Malu
dan Keutamaannya
Firman
Allah SWT :
يـاَيــُّهَا الَّذِيـْنَ امَنُوْا لاَ تَدْخُلُوْا بُـيُوْتَ
النَّبِيِّ اِلاَّ اَنْ يُـؤْذَنَ لَكُمْ اِلى طَعَامٍ غَيْرَ نظِرِيْنَ اِنهُ وَ لكِنْ اِذَا دُعِيْتُمْ فَادْخُلُوْا
فَاِذَا طَعِمْتُمْ فَانْـتَشِرُوْا وَ لاَ مُسْتَـأْنـِسِيْنَ لـِحَدِيْثٍ، اِنَّ
ذلِكُمْ كَانَ يُـؤْذِى النَّبِيَّ فَيَسْتَحْي مِنْكُمْ، وَ اللهُ لاَ يَسْتَحْي
مِنَ اْلحَقِّ، وَ اِذَا سَأَلـْتُمُوْهُنَّ مَتَاعًا فَسْئَلَوْهُنَّ مِنْ
وَّرَآءِ حِجَابٍ، ذلِكُمْ اَطْهَرُ لـِقُـلُـوْبِكُمْ وَ قُـلُـوْبِـهِنَّ، وَ مَا
كَانَ لَكُمْ اَنْ تُـؤْذُوْا رَسُوْلَ اللهِ وَ لآ اَنْ تَـنْكِحُوْآ اَزْوَاجَه
مِنْ بَعْدِه اَبَدًا، اِنَّ ذلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللهِ عَظِـيْمًا.
الاحزاب:53
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila
kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak
(makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai
makan, keluarlah tanpa asyik memperpanjangkan percakapan. Sesungguhnya yang
demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu
ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta
sesuatu (keperluan) kepada istri-istri Nabi, maka mintalah dari belakang tabir.
Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh
kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya
sesudah ia wafat untuk selama-lamanya. Sesungguhnya perbuatan itu amat besar
(dosanya) disisi Allah.
[Al-Ahzab : 53]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِّ رض قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص
اَشَدَّ حَيَاءً مِنَ اْلعَذْرَاءِ فِى خِدْرِهَا. فَاِذَا رَأَى شَـيْئًا
يَكْرَهُهُ عَرَفْـنَاهُ فِى وَجْهِهِ. متفق عليه
Dari
Abu Sa'id Al-Khudri RA, ia berkata : "Adalah Rasulullah SAW itu lebih pemalu
dari pada gadis dalam pingitan. Dan apabila beliau melihat sesuatu yang tidak
disukainya, kami dapat mengetahuinya dari wajah beliau".
[HR Bukhari dan Muslim]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ
اْلاَنــْصَارِ وَ هُوَ يَـعِظُ اَخَاهُ فِى اْلحَيَاءِ. فَـقَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: دَعْهُ فَاِنَّ اْلحَيَاءَ مِنَ اْلاِيـْمَانِ. البخارى و مسلم و ابو داود و
الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari
Ibnu Umar RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah melewati seorang
laki-laki dari kaum Anshar yangmana dia
itu sedang menasehati saudaranya karena dia pemalu, maka Rasulullah SAW bersabda
: "Biarkan saja dia, sesungguhnya malu itu bagian dari iman".
[HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu
Majah]
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَـيْنٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اَلــْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى اِلاَّ بِخَيْرٍ. البخارى و مسلم وَ فِى رِوَايـَةٍ
لِمُسْلِمٍ: اَلــْحَيَاءُ خَيْرٌ كُـلُّهُ.
Dari
'Imran bin Hushain RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Malu itu tidak
mendatangkan kecuali kebaikan".
[HR Bukhari dan Muslim]. Dalam suatu riwayat bagi Muslim : "Malu itu baik
seluruhnya".
عَنْ اَبِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
َاْلاِيــْمَانُ بِضْعٌ وَ سَبْعُوْنَ اَوْ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ شُعْبَةً.
فَـاَفْضَلُـهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَدْنَـاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى
عَنِ الطَّرِيْقِ. وَ اْلحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلاِيـْمَانِ. البخارى و مسلم و
ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Iman itu
ada tujuh puluh cabang lebih, atau enampuluh cabang lebih. Yang paling utama
ialah ucapan : "Laa ilaaha illallooh" (Tiada Tuhan selain Allah) dan yang
paling ringan ialah menyingkirkan gangguan di jalan. Dan malu itu adalah
sebagian dari iman".
[HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu
Majah]
عَنْ زَيـْدِ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ رُكَانَةَ يَرْفَعُهُ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: اِنَّ لِكُلِّ دِيـْنٍ خُلُـقًا. وَ خُلُقُ اْلاِسْلاَمِ َاْلحَيَاءُ.
مالك و رواه ابن ماجه عن انس مرفوعا
Dari
Zaid bin Thalhah bin Rukanah, ia mengatakannya dari Rasulullah SAW : Rasulullah
SAW bersabda : "Sesungguhnya bagi tiap-tiap agama ada akhlaqnya, dan akhlaq
Islam adalah malu".
[HR Malik, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Anas secara Marfu'
juga]
عَنْ اَنــَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا كَانَ اْلـفُحْشُ
فِى شَيْءٍ اِلاَّ شَانَهُ وَ مَا كَانَ اْلحَيَاءُ فِى شَيْءٍ اِلاَّ زَانَهُ. ابن
ماجه و الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari
Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Kekejian dan kata-kata kotor
itu tidaklah berada pada sesuatu melainkan akan menjadikannya buruk, dan malu
itu tidaklah berada pada sesuatu melainkan akan menjadikannya
indah.
[HR Ibnu Majah dan Tirmidzi ia berkata : "Hadits Hasan
Gharib"]
عَنْ مُجَمِّعِ بْنِ حَارِثَةَ بْنِ زَيـْدِ بْنِ حَارِثَةَ عَنْ
عَمِّهِ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: َاْلحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلاِيــْمَانِ
وَ لاَ اِيـْمَانَ لِمَنْ لاَ حَيَاءَ لَهُ. ابو الشيخ ابن حبان فى
الثواب
Dari
Mujammi' bin Haritsah bin Zaid bin Haritsah dari pamannya RA dari Rasulullah
SAW, beliau bersabda : "Malu itu adalah salah satu cabang dari iman, dan tidak
ada iman bagi orang yang tidak punya malu".
[HR Abusy Syaikh Ibnu Hibban di dalam Kitab Tsawab]
اِنَّ مِمَّا اَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِِ اْلاُوْلَى
اِذَا لَمْ تَـسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ. البخارى
Sesungguhnya
diantara apa-apa yang didapati orang-orang dari perkataan para Nabi dahulu ialah
: "Apabila kamu sudah tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu".
[HR.
Bukhari]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلحَيَاءُ وَ
اْلاِيــْمَانُ قُرَنَاءُ جَمِيْعًا. فَاِذَا رُفِعَ اَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلآخَرُ.
الحاكم و الطبرانى من حديث ابن عباس
Dari
Ibnu 'Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Malu dan iman itu adalah
selalu bersama, maka apabila hilang salah satunya hilang pula yang
lain".
[HR. Hakim, dan Thabarani meriwayatkan dari haditsnya Ibnu
Abbas]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَـا عَائِشَةُ
لَـوْ كَانَ اْلحَيَاءُ رَجُلاً كَانَ رَجُلاً صَالِحًا وَ لَـوْ كَانَ اْلـفُحْشُ
رَجُلاً لَكَانَ رَجُلَ سَوْءٍ. الطبرانى
Dari
'Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Wahai 'Aisyah, seandainya
malu itu diumpamakan seorang laki-laki, ia adalah orang laki-laki yang shaleh,
dan seandainya perbuatan keji dan kotor itu diumpamakan seorang laki-laki, maka
ia seorang laki-laki yang jahat".
[HR. Thabarani]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. قَالَ: قُـلْـنَا: يَـا رَسُوْلَ اللهِ
اِنَّـا لَـنَسْتَحْيِى وَ اْلحَمْدُ ِللهِ. قَالَ: لَـيْسَ ذلِكَ وَ لكِنْ
َاْلاِسْتِحْيَاءُ مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ اَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَ مَا
وَعَى، وَ تَحْفَظَ اْلبَطْنَ وَ مَا حَوَى، وَ لْـتَذْكُرِ اْلمَوْتَ وَ
اْلبِـلَى. وَ مَنْ اَرَادَ اْلآخِرَةَ تَرَكَ زِيـْنَةَ الدُّنــْيَا. فَمَنْ
فَعَلَ ذلِكَ فَـقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. الترمذى
Dari
Abdullah bin Mas'ud RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Malulah kalian
kepada Allah dengan sebenar-benar malu". Abdullah bin Mas'ud berkata : Kami
berkata : "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami malu, Alhamdulillah (segala puji
bagi Allah)". Rasulullah SAW bersabda : "Bukan begitu, tetapi malu kepada Allah
dengan sebenar-benar malu itu ialah kamu menjaga kepala dan apa yang di
dalamnya, kamu menjaga perut dengan segala isinya dan hendaklah kamu mengingat
mati dan kehancuran. Barangsiapa menghendaki akhirat dengan meninggalkan
kemewahan dunia, orang yang berbuat demikian, maka ia telah malu kepada Allah
dengan sebenar-benar malu".
[HR Tirmidzi]
عَنْ اَبِى هُرَيـْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلحَيَاءُ
مِنَ اْلاِيــْمَانِ وَ اْلاِيــْمَانُ فِى اْلجَنَّةِ. وَ اْلبَذَاءُ مِنَ
اْلجَفَاءِ وَ اْلجَفَاءُ فِى النَّـارِ. احمد و الترمذى و ابن حبان فى صحيحه و قال
الترمذى حديث حسن صحيح
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Malu itu sebagian dari
iman, dan iman itu di surga. Perkataan kotor itu termasuk perangai yang kasar
dan perangai yang kasar itu di neraka".
[HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya. Tirmidzi berkata :
"Hadits Hasan Shahih"]
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلحَيَاءُ وَ
اْلعِيُّ شُعْبَتَانِ مِنَ اْلاِيــْمَانِ. وَ اْلبَذَاءُ وَ اْلبَيَانُ
شُعْبَتَانِ مِنَ النِّفَاقِ. الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari
Abu Umamah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Malu dan sedikit bicara
itu dua cabang dari iman, sedang perkataan kotor dan banyak bicara itu dua
cabang dari kemunafikan".
[HR Tirmidzi, ia berkta : "Hadits Hasan Gharib"]
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلحَيَاءُ وَ
اْلعِيُّ مِنَ اْلاِيــْمَانِ وَ هُمَا يُـقَرِّبـَانِ مِنَ اْلجَنَّةِ وَ
يُبَاعِدَانِ مِنَ النَّـارِ. وَ اْلـفُحْشُ وَ اْلبَذَاءُ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
هُمَا يُـقَرِّبـَانِ مِنَ النَّـارِ وَ يُـبَاعِدَانِ مِنَ اْلجَـنَّةِ.
الطبرانى
Dari
Abu Umamah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Malu dan sedikit bicara
itu termasuk bagian dari iman, dan keduanya itu mendekatkan ke surga dan
menjauhkan dari neraka. Perbuatan keji dan kata-kata kotor itu dari syaithan,
keduanya mendekatkan ke neraka dan menjauhkan dari surga".
[HR Thabarani]
عَنِ ابـْنِ عُمَرَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ اللهَ عَزَّ وَ
جَلَّ اِذَا اَرَادَ اَنْ يُهْلـِكَ عَبْدًا نَزَعَ مِنْهُ اْلحَيَاءَ، فَاِذَا
نُزِعَ مِنْهُ اْلحَيَاءُ لَمْ تُـلْـفِهِ اِلاَّ مَقِـيْتًا. فَاِذَا لَمْ
تُـلْـفِهِ اِلاَّ مَقِـيْتًا مُمَـقَّـتًا نُـزِعَتْ مِنْهُ اْلاَمَانَةُ. فَاِذَا
نُزِعَتْ مِنْهُ اْلاَمَانَةُ لَمْ تُـلْـفِهِ اِلاَّ خَائِـنًا مُخَوَّنـًا.
فَاِذَا لَمْ تُـلْـفِهِ اِلاَّ خَائـِنًا مُخَوَّنــًا نُزِعَتْ مِنْهُ
الرَّحْمَةُ. فَاِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ لَمْ تُـلْـفِهِ اِلاَّ
رَجـِيْمًا مُلْـعَنًا. فَاِذَا لَمْ تُـلْـفِهِ اِلاَّ رَجـِيْمًا مُلْـعَنًا
نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْـقَةُ اْلاِسْلاَمِ. ابن ماجه
Dari
Ibnu Umar RA, ia berkata : Bahwasanya Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah
'Azza wa Jalla apabila menghendaki kehancuran seorang hamba, Dia mencabut rasa
malu dari orang itu, apabila malu itu sudah dicabut, maka kamu tidak akan
mendapatinya kecuali sebagai orang yang dibenci apabila kamu sudah tidak
mendapatinya kecuali sebagai orang yang dibenci dan dimurkai, akan dicabut
amanah darinya, apabila amanah telah dicabut darinya, kamu tidak akan
mendapatinya kecuali sebagai orang yang berkhianat dan tidak dapat dipercaya.
Apabila kamu sudah tidak mendapatinya kecuali ia berkhianat dan tidak bisa
dipercaya, maka akan tercabut rahmat darinya. Apabila rahmat itu sudah dicabut
dari orang itu, maka kamu tidak akan mendapatinya kecuali sebagai orang yang
jauh dari kebaikan dan terlaknat. Apabila kamu sudah tidak mendapatinya kecuali
sebagai orang yang jauh dari kebaikan dan terlaknat, maka akan tercabutlah
ikatan Islam dari orang itu".
[HR Ibnu Majah]
عَنْ قُرَّةَ بْنِ اِيـَاسٍ رض قَالَ: كُـنَّا مَعَ النَّبِيِّ ص
فَذُكِرَ عِنْدَهُ اْلحَيَاءُ. فَـقَالُـوْا: يَـا رَسُوْلَ اللهِ َاْلحَيَاءُ مِنَ
الدِّيـْنِ؟ فَـقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَـلْ هُوَ الدِّيـْنُ كُـلُّهُ. ثُمَّ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلحَيَاءَ وَ اْلعَفَافَ وَ اْلعِيَّ عِيَّ
الِّلسَانِ لاَ عِيَّ اْلـقَـلْبِ وَ اْلعِفَّةَ مِنَ اْلاِيــْمَانِ. ابو الشيخ فى
الـثواب
Dari
Qurrah bin Iyas RA, ia berkata : Dahulu ketika kami berada bersama Nabi SAW, ada
orang yang bertanya kepada beliau tentang malu. Mereka berkata : "Ya Rasulullah,
apakah malu itu termasuk agama ?" Rasulullah SAW bersabda : "Bahkan malu itu
agama seluruhnya". Kemudian Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya malu,
keperwiraan dan sedikit bicara (yaitu sedikitnya omongan bukan sedikitnya jiwa)
dan menjauhkan diri dari segala hal yang tidak baik adalah termasuk dari
iman".
[HR Abusy Syaikh di dalam Ats-Tsawab]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar