11/07/2019

Percakapan antara Raja Habsyi

Percakapan antara Raja Habsyi (Najasyi) dengan kaum Muslimin

Raja Habsyi mengemukakan beberapa pertanyaan kepada kaum Muslimin, tanyanya : "Mengapa kamu sekalian tidak bersujud kepada raja ?"
Shahabat Ja'far selaku kepala rombongan menjawab : "Sesungguhnya kami tidak bersujud melainkan kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi".
Amr bin Ash (utusan Quraisy) berkata kepada raja : "Wahai tuanku raja : Tidakkah tuanku melihat bahwa mereka itu begitu sombong, dan mereka tidak mau menghormat kepada tuanku raja dengan penghormatan cara tuanku !".
Raja Najasyi lalu bertanya kepada kaum Muslimin : "Apa yang menghalangi kalian untuk bersujud kepadaku dan memberi penghormatan kepadaku dengan penghormatan yang telah biasa dilakukan orang kepadaku ?".


Ja'far bin Abu Thalib menjawab dengan tegas : "Demi Allah sesungguhnya kami tidak bersujud melainkan kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi".

Kemudian utusan Quraisy berkata lagi kepada raja Habsyi dengan hasutan : "Wahai tuanku raja, sesungguhnya mereka itu akan mengganggu keamanan negeri tuanku, karena mereka itu adalah orang-orang yang bodoh-bodoh. Mereka di kota Makkah selalu menimbulkan perselisihan, pertengkaran dan permusuhan di antara golongan dan bangsa sendiri. Karena mereka tidak mau mengikut agama nenek moyang mereka, mereka mengikut agama baru yang didatangkan oleh seorang pemuda, pendusta lagi papa sengsara, yang mengaku menjadi Nabi dan Rasul Allah. Agama itu sama sekali belum pernah diketahui dan dipeluk oleh nenek moyang mereka. Di kota Makkah tidak ada orang yang mengikut agama baru itu melainkan orang-orang yang tidak mempunyai fikiran, orang-orang bodoh dan tolol, orang-orang yang papa sengsara dan budak belian. Hamba berdua diutus oleh pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka, supaya menghadap kepada tuanku raja, untuk memohon kepada tuanku, supaya mereka segera dikembalikan ke Makkah atau lekas-lekas diusir dari wilayah negeri tuanku yang aman dan sejahtera ini. Pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka ingin supaya negeri tuanku senantiasa dalam keadaan aman dan sejahtera, sebagaimana yang sudah-sudah, dan jangan sampai timbul keonaran dan kerusuhan yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan mereka. Ya tuanku raja, pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka itu lebih mengetahui tentang kejahatan mereka masing-masing !".

Penjelasan Ja'far Kepada Raja Habsyi (Najasyi)

Setelah adanya hasutan utusan Quraisy itu tadi, maka raja Habsyi bertanya lagi kepada kaum Muslimin :

"Agama apa yang di dalamnya mencerai-beraikan persaudaraan kaummu, dan mengapa kalian tidak mengikut agamaku dan tidak pula masuk pada salah satu agama raja-raja ?"
Pertanyaan ini dijawab oleh shahabat Ja'far dengan tangkas, tegas dan jelas :

"Wahai raja ! Kami ini tadinya adalah golongan orang-orang yang dalam kebodohan, menyembah berhala, memakan bangkai, gemar melakukan kejahatan, gemar memutus persaudaraan, jahat kepada tetangga, dan yang kuat diantara kami makan hak yang lemah, dan demikianlah keadaan kami, sehingga Allah membangkitkan kepada kami seorang utusan sebagaimana yang telah dibangkitkan oleh Allah bebrapa orang utusan kepada orang-orang dahulu sebelum kami. Dan utusan itu dari bangsa kami sendiri, yang kami masing-masing tahu akan nasabnya, kejujurannya, amanahnya dan keperwiraannya. Baru ia berseru (mengajak) kepada Kami supaya kami ingat kepada Allah yang Maha Tinggi, supaya kami meng-Esakan-Nya dan menyembah kepada-Nya, dan supaya kami melepaskan apa-apa yang disembah oleh orang-orang tua kami dahulu yaitu barang sembahan selain daripada-Nya, berupa batu-batu, arca-arca dan sebagainya. Dan ia memerintahkan kepada kami supaya kami mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat dan berpuasa. Dan lagi ia memerintahkan kepada kami berkata yang benar, menunaikan amanah orang lain, menyambung persaudaraan, berbuat baik kepada tetangga, memelihara diri dari perbuatan yang merusakkan dan menumpahkan darah. Dan ia melarang kami dari semua perbuatan yang jelek, perkataan bohong, makan harta anak yatim, dan dilarang kamidilarng menuduh jahat pada wanita yang jujur perbuatannya. Oleh sebab itu, kami lalu membenarkannya dan kami beriman kepadanya sertra kami selalu mengikut pada apa-apa yang telah didatangkan olehnya, lalu kaum kami memusuhi kami, supaya kami kembali menyembah kepada berhala lagi, dan membolehkan semua perbuaan yang jahat-jahat setelah mereka itu memaksa kami
menganiaya kami serta menyempitkan kehidupan kami, dan mereka senantiasa berupaya memisahkan kami dari agama kami, maka kami keluar (pindah) ke negeri tuan; dan kami memilih tuan bukan orang yang selain tuan serta kami ingin di bawah perlindungan tuan; dan kamiselalu mengharapkan bahwa kami jangan sampai ada yang teraniaya seorangpun dihadapan tuan, wahai baginda raja !".
Demikianlah penjelasan Ja'far bin Abu Thalib tentang agama yang dibawa oleh Nabi SAW ketika dihadapan raja Habsyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...