Tampilkan postingan dengan label Khutbah Idul Adha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Idul Adha. Tampilkan semua postingan

5/27/2013

Tentang Ibadah qurban

1. Pengertian dan Sejarah Qurban
Asal kata Qurban itu dari bahasa Arab :
قَرُبَ - يَقْرُبُ - قُرْبًا وَ قُرْبَانًا وَ قِرْبَانًا. المنجد
Yang artinya : "Mendekat/pendekatan".
Sedang pengertian Qurban, menurut agama sesuai dengan asal katanya, yaitu, "Usaha pendekatan diri dari seorang hamba kepada Penciptanya dengan jalan menyembelih binatang ternak dan dilaksanakan dengan tuntunan, dalam rangka mencari ridla-Nya".
Firman Allah SWT :
لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلاَ دِمَآءُهَا وَلكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوى مِنْكُمْ، كَذلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبّرُوا اللهَ عَلى مَا هَديكُمْ، وَ بَشّرِ اْلمُحْسِنِيْنَ. الحج:37
Daging-daging unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah dan tidak (pula) darahnya, tetapi taqwa dari pada kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya kepada kamu, dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. [QS. Al-Hajj : 37]
2. Hukum dan Keutamaan Qurban
Menyembelih qurban pada hari raya 'Iedul Adha dan hari Tasyriq (tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah) ini, hukumnya adalah Sunnah Muakkad.
Namun bila melihat hikmat dan atsar/bekas yang dapat dicerap dari ibadah qurban ini terhadap jiwa seseorang, maka bagi orang yang faham agama tentu tidak akan berhenti pada formal hukum begitu saja dan melewatkan kesempatan yang demikian besar nilainya di sisi Allah SWT. Nabi SAW bersabda :
مَا عَمِلَ ابْنُ ادَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَ اِنَّهُ لَتَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَ اَظْلاَفِهَا وَ اَشْعَارِهَا وَ اِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ اَنْ يَقَعَ عَلَى اْلاَرْضِ فَطِيْبُوْا بِهَا نَفْسًا. الترمذى و ابن ماجه
Tak ada amaliyah anak Adam pada hari Nahr ('Iedul Adha) yang paling disukai Allah selain daripada menyembelih qurban, qurban itu akan datang kepada orang-orang yang melakukannya pada hari qiyamat seperti semula, yaitu lengkap dengan anggotanya, tanduk, kuku dan bulunya. Darah qurban itu lebih dahulu jatuh ke suatu tempat yang disediakan Tuhan sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh sebab itu, berqurbanlah dengan senang hati. [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]

1/23/2013

SEKARANG ZAMAN EDAN, KALAU NGGAK EDAN YA TIDAK KEBAGIAN

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ. وَ بِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَ الدّيْنِ، وَ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلكفِرُوْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ نَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدّيْنَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اَمَّا بَعْدُ:
وَ اَذّنْ فِى النَّاسِ بِاْلحَجّ يَأْتُوْكَ رِجَالاً وَّ عَلى كُلّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلّ فَجّ عَمِيْقٍ لّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَ يَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ فِيْ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمَاتٍ. الحج 27-28
Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan hajji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan. [QS. Al-Hajj : 27-28]
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT, ibadah hajji adalah salah satu rukun Islam, yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat.
وَ ِللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ اْلبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً. ال عمران: 97
Mengerjakan hajji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. [Ali ‘Imraan : 97]
Allah juga mensyariatkan ibadah qurban kepada setiap umat termasuk ummat Islam. Firman Allah :
وَ لِكُلّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لّيَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلى مَا رَزَقَهُمْ مّنْ بَهِيْمَةِ اْلاَنْعَامِ، فَاِلَهُكُمْ اِلهٌ وَّاحِدٌ فَلَه اَسْلِمُوْا، وَ بَشّرِ اْلمُخْبِتِيْنَ.
Dan bagi tiap-tiap ummat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizqikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). [QS. Al-Hajj : 34]
Ibadah hajji dan ibadah qurban dalam Islam disyariatkan dalam satu rangkaian, agar ummat Islam mengikuti jejak Nabi Ibrahim dalam kethaatan dan kepatuhan serta keshabarannya dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT tanpa ada keraguan sedikitpun.
Nabi Ibrahim diperintah oleh Allah SWT menyembelih putranya (Isma’il), tanpa ragu-ragu perintah tersebut dilaksanakan, walaupun pekerjaan tersebut tidak umum dan tidak masuk akal sehat untuk dilaksanakan, namun dengan keyaqinan mantap, bahwa apapun yang diperintahkan oleh Allah SWT pasti mendatangkan kebaikan, karena tidak mungkin Allah akan menyesatkan dan menyengsarakan hamba-Nya. Ternyata perintah tersebut merupakan ujian keimanan bagi Nabi Ibrahim AS antara kecintaannya kepada anak satu-satunya yang sangat disayangi dengan cintanya kepada Allah SWT. Maka luluslah Nabi Ibrahim menghadapi ujian tersebut, beliau lebih mencintai Allah daripada anaknya. Dengan tawakkal kepada Allah dilaksanakanlah penyembelihan terhadap Isma’il.
Setelah Nabi Ibrahim lulus menghadapi ujian tersebut, maka Allah SWT berfirman :
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا، اِنَّا كَذلِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ. اِنَّ هذَا لَهُوَ اْلبَلؤُ اْلمُبِيْنُ. وَ فَدَيْنهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. الصفات: 105-107
Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. [QS. Ash-Shaffaat : 105-107]
Dengan demikian selamatlah Isma’il dari bahaya maut atas sembelihan oleh ayahnya. Semua peristiwa itu ditetapkan oleh Allah menjadi syariat ibadah qurban bagi ummat Islam yang dilaksanakan setiap hari raya ‘Iedul Adlha seperti sekarang ini.

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ

Nabi Ibrahim AS adalah bapak tauhid bagi manusia, tidak ada yang beliau takuti selain Allah, walaupun harus berseberangan keyaqinan dengan ayahnya sendiri dan penguasa saat itu, hingga akhirnya Ibrahim AS ditangkap dan dibakar dalam kobaran api oleh penguasa yang dhalim pada waktu itu (Raja Namrud). Berkat tawakkalnya kepada Allah, maka Allah menolong hamba-Nya yang bertawakkal kepada-Nya dengan firman-Nya :
وَ مَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُه، اِنَّ اللهَ بَالِغُ اَمْرِه، قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلّ شَيْءٍ قَدْرًا. الطلاق: 3
Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan (membereskan) semua yang menjadi keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu. [QS. Ath-Thalaaq : 3]
Maka ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke kobaran api yang membara, Allah berfirman :
يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّ سَلمًا عَلى اِبْرهِيْمَ. الانبياء: 69
Hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. [QS. Al-Anbiyaa’ : 69]
Oleh karena itu seharusnyalah bagi setiap orang mu’min bertawakkal sepenuhnya kepada Allah SWT.
وَ عَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْن. ال عمران: 122
Dan hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal. [QS. Ali ‘Imraan : 122]
Bertawakkal kepada Allah maksudnya, dalam mengatasi permasalahan apasaja kita bekerja keras sesuai dengan sunnatullah, dan semaksimalnya menurut petunjuk Allah, adapun hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT yang telah membuat ketentuan segala sesuatu.
Oleh karena itu peristiwa Nabi Ibrahim dalam menghadapi situasi sulit dan membahayakan, berakhir dengan selamat dan menggembirakan, menjadi pelajaran yang sangat berharga dan sangat penting kita perhatikan untuk mengatasi kesulitan bangsa yang semakin parah ini.
Marilah kita perhatikan firman-firman Allah dan sabda Rasulullah SAW berikut ini :
وَ اِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا اْلقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيْرًا. الاسراء: 16
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah/para pembesar negeri itu supaya menthaati Allah, tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya ketentuan Kami, lalu Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. [QS. Al-Israa’ : 16]
وَ مَآ اَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مّنْ نَّذِيْرٍ اِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوْهَآ اِنَّا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِه كفِرُوْنَ. وَ قَالُوْا نَحْنُ اَكْثَرُ اَمْوَالاً وَّ اَوْلاَدًا وَّ مَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ. سبأ: 34-35
Dan Kami tidak mengutus pada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya”. (34)
Dan mereka berkata, “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari pada kamu), dan kami sekali-kali tidak akan diadzab”. (35).
Manusia dikaruniai harta yang berlimpah-ruah, dikaruniai kedudukan yang terhormat di suatu negeri, namun tidak disyukuri, malah dijadikan untuk kesombongan, menentang kebenaran dari Allah. Mereka merasa dengan harta dan anak-anak (anak buah) mereka, dapat menolak adzab Allah, sekalipun mereka kufur terhadap aturan-aturan Allah. Sikap yang demikian itu menjadi penyebab hancurnya negeri dimana mereka bertempat tinggal.
Selain kufurnya orang-orang yang hidup mewah dan para pejabat negara, yang menyebabkan hancurnya suatu negeri, Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّ مِنْ اَشْرَاطِ السَّاعَةِ اَنْ يُرْفَعَ اْلعِلْمُ وَ يَثْبُتَ اْلجَهْلُ وَ يُشْرَبَ اْلخَمْرُ وَ يَظْهَرَ الزّنَا. البخارى 1: 28
Sesungguhnya diantara tanda-tanda datangnya kehancuran suatu bangsa ialah diangkatnya (didangkalkannya) pengetahuan agama, serta didukungnya sifat jahil (bodoh) tentang agama, diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan dilakukan perzinaan secara meluas dan terang-terangan. [HR. Bukhari juz 1, hal. 28]
اِذَا ظَهَرَ الزّنَا وَ الرّبَا فِى قَرْيَةٍ فَقَدْ اَحَلُّوْا بِنَفْسِهِمْ عَذَابَ اللهِ. الحاكم
Apabila perbuatan zina dan riba telah terang-terangan di suatu negeri, maka penduduk negeri itu sudah rela terhadap datangnya adzab Allah pada diri mereka. [HR. Hakim]

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, marilah kita cermati dan kita rasakan dengan lubuk hati yang paling dalam Sabda Rasulullah SAW itu dan kita renungkan yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Dangkalnya pengetahuan agama berarti jauhnya dari pemahaman terhadap Al-Qur’an, sedangkan Al-Qur’an adalah Al-Furqan (pembeda antara yang haq dengan yang bathil). Maka akibatnya tidak bisa membedakan antara yang haq dengan yang bathil, yang baik maupun yang buruk, yang halal maupun yang haram. Jahil terhadap agama mendapat dukungan, karena baik dan buruk, benar dan salah tidak diukur dari kebenaran yang muthlaq, yakni dari Allah SWT, tetapi diukur dengan keinginan hawa nafsu kebanyakan orang, dengan dalil “Demokrasi”. Sekalipun benar menurut agama, kalau banyak orang yang tidak setuju, maka kebenaran tadi dipandang suatu yang bathil atau buruk, tidak boleh dilakukan.
Suatu contoh tentang poligami. Poligami jelas halal dan sah dalam pandangan Islam. Sebelum Islam datang, poligami itu sesuatu yang biasa, ada orang yang mempunyai istri 60, bahkan sampai 700. Maka Islam mengatur dan membatasi sampai 4 saja, lebih dari 4 haram hukumnya.
Raja-raja dahulu juga kebanyakan berpoligami. Satu saja Istri raja yang resmi dan disebut permaisuri, yang lain disebut selir, bahkan selirnya lebih dari 4. Mengapa manusia tidak memperbincangkan masalah tersebut ?
Sedangkan kyai muda dan kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang melakukan poligami jadi pembicaraan seru, sampai Presiden pun ikut angkat bicara. Ada apa dibalik itu semua ?. Saya ucapkan “Selamat kepada Aa Gym, semoga diberkati Allah SWT pernikahannya yang kedua”, dan semoga beliau menikah lagi untuk yang ketiga dan keempat. Karena beliau mampu dari segala seginya. Biarpun banyak orang mau bilang apalah. Kebenaran itu tetap benar, dan diridlai oleh Allah, sekalipun hanya seorang yang menjalankan. Sebaliknya kebathilan itu tetap bathil dan dikutuk oleh Allah, sekalipun banyak orang yang melakukannya.
Maka, kebenaran menurut Islam tidak ditentukan oleh pendapat kebanyakan orang (suara terbanyak), karena kebanyakan orang memilih jalan yang sesat daripada jalan yang selamat. Perhatikan firman Allah SWT :
وَ اِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى اْلاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ، اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلاَّ الظَّنَّ وَ اِنْ هُمْ اِلاَّ يَخْرُصُوْنَ. الانعام: 116
Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah. [QS. Al-An’aam : 116]
وَ لَوِ اتَّبَعَ اْلحَقُّ اَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّموتُ وَ اْلاَرْضُ وَ مَنْ فِيْهِنَّ، بَلْ اَتَيْنهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُّعْرِضُوْنَ. المؤمنون: 71
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al-Qur’an), tetapi mereka berpaling dari Al-Qur’an itu. [QS. Al-Mu’minuun : 71]
Oleh karena itu bagi orang yang beriman, kebenaran itu muthlaq dari Allah, maka apa yang ditetapkan oleh Allah tidak akan ada pilihan lain. Perhatikan firman Allah SWT :
وَ مَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّ لاَ مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللهُ وَ رَسُوْلُه اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ اْلخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ، وَ مَنْ يَّعْصِ اللهَ وَ رَسُوْلَه فَقَدْ ضَلَّ ضَللاً مُّبِيْنًا. الاحزاب: 36
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan (yang ain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah sesat, sesat yang nyata. [QS. Al-Ahzaab : 36]
Mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maksudnya tidak menyetujui atau menentang ketetapan Allah, mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah, termasuk poligami. Yang demikian itu dinyatakan oleh Allah, bahwa dia adalah memilih jalan yang sesat.

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, selanjutnya kita perhatikan tentang pornoaksi dan pornografi.
Pornografi dan pornoaksi jelas-jelas dilarang dalam agama Islam dan sangat berbahaya akibatnya bagi keselamatan bangsa. Sebelum Islam, nilai wanita sangat rendah di mata manusia, sehingga orang yang melahirkan anak wanita, merasa malu, dan diqubur hidup-hidup anak tersebut. Wanita hanya sebagai pemuas nafsu seksual. Tidak ada lagi rasa hormat seorang anak terhadap ibunya. Islam sangat menjunjung tinggi derajat wanita, sampai Rasulullah mengatakan, “Surga itu di bawah telapak kaki para ibu”. Artinya, tidak akan bisa masuk surga seseorang bila tidak menghormati ibunya. Islam sangat menjaga kehormatan wanita, sehingga pakaian bagi mereka, Allah yang menentukan. Perhatikan firman Allah dalam surat Al-Ahzaab : 59, yang artinya : Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu yang perempuan dan istri-istri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Pakaian seorang mu’minat dijadikan untuk menjaga keselamatan dirinya agar tidak diganggu atau menimbulkan gangguan, karena bisa menimbukan fitnah yang besar dan sangat membahayakan.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW :
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً هِيَ اَضَرُّ عَلَى الرّجَالِ مِنَ النّسَاءِ. البخارى و مسلم
Tidak ada fitnah yang paling membahayakan kaum lelaki sesudah zamanku, kecuali fitnah wanita. [HR. Bukhari dan Muslim]
Allah memerintahkan para wanita menutup aurat agar tidak menimbulkan gangguan, tetapi mereka sengaja menentang, malah menyelenggarakan “kontes ratu kecantikan”, ketika tampil di atas panggung disaksikan ribuan mata, bahkan mungkin jutaan mata. Mereka telanjang dengan menampakkan terang-terangan auratnya, hanya beberapa senti meter persegi saja kain yang disisakan melekat di tubuhnya.
Sifat jahil terhadap agama yang merupakan tanda-tanda datangnya kehancuran suatu bangsa mendapat dukungan, bahkan difasilitasi. Wanita seolah menjadi barang dagangan yang dipromosikan dari segi kecantikan wajahnya, kemerduan suaranya, kemolekan tubuhnya, goyang badan dan pinggulnya/genitnya, sampai pada mempertontonkan auratnya.
Bagi yang mendapat juara dalam kontes tadi mendapat sambutan dan penghargaan yang tinggi, disanjung-sanjung, dikatakan membawa nama harum negara. Padahal Rasulullah SAW bersabda :
… وَ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَاَسْنِمَةِ اْلبُخْتِ اْلمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ اْلجَنَّةَ وَ لاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَ اِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَ كَذَا. مسلم 3: 1680
….dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi seperti telanjang (auratnya tampak jelas), yang genit dan menggenitkan kepala mereka seperti punuk unta yang melenggang. Mereka tidak bisa masuk surga, bahkan mencium baunyapun tidak. Padahal harumnya surga bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian (selama 500 tahun). [HR. Muslim dan Ahmad]
Perbuatan porno yang sangat keras dikutuk oleh Allah, sehingga harumnya surgapun tidak bisa mendapatkan, malah dipuji, disanjung dan diberi penghargaan. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, keadaanyang demikian sangat besar pengaruhnya terhadap kerusakan moral generasi muda bangsa. Apalagi didukung dengan pergaulan bebas tanpa mengenal mahram dan bukan mahram, halal maupun haram. Maka banyak generasi muda, bahkan anak-anak dibawah umur (ABG) terseret ke lembah kebinatangan (hina), yakni hubungan sex di luar nikah (perzinaan), yang sangat berbahaya akibatnya. Tidak saja generasi muda, bapak-bapak yang sudah punya istri pun tidak sedikit mempunyai simpanan wanita idaman lain (WIL) yang tanpa nikah. Maka tidak aneh jika orang yang mempunyai kedudukan terhormat di negeri ini bisa tergoda dengan goyang dan genitnya penyanyi ndang-ndut.
Menurut Eva Kusuma Sundari, salah seorang anggota DPR RI, mengakui adanya skandal sex di DPR, bahkan dia mensinyalir ada germo yang beroperasi memasok penyanyi ndang-ndut untuk para politikus (Suara Merdeka, 06 Des. 2006).
Menurut Permadi, juga salah seorang anggota DPR RI mengatakan bahwa skandal sex anggota DPR dengan perempuan-perempuan cantik bukan hanya dilakukan oleh seorang, tetapi banyak yang melakukan, tetapi mereka pintar menyembunyikan. Praktek main perempuan tidak hanya di gedung DPR, di gedung pemerintahan atau lainnya juga sama (kata Permadi. Suara Merdeka 06 Des. 2006). Kata Permadi juga, bahwa praktek skandal sex di DPR, bisa saja para anggota affair dengan sekretarisnya, penjaja barang dan jasa atau wanita lain. Skandal sex sepertinya di DPR bukan masalah, maka tidak pernah dibahas secara serius. Bahkan dia mengatakan, “Sekarang jaman edan, kalau nggak ikut edan ya… tidak kebagian”. (Suara Merdeka, 06 Des. 2006).
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, apa yang dikatakan oleh kedua anggota DPR RI tersebut tentu tidak semua anggota DPR dan para pemegang pemerintahan seperti itu. Saya yaqin, yang baik-baik, yang masih mempunyai iman masih banyak juga. Dengan iman, mereka tidak akan melakukan seperti itu, mereka yaqin bahwa jabatan/kedudukan yang dimiliki adalah suatu amanat yang mesti akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT kelak. Mereka yaqin juga bahwa apa yang dilakukan tidak akan bisa bersembunyi dari pengawasan Allah SWT, walaupun bisa tidak diketahi oleh manusia. Mereka meyaqini sepenuhnya firman Allah dalam QS. Al-Mujadalah : 7, yang artinya : Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi ? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dia lah yang keempatnya, dan (pembicaraan rahasia) antara lima orang melainkan Dia lah yang keenamnya. Dan tidak (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari qiyamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Kalau kita rasakan keadaan bangsa kita ini memang sangat memprihatinkan, ada pemimpin-pemimpin bangsa dan wakil-wakil rakyat yang moralnya sebobrok itu. Apalagi mendengar yang dikatakan oleh penyair terkenal Taufiq Ismail, beliau mengatakan bahwa aborsi di Indonesia mencapai 2,2 juta setahun, maknanya setiap 15 detik seorang calon bayi meninggal di suatu tempat di negeri Indonesia ini. (Republika, 22 Des. 2006).
Kondisi yang demikian, akibat perzinaan (hubungan gelap tanpa nikah). Maka apakah perbuatan porno yang sangat dikutuk oleh Allah karena berakibat kerusakan moral yang sangat fatal itu akan kita biarkan, bahkan kita lindungi ? Sedangkan poligami yang diridlai oleh Allah dan halal akan dipersulit, bahkan dilarang ?
Perlu direnungkan dan dicermati sedalam-dalamnya, jangan salah langkah yang akibatnya akan membahayakan.
Kami berharap, sekalipun sekarang dikatakan Zaman Edan kalau tidak ikut edan tidak kebagian, namun tuan-tuan wakil rakyat yang terhormat dan pemimpin-pemimpin yang diserahi amanat memegang pemerintahan negeri ini jangan ikut-ikutan Edan. Bagaimana nasib rakyat yang 200 juta lebih ini nanti, kalau diurus oleh orang-orang Edan ?
Kami berharap yang sudah telanjur edan segeralah bertaubat, menyesali perbuatan-perbuatan yang membawa dosa dan hina, masih ada kesempatan. Sebesar-besar murka Allah masih besar kasih sayang-Nya, maka segeralah mengharap kasih sayang Allah. Perhatikan firman Allah (yang artinya) : Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang mengerjakan sesuatu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhan mu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi. Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhan mu sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya. [QS. Az-Zumar : 53-55]
Bagi yang belum edan hendaklah lebih hati-hati, karena bujuk rayu syaithan sangat menarik dan menggiurkan, sedangkan akibatnya sangat menyengsarakan.
Kepada kaum muslimin khususnya dan kepada seluruh rakyat Indonesia pada umumnya, dengan kejadian-kejadian dan keadaan yang menyedihkan ini hendaklah bisa mengambil pelajaran, makin mendewasakan kita dalam memilih wakil-wakil dan menyerahkan amanat untuk mengatur negara yang besar ini dan jumlah penduduk yang besar pula. Pilihlah wakil-wakil rakyat yang benar-benar thaat menjalankan agamanya, tidak hanya formalitas, dan hendaknya hanya kepada Allah saja mereka takut melanggar larangan-larangan-Nya. Jangan mau lagi dijadikan kuda troya oleh manusia-manusia yang angkara murka untuk mencapai tujuan mereka ! Jangan mau lagi ditipu dengan rayuan-rayuan gombal, banyak ngobral janji, tetapi hanya isapan jempol belaka. Untuk menentukan pilihan, kalau saudara tidak mengerti, tanyakan kepada orang yang mengerti, yang netral, dan saudara percaya terhadap kejujuran orang tersebut, bukan kepada calo-calo dari orang-orang yang angkara murka tadi.
Sebagai penutup untuk menambah kehati-hatian dalam memilih wakil dan calon-calon pemimpin rakyat, saya kutipkan sebuah maqalah sebagai berikut :
سَيَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ هِمَّتُهُمْ بُطُوْنُهُمْ وَ شَرَفُهُمْ مَتَاعُهُمْ وَ قِبْلَتُهُمْ نِسَائُهُمْ وَ دِيْنُهُمْ دَرَاهِمُهُمْ وَ دَنَانِيْرُهُمْ اُولئِكَ شَرُّ اْلخَلْقِ لاَ خَلاَقَ لَهُمْ عِنْدَ اللهِ.
Akan datang suatu masa pada manusia, bahwa cita-cita mereka untuk perut mereka, kemuliaan mereka adalah kekayaan mereka, kiblat mereka adalah wanita, agama mereka dalah dirham dan dinar (uang) mereka. Mereka itulah seburuk-buruk makhluq, mereka tidak mendapat (kebaikan) apapun di sisi Allah.
Dengan demikian jangan memilih orang yang seburuk-buruk makhluq menurut pandangan Allah.
اِنَّ شَرَّ الدَّوَآبّ عِنْدَ اللهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ. الانفال: 55
Sesungguhnya binatang (makhluq) yang paling buruk menurut pandangan Allah ialah orang-orang kafir. Mereka itu tidak beriman. [QS. Al-Anfaal : 55]
Semoga bermanfaat pada diri saya dan pada kita semua, Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

GEMPA DAN BADAI TSUNAMI MERUPAKAN UJIAN, ADZAB/SIKSA ATAU PERINGATAN ?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ:
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى اْلكِتَابِ اْلمُبِيْنِ: وَ مَآ اَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مّنْ نَّبِيّ اِلاَّ اَخَذْنَآ اَهْلَهَا بِاْلبَأْسَآءِ وَ الضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُوْنَ. الاعراف:94
Dan tidaklah Kami mengutus seseorang Nabi pun kepada suatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. [QS. Al-A'raaf : 94]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, pada hari ini ummat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di tanah suci Makkah Al-Mukarramah untuk melaksanakan ibadah hajji, yakni rukun Islam yang kelima. Mereka melaksanakan thawaf, sa'i, wukuf di 'Arafah, melempar jumrah dan seluruh rangkaian manasik hajji yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW.Mereka berkumpul menjadi satu tanpa pandang bulu, dengan tujuan yang satu pula, yakni memenuhi panggilan Allah, dengan menyuarakan kalimat talbiyah :
لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَريْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، اِنَّ اْلحَمْدَ وَ النّعْمَتَ لَكَ وَ اْلمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
Hari Raya 'Iedul Adlha adalah salah satu dari dua hari raya dalam Islam, yaitu 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adlha. Apabila 'Iedul fithri merupakan rangkaian dari ibadah puasa Ramadlan, maka 'Iedul Adlha mengingatkan kita kepada peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim AS beserta putranya Isma'il AS ketika membangun Ka'bah serta pelaksanaan ibadah hajji dan qurban.
Penyembelihan qurban yang dilakukan oleh ummat Islam mengingatkan kita kepada suatu peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Isma'il AS seperti yang diungkapkan dalam surat Ash-Shaffaat : 100-103, dan ayat 106-107.
رَبّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّلِحِيْنَ. فَبَشَّرْنهُ بِغُلاَمٍ حَلِيْمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يبُنَيَّ اِنّيْ اَرى فِى الْمَنَامِ اَنّيْ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرى قَالَ ياَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ اِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصّبِرِيْنَ. فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّه لِلْجَبِيْنِ. الصفت:100-103
Ya Tuhan, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih, maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat shabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu”. Ia menjawab, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang shabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah keshabaran keduanya). [QS. Ash-Shaffat : 100-103]
اِنَّ هذَا لَهُوَ الْبَلؤُا الْمُبِيْنُ. وَ فَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. الصفت:100-107
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. [QS. Ash-Shaffaat : 106 - 107]
Yang perlu kita perhatikan dan kita renungkan serta kita tanamkan kepada generasi berikutnya secara terus-menerus adalah sikap Nabi Ibrahim dalam menerima perintah Allah tanpa ragu-ragu menjalankannya, sekalipun perintah tersebut tampaknya sangat membahayakan keselamatan anaknya. Demikian pula kesiapan Isma'il mendukung ayahnya agar melaksanakan perintah tersebut sekalipun akan membahayakan keselamatan dirinya.
Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah agar menyembelih putranya yang sangat disayanginya, Isma'il, satu-satunya putra yang sangat diharapkan kehadirannya, dan anak tersebut sudah sampai usia dapat membantu ayahnya. Sedangkan Isma'il sendiri ternyata menerima perintah tersebut dengan taslim, bersedia disembelih ayahnya.
Dalam firman Allah ayat 106, Ash-Shaffaat tersebut dijelaskan bahwa perintah Allah pada Nabi Ibrahim itu merupakan ujian keimanan pada Ibrahim. Setelah nyata-nyata Ibrahim melaksanakan perintah tersebut dengan sepenuh hati, ikhlash tanpa ragu-ragu, demikian juga Isma'il mendukung penuh pada ayahnya agar melaksanakan perintah tersebut dengan menyerahkan dirinya secara ikhlash disembelih ayahnya, maka Ibrahim lulus menghadapi ujian tersebut dan Allah perintahkan tidak jadi menyembelih Isma'il, tetapi supaya diganti dengan menyembelih sembelihan yang besar. (Ash-Shaffaat : 107).
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa iman yang benar dapat menumbuhkan keyaqinan yang sangat dalam serta memberantas keraguan, bahwa setiap perintah Allah pasti membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi yang menthaatinya, walaupun tampaknya menakutkan dan membahayakan.
Dan harus kita yaqini pula bahwa setiap yang dilarang oleh Allah pasti berakibat buruk dan membawa kebinasaan bagi yang melanggarnya.
Iman adalah sangat mudah diucapkan, akan tetapi untuk mewujudkan iman yang sebenarnya dalam kehidupan harus melalui ujian-ujian yang tidak ringan, maka perlu perjuangan yang keras dan siap berkorban untuk hal tersebut. Allah SWT berfirman dalam surat Al-'Ankabuut ayat 2-3 :
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْآ اَنْ يَّقُوْلُوْآ امَنَّا وَ هُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ. وَ لَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَ لَيَعْلَمَنَّ اْلكذِبِيْنَ. العنكبوت: 2-3
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (begitu saja) mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar imannya dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (imannya). [QS. Al-'Ankabuut : 2-3]
Maka pengakuan iman dituntut perwujudannya dalam perilaku kehidupan, dan harus dibuktikan dengan kemantapan yang mendalam tanpa keraguan, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ketika diuji keimanannya dengan perintah agar menyembelih putra satu-satunya yang sangat disayanginya. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 15 :
اِنَّمَا اْلمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ امَنُوْا بِاللهِ وَ رَسُوْلِه ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَ جهَدُوْا بِاَمْولِهِمْ وَ اَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، اُولئِكَ هُمُ الصّدِقُوْنَ. الحجرات: 15
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar (keimanannya). [QS. Al-Hujuraat : 15]
Melihat ayat-ayat tersebut dapat kita mengerti bahwa ujian keimanan itu suatu hal yang pasti dan tidak dapat dihindari lagi. antara iman dan ujian sangat erat hubungannya, tidak bisa dipisahkan bagaikan gula dengan manisnya, garam dengan asinnya. Adapun ujian yang Allah berikan kepada orang yang beriman ada dua macam yakni syarr dan khair, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Anbiyaa' ayat 35 :
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ اْلمَوْتِ، وَ نَبْلُوْكُمْ بِالشَّرّ وَ اْلخَيْرِ فِتْنَةً، وَ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ. الانبياء: 35
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. [QS. Al-Anbiyaa' : 35]
لَتُبْلَوُنَّ فِيْ اَمْوَالِكُمْ وَ اَنْفُسِكُمْ، وِلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَ مِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْآ اَذًى كَثِيْرًا، وَ اِنْ تَصْبِرُوْا وَ تَتَّقُوْا فَاِنَّ ذلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلاُمُوْرِ. ال عمران: 186
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bershabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. [QS. Al 'Imran : 186]
وَ لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مّنَ اْلخَوْفِ وَ اْلجُوْعِ وَ نَقْصٍ مّنَ اْلاَمْوَالِ وَ اْلاَنْفُسِ وَ الثَّمَرتِ، وَ بَشّرِ الصّبِرِيْنَ. القبرة:155
Dan sesungguhnya Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (hasil panen). Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang shabar. [QS. Al-Baqarah : 155]
Menurut petunjuk Allah, dalam menghadapi ujian-ujian kesedihan seperti tersebut di atas, bershabar dan bertaqwa adalah yang harus diutamakan. Adapun orang-orang yang shabar :
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْآ اِنَّا ِللهِ وَ اِنَّآ اِلَيْهِ رجِعُوْنَ. البقرة: 156
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa mushibah, mereka mengucapkan, "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali". [QS. Al-Baqarah : 156]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, mari sejenak kita menengok ke belakang, peristiwa-peristiwa yang dialami orang-orang yang ingkar kepada Allah. Kita perhatikan Fir'aun dan kaumnya :
وَ لَقَدْ اَخَذْنَآ الَ فِرْعَوْنَ بِالسّنِيْنَ وَ نَقْصٍ مّنَ الثَّمَرتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ. الاعراف: 130
Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun) dan kaumnya dengan mendatangkan musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan (hasil tanaman), supaya mereka mengambil pelajaran. [QS. Al-A'raaf : 130]
فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَ اْلجَرَادَ وَ اْلقُمَّلَ وَ الضَّفَادِعَ وَ الدَّمَ ايتٍ مُّفَصَّلتٍ فَاسْتَكْبَرُوْا وَ كَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ. الاعراف: 133
Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah, sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. [QS. Al-A'raaf : 133]
فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنهُمْ فِى اْليَمّ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِايتِنَا وَ كَانُوْا عَنْهَا غفِلِيْنَ. الاعراف: 136
Kemudian Kami hukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. [QS. Al-A'raaf : 136]
Mereka melakukan faahisyah (homosexuil), tidak mengindahkan nasehat nabinya, malah ingin mengusir nabinya yang menuntun kepada jalan yang benar, maka akibatnya sebagaimana firman Allah :
وَ اَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًا، فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ اْلمُجْرِمِيْنَ. الاعراف: 84
Kami turunkan kepada mereka hujan batu, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. [QS. Al-A'raaf : 84]
Begitu pula ummat Nabi Syu'aib AS, mereka biasa mengurangi takaran dan timbangan untuk orang lain, dan berbuat kerusakan di muka bumi, ketika diingatkan oleh Nabi Syu'aib mereka marah-marah dan mengusir nabinya. Akibatnya :
فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جثِمِيْنَ. الاعراف: 91
Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka. [QS. Al-A'raaf : 91]
Begitu juga kaum Tsamud (ummat Nabi Shalih) yang mengingkari dan menentang seruan nabinya, akibatnya :
وَ اَخَذَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جثِمِيْنَ. هود: 67
Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang dhalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya. [QS. Huud : 67]
Kaum Nuh AS ketika diseru oleh Nuh ke jalan yang lurus malah menentang Nabi Nuh AS dengan ucapan :
قَالُوْا ينُوْحُ قَدْ جدَلْتَنَا فَاَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّدِقِيْنَ. هود: 32
Mereka berkata, "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". [QS. Huud : 32]
فَكَذَّبُوْهُ فَاَنْجَيْنهُ وَ الَّذِيْنَ مَعَه فِى اْلفُلْكِ وَ اَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِايتِنَا، اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ. الاعراف: 64
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera dan Kami tenggelamkan orang-orang  yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). [QS. Al-A'raaf : 64]
Tentang kaum 'Aad (ummat Nabi Huud), Allah berfirman :
وَ تِلْكَ عَادُ جَحَدُوْا بِايتِ رَبّهِمْ وَ عَصَوْا رُسُلَه وَ اتَّبَعُوْآ اَمْرَ كُلّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ. هود: 59
Dan itulah (kisah) kaum 'Aad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai Rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang kebenaran. [QS. Huud : 59].
Maka akibatnya :
وَ فِيْ عَادٍ اِذْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرّيْحَ اْلعَقِيْمَ. مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ اَتَتْ عَلَيْهِ اِلاَّ جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيْمِ. الذاريات: 41-42
Dan pada kaum 'Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan sesuatupun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk (hancur luluh). [Adz-Dzaariyaat : 41-42]
... فَسِيْرُوْا فِى اْلاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ اْلمُكَذّبِيْنَ. النحل: 36
Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan Rasul-rasul Allah. [QS. An-Nahl : 36]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, dari beberapa kisah tersebut di atas, Allah perintahkan kepada kita semua, agar memperhatikan bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan dan menentang kebenaran yang dibawa oleh para Rasul utusan Allah. Dengan demikian kita dapat mengambil pelajaran, jangan sampai kita mengalami seperti mereka, maka harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menthaati Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari, jangan coba-coba mengabaikan dan menentang kebenaran.
Selanjutnya mari kita renungkan yang terjadi di negeri kita dengan mata hati yang jernih dan disadari dengan petunjuk-petunjuk, peringatan-peringatan dari Allah SWT. Sejak Presiden kita yang baru mengawali kerjanya dengan Gebrakan 100 hari, yang selalu ditayangkan di Metro TV, Allah pun memberikan gebrakan dengan bencana - mushibah yang bertubi-tubi pada bangsa kita, susul-menyusul, belum sampai selesai mengatasi suatu mushibah, datang lagi mushibah yang lain.
Gempa di Alor, Nabire, tanah longsor di berbagai daerah, banjir bandang, beberapa kali pesawat terbang jatuh, termasuk di Solo baru-baru ini, dan beberapa kali terjadi kecelakaan/tabrakan lalu lintas darat, yang kesemuanya itu menelan korban nyawa yang tidak sedikit.
Lebih dahsyat dari itu semua pun terjadi, yakni gempa dan badai tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatra Utara pada Ahad 26 Desember 2004 yang lalu, hingga meluluh lantakkan rumah-rumah penduduk dan bangunan-bangunan perkantoran, sekolahan-sekolahan dan yang lain-lain. Badai tersebut menelan korban jiwa dengan kondisi yang sangat mengenaskan, tertimpa puing-puing dan reruntuhan bangunan. Tercatat yang meninggal lebih dari 105.000 jiwa dan masih ribuan orang lagi yang dinyatakan hilang belum diketahui rimbanya, belum lagi yang masih tertindih reruntuhan belum dapat diketahui jumlahnya. Sampai hari ini masih banyak mayat-mayat bergelimpangan yang belum terurus, dan sudah sulit dikenal identitasnya, karena sudah membusuk dan hancur tidak utuh lagi. Nanggroe Aceh Darussalaam yang disebut Serambi Makkah penuh dengan tumpukan sampah reruntuhan bangunan yang hancur dan mayat-mayat bergelimpangan dengan bau busuk yang sangat menyengat.
Kejadian itu tak seorangpun yang dapat menolaknya, seolah-olah memberi gambaran kepada kita, begitulah qiyamat, manusia sekuat apapun tak berdaya, dan manusia tak ada nilainya, ketika melihat mayat-mayat bergelimpangan dan membusuk di sembarang tempat.
Kalau sudah demikian, wahai manusia, apa yang kalian bangga-banggakan untuk berlaku sombong, menentang kebenaran ? Belumkah membuka hati kita untuk sadar, segera menghentikan kesombongan dan keserakahan, mengumbar hawa nafsu dengan berbuat segala kemungkaran ? Subhaanallooh, laa haula walaa quwwata illaa billaah. Apa gerangan yang terjadi di balik itu, sehingga menimpa bangsa kita mushibah yang bertubi-tubi. Mungkinkah bangsa ini termasuk yang mendustakan dan menentang kebenaran, atau termasuk bangsa yang tidak pandai bersyukur ? Untuk itu mari kita renungkan sedalam-dalamnya, dengan kita cermati isyarat-isyarat yang diberikan oleh Allah SWT maupun dari Rasulullah SAW.
وَ لَوْ اَنَّ اَهْلَ اْلقُرى امَنُوْا وَ اتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكتٍ مّنَ السَّمَآءِ وَ اْلاَرْضِ وَ لكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ. الاعراف: 96
Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [QS. Al-A'raaf : 96]
وَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ امِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّاْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مّنْ كُلّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللهِ فَاَذَاقَهَا اللهُ لِبَاسَ اْلجُوْعِ وَ اْلخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ. النحل: 112
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan, ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. [QS. An-Nahl : 112]
Rasulullah SAW bersabda :
مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِاْلمَعَاصِى ثُمَّ يَقْدِرُوْنَ عَلَى اَنْ يُغَيّرُوْا ثُمَّ لاَ يُغَيّرُوْا اِلاَّ يُوْشِكُ اَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ مِنْهُ بِعِقَابٍ. ابو داود 4: 122
Tidaklah suatu kaum yang di tengah-tengah mereka dilakukan kemakshiyatan-kemakshiyatan, sedang mereka mampu mencegahnya, tetapi tidak mau mencegahnya, melainkan Allah akan menimpakan adzab secara merata kepada mereka. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 122]
اِنَّ مِنْ اَشْرَاطِ السَّاعَةِ اَنْ يُرْفَعَ اْلعِلْمُ وَ يَثْبُتَ اْلجَهْلُ وَ يُشْرَبَ اْلخَمْرُ وَ يَظْهَرَ الزّنَا. البخارى1: 28
Sesungguhnya diantara tanda-tanda datangnya kehancuran suatu bangsa ialah diangkatnya (didangkalkan) pengetahuan agama, dan didukungnya sifat jahil (bodoh) tentang agama, diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan dilakukan perzinaan secara meluas dan terang-terangan. [HR. Bukhari juz 1, hal. 28]
اِذَا ظَهَرَ الزّنَا وَ الرّبَا فِى قَرْيَةٍ فَقَدْ اَحَلُّوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ. الحاكم
Apabila perbuatan zina dan riba sudah berkembang dan secara terang-terangan di suatu negeri, maka berarti penduduk negeri itu telah membiarkan (rela) terhadap datangnya adzab Allah pada mereka. [HR. Hakim]
اِذَا ضُيّعَتِ اْلاَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. البخارى 1: 21
Apabila hilang amanat, maka tunggulah kehancurannya. [HR. Bukhari juz 1, hal. 21]
Dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah berfirman :
وَ اِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ َلاَزِيْدَنَّكُمْ وَ لَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ. ابرهيم: 7
Dan ingatlah ketika Tuhan mu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (tidak mau bersyukur), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih. [QS. Ibrahim : 7]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, kalau kita perhatikan isyarat-isyarat yang diterangkan oleh Allah dan juga oleh Rasulullah tersebut, kita dapat mengambil pengertian bahwa :
1.  Penduduk suatu negeri/bangsa itu akan aman, tenteram dan makmur kalau mereka beriman dan bertaqwa kepada Allah, dan pandai mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, serta bisa memegang amanat dan mau mencegah kemungkaran yang ada.
2.  Sebaliknya siksa dan adzab Allah akan ditimpakan kepada suatu bangsa apabila dalam negeri bangsa itu :
a.  penduduknya mendustakan ayat-ayat Allah.
b.  penduduknya mengingkari (tidak mensyukuri), nikmat yang diberikan oleh Allah.
c.  penduduknya tidak mau mencegah kemakshiyatan yang berlaku di negerinya, sedangkan sebenarnya mereka mampu mencegahnya.
d.  penduduknya melakukan perzinaan dan mabuk-mabukan di negeri itu secara meluas dan terang-terangan.
e.  usaha-usaha riba dan pelacuran berkembang meluas di negeri itu, akibat dangkalnya pengetahuan agama.
f.   amanat sudah disia-siakan (tidak memegang amanat).
Dari dua kriteria di atas rasanya bangsa kita lebih mendekati pada kriteria yang nomor 2, yakni sebab-sebab datangnya siksa dan adzab Allah. Kriteria nomor 2 ini dari a sampai f rasanya tidak ada yang terlewatkan, di negeri ini semuanya terjadi.
Hal itu bisa kita rasakan, masih maraknya segala bentuk kemakshiyatan, dari mabuk, judi, perzinaan sampai korupsi, yang kesemuanya itu jelas-jelas membawa kepada kehancuran bangsa. Walau sudah diakui oleh aparat penegak hukum sendiri bahwa semua yang tersebut itu adalah penyakit masyarakat, namun mengapa sulit diberantas ? Karena tidak adanya ketegasan dan kekompakan para penegak hukum, malah ada oknum aparat penegak hukum yang menjadi backing nya kemungkaran itu.
Maraknya tindak korupsi hampir di semua lapisan, baik di kalangan eksekutif maupun legeslatif, menunjukkan mereka sudah menyia-nyiakan amanat yang dipercayakan kepada mereka, yang tinggal adalah khianat. Kalau para pengkhianat itu masih diberi kepercayaan, kemana negeri ini akan dibawa ? Bukankah tinggal menunggu kehancurannya saja ?
Lebih-lebih apabila orang-orang yang hidup mewah, para pejabat suatu negeri sudah mulai durhaka kepada Allah, akan mempercepat kehancuran negeri itu. Perhatikan firman Allah SWT :
وَ اِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا اْلقَوْلُ فَدَمَّرْنهَا تَدْمِيْرًا. الاسراء: 16
Dan apabila Kami hendak menghancurkan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya menthaati Allah, tetapi mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap mereka perkataan (ketentuan Kami) kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. [QS. Al-Israa': 16]
Mudah-mudahan berbagai macam bencana yang terjadi di negeri kita secara bertubi-tubi dan susul-menyusul ini bukan suatu adzab atau siksa dari Allah SWT, tetapi suatu peringatan bagi kita semua, agar kita segera sadar, mau memperbaiki diri, memperbanyak dzikrullooh, doa, mohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang sudah kita lakukan selama ini, dan kita tingkatkan dakwah amar ma'ruf nahi munkar. Kepada Bapak Presiden yang mengawali pemerintahannya dengan Gebrakan 100 hari memberantas kejahatan dan kecurangan dalam pemerintahan, semoga tidak patah semangat, bahkan harus lebih ditingkatkan lagi secara efektif dan tidak hanya 100 hari, tetapi Gebrakan-gebrakan selanjutnya, selama mendapat amanat untuk memimpin negeri ini, hendaklah terus dilakukan demi terwujudnya pemerintahan yang bersih, jujur dan berwibawa, sehingga dapat menjadi sarana Allah akan memberikan kepada bangsa di negeri ini ketenteraman, kemakmuran, kebahagiaan lahir dan bathin yang sudah lama didambakan oleh masyarakat Indonesia.
Kepada para Menteri (pembantu Presiden) dan kepada para wakil rakyat, dan semua orang yang hidup mewah, kejadian gempa dan tsunami di Aceh, Sumatra Utara dan negeri-negeri jiran, hendaklah dijadikan pelajaran yang berharga, betapa lemahnya manusia, betapa tak ada nilainya harta kekayaan dunia, tidak perlu waktu lama, cuma beberapa detik saja seluruh gedung-gedung, rumah-rumah mewah yang dibangun dengan jutaan, bahkan milyaran rupiah, mobil-mobil yang menjadi kebanggaan hidupnya disapu bersih, ludes tak ada harganya lagi. Hal itu pernah dialami oleh Qorun, yang hidup di zaman Nabi Musa, dengan kesombongannya karena memiliki harta yang berlimpah ruah, sampai kunci-kunci brankas yang digunakan untuk menyimpan harta kekayaannya dipikul sejumlah orang yang kuat-kuat terasa berat. Namun karena dia sombong, tidak bersyukur, akhirnya ditelan gempa, seluruh harta dan pemiliknya terpendam dalam tanah tak ada yang bisa menolongnya [Lihat QS. Al-Qhashash : 76-82] . Na'uudzu billaahi min dzaalik.
Maka kami peringatkan kepada para Menteri, pejabat negara dan para wakil rakyat, jadilah Menteri, pejabat negara, wakil rakyat yang jujur, hentikanlah tindakan curang yang tercela, korupsi, manipulasi dan sejenisnya, dan dukunglah langkah-langkah Presiden yang baik, tegur dan ingatkanlah langkah-langkah Presiden yang salah.
Rasulullah SAW bersabda :
اِذَا اَرَادَ اللهُ بِاْلاَمِيْرِ خَيْرًا جَعَلَ لَهُ وَزِيْرَ صِدْقٍ اِنْ نَسِيَ ذَكَّرَهُ وَ اِنْ ذَكَرَ اَعَانَهُ. وَ اِذَا اَرَادَ بِهِ غَيْرَ ذلِكَ جَعَلَ لَهُ وَزِيْرَ سُوْءٍ اِنْ نَسِيَ لَمْ يُذَكّرْهُ وَ اِنْ ذَكَرَ لَمْ يُعِنْهُ. ابو داود
Jika Allah menghendaki kebaikan suatu pemimpin, maka diberinya menteri yang jujur, jika lupa diingatkan, dan jika ingat dibantu. Dan jika Allah menghendaki sebaliknya dari itu, maka Allah memberi menteri yang tidak jujur (curang) hingga jika lupa tidak diingatkan dan jika ingat tidak dibantu. [HR. Abu Dawud]
Kepada orang-orang yang kaya, jangan belaku kikir (bakhil), karena kebakhilan orang-orang kaya menjadikan jeleknya dan rusaknya suatu bangsa. Rasulullah SAW bersabda :
اِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ خَيْرًا وَلَّى اَمْرَهُمُ اْلحُكَمَاءَ وَ جَعَلَ اْلمَالَ عِنْدَ السُّمَحَاءِ، وَ اِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ شَرًّا وَلَّى اَمْرَهُمُ السُّفَهَاءَ وَ جَعَلَ اْلمَالَ عِنْدَ اْلبُخَلاَءِ. ابو داود
Apabila Allah menghendaki kebaikan suatu bangsa/kaum maka Allah mengangkat orang-orang yang bijak (pandai) sebagai pejabat yang mengelola urusan mereka dan Allah memberikan harta kepada orang-orang yang dermawan/pemurah. Dan apabila Allah menghendaki kerusakan suatu bangsa/kaum maka Allah mengangkat orang-orang yang bodoh sebagai pejabat yang mengurusi urusan mereka, dan Allah menyerahkan harta kekayaan kepada orang-orang yang kikir/bakhil. [HR. Abu Dawud]
Kepada rakyat kecil, orang-orang lemah yang diakar rumput, jangan masa bodoh, kita bekerja menurut kemampuan kita masing-masing, thaat kepada pemerintah selama mengajak kepada kebenaran, dan jangan dithaati kalau mengajak kepada kemungkaran, siapapun mereka.
Jangan merasa rendah, wong cilik tak berarti, padahal sangat besar artinya, karena Allah memberi pertolongan kepada suatu bangsa lantaran orang-orang lemah (rakyat kecil). Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّمَا نَصَرَ اللهُ هذِهِ اْلاُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَ صَلاَتِهِمْ وَ اِخْلاَصِهِمْ. النسائى
Hanyasanya Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang lemahnya (rakyat kecil) dengan doa mereka, shalat mereka dan keikhlashan mereka. [HR. Nasai]
Wal hasil, kita semua dari para elit bangsa ini sampai rakyat kecil yang di akar rumuput tanpa pandang bulu, semua mushibah yang bertubi-tubi menimpa bangsa kita ini dan gempa tsunami yang merupakan bencana terbesar di negeri ini, kita rasakan sebagai peringatan dari Allah, harus kita cermati dengan serius sebelum Allah mengadzab bangsa ini secara merata, sebagaimana yang dialami oleh Fir'aun dan bala tentaranya, ummatnya Nabi Nuh dan ummat-ummat Nabi yang lain yang telah dimusnahkan oleh Allah karena tidak menghiraukan peringatan-peringatan yang sampai kepada mereka.
Keadaan yang menyedihkan ini tidak akan berubah menjadi baik kecuali kita harus bekerja keras, bantu-membantu, bahu-membahu menurut kemampuan dan bidang kita masing-masing, dengan memohon pertolongan kepada Allah untuk memperbaiki, merubah nasib bangsa dan negara yang sudah lama menderita, ditambah mushibah bencana yang membawa makin sengsara bangsa ini.
اِنَّ اللهَ لاَ يُغَيّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّى يُغَيّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ. الرعد: 11
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. [QS. Ar-Ra'd : 11]
Akhirnya bagi saudara-saudara kita yang meninggal karena tertimpa mushibah, kita doakan semoga diampuni dosa-dosanya dan diterima amal baiknya. Bagi yang masih hidup, semoga diberi keshabaran, menerima kenyataan yang ada, dan bisa lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Amin yaa robbal 'aalamiin.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّاِرِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

~oO[ A ]Oo~

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...