Percakapan antara Raja
Habsyi (Najasyi) dengan kaum Muslimin
Raja Habsyi mengemukakan
beberapa pertanyaan kepada kaum Muslimin, tanyanya :
"Mengapa kamu sekalian tidak bersujud kepada raja ?"
Shahabat Ja'far selaku
kepala rombongan menjawab : "Sesungguhnya kami tidak
bersujud melainkan kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha
Tinggi".
Amr bin Ash (utusan
Quraisy) berkata kepada raja : "Wahai tuanku raja :
Tidakkah tuanku melihat bahwa mereka itu begitu sombong, dan mereka tidak mau
menghormat kepada tuanku raja dengan penghormatan cara tuanku
!".
Raja Najasyi lalu bertanya
kepada kaum Muslimin : "Apa yang menghalangi kalian
untuk bersujud kepadaku dan memberi penghormatan kepadaku dengan penghormatan
yang telah biasa dilakukan orang kepadaku ?".
Ja'far bin Abu Thalib
menjawab dengan tegas : "Demi Allah sesungguhnya kami
tidak bersujud melainkan kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha
Tinggi".
Kemudian utusan Quraisy
berkata lagi kepada raja Habsyi dengan hasutan : "Wahai
tuanku raja, sesungguhnya mereka itu akan mengganggu keamanan negeri tuanku,
karena mereka itu adalah orang-orang yang bodoh-bodoh. Mereka di
kota Makkah selalu menimbulkan
perselisihan, pertengkaran dan permusuhan di antara golongan dan bangsa sendiri.
Karena mereka tidak mau mengikut agama nenek moyang mereka,
mereka mengikut agama baru yang didatangkan oleh seorang pemuda, pendusta lagi
papa sengsara, yang mengaku menjadi Nabi dan Rasul Allah. Agama itu sama sekali belum pernah diketahui dan dipeluk oleh nenek
moyang mereka. Di kota Makkah tidak ada orang
yang mengikut agama baru itu melainkan orang-orang yang tidak mempunyai fikiran,
orang-orang bodoh dan tolol, orang-orang yang papa sengsara dan budak belian.
Hamba berdua diutus oleh pembesar-pembesar dan kepala-kepala
mereka, supaya menghadap kepada tuanku raja, untuk memohon kepada tuanku, supaya
mereka segera dikembalikan ke Makkah atau lekas-lekas diusir dari wilayah negeri
tuanku yang aman dan sejahtera ini. Pembesar-pembesar
dan kepala-kepala mereka ingin supaya negeri tuanku senantiasa dalam keadaan
aman dan sejahtera, sebagaimana yang sudah-sudah, dan jangan sampai timbul
keonaran dan kerusuhan yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan mereka.
Ya tuanku raja, pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka itu lebih mengetahui
tentang kejahatan mereka masing-masing
!".
Penjelasan Ja'far Kepada
Raja Habsyi (Najasyi)
Setelah adanya hasutan
utusan Quraisy itu tadi, maka raja Habsyi bertanya lagi kepada kaum Muslimin
:
"Agama apa yang di dalamnya
mencerai-beraikan persaudaraan kaummu, dan mengapa kalian tidak mengikut agamaku
dan tidak pula masuk pada salah satu agama raja-raja ?"
Pertanyaan ini dijawab oleh
shahabat Ja'far dengan tangkas, tegas dan jelas :
"Wahai raja ! Kami ini
tadinya adalah golongan orang-orang yang dalam kebodohan, menyembah berhala,
memakan bangkai, gemar melakukan kejahatan, gemar memutus persaudaraan, jahat
kepada tetangga, dan yang kuat diantara kami makan hak yang lemah, dan
demikianlah keadaan kami, sehingga Allah membangkitkan kepada kami seorang
utusan sebagaimana yang telah dibangkitkan oleh Allah bebrapa orang utusan
kepada orang-orang dahulu sebelum kami. Dan utusan itu dari bangsa kami sendiri,
yang kami masing-masing tahu akan nasabnya, kejujurannya, amanahnya dan
keperwiraannya. Baru ia berseru (mengajak) kepada Kami supaya kami ingat kepada
Allah yang Maha Tinggi, supaya kami meng-Esakan-Nya dan menyembah kepada-Nya,
dan supaya kami melepaskan apa-apa yang disembah oleh orang-orang tua kami
dahulu yaitu barang sembahan selain daripada-Nya, berupa batu-batu, arca-arca
dan sebagainya. Dan ia memerintahkan kepada kami supaya kami mengerjakan shalat,
mengeluarkan zakat dan berpuasa. Dan lagi ia memerintahkan kepada kami berkata
yang benar, menunaikan amanah orang lain, menyambung persaudaraan, berbuat baik
kepada tetangga, memelihara diri dari perbuatan yang merusakkan dan menumpahkan
darah. Dan ia melarang kami dari semua perbuatan yang jelek, perkataan bohong,
makan harta anak yatim, dan dilarang kamidilarng menuduh jahat pada wanita yang
jujur perbuatannya. Oleh sebab itu, kami lalu membenarkannya dan kami beriman
kepadanya sertra kami selalu mengikut pada apa-apa yang telah didatangkan
olehnya, lalu kaum kami memusuhi kami, supaya kami kembali menyembah kepada
berhala lagi, dan membolehkan semua perbuaan yang jahat-jahat setelah mereka itu
memaksa kami
menganiaya kami serta
menyempitkan kehidupan kami, dan mereka senantiasa berupaya memisahkan kami dari
agama kami, maka kami keluar (pindah) ke negeri tuan; dan kami memilih tuan
bukan orang yang selain tuan serta kami ingin di bawah perlindungan tuan; dan
kamiselalu mengharapkan bahwa kami jangan sampai ada yang teraniaya seorangpun
dihadapan tuan, wahai baginda raja !".
Demikianlah penjelasan
Ja'far bin Abu Thalib tentang agama yang dibawa oleh Nabi SAW ketika dihadapan
raja Habsyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar