Menjaga
Persatuan
Kaum muslimin
dan muslimat rahimakumullah, sesungguhnya kita sesama muslim, sesama mu'min
adalah bersaudara. Persaudaraan yang diikat bukan dengan nasab keturunan, tetapi
persaudaraan yang diikat oleh iman dan Islam. Walaupun berbeda nasab, suku
bangsa, bahasa maupun berbeda warna kulit, tetapi asalkan orang tersebut orang
Islam atau orang yang beriman, maka orang tersebut adalah saudara kita. Allah
SWT berfirman :
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ
وَ اتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. الحجرات: 10
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada
Allah supaya kamu mendapat rahmat. [QS. Al-Hujuraat
: 10]
Suku Aus dan Khazraj di Madinah yang telah
bertahun-tahun saling bermusuhan dan berperang, setelah mereka memeluk Islam,
maka mereka menjadi hidup bersaudara, hidup rukun dan damai. Allah SWT berfirman
:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا
وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهۤ اِخْوَانًا، وَ كُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مّنَ النَّارِ
فَاَنْقَذَكُمْ مّنْهَا، كَذٰلِكَ يُبَيّنُ اللهُ لَكُمْ اٰيٰتِه لَعَلَّكُمْ
تَهْتَدُوْنَ. ال عمران: 103
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. [QS. Ali 'Imraan : 103]
Di dalam hadits juga disebutkan :
عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مسلم 4: 1999
Dari Abu Musa, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, "Orang mu'min dengan mu'min lainnya adalah seperti satu bangunan yang
sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan" [HR. Muslim juz 4, hal. 1999]
Begitulah kaum muslimin apabila mau berpegang
teguh kepada tali agama Allah kembali kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Senang apabila saudaranya mendapat ni'mat, dan turut merasa susah apabila
saudaranya mendapat mushibah, lalu berusaha untuk menolongnya.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ فِىْ تَوَادّهِمْ وَ تَرَاحُمِهِمْ وَ تَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
اْلجَسَدِ، اِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ اْلجَسَدِ
بِالسَّهَرِ وَ اْلحُمَّى. مسلم 4: 1999
Dari
Nu'man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam berkasih sayang, cinta-mencintai, serta memadu kasih
ibarat satu tubuh, apabila ada anggota badan yang sakit maka seluruh tubuh akan
ikut merasa sakit, dengan tidak bisa tidur dan demam". [HR. Muslim juz 4, hal.
1999]
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى
يُحِبَّ لِاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. البخارى 1: 9
Dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Tidak beriman seseorang diantara kalian, sehingga dia cinta untuk saudaranya
sebagaimana dia cinta untuk dirinya sendiri". [HR.
Bukhari juz 1, hal. 9]
Untuk mewujudkan yang demikian itu Rasulullah
SAW menuntunkan kita untuk saling menebarkan salam dan betul-betul mengharapkan
keselamatan kita.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَا تَدْخُلُوْنَ
الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلَا تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوا. اَوَلَا
اَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ اِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوا السَّلَامَ
بَيْنَكُمْ. مسلم 1: 74
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, "Kamu sekalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan
kalian tidak akan beriman sehingga berkasih sayang. Maukah aku tunjukkan kepada
kalian suatu perbuatan, apabila kalian melakukannya niscaya kalian saling
berkasih sayang ? Tebarkanlah salam diantara kalian". [HR. Muslim juz 1, hal. 74]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِى
نَفْسِى بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا اْلجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَ لَا تُؤْمِنُوْا
حَتَّى تَحَابُّوْا، اَلَا اَدُلُّكُمْ عَلَى اَمْرٍ اِذَا اَنْتُمْ فَعَلْتُمُوْهُ
تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ. الترمذى 4: 156، رقم: 2829، هذا حديث حسن صحيح
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, "Demi Tuhan yang diriku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan
masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga kalian
saling berkasih-sayang. Maukah aku tunjukkan kepada kalian pada suatu perkara
apabila kalian mengamalkannya kalian akan saling berkasih sayang ? Tebarkanlah
salam diantara kalian !". [HR. Tirmidzi juz 4, hal.
156, no. 2829, hadits ini hasan shahih]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اُعْبُدُوا الرَّحْمٰنَ وَ اَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَ اَفْشُوا السَّلَامَ تَدْخُلُوا
اْلجَنَّةَ بِسَلَامٍ. الترمذى 3: 188، رقم: 1916، و قال هذا حديث حسن صحيح
Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, "Sembahlah Allah yang Maha Rahman, berikanlah makan,
dan tebarkanlah salam, niscaya kalian masuk surga dengan
selamat". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 188, no. 1916,
dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]
عَنْ اَبِى شُرَيْحٍ رض اَنَّهُ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَخْبِرْنِى
بِشَيْءٍ يُوْجِبُ لِى اْلجَنَّةَ. قَالَ: طِيْبُ اْلكَلَامِ وَ بَذْلُ السَّلَامِ
وَ اِطْعَامُ الطَّعَامِ. ابن حبان فى صحيحه 2: 257، رقم: 504
Dari Abu Syuraih RA, ia berkata, "Ya
Rasulullah, beritahukanlah kepadaku sesuatu yang menyebabkan aku masuk surga".
Beliau SAW bersabda, "(Yang menyebabkan kamu masuk surga yaitu) ucapan yang
baik, menebarkan salam, dan memberi makan". [HR.
Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 2, hal. 257, no. 504]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: حَقُّ الْمُسْلِمِ
عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اِذَا
لَقِيْتَهُ فَسَلّمْ عَلَيْهِ، وَ اِذَا دَعَاكَ فَاَجِبْهُ، وَ اِذَا
اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَ اِذَا عَطِسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمّتْهُ، وَ
اِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَ اِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ. مسلم 4: 1705
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Haqnya orang Islam atas orang Islam yang lain itu ada enam. Lalu
(beliau) ditanya, "Apasaja enam itu ya Rasulullah ?". Beliau menjawab, "1.
Apabila kamu bertemu dengannya ucapkanlah salam kepadanya, 2. Apabila dia
mengundangmu maka datangilah, 3. Apabila dia minta nasehat kepadamu maka berilah
nasehat, 4. Apabila dia bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia, 5. Apabila
dia sakit maka jenguklah, dan 6. Apabila dia meninggal maka antarkanlah
jenazahnya". [HR. Muslim juz 4, hal. 1705]
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ اْلاَنْصَارِيّ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَا
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْ يَهْجُرَ اَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ. يَلْتَقِيَانِ
فَيُعْرِضُ هٰذَا وَ يُعْرِضُ هٰذَا. وَ خَيْرُهُمَا الَّذِيْ يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ. مسلم 4: 1984
Dari Abu Ayyub Al-Anshariy, ia berkata :
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim
mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. (Apabila) keduanya bertemu, yang ini
berpaling dan yang itu berpaling. Dan sebaik-baik dari keduanya itu ialah orang
yang memulai mengucapkan salam". [HR. Muslim juz 4,
hal. 1984]
Begitulah, untuk mewujudkan persatuan ini kita
supaya saling mendo'akan, jangan bercerai-berai, jangan bertengkar, dan saling
menjatuhkan sesama muslim. Allah SWT berfirman :
وَ اَطِيْعُوا اللهَ وَ رَسُوْلَه وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَ
تَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَ اصْبِرُوْا، اِنَّ اللهَ مَعَ الصّابِرِيْنَ. الانفال: 46
Dan tha’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan
janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bershabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
shabar. [QS. Al-Anfaal : 46]
Dan sesama muslim adalah haram darahnya,
hartanya dan kehormatannya :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَا تَحَاسَدُوْا
وَ لَا تَنَاجَشُوْا وَ لَا تَبَاغَضُوْا وَ لَا تَدَابَرُوْا وَ لَا يَبِعْ
بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ. وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا.
اَلْمُسْلِمُ اَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَ لَا يَخْذُلُهُ، وَ لَا
يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا. وَ يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ،
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ مَالُهُ وَ عِرْضُهُ. مسلم 4: 1986
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian saling
mendengki, janganlah saling bersaing yang tidak sehat, janganlah saling
membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah seseorang diantara kalian
menawar tawaran orang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara. Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang lain. Tidak boleh
berlaku dhalim kepadanya, tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau
menolongnya), dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu di sini". Beliau sambil
mengisyaratkan ke dadanya, tiga kali. "Cukuplah seseorang itu berbuat jahat
apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam. Setiap orang Islam terhadap orang
Islam yang lain adalah haram darahnya, harta bendanya dan
kehormatannya.
[HR. Muslim juz 4, hal. 1986]
عَنْ سَالِمٍ عَنْ اَبِيْهِ، اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
اَلْمُسْلِمُ اَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ. مَنْ كَانَ فِى
حَاجَةِ اَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ. وَ مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ
كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَ
مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. مسلم 4: 1996
Dari Salim dari ayahnya, ia berkata :
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Orang Islam itu saudaranya orang Islam
yang lain, maka tidak boleh ia menganiayanya dan tidak boleh membiarkannya
(dengan tidak mau menolongnya). Barangsiapa yang menolong kebutuhan saudaranya,
maka Allah akan menolong kebutuhannya. Dan barangsiapa yang meringankan satu
kesusahan orang muslim, Allah akan meringankan satu kesusahan dari
kesusahan-kesusahannya pada hari qiyamat. Dan barangsiapa yang menutup aib
(cela) orang Islam, maka Allah akan menutup aib (cela)nya besok pada hari
qiyamat”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1996]
Cukuplah seseorang berbuat jahat apabila ia
merendahkan saudaranya sesama muslim. Oleh karena itu Allah SWT melarang kita
saling mengolok-olok, saling mencela, saling menggunjing dan lain sebagainya.
Allah SWT berfirman :
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ
عَسٰۤى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسٰۤى اَنْ
يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لَا تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا
بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ الاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ، وَ مَنْ لَّمْ
يَتُبْ فَاُولـٰۤئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ. الحجرات:11
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) dan jangan
pula wanita-wanita (memperolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
memperolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) fasik (kepada orang-orang yang) sudah beriman dan barangsiapa yang
tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. [QS. Al-Hujuraat : 11]
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ،
اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ
بَعْضًا، اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ. الحجرات:12
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
mempergunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik
terhadapnya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Hujuraat :
12]
Dan dalam hadits disebutkan :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَ تَدْرُوْنَ مَا
اْلغِيْبَةُ؟ قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: ذِكْرُكَ اَخَاكَ
بِمَا يَكْرَهُ. قِيْلَ: اَفَرَأَيْتَ اِنْ كَانَ فِى اَخِى مَا اَقُوْلُ؟ قَالَ:
اِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ اِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ
فَقَدْ بَهَتَّهُ. مسلم 4: 2001
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (kepada para
shahabatnya), “Tahukah kalian apakah ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab,
“Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah
kamu menyebut tentang saudaramu dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada yang
bertanya kepada beliau, “Bagaimana pendapat engkau jika keadaan saudaraku itu
memang betul-betul seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah SAW bersabda,
“Jika keadaan saudaramu itu betul seperti apa yang kamu katakan, maka sungguh
kamu telah berbuat ghibah kepadanya. Dan jika (apa yang kamu katakan itu) tidak
ada padanya, maka berarti kamu telah berbuat buhtan (kebohongan)
kepadanya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2001]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ
الظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ. وَ لَا تَحَسَّسُوْا وَلَا
تَجَسَّسُوْا وَلَا تَنَافَسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَ لَا
تَدَابَرُوْا، وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. مسلم 4: 1985
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk),
karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan (hati), janganlah
kalian mendengar-dengarkan (pembicaraan orang lain) dan janganlah kalian
mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat,
janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling membenci dan janganlah
saling membelakangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1985]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: لَا
تَرْجِعُوْا بَعْدِى كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ. البخارى 8: 91
Dari Ibnu ‘Umar, bahwasanya ia mendengar
Nabi SAW bersabda, “Janganlah sepeninggalku nanti kalian kembali kepada
kekafiran, (yakni) sebagian kalian memenggal leher sebagian yang
lain”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 91]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ
حَمَلَ عَلَيْنَا السّلَاحَ فَلَيْسَ مِنَّا. البخارى 8: 90
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengangkat senjata untuk memerangi
kami, maka ia tidak termasuk golongan kami”. [HR.
Bukhari juz 8, hal. 90]
عَنْ اَبِى بَكْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا اْلتَقَى
الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَاْلقَاتِلُ وَ الْمَقْتُوْلُ فِى
النَّارِ. مسلم 4: 2214
Dari Abu Bakrah, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Apabila dua orang muslim saling berhadapan dengan menghunus pedang
masing-masing, maka orang yang membunuh dan yang di bunuh di
neraka”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2214]
قَالَ عَبْدُ اللهِ قَالَ النَّبِيُّ ص: سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوْقٌ
وَ قِتَالُهُ كُفْرٌ. البخارى 8: 91
‘Abdullah (bin Mas’ud) berkata : Nabi SAW
bersabda, “Mencaci orang Islam itu merupakan kefasiqan, dan membunuhnya
merupakan kekafiran”. [HR. Bukhari juz 8, hal.
91]
Maka kita sesama kaum muslimin tidak boleh
saling membenci dan saling menjatuhkan, tetapi seharusnya kita saling
bantu-membantu dan tolong-menolong. Di dalam hadits disebutkan :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْمُسْلِمُ
مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ وَ الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ
مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ. البخارى 1: 8
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dari Nabi SAW,
beliau bersabda, “Orang muslim itu adalah orang yang orang muslim lainnya
selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah itu ialah orang yang
berhijrah dari apa yang Allah melarang dari padanya”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 8]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
namun demikian syaithan selalu ingin menjerumuskan kita kepada kecelakaan dengan
mengadu domba, menyebarkan berita-berita bohong, memfitnah, menimbulkan
permusuhan dan peperangan.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِىَّ ص يَقُولُ: اِنَّ الشَّيْطَانَ
قَدْ يَئِسَ اَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّوْنَ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَلٰكِنْ فِى
التَّحْرِيْشِ بَيْنَهُمْ. مسلم 4: 2166
Dari Jabir, ia berkata : Saya mendengar Nabi
SAW bersabda, "Sesungguhnya syaithan telah berputus-asa untuk disembah oleh
orang-orang yang shalat di Jazirah 'Arab ini, tetapi syaithan berusaha mengadu
domba dan menebarkan permusuhan diantara mereka (kaum
muslimin)". [HR. Muslim juz 4, hal. 2166]
Maka Allah SWT melarang kita mengikuti
langkah-langkah syaithan. Allah SWT berfirman :
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ،
وَ مَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّه يَأْمُرُ بِالْفَحْشَآءِ وَ
الْمُنْكَرِ، وَ لَوْلَا فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَتُه مَا زَكىٰ مِنْكُمْ
مّنْ اَحَدٍ اَبَدًا وَّلٰكِنَّ اللهَ يُزَكّيْ مَنْ يَّشَآءُ، وَ اللهُ سَمِيْعٌ
عَلِيْمٌ. النور: 21
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaithan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah
syaithan, maka sesungguhnya syaithan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang
keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya
kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari
perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. [QS. An-Nuur : 21]
Apabila kita saling menjaga persatuan dan
saling tolong-menolong serta menghormati sesama kaum muslimin, niscaya Allah
akan mencurahkan rahmat-Nya kepada kita :
Allah SWT berfirman di dalam surat At-Taubah :
71-72 sebagai berikut.
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ، يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلوٰةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكوٰةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللهَ وَرَسُوْلَه، اُولـٰۤئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ، اِنَّ اللهَ عَزِيْزٌ
حَكِيْمٌ(71) وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ، وَرِضْوَانٌ مّنَ اللهِ اَكْبَرُ، ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ. التوبة : 71-72
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
mereka tha'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh
Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (71)
Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki dan perempuan, (akan mendapat)
surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan
(mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridlaan Allah adalah
lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
(72) [Q.S. At-Taubah: 71-72]
Demikianlah, semoga Allah SWT menyatukan hati
kita kaum muslimin, dan semoga Allah mengampuni kita, "Aamiin".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar