Wanita
Pergi Ke Masjid
عَنْ سَالِمِ بْـنِ عَبْدِ اللهِ
عَنْ اَبِيْهِ عَنْ النَّبِيِّ ص اِذَا اسْتَأْذَنــَتِ امْرَأَةُ اَحَدِكُمْ فَلاَ يَمْنَعْهَا.
البخارى.
Dari
Salim bin Abdullah dari ayahnya dari Nabi SAW, beliu bersabda : "Apabila isteri
salah seorang diantara kalian minta
idzin (untuk pergi ke masjid), janganlah ia mencegahnya".
[HR. Bukhari]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِذَا اسْتَأْذَنــَكُمْ نـِسَاؤُكُمْ بِاللَّيْلِ اِلَى اْلمَسْجِدِ
فَأْذَنــُوْا لَـهُنُّ.
Dari
Ibnu Umar RA. dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Apabila isteri-isterimu minta
idzin ke masjid di malam hari maka berilah idzin mereka itu".
عَنْ هِنْدٌ بِنْتِ اْلحَارِثِ اَنَّ اُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ ص اَخْبَرَتْهَا اَنَّ النِّسَاءَ
فِى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص كُنَّ اِذَا اَسْلَمْنَ مِنَ اْلمَكْـتُوْبـَةِ قُمْنَ
وَثَبَ رَسُوْلُ اللهِ ص. وَمَنْ صَلَّى مِنَ الرِّجَالِ مَا شَآءَ اللهُ فَاِذَا
قَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَامَ الرِّجَالُ.
Dari
Hindun binti Harits bahwasanya Ummu Salamah istri Nabi SAW memberitahukan
kepadanya, bahwasanya wanita-wanita di masa Rasulullah SAW setelah mereka
selesai shalat, mereka segera pulang. Sedangkan Rasulullah SAW masih tinggal
bersama kaum laki-laki. Setelah Rasulullah SAW berdiri, barulah orang laki-laki
itu berdiri pula".
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اِنْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص لَيُصَلِّى
الصُّبْحَ فَيَنْصَرِفُ النِّسَاءُ مُتَـلَـفِّعَاتٍ بِمُرُوْطِهِـنَّ مَا
يُعْرَفْنَ مِنَ اْلغَـلَسِ.
Dari
Aisyah RA, ia berkata : Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan shalat Shubuh,
wanita-wanita sama pulang dengan mengenakan kerudung-kerudung mereka, dan mereka
tidak dikenal karena dari gelapnya".
[HR. Bukhari]
عَنْ عَـبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى قَـتَادَةَ اْلاَنــْصَارِيِّ عَنْ اَبــِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِنِّى
لاَقُوْلُ اِلَى الصَّلاَةِ وَاَنـَا اُرِيْدُ اَنْ اُطَوِّلُ فِيْهَا فَاَسْمَعُ
بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَاَتـَجَوَّزُ فِى صَلاَتِىْ كَرَاهِيَةَ اَنْ اَشُقَّ عَلَى
اُمِّهِ.
Dari
Abdullah bin Abu Qatadah Al-Anshari dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Aku
berdiri hendak shalat. Aku bermaksud hendak membaca surat yang panjang-panjang
dalam shalat itu. Tetapi tiba-tiba kudengar tangis anak-anak. Maka kusingkatkan
saja bacaan ayat dalam shalat itu, karena aku tidak suka menyusahkan ibu si anak
itu".
Wajib
Menutup Aurat Dalam Shalat
a.
Bagi Pria :
عَنْ اَبِى هُرَيــْرَةَ قَالَ: اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ
يـُصَلِّـيَنَّ اَحَدُكُمْ فِى الـثـَّوْبِ اْلوَاحِدِ لـَيْسَ عَلَى عَاتِقِهِ
مِنْهُ شَيْءٌ. البخارى و مسـلم ولكن قال عَلَى عَاتِقَيْهِ. ولاحمد
اللفظان.
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kamu shalat dengan memakai satu
kain, yang diatas pundaknya tidak ada sesuatu" [HR.
Bukhari Muslim dan Ahmad. Tetapi Muslim mengatakan dengan "diatas kedua
pundaknya". Sedang bagi Ahmad menggunakan kedua lafadl
tersebut].
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا
صَلَّيْتَ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ فَإِنْ كَانَ وَاسِعًا فَاْلـتَحِفْ بِهِ وَ اِنْ
كَانَ ضَيِّقًا فَاتَّـزِرْ بِهِ متفق عليه و احمد. و اللفظ لاحمد.
Dari
Jabir bin Abdullah, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda :
"Apabila kamu shalat dengan memakai satu kain, jika kain itu luas hendaklah
engkau selempangkan dia, tetapi jika kain itu sempit hendaklah engkau berkain
dengannya".
[HR. Ahmad Bukhari Muslim. Dan lafadl itu bagi Ahmad]
b.
Bagi Wanita :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يـَقْبَلُ اللهُ
صَلاَةَ حَائِضٍ اِلاَّ بِخِمَارٍ. الخمسة الا النسائى.
Dari
Aisyah, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda : "Allah tidak
menerima shalatnya seorang wanita yang sudah baligh, kecuali dengan memakai
kerudung".
[HR. Khamsah, kecuali Nasai].
عَنْ اُمِّ سَلاَمَةَ اَنــَّهَا سَأَلـَتِ النَّبِيَّ ص: اَتُصَلِّى
اْلمَرْأَةُ فِى دِرْعٍ وَخِمَارٍ وَلَـيْسَ عَلَيْهَا اِزَارٌ؟ قَالَ: اِذَا كَانَ
الدِّرْعُ سَابِغًايـُغَطِّى ظُهُوْرَ قَدَمَيْهَا. ابو داود.
Dari
Ummi Salamah : Sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Nabi SAW : "Bolehkah
seorang wanita shalat dengan memakai blues dan kerudung tanpa memakai kain bawah
?". Jawab Nabi SAW : "(Boleh saja), apabila blues-nya itu panjang sehingga
menutup luar kedua tapak kakinya".
[HR. Abu Dawud].
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ جَرَّثَوْ بَهُ
خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ اِلَـيْهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَقَالَتْ اُمُّ
سَلَمَةَ. فَكَـيْفَ تَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيـُوْلـِهِـنَّ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَ
شِبْرًا قَالَتْ: اِذَنْ تـَنْكَشِفَ اَقْدَامُهُنَّ. قَالَ: فَيُرْحِيْنَهُ
ذِرَاعًا. لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. النسائى و الترمذى وصححه.
Dari
Ibnu Umar ia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda : "Barangsiapa yang
melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihat kepadanya
pada hari qiyamat". 'Lalu Ummu Salamah bertanya : "Lalu bagaimana para wanita
itu harus berbuat terhadap ujung pakaiannya ?" Jawab Nabi SAW : "Turunkanlah
sejengkal". Ummu Salamah berkata : "Jika demikian masih terbuka kaki-kaki
mereka". Nabi SAW menjawab : "Hendaklah mereka menurunkannya sehasta, jangan
melebihkan dari itu".
[HR. Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi mengesahkannya].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar