Anjuran Bershadaqah
Firman Allah SWT :
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه
وَيَقْدِرُ لَهُ، وَ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُه، وَهُوَ
خَيْرُ الرّ?زِقِيْنَ. سبأ:39
Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezqi bagi siapa yang
dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang
dikehendaki-Nya)". Dan barang apasaja yang kamu nafqahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dia lah Pemberi rezqi yang sebaik-baiknya.
[QS. Saba’ : 39]
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَـهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِّائَةُ
حَبَّةٍ، وَاللهُ يُض?عِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ، وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ. البقرة:261
Perumpamaan (nafqah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafqahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi
Maha Mengetahui.
[QS. Al-Baqarah 261]
ي??اَيُّهَا الَّذِيْنَ ا?مَنُوْآ اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّب?تِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِـمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ اْلاَرْضِ، وَلَا
تَيَمَّمُوا اْلخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِا?خِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ، وَاعْلَمُوْآ اَنَّ اللهَ
غَنِيٌّ حَمِيْدٌ(267) الشَّيْط?نُ يَعِدُكُمُ اْلفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ، وَاللهُ
يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا، وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ(268) البقرة: 267-268
Hai orang-orang yang beriman, nafqahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafqahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji. (267) Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu
ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.
[QS. Al-Baqarah : 267-268]
اِنَّـمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ، وَاللهُ عِنْدَه
اَجْرٌ عَظِيْمٌ(15) فَاتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْـمَعُوْا
وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْ، وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ
نَفْسِه فَاُولـ??ئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ(16) اِنْ تُقْرِضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا
يُّض?عِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ، وَاللهُ شَكُوْرٌ حَلِيْمٌ(17) التغابن:15-17
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di
sisi Allah lah pahala yang besar. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu dan dengarlah serta thaatlah, dan nafqahkanlah nafqah yang baik
untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha
Penyantun”.[QS. At-Taghaabun : 15-17]
لَنْ
تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّ?ى تُنْفِقُوْا مِـمَّا تُحِبُّوْنَ، وَمَا تُنْفِقُوْا
مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللهَ بِه عَلِيْمٌ. ال
عمران: 92
Kamu sekali-kali
tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafqahkan
sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafqahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.
[QS. Ali 'Imraan : 92]
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِـمَآ ا?ت?ىهُمُ اللهُ مِنْ
فَضْلِه هُوَ خَيْرًا لَّـهُمْ، بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّـهُمْ، سَيُطَوَّقُوْنَ مَا
بَخِلُوْا بِه يَوْمَ الْقِي?مَةِ، وَلِلّ?هِ مِيْرَاثُ السَّم?و?تِ وَاْلاَرْضِ،
وَاللهُ بِـمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. ال عمران: 180
Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
[QS. Ali 'Imraan : 180]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ وَهُوَ
عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنِ الْمَسْأَلَةِ:
اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا
الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ. مسلم 2: 717
Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwasanya Rasulullah SAW ketika itu beliau
berada di atas mimbar, beliau menerangkan tentang bershadaqah dan menahan diri
dari minta-minta, beliau bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada
tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah tangan orang yang memberi,
sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan orang yang
meminta". [HR. Muslim juz 2 : 717].
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم قَالَ: اَلْيَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى. وَابْدَأْ بِمَنْ
تَعُوْلُ. وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى. وَمَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ
اللهُ. وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ. البخارى 2: 117
Dari Hakim bin Hizaam
RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tangan yang di atas itu lebih baik dari
pada tangan yang di bawah. Dahulukanlah dalam pemberianmu kepada orang yang
menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedeqah ialah yang lebih dari keperluan. Dan
barangsiapa yang berlaku perwira, maka Allah akan memelihara keperwiraannya dan
barangsiapa yang mencukupkan diri, maka Allah akan
mencukupkannya". [HR. Bukhari
juz 2, hal. 117]
عَنْ شَدَّادٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم: يَا ابْنَ آدَمَ، اِنَّكَ اَنْ تَبْذُلَ اْلفَضْلَ
خَيْرٌ لَكَ، وَاَنْ تُـمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ، وَلَا تُلَامُ عَلَى كَفَافٍ.
وَابْدَأْ بِـمَنْ تَعُوْلُ. وَاْليَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ
السُّفْلَى. مسلم 2: 718
Dari Syaddad ia berkata : Aku mendengar Abu Umamah berkata : Rasulullah
SAW bersabda, “Hai anak Adam, jika kamu memberikan kelebihanmu, maka itu lebih
baik bagimu, dan apabila kamu menahannya, maka akan buruk bagimu. Dan tidaklah
tercela untuk kebutuhanmu, mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu.
Dan tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di
bawah”.
[HR. Muslim juz 2, hal. 718]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ
الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِـمَنْ تَعُوْلُ. النسائى 5: 62
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sebaik-baik
shadaqah adalah yang lebih dari kebutuhan. Dan tangan yang di atas lebih baik
daripada tangan yang di bawah. Dahulukanlah permberianmu untuk orang yang
menjadi tanggunganmu". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 62]
عَنْ
اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: تَصَدَّقُوْا.
فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، عِنْدِي دِيْنَارٌ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ
عَلَى نَفْسِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى زَوْجَتِكَ.
قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ. قَالَ: عِنْدِي
آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى خَادِمِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ:
اَنْتَ اَبْصَرُ. النسائى 5: 62
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Bershadaqahlah
kalian". Lalu ada seorang laki-laki yang bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana
kalau saya punya uang satu dinar ?" Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk
dirimu". Orang laki-laki itu bertanya lagi, "Kalau saya punya yang lain ?".
Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk istrimu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau
saya punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk
anak-anakmu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau saya masih punya yang lain lagi
?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk pelayanmu". Orang itu bertanya lagi,
"Kalau saya masih punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Kamu lebih
mengetahui siapa yang seharusnya kamu beri shadaqah". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 62]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ اَلْفِ دِرْهَمٍ. قَالُوْا: وَكَيْفَ؟ قَالَ: كَانَ
لِرَجُلٍ دِرْهَمَانِ تَصَدَّقَ بِاَحَدِهِمَا، وَانْطَلَقَ رَجُلٌ اِلَى عُرْضِ
مَالِهِ فَاَخَذَ مِائَةَ اَلْفِ دِرْهَمٍ فَتَصَدَّقَ بـِهَا. النسائى 5: 59
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Pahala shadaqah
satu dirham bisa mengalahkan pahala shadaqah seratus ribu dirham". Para shahabat
bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi, ya Rasulullah ?". Beliau bersabda,
"Ada seseorang yang hanya punya uang dua dirham, kemudian ia menyedekahkan
uangnya yang satu dirham. Dan ada orang yang kaya, ia menuju hartanya yang
bertumpuk-tumpuk, lalu ia mengambil seratus ribu dirham, lalu ia
shadaqahkan". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 59]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ اَلْفٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ؟ قَالَ:
رَجُلٌ لَهُ دِرْهَمَانِ فَاَخَذَ اَحَدَهُمَا فَتَصَدَّقَ بِهِ وَرَجُلٌ لَهُ
مَالٌ كَثِيْرٌ فَاَخَذَ مِنْ عُرْضِ مَالِهِ مِائَةَ اَلْفٍ فَتَصَدَّقَ
بِـهَا. النسائى 5: 59
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Pahala
shadaqah satu dirham bisa mengalahkan pahala shadaqah seratus ribu dirham". Para
shahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana hal itu bisa terjadi ?". Rasulullah
SAW bersabda, "Ada seseorang mempunyai uang dua dirham, lalu ia mengambil yang
satu dirham untuk dishadaqahkan. Dan ada orang yang mempunyai harta yang banyak,
lalu ia mengambil dari tumpukan hartanya itu seratus ribu dirham, lalu ia
shadaqahkan". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 59]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم: مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَـمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ، وَلَا
يَقْبَلُ اللهُ اِلَّا الطَّيِّبَ، وَاِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ
ثُـمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّى اَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى
تَكُوْنَ مِثْلَ اْلجَبَلِ. البخارى 2: 113
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
yang bersedeqah senilai satu biji kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah
tidak mau menerima kecuali dari usaha yang halal, maka Allah akan menerima
sedeqah itu dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara-Nya baik-baik untuk
yang bersedeqah itu, sebagaimana salah seorang diantara kalian memelihara anak
kudanya, sehingga sedeqah satu biji kurma itu menjadi sebesar
gunung”.
[HR. Bukhari juz 2, hal 113]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: اَتَى رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ فَقَالَ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَىُّ الصَّدَقَةِ اَعْظَمُ؟ فَقَالَ: اَنْ تَصَدَّقَ وَاَنْتَ
صَحِيْحٌ شَحِيْحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى، وَلَا تُـمْهِلْ حَتَّى
اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا. اَلَا
وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ.
مسلم 2: 716
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW lalu bertanya, "Ya Rasulullah, shadaqah yang bagaimana yang
paling besar pahalanya ?". Rasulullah SAW menjawab, "Kamu bershadaqah sedang
kamu masih dalam keadaan sehat dan masih menginginkannya, kamu khawatir melarat
dan ingin kaya. Maka janganlah menunda-nunda sehingga nyawa sudah (hampir)
sampai di tenggorokan, baru kamu berkata, "Untuk si Fulan sekian, dan untuk si
Fulan sekian". Ketahuilah bahwa sa'at itu harta tersebut sudah menjadi milik si
Fulan". [HR. Muslim juz 2, hal. 716]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَالَى فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ اِلَّا
ظِلُّهُ: اِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ
مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ،وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِى اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ
وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ،
فَقَالَ: اِنِّى اَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى
لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَـمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا
فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. البخارى 2: 116
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada tujuh golongan
yang Allah Ta’aalaa akan menaungi mereka di dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. Imam (pemimpin) yang adil, 2. Pemuda
yang giat dalam beribadah kepada Allah, 3. Orang lelaki yang hatinya bergantung
pada masjid-masjid, 4. Dua orang yang saling mengasihi karena Allah, keduanya
berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, 5. Orang laki-laki yang diajak
berzina oleh wanita bangsawan, kaya lagi cantik molek, tetapi dia tidak mau dan
mengatakan, "Aku takut kepada Allah", 6. Orang yang bersedekah dengan suatu
sedekah dan ia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang
diberikan oleh tangan kanannya, dan 7. Orang yang mengingat Allah diwaktu sunyi
sehingga mengalirlah air mata dari kedua matanya". [HR. Bukhari Juz 2, hal. 116]
عَنِ الْمُنْذِرِ بْنِ جَرِيْرٍ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ
رَسُوْلِ اللهِ ص فِى صَدْرِ النَّهَارِ. قَالَ: فَجَاءَهُ قَوْمٌ حُفَاةٌ عُرَاةٌ
مُجْتَابِى النِّمَارِ اَوِ اْلعَبَاءِ مُتَقَلِّدِى السُّيُوْفِ. عَامَّتُهُمْ
مِنْ مُضَرَ بَلْ كُلُّهُمْ مِنْ مُضَرَ، فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُوْلِ اللهِ صلى
الله عليه وسلم لِمَا رَأَى بِـهِمْ مِنَ اْلفَاقَةِ، فَدَخَلَ. ثُـمَّ خَرَجَ
فَاَمَرَ بِلَالًا فَاَذَّنَ وَاَقَامَ. فَصَلَّى ثُـمَّ خَطَبَ فَقَالَ: ي??اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ
نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ، اِلىَ آخِرِ اْلآيَةِ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.(النساء:1). وَاْلآيَةَ الَّتِى فِى الْحَشْرِ: اِتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ، وَاتَّقُوا
اللهَ (الحشر: 18) تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِنْ دِيْنَارِهِ، مِنْ دِرْهَمِهِ، مِنْ
ثَوْبِهِ، مِنْ صَاعِ بُرِّهِ، مِنْ صَاعِ تَـمْرِهِ (حَتىَّ قَالَ) وَلَوْ بِشِقِّ
تَـمْرَةٍ. قَالَ: فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ
تَعْجِزُ عَنْهَا، بَلْ قَدْ عَجَزَتْ. قَالَ: ثُـمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ. حَتَّى
رَأَيْتُ كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ حَتَّى رَأَيْتُ وَجْهَ رَسُوْلِ اللهِ
يَتَهَلَّلُ كَاَنَّهُ مُذْهَبَةٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ اَجْرُهَا وَاَجْرُ مَنْ
عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ
سَنَّ فِى اْلاِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ
عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اَوْزَارِهِمْ
شَيْءٌ. مسلم 2: 704
Dari Al-Mundzir bin Jarir, dari ayahnya, ia berkata : Dahulu kami berada
di sisi Rasulullah SAW pada permulaan siang, tiba-tiba datang sekelompok orang
tanpa alas kaki, (hampir-hampir) telanjang dan hanya memakai pakaian yang
terbuat dari bulu atau mantel yang terbuka bagian depannya, dan berselempang
pedang. Kebanyakan mereka dari qabilah Mudlar, bahkan semuanya dari Mudlar. Maka
berubahlah wajah Rasulullah SAW ketika melihat mereka itu karena sangat
miskinnya, lalu beliau masuk (rumah). Kemudian beliau keluar dan menyuruh Bilal (untuk menyerukan adzan dan
iqamah). Maka Bilalpun adzan lalu iqamah. Kemudian beliau shalat (Dhuhur).
Setelah itu beliau berkhutbah, “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu”. (An-Nisaa’ : 1). Dan beliau juga membaca ayat yang ada dalam surat
Al-Hasyr “Bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertaqwalah kepada Allah”. (Al-Hasyr : 18). (Hendaklah) seseorang menyedekahkan dari
dinarnya, dari dirhamnya, dari pakaiannya, dari satu sha’ gandumnya, dari satu
sha’ kurmanya, (hingga beliau bersabda) walaupun hanya separoh biji kurma”.
Jarir berkata : Lalu datanglah seorang laki-laki Anshar dengan membawa sedeqah
satu kantong yang hampir-hampir tangannya tidak kuat membawanya, bahkan
betul-betul tidak kuat. Jarir berkata : Kemudian orang-orang susul-menyusul
mengikutinya hingga aku melihat dua tumpukan dari makanan dan pakaian, sehingga
aku lihat wajah Rasulullah SAW berseri-seri, seolah-olah wajah beliau tersepuh
emas. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mempelopori perbuatan yang
baik dalam Islam, maka dia akan mendapatkan pahala perbuatannya itu dan pahala
perbuatan orang yang mengikutinya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala
mereka. Dan barangsiapa mempelopori perbuatan yang buruk di dalam Islam, maka ia
menanggung dosa perbuatannya itu dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa
berkurang sedikitpun dari dosa-dosa mereka. [HR. Muslim juz 2, hal. 704]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ اْلعِبَادُ فِيْهِ اِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ
فَيَقُوْلُ اَحَدُهُمَا: اَللّ?هُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ:
اَللّ?هُمَّ اَعْطِ مُـمْسِكًا تَلَفًا. مسلم 2: 700
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari
yangmana para hamba itu masuk waktu pagi kecuali ada dua malaikat yang turun,
salah satu dari malaikat itu berdoa : Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang
suka memberi. Dan malaikat yang lain berdoa : Ya Allah, berilah kehancuran
kepada orang yang bakhil”.
[HR. Muslim juz 2, hal. 700]
Tidak boleh menarik kembali suatu pemberian, kecuali pemberian orang tua
kepada anaknya.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَثَلُ الَّذِى
يَرْجِعُ فِى صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُـمَّ يَعُوْدُ فِى قَيْئِهِ
فَيَأْكُلُهُ.
مسلم 3: 1240
Dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Perumpamaan orang yang
menarik kembali shadaqahnya adalah seperti anjing yang muntah, kemudian memakan
kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1240]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ:
اِنَّـمَا مَثَلُ الَّذِى يَتَصَدَّقُ بِصَدَقَةٍ ثُـمَّ يَعُوْدُ فِى صَدَقَتِهِ
كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُـمَّ يَأْكُلُ قَيْأَهُ. مسلم 3: 1241
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya perumpamaan orang yang bershadaqah dengan satu shadaqah, kemudian
menarik kembali shadaqahnya, adalah seperti anjing yang muntah, lalu memakan
kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الْعَائِدُ فِى
هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَقِىءُ ثُـمَّ يَعُودُ فِى قَيْئِهِ. مسلم 3: 1241
Dari Ibnu 'Abbas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Orang yang
menarik kembali hibahnya adalah seperti anjing yang muntah, lalu menelan kembali
muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: لَيْسَ
لَنَا مَثَلُ السَّوْءِ الَّذِيْ يَعُوْدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَرْجِعُ فِى
قَيْئِهِ. البخارى 3: 142
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Tidak pantas kita
punya sifat-sifat yang buruk, yaitu orang yang menarik kembali hibahnya adalah
seperti anjing yang memakan kembali muntahannya". [HR. Bukhari juz 3, hal. 142].
Boleh menarik kembali
pemberian orang tua kepada anaknya.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ اَنَّهُ قَالَ: اِنَّ اَبَاهُ اَتَى
بِهِ رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: اِنِّى نَحَلْتُ ابْنِى ه?ذَا غُلَامًا كَانَ لِى. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
اَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ ه?ذَا؟. فَقَالَ: لَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
فَارْجِعْهُ. مسلم 3: 1241
Dari Nu'man bin
Basyir bahwasanya ia mengatakan bahwa ayahnya pernah membawanya datang kepada
Rasulullah SAW, lalu ayahnya berkata, "Sesungguhnya saya memberikan budak saya
kepada anak saya ini". Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kepada
masing-masing anakmu juga kamu berikan seperti kepada anakmu ini ?". Jawab
ayahku, "Tidak". Maka Rasulullah SAW bersabda, "(Kalau begitu) maka tariklah
kembali pemberian itu". [HR.
Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: تَصَدَّقَ عَلَيَّ اَبِى
بِبَعْضِ مَالِهِ فَقَالَتْ اُمِّى عَمْرَةُ بِنْتُ رَوَاحَةَ: لَا اَرْضَى حَتَّى
تُشْهِدَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم. فَانْطَلَقَ اَبِى اِلَى النَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم لِيُشْهِدَهُ عَلَى صَدَقَتِىْ، فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ
صلى الله عليه وسلم: اَفَعَلْتَ ه?ذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: اِتَّقُوا اللهَ
وَاعْدِلُوْا فِى اَوْلَادِكُمْ. فَرَجَعَ اَبِى فَرَدَّ تِلْكَ
الصَّدَقَةَ. مسلم 3: 1242
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata, “Ayahku memberikan sebagian hartanya
kepadaku”. Lalu ibuku, yaitu ‘Amrah binti Rawahah berkata, ”Aku tidak rela
sehingga kamu minta disaksikan kepada Rasulullah SAW”. Maka ayahku datang kepada
Nabi SAW meminta kepada beliau untuk menjadi saksi pemberiannya kepadaku. Lalu
Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kamu juga memberikan seperti ini kepada semua
anakmu ?". Ayahku menjawab, “Tidak". Nabi SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada
Allah, dan berbuatlah adil terhadap anak-anakmu". Lalu ayahku pulang dan menarik
kembali pemberian itu.
[HR. Muslim juz 3, hal. 1242].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar