11/12/2021

                                                 Mejaga Amal Setelah  Beramal

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا

Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?“  ( Qs  Kahfi 103)

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Qs Kahffi 104 )

 

      # PERINTAH  jangan  merusak Amal !!

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَ اَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَ لاَ تُبْطِلُوْآ اَعْمَالَكُمْ. محمد:33

Hai orang-orang yang beriman, thaatlah kepada Allah dan thaatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

[QS. Muhammad 33 ]: 33

وَ لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا،

 Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali,… [QS. An-Nahl : 92]

 

Perbuatan yang MERUSAK  amal?

ذلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِيْ بِه مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه، وَ لَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. الانعام:88

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.

[QS. Al-An’aam : 88]                   

 

 

 

 

      PerusakAmaL SYIRIK KECIL= RIYA

عَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لُبَيْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اِنَّ اَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَلَيْكُمْ اَلشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ. قَالُوْا: وَمَا الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلرِّيَاءُ، يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَـهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِاَعْمَالِهِمْ اِذْهَبُوْا اِلىَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تُرَاءُوْنَ فىِ الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً؟

Dari Mahmud bin Lubaid, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan atas kamu sekalian itu adalah syirik kecil”. Kemudian para shahabat bertanya, “Apa syirik kecil itu ya Rasulullah ?”. Rasulullah SAW menjawab, “(Syirik kecil itu ialah) riya’. Besok pada hari qiyamat ketika para manusia diberi balasan dengan amal-amal mereka, Allah ‘azza wa jalla akan berfirman kepada mereka,

“Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang dahulu kamu berbuat riya’ padanya ketika di dunia, maka lihatlah olehmu sekalian apakah kamu mendapati pahala pada mereka ?”.

[HR. Ahmad, juz 9, hal. 160, no. 23692]

 

      # Durhaka kepada Orang tua

ثَلاَثٌ لاَ يَنْفَعُ مَعَهُنَّ عَمَلٌ: اَلشّرْكُ بِاللهِ، وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ، وَ اْلفِرَارُ عَنِ الزَّحْفِ. مسلم

Ada tiga perkara yang menjadikan amal seseorang tidak berguna :

1.      syirik kepada Allah,

2.       durhaka kepada kedua orang tua, dan

3.      lari dari medan perang (sebagai pengecut).

[HR. Muslim]

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُبْطِلُوْا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنّ وَ اْلاَذى كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَه رِئَآءَ النَّاسِ وَ لاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ، فَمَثَلُه كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَه وَابِلٌ فَتَرَكَه صَلْدًا، لاَ يَقْدِرُوْنَ عَلى شَيْءٍ مّمَّا كَسَبُوْا، وَ اللهُ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ اْلكَافِرِيْنَ(264)

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafqahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Qs.Al Baqarah(264)

 

      # BERBUATAN  merusak Amal

سِتَّةُ اَشْيَاءَ تُحْبِطُ اْلاَعْمَالِ: اْلاِشْتِغَالُ بِعُيُوْبِ النَّاسِ، وَ قَسْوَةُ اْلقُلُوْبِ، وَ حُبُّ الدُّنْيَا، وَ قِلَّةُ اْلحَيَاءِ، وَ طُوْلُ اْلاَمَلِ، وَ ظَالِمٌ لاَ يَنْتَهِى.

 الديلمى عن عدى بن حاتم

Ada enam perkara yang dapat menggugurkan amal :

 1. sibuk mencari cela dan kesalahan orang lain,

2. kerasnya hati,

3. cinta dunia,

4. sedikit sekali perasaan malunya,

5. panjang angan-angan, dan

6. terus-menerus berbuat aniaya. [HR. Dailamiy dari ‘Adiy bin Hatim]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ اَبِيْهِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ اُرْسِلاَ فِى زَرِيْبَةِ غَنَمٍ بِاَفْسَدَ مِنَ اْلحِرْصِ عَلَى اْلمَالِ وَ اْلحَسَدِ فِى دِيْنِ اْلمُسْلِمِ، وَ اِنَّ اْلحَسَدَ لَيَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ اْلحَطَبَ. الترمذى

Dari ‘Abdullah bin Ka’ab dari bapaknya RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Dua serigala lapar yang dilepas di tengah-tengah sekumpulan kambing tidaklah lebih berbahaya daripada kerakusan terhadap harta dan kedengkian bagi agama seorang muslim. Dan sesungguhnya dengki itu bisa memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”.

[HR. Tirmidzi]

 

      DENGKI & BENCI = PENYAKIT  HATI

عَنِ الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اْلحَسَدُ، وَ اْلبَغْضَاءُ. وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ اْلحَالِقَةُ. اَمَّا اِنّى لاَ اَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرِ وَ لكِنْ تَحْلِقُ الدّيْنِ.

 البزار باسناد جيد و البيهقى

Dari Zubair RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Akan menjalar kepadamu penyakit ummat-ummat sebelummu, yaitu dengki dan kebencian yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu adalah pencukur. Adapun saya tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur agama”. [HR. Al-Bazzar dengan sanad yang baik, dan Baihaqiy]

 

 

 

 

 

Rasulullah SAW, kabarkan orang Salah NIAT

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اُسْتُشْهِدَ فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اُسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ. وَ لكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلاَنْ يُقَالَ جَرِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمَهُ وَ قَرَأَ اْلقُرْانَ، فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمْتُهُ وَ قَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْانَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ اْلعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَ قَرَأْتَ اْلقُرْانَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَ اَعْطَاهُ مِنْ اَصْنَافِ اْلمَالِ كُلّهِ فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ اَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا اِلاَّ اَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ اُلْقِيَ فِى النَّارِ. مسلم

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang (pertama) akan diberi keputusan pada hari qiyamat ialah seorang yang mati syahid, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid”. Allah berfirman, “Kamu dusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut sebagai pahlawan dan orang pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Kedua) seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur’an. Lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an hanya untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu belajar supaya disebut sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca Al-Qur’an supaya disebut sebagai seorang yang pandai membaca Al-Qur’an, dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Ketiga) seorang hartawan yang diberi bermacam-macam kekayaan oleh Allah, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Tidak satu jalanpun yang Engkau sukai agar jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya beri dengan harta itu semata-mata untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu berbuat yang demikian itu agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat) lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka”. [HR. Muslim]

 

 

 

 

 

 

KITA HARUS  SELALU LURUSKAN NIAT

      Niat è Keinginan hati untuk melakukan suatu amalan,

. إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan

(HR Bukhari & Muslim

      Imam Nawawi, ia mengatakan: Niat adalah bermaksud untuk melakukan sesuatu dan bertekad bulat untuk mengerjakannya.” 

jadi “Niat adalah maksud yang terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan.”

Al Hafidz Ibnu  Rajab Al Hambali   rahimahullah    menyebutkan dalam  kitab beliau  Jami’ al-‘ulum wal hikam  mengenai  fungsi dari niat, ada 2 (dua ) :

1.      Pertama, Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.

2.      Kedua, Membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Jadi  apakah seorang beribadah karena mengharap wajah Allah    ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia.
(Lihat: Jami’ al-‘ulum wal hikam, hal. 67).

Dasarnya  :Qs.  Zumar : 11-12,  Qs. Bayyinah : 5 , Qs. Al An’am 162

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَتَدْرُوْنَ مَنِ اْلمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: اْلمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَ لاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: اِنَّ اْلمُفْلِسُ مِنْ اُمَّتِى مَنْ يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَ صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ وَ يَأْتِى وَ قَدْ شَتَمَ هذَا وَ قَذَفَ هذَا وَ اَكَلَ مَالَ هذَا وَ سَفَكَ دَمَ هذَا وَ ضَرَبَ هذَا. فَيُعْطَى هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَ هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ. مسلم

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu orang yang pailit (bangkrut) itu ?”. Para shahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami ialah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya barang-barang”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang bangkrut dari ummatku ialah orang yang datang pada hari qiyamat lengkap dengan membawa (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, tetapi disamping itu ia telah mencaci ini, menuduh itu, memakan hartanya ini, menumpahkan darah itu dan memukul ini. Lalu diberikanlah kepada si ini dar (pahala) kebaikan amalnya dan diberikan kepada si itu dari (pahala) kebaikan amalnya. Dan apabila telah habis (pahala) kebaikannya, padahal belum terbayar semua tuntutan orang lain kepadanya, maka diambillah dari dosa-dosanya orang yang pernah dianiaya itu lalu ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilemparkanke neraka”. [HR. Muslim]

 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّه حَيوةً طَيّبَةً، وَ لَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.

 Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik*] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.[QS. An-Nahl : 97]

اِنَّ هذَا اْلقُـرْانَ يَـهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْـوَمُ وَ يُـبَشِّـرُ اْلمُـؤْمـِنِـيْنَ الَّذِيـْنَ يَـعْمَلُـوْنَ الصّلِحتِ اَنَّ لَـهُمْ اَجْرًا كَـبِـيْرًا. الاسراء:9

Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. [Al-Israa' : 9]

فَاَمَّا الَّذِيْنَ امَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّلِحتِ فَهُمْ فِيْ رَوْضَةٍ يُّحْبَرُوْنَ(15)

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. (15) QS. Ruum : 15

 

Penutup

 

      Betapa penting menjaga dan memelihara  amal setelah Beramal

      Semoga  kita termasuk orang pandai beramal dan pandai menjaga/ memeliharanya,

      Tidak melakukan hal2 sekecil apapun  yang menjadikan amal kita rusak  dan tdk ada nilai disisi Alloh SWT. Sehingga menjadi orang yang muflis( bangrut)

     Semoga kita diberi kemudahan segala urus dunia untuk keselamatan kehidupan akherat yang kekal

رَبّ اَوْزِعْنِيْ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلى وَالِدَيَّ وَ اَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَ اَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.

(Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridlai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh)”. [QS. An-Naml : 19]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...