Islam adalah
agama tauhid
Firman Allah SWT
:
اِنَّ الدّيْنَ عِنْدَ اللهِ الاِسْلاَمُ، وَ مَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ
اُوْتُوا اْلكِتبَ اِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ اْلعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ،
وَ مَنْ يَّكْفُرْ بِايتِ اللهِ فَاِنَّ اللهَ سَرِيْعُ اْلحِسَابِ.(19) فَاِنْ
حَاجُّوْكَ فَقُلْ اَسْلَمْتُ وَجْهِيَ ِللهِ وَ مَنِ اتَّبَعَنِ، وَ قُلْ
لّلَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ وَ الاُمّيّنَ ءَاَسْلَمْتُمْ، فَاِنْ اَسْلَمُوْا
فَقَدِ اهْتَدَوْا وَ اِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ اْلبَلغُ، وَ اللهُ
بَصِيْرٌ بِاْلعِبَادِ. (20) ال عمران: 19-20
Sesungguhnya
agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(19)
Kemudian
jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah, "Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang
mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan
kepada orang-orang yang ummi, "Apakah kamu (mau) masuk Islam ?". Jika mereka
masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka
berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan
Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (20) [QS. Ali ‘Imraan
: 19-20]
اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللهِ يَبْغُوْنَ وَ لَه اَسْلَمَ مَنْ فِى
السَّموَاتِ وَ الاَرْضِ طَوْعًا وَّ كَرْهًا وَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ(83) قُلْ
امَنَّا بِاللهِ وَ مَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَ مَآ اُنْزِلَ عَلى اِبْرهِيْمَ وَ
اِسْمعِيْلَ وَ اِسْحقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ الاسْبَاطِ وَ مَآ اُوْتِيَ مُوْسى وَ
عِيْسى وَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبّهِمْ لاَ نُفَرّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مّنْهُمْ وَ
نَحْنُ لَه مُسْلِمُوْنَ(84) وَ مَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الاسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ
يُّقْبَلَ مِنْهُ، وَ هُوَ فِى اْلاخِرَةِ مِنَ اْلخسِرِيْنَ(85) آل عمران: 83-85
Maka
apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun
terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan
(83)
Katakanlah,
"Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il,
Ishaq, Ya’qub,
dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari
Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya
kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”.
(84)
Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
(85)
[QS. Ali ‘Imraan
: 83-85]
وَ قَالَتِ اْليَهُوْدُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَ قَالَتِ النَّصَارَى
اْلمَسِيْحُ ابْنُ اللهِ، ذلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْ، يُضَاهِئُوْنَ قَوْلَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ، قَاتَلَهُمُ اللهُ، اَنّى يُؤْفَكُوْنَ(30)
اِتَّخَذُوْآ اَحْبَارَهُمْ وَ رُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مّنْ دُوْنِ اللهِ وَ
اْلمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ، وَ مَآ اُمِرُوْا اِلاَّ لِيَعْبُدُوْآ اِلَهًا
وَّاحِدًا، لآَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ، سُبْحنَه عَمَّا يُشْرِكُوْن(31) يُرِيْدُوْنَ
اَنْ يُّطْفِئُوْا نُوْرَ اللهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَ يَأْبَى اللهُ اِلاَّ اَنْ
يُّتِمَّ نُوْرَه وَ لَوْ كَرِهَ اْلكفِرُوْنَ(32) هُوَ الَّذِيْ اَرْسَلَ
رَسُوْلَه بِالْهُدى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَه عَلَى الدّيْنِ كُلّه وَلَوْ
كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ(33) التوبة: 30-33
Orang-orang
Yahudi berkata, " ‘Uzair
itu putra Allah" dan orang Nashrani berkata, "Al-Masih itu putra Allah".
Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Dila’nati
Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling ?
(30)
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(31)
Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka,
dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukai. (32)
Dialah
yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama
yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik
tidak menyukai. (33).
[QS. At-Taubah : 30-33]
وَ اِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يبَنِيْ اِسْرَآئِيْلَ اِنّيْ
رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدّقًا لّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْريةِ وَ
مُبَشّرًا بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْ بَعْدِي اسْمُه اَحْمَدُ، فَلَمَّا جَاءَهُمْ
بِاْلبَيّنتِ قَالُوْا هذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ(6) وَ مَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرى
عَلَى اللهِ اْلكَذِبَ وَ هُوَ يُدْعى اِلىَ اْلاِسْلاَمَِ وَ اللهُ لاَ يَهْدِى
اْلقَوْمَ الظّلِمِيْن(7)الصف: 6-7
Dan
(ingatlah) ketika ‘Isa
Putra Maryam berkata, "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi
kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang
nyata".
Dan
siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap
Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk
kepada orang-orang yang dhalim. [QS.
Ash-Shaff : 6-7]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا بَعَثَ النَّبِيُّ ص مُعَاذًا نَحْوَ
اْليَمَنِ قَالَ لَهُ: اِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ اَهْلِ اْلكِتَابِ،
فَلْيَكُنْ اَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَى اَنْ يُوَحّدُوا اللهَ تَعَالىَ،
فَاِذَا عَرَفُوْا ذلِكَ فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ
صَلَوَاتٍ فِى يَوْمِهِمْ وَ لَيْلَتِهِمْ. فَاِذَا صَلَّوْا فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ
اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةَ اَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيّهِمْ
فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيْرِهِمْ، فَاِذَا اَقَرُّوْا بِذلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَ
تَوَقَّ كَرَائِمَ اَمْوَالِ النَّاسِ. البخارى 8: 164
Dari Ibnu ‘Abbas,
ia berkata : Ketika Nabi SAW mengutus Mu’adz
ke Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Sesungguhnya
kamu akan datang pada kaum dari ahli kitab. Maka pertama kali hendaklah kamu
mengajak mereka untuk mengesakan Allah Ta’aalaa.
Apabila mereka telah mengakui yang demikian, maka beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Apabila
mereka telah shalat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
kepada mereka membayar zakat harta-benda mereka, yang diambil dari orang kaya
mereka, dan diberikan kepada orang faqir mereka. Apabila mereka mengakui hal
itu, maka ambillah dari mereka, dan jagalah kehormatan harta manusia”.
[HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ مُعَاذًا قَالَ: بَعَثَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص
قَالَ: اِنَّكَ تَأْتِى قَوْمًا مِنْ اَهْلِ اْلكِتَابِ فَادْعُهُمْ اِلىَ
شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَنّى رَسُوْلُ اللهِ. فَاِنْ هُمْ
اَطَاعُوْا لِذلِكَ فَاَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ
صَلَوَاتٍ فِى كُلّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ. فَاِنْ هُمْ اَطَاعُوْا لِذلِكَ
فَاَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ
اَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ فِى فُقَرَائِهِمْ. فَاِنْ هُمْ اَطَاعُوْا لِذلِكَ
فَاِيّاكَ وَ كَرَائِمَ اَمْوَالِهِمْ. وَ اتَّقِ دَعْوَةَ اْلمَظْلُوْمِ فَاِنَّهُ
لَيْسَ بَيْنَهَا وَ بَيْنَ اللهِ حِجَابٌ. مسلم 1: 50
Dari Ibnu ‘Abbas,
bahwasanya Mu’adz
berkata : Rasulullah SAW mengutusku. Beliau bersabda, “Engkau
akan datang pada suatu kaum dari ahli Kitab, karena itu ajaklah mereka kepada
syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah.
Jika mereka menthaati itu, maka beritahukan kepada mereka, bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Kalau mereka
menthaati itu, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan kepada
mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya
mereka dan diberikan kepada para faqir-miskin mereka. Jika mereka
menthaati itu, maka jagalah dirimu dari kehormatan harta benda mereka. Dan
takutlah kamu dari doanya orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang
antara doa itu dengan Allah”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 50]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا
اِلىَ اْليَمَنِ قَالَ: اِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمِ اَهْلِ كِتَابٍ فَلْيَكُنْ
اَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ بِعِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. فَاِذَا
عَرَفُوا اللهَ فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى
يَوْمِهِمْ وَ لَيْلَتِهِمْ. فَاِذَا فَعَلُوْا فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ قَدْ
فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً تُؤْخَذُ مِنْ اَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى
فُقَرَائِهِمْ، فَاِذَا اَطَاعُوْا بِهَا فَخُذْ مِنْهُمْ وَ تَوَقَّ كَرَائِمَ
اَمْوَالِهِمْ. مسلم 1: 51
Dari Ibnu ‘Abbas,
bahwasanya Rasulullah SAW ketika mengutus Mu’adz
ke Yaman, beliau bersabda, “Engkau
akan datang pada suatu kaum dari ahli Kitab. Karena itu hendaknya yang
pertama-tama engkau serukan kepada mereka ialah beribadah kepada Allah
‘Azza
wa Jalla. Apabila mereka telah mengakui Allah, maka beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari-semalam.
Apabila mereka sudah mau mengerjakan shalat, maka beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah mewajibkan atas mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya
mereka dan diberikan kepada faqir miskin mereka. Apabila mereka menthaatinya,
maka ambillah dari mereka dan jagalah kehormatan harta benda mereka”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 51]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: يَا مُعَاذُ، اَ
تَدْرِى مَا حَقُّ اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ؟ قَالَ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ.
قَالَ: اَنْ يَعْبُدُوْهُ وَ لاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا. اَ تَدْرِى مَا
حَقُّهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: اَنْ لاَ
يُعَذّبَهُمْ. البخارى 8: 164
Dari Mu’adz
bin Jabal, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Hai
Mu’adz,
tahukah kamu, apa hak Allah yang harus dilaksanakan hamba-hamba-Nya
?”.
Mu’adz
menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Beliau bersabda, “(Hak
Allah yang harus dilaksanakan oleh hamba) ialah mereka menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun”.
(Nabi SAW bersabda lagi), “Tahuah
kamu, apa hak mereka pada Allah ?”.
Mu’adz
menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Beliau bersabda, “(Hak
para hamba pada Allah), bahwa Allah tidak akan mengadzab mereka”.
[HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: كُنَّا رِدْفَ رَسُوْلِ اللهِ ص عَلَى
حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ قَالَ، فَقَالَ: يَا مُعَاذُ تَدْرِى مَا حَقُّ
اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ وَ مَا حَقُّ اْلعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ قَالَ، قُلْتُ:
اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: فَاِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ اَنْ
يَعْبُدُوا اللهَ وَ لاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَ حَقُّ اْلعِبَادِ عَلَى
اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ اَنْ لاَ يُعَذّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. قَالَ،
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَفَلاَ اُبَشّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: لاَ تُبَشّرْهُمْ
فَيَتَّكِلُوْا. مسلم 1: 58
Dari Mu’adz
bin Jabal, ia berkata : Aku pernah membonceng Rasulullah SAW di atas himar yang
bernama ‘Ufair.
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Hai
Mu’adz,
tahukah kamu apa haq Allah atas para hamba dan apa pula haq para hamba atas
Allah ?”.
Aku (Mu’adz)
menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Rasulullah SAW bersabda, “Hak
Allah atas para hamba-Nya, yaitu mereka menyembah kepada Allah dan tidak
menyekutukan sesuatupun dengan-Nya. Sedangkan haq para hamba atas Allah
‘Azza
wa Jalla, yaitu Dia tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukan sesuatupun
dengan-Nya”.
Aku bertanya, “Ya
Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan khabar gembira ini kepada orang-orang
?”.
Rasulullah SAW bersabda, “Jangan
engkau beritahukan kepada mereka, nanti mereka jadikan andalan (sehingga malas
beramal)”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 58]