku berjalan bersama Tsabit Al-Bunaniy, lalu melewati sekumpulan anak-anak, kemudian ia memberi salam kepada mereka. Kemudian Tsabit bercerita, bahwasanya dahulu dia berjalan bersama Anas, lalu melewati anak-anak, kemudian Anas memberi salam kepada mereka. Dan Anas menceritakan, bahwasanya ia dahulu berjalan bersama Rasulullah SAW lalu melewati anak-anak, kemudian Rasulullah SAW memberi salam kepada mereka”. [HR. Muslim]
10. Berkirim Salam serta Jawabnya
Jika ada seorang Islam berkirim salam kepada kita melalui orang lain, maka wajib bagi kita membalas salamnya itu :
عَنْ غَالِبٍ قَالَ: اِنَّا لَجُلُوْسٌ بِبَابِ اْلحَسَنِ، اِذْ جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ: حَدَّثَنِى اَبِى عَنْ جَدِّىْ قَالَ: بَعَثَنِى اَبِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص، فَقَالَ: اِئْتِهِ فَاقْرَأْهُ السَّلاَمَ، قَالَ: فَاَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: اِنَّ اَبِى يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ، فَقَالَ:  عَلَيْكَ وَ عَلَى اَبِيْكَ السَّلاَمُ. ابو داود
Dari Ghalib ia berkata : Dahulu kami sedang duduk di pintunya Al-Hasan (Al-Bashriy), tiba-tiba seorang laki-laki datang lalu berkata, “Ayahku menceritakan kepadaku, bersumber dari kakekku yang berkata, “Ayahku menyuruhku datang kepada Rasulullah SAW”. Ia berkata, “Datanglah kepada beliau dan sampaikanlah salamku kepada beliau”. Lalu ia berkata : Lalu aku datang kepada beliau dan berkata, “Sesungguhnya ayahku mengucapkan salam kepadamu”. Maka Nabi SAW menjawab, “ ‘Alaika wa ‘alaa abiikas salaam (Semoga keselamatan atas kamu dan atas bapakmu)”. [HR, Abu Dawud]
عَنْ اَبِى سَلَمَةَ اَنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْهُ: اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ لَهَا: اِنَّ جِبْرِيْلَ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ. فَقَالَتْ: وَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَ رَحْمَةُ اللهِ. ابو داود
Dari Abu Salamah, ia berkata : Bahwasanya ‘Aisyah menceritakan kepadanya : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada ‘Aisyah, “Sesungguhnya Jibril berkirim salam kepadamu”. Lalu ‘Aisyah menjawab, “Wa ‘alaihis-salaam wa rahmatullaah (Semoga keselamatan dan rahmat Allah atasnya)”. [HR. Abu Dawud]
11. Larangan Menjawab Salam Ketika Sedang Buang Air
Bila ada seseorang memberi salam kepada kita sedang waktu itu kita berada di kamar kecil sedang buang air, maka kita tidak perlu menjawab salamnya. Rasulullah SAW memberikan contoh kepada kita, sebagaimana riwayat di bawah ini:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَجُلاً سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ص وَ هُوَ يَبُوْلُ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ ص. الترمذى
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : “Bahwasanya seseorang memberi salam kepada Nabi SAW diwaktu beliau buang air kecil (kencing), maka beliau tidak menjawabnya”. [HR. Tirmidzi]
12. Larangan Memberi Salam Kepada Orang Kafir
Salam, hanya kita ucapkan kepada saudara kita yang beragama Islam, tidak dibenarkan kita mengucapkan salam kepada mereka yang bukan muslim. Perhatikan riwayat berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ تَبْدَؤُوا اْليَهُوْدَ وَ لاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ. مسلم
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Janganlah kamu memulai (memberi) salam kepada orang Yahudi dan Nasrani”. [HR. Muslim]
Larangan Nabi SAW tersebut dapat dimengerti, karena hakikat salam itu adalah doa keselamatan yang kita berikan kepada saudara kita. Sedang doa keselamatan itu hanya dibenarkan untuk sesama muslim saja, sebagaimana firman Allah :
مَا كَانَ لِلنَّبِيّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا اُولِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحَابُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (mendoakan) untuk orang-orang musyrikin, sekalipun mereka itu adalah sanak kerabatnya setelah nyata bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. [QS. At-Taubah : 113]
13. Jawaban Apabila Diberi Salam oleh Orang Kafir
Jika orang Nashrani atau Yahudi serta orang kafir lainnya memberi salam kepada kita, maka kita jawab salam mereka itu dengan perkataan wa ‘alaika atau wa ‘alaikum. Nabi SAW mengajarkan kita melakukan yang demikian itu sebagaimana hadits di bawah ini :
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ اَصْحَابَ النَّبِيِّ ص قَالُوْا لِلنَّبِيِّ ص: اِنَّ اَهْلَ اْلكِتَابِ يُسَلِّمُوْنَ عَلَيْنَا، فَكَيْفَ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ؟ قَالَ: قُوْلُوْا وَ عَلَيْكُمْ. مسلم
Dari Anas, bahwasanya para shahabat Nabi SAW bertanya kepada Nabi SAW, “Sesungguhnya orang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) memberi salam kepada kami, maka bagaimanakah kami menjawab (salam) mereka itu ?”. Beliau menjawab, “Katakanlah Wa ‘alaikum”. [HR. Muslim]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:  اِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمُ اْليَهُوْدُ فَاِنَّمَا يَقُوْلُ اَحَدُهُمْ: السَّامُ عَلَيْكُمْ، فَقُلْ: وَ عَلَيْكَ. البخارى
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila orang Yahudi memberi salam kepadamu, maka hanyasanya seorang dari mereka itu berkata “As-saamu ‘alaikum (Mudah-mudahan kematian atasmu)”. Maka katakanlah, “Wa ‘alaika (Dan atasmu juga)”. [HR. Bukhari]
14. Boleh Mengucap Salam di Majlis Campuran Muslim dan Kafir
Bila kita berada dalam suatu pertemuan atau ketika kita melewati sekelompok orang atau memasuki rumah dimana terdapat orang muslim dan orang kafir, dibenarkan kita memberi salam kepada mereka.
عَنْ اُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: اِنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ بِمَجْلِسٍ فِيْهِ اَخْلاَطٌ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْليَهُوْدِ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ. الترمذى
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Bahwasanya Nabi SAW pernah melewati suatu majlis dimana terdapat campuran orang-orang Islam dan Yahudi, maka beliau memberi salam kepada mereka”. [HR. Tirmidzi]
عَنْ اُسَامَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ عَلَى مَجْلِسٍ فِيْهِ اَخْلاَطٌ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُشْرِكِيْنَ عَبَدَةِ اْلاَوْثَانِ وَ اْليَهُوْدِ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِمُ النَّبِيُّ ص. متفق عليه
Dari Usamah RA, bahwasanya Nabi SAW melewati suatu majlis yang di dalamnya terdapat campuran orang-orang Islam, orang-orang musyrik penyembah berhala, dan orang-orang Yahudi, lalu Nabi SAW memberi salam kepada mereka. [HR. Bukhari dan Muslim]
Keterangan :
Dalam hadits itu disebutkan bahwa Nabi SAW memberi salam kepada “mereka”. Adapun yang dimaksud “mereka” dalam hal ini tentunya yang beragama Islam saja, tidak termasuk mereka yang bukan muslim. Jadi salam yang diucapkan Nabi SAW tersebut hanya ditujukan kepada kaum muslimin yang ada di situ.

Tuntunan Salaam

Salah satu dari keindahan ajaran Islam adalah bahwa Islam mengajarkan kepada setiap pemeluknya untuk mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan saudaranya sesama muslim, baik ketika memasuki rumah atau memasuki majlis. Salam menurut ajaran Islam pada hakikatnya adalah doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan saudara kita yang kita jumpai.
Bila seorang muslim mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh", ini artinya ia mendoakan agar saudaranya itu mendapatkan keselamatan, rahmat dan barakah dari Allah SWT.
Oleh sebab itu salam tersebut khusus bagi ummat Islam. Dan ummat Islam dilarang mendoakan keselamatan bagi orang yang bukan muslim, berdasarkan firman Allah :
مَا كَانَ لِلنَّبِيّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَ لَوْ كَانُوْآ اُولِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحَابُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
Tidaklah pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun untuk orang-orang musyrik sekalipun mereka itu adalah sanak kerabatnya setelah nyata bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. [QS. At-Taubah : 113]
2. Keutamaan Salam
Setiap perintah, anjuran atau larangan dari Islam pasti mengandung hikmah demi kebaikan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Hikmah dari ajaran Islam itu adakalanya dijelaskan dengan tegas oleh Allah atau Rasul-Nya, ada pula yang tidak dijelaskan, tetapi kita meyaqininya bahwa semua yang dari Allah dan Rasul-Nya itu pasti baik. Salah satu hikmah yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW adalah perintah mengucapkan salam ini.
Salam juga merupakan suatu cara untuk memulihkan hubungan yang tidak baik antara sesama muslim. Seorang muslim dilarang tidak tegur-menegur sesama muslim lebih dari tiga hari. Dan bila hal yang tidak diinginkan itu terjadi juga, Islam memberikan suatu cara untuk memperbaikinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits :
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْ يَهْجُرَ اَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هذَا وَ يَصُدُّ هذَا وَ خَيْرُهُمَا الَّذِىْ يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ. البخارى، فتح البارى 11:21
Dari Abu Ayyub, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya bertemu lalu yang satu berpaling dan yang lain berpaling juga. Dan yang paling baik diantara keduanya adalah yang mula-mula memberi salam". [HR. Bukhari, dalam Fathul Bari 11:21]
Adapun hadits tentang keutamaan salam antara lain :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص: اَيُّ اْلاِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَ تَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ، وَ مَنْ لَمْ تَعْرِفْ. البخارى و مسلم و ابو داود و النسائى و ابن ماجه
Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash RA, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, "(Ya Rasulullah), Islam yang bagaimanakah yang lebh baik ?". Beliau SAW menjawab, "(Islam yang paling baik ialah) kamu memberi makan (kepada orang lain) dan menebarkan salam kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal". [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوا اْلجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، اَلاَ اَدُلُّكُمْ عَلَى اَمْرٍ اِذَا اَنْتُمْ فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. الترمذى
Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, "Demi Tuhan yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling berkasih-sayang. Maukah aku tunjukkan kepada kalian pada suatu perkara apabila kalian mengamalkannya kalian akan saling berkasih sayang ? Tebarkanlah salam diantara kalian !". [HR. Tirmidzi]
عَنِ ابْنِ الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اَلْبَغْضَاءُ وَ اْلحَسَدُ، وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ اْلحَالِقَةُ، لَيْسَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ، وَ لكِنْ حَالِقَةُ الدِّيْنِ، وَ الَّذِىْ نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا، وَ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا. اَلاَ اُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثْبِتُ لَكُمْ ذلِكَ؟ اَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. البزار باسناد جيد
Dari Ibnu Zubair RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Akan menjangkit kepada kalian penyakit ummat-ummat sebelum kalian. Yaitu kebencian dan kedengkian. Kebencian itu adalah pencukur. Bukan pencukur rambut, tetapi pencukur agama. Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Dan kalian tidak beriman sehingga saling mencintai. Maukah kalian kuberitahukan sesuatu yang bisa memantapkan kalian pada yang demikian itu ? Yaitu tebarkanlah salam diantara kalian". [HR. Al-Bazzar dengan sanad jayyid]
عَنْ شَيْبَةَ اْلحُجَبِيِّ عَنْ عَمِّهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثٌ يُصْفِيْنَ لَكَ وُدَّ اَخِيْكَ تُسَلِّمُ عَلَيْهِ اِذَا لَقِيْتَهُ وَ تُوَسِّعُ لَهُ فِى اْلمَجْلِسِ وَ تَدْعُوْهُ بِاَحَبِّ اَسْمَائِهِ اِلَيْهِ. الطبرانى فى الاوسط
Dari Syaibah Al-Hujabiy dari pamannya RA, ia berkata, "Ada tiga hal yang membuatmu tulus mencintai saudaramu, yaitu kamu mengucapkan salam kepadanya apabila bertemu dengannya, kamu memberi tempat kepadanya dalam majlis, dan kamu memanggil dengan nama yang paling ia sukai". [HR. Thabrani, di dalam Al-Ausath]
عَنِ اْلبَرَاءِ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: اَفْشُوا السَّلاَمَ تَسْلَمُوْا. ابن حبان فى صحيحه
Dari Al-Baraa' RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Tebarkanlah salam, niscaya kalian selamat". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ اَبِى يُوْسُفَ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: يَااَيُّهَا النَّاسُ، اَفْشُوا السَّلاَمَ وَ اَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَ صَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَ النَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا اْلجَنَّةَ بِسَلاَمٍ. الترمذى و قال حديث حسن صحيح
Dari Abu Yusuf yaitu Abdullah bin Salam RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Hai para manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan dan shalatlah di waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat". [HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits hasan shahih]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اُعْبُدُوا الرَّحْمَانَ وَ اَفْشُوا السَّلاَمَ وَ اَطْعِمُوا الطَّعَامَ تَدْخُلُوا اْلجِنَانَ. الترمذى و صححه و بن حبان فى صحيحه و اللفظ له
Dari Abdullah bin 'Amr RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sembahlah Allah yang Maha Rahman, tebarkanlah salam dan berikanlah makan, niscaya kalian masuk surga". [HR. Tirmidzi dan ia menshahihkannya. Dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya, lafadh ini baginya]
عَنْ اَبِى شُرَيْحٍ رض اَنَّهُ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَخْبِرْنِى بِشَيْءٍ يُوْجِبُ لِى اْلجَنَّةَ. قَالَ: طِيْبُ اْلكَلاَمِ وَ بَذْلُ السَّلاَمِ وَ اِطْعَامُ الطَّعَامِ. الطبرانى و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و صححه
Dari Abu Syuraih RA, ia berkata, "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku sesuatu yang menyebabkan aku masuk surga". Beliau SAW bersabda, "(Yang menyebabkan kamu masuk surga yaitu) ucapan yang baik, menebarkan salam dan memberi makan". [HR. Thabrani, Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Hakim, ia menshahihkannya]
و فى رواية جيدة للطبرانى قال: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ: اِنَّ مِنْ مُوْجِبَاتِ اْلمَغْفِرَةِ بَذْلَ السَّلاَمِ وَ حُسْنَ اْلكَلاَمِ.
Dan dalam satu riwayat jayyidah bagi Thabrani : Aku berkata, "Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku pada suatu amalan yang bisa memasukkan aku ke surga". Beliau SAW menjawab, "Sesungguhnya diantara amalan-amalan yang menyebabkan mendapat ampunan ialah menebarkan salam dan baiknya perkataan".
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: حَقُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ خَمْسٌ. رَدُّ السَّلاَمِ وَ عِيَادَةُ اْلمَرِيْضِ وَ اتِّبَاعُ اْلجَنَائِزِ وَ اِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَ تَشْمِيْتُ اْلعَاطِسِ. البخارى و مسلم و ابو داود
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,"orang Islam atas orang Islam yang lain ada lima, yaitu : 1. menjawab salam, 2. menjenguk orang sakit, 3. mengantarkan jenazah, 4. mendatangi undangannya, dan 5. mendoakan orang yang bersin (apabila dia menyebut Alhamdu lillah)". [HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud]
و لمسلم: حَقُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ وَ مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَ اِذَا دَعَاكَ فَاَجِبْهُ، وَ اِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَ اِذَا عَطِسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ، وَ اِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَ اِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ.
Dan bagi Muslim, "Haqnya orang Islam atas orang Islam yang lain itu ada enam. Lalu (beliau) ditanya, "Apasaja enam perkara itu ya Rasulullah ?". Beliau menjawab, "1. Apabila kamu bertemu dengannya ucapkanlah salam kepadanya, 2. Apabila dia mengundangmu maka datangilah, 3. Apabila dia minta nasehat kepadamu maka berilah nasehat, 4. Apabila dia bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia, 5. Apabila dia sakit maka jenguklah, dan 6. Apabila dia meninggal maka antarkanlah jenazahnya".
3. Ucapan Salam Serta Jawabannya
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ اْلحُصَيْنِ رض قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى النَّبِيِّ ص فَقَالَ: اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: عَشْرٌ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ. فَرَدَّ فَجَلَسَ، فَقَالَ: عِشْرُوْنَ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ فَجَلَسَ، فَقَالَ: ثَلاَثُوْنَ. ابو داود و الترمذى، و حسنه و النسائى و البيهقى و حسنه ايضا
Dari 'Imran bin Hushain, ia berkata : Pernah seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu mengucapkan, "Assalaamu 'alaikum", maka Nabi SAW menjawabnya, kemudian orang tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda, "(Baginya) sepuluh (pahala)". Kemudian orang lain datang dan mengucapkan, "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah". Maka Nabi SAW menjawabnya, lalu orang tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda, "(Baginya) dua puluh (pahala)". Kemudian datang seorang laki-laki yang lain dan  mengucapkan, "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh". Maka Nabi SAW menjawabnya, lalu orang tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda, "(Baginya) tiga puluh (pahala)". [HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan ia menghasankannya, Nasai dan Baihaqi dia juga menghasankannya]
عَنْ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَالَ: اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ كُتِبَتْ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ. وَ مَنْ قَالَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ عِشْرُوْنَ حَسَنَةً، وَ مَنْ قَالَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ كُتِبَتْ لَهُ ثَلاَثُوْنَ حَسَنَةً. الطبرانى
Dari Sahl bin Hunaif RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan Assalaamu 'alaikum, dicatat baginya sepuluh kebaikan. Barangsiapa mengucapkan Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah, dicatat baginya dua puluh kebaikan. Dan barangsiapa mengucapkan Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh, dicatat tiga puluh kebaikan untuknya". [HR. Thabrani]
Dari hadits diatas dapatlah diketahui bahwa ucapan salam yang menurut tuntunan adalah :
a.  Assalaamu 'alaikum
b.  Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah
c.  Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Ucapan yang terbaik dan akan mendapatkan pahala yang terbanyak adalah sebagaimana poin c.
Adapun cara menjawab salam, dianjurkan untuk membalas dengan yang lebih baik atau paling tidak sepadan, berdasarkan firman Allah :
وَ اِذَا حُيّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَا اَوْ رُدُّوْهَا، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلى كُلّ شَيْءٍ حَسِيْبًا. النساء:86
Dan apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. [QS. An-Nisaa' : 86]
Ayat tersebut memerintahkan kita menjawab salam dengan yang lebih baik dari yang kita terima. Bila seseorang memberi salam dengan ucapan Assalaamu 'alaikum, jawaban yang lebih baik adalah wa 'alaikumus salaam wa rahmatullaah, atau ditambah lagi hingga wa barakaatuh. Atau paling tidak dengan ucapan wa 'alaikumus salaam.

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...