2/12/2020

Tarikh Nabi Muhammad SAW

 Ayat-ayat yang diturunkan berkenaan dengan perang Bani Nadlir 

سَبَّحَ ِللهِ مَا فِى السَّموتِ وَ مَا فِى اْلاَرْضِ، وَ هُوَ اْلعَزِيْزُ اْلحَكِيْمُ (1). هُوَ الَّذِيْ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ اْلكِتبِ مِنْ دِيَارِهِمْ ِلاَوَّلِ اْلحَشْرِ، مَا ظَنَنْتُمْ اَنْ يَّخْرُجُوْا وَ ظَنُّوْا اَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُوْنُهُمْ مّنَ اللهِ فَاَتَاهُمُ اللهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوْا وَ قَذَفَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُوْنَ بُيُوْتَهُمْ بِاَيْدِيْهِمْ وَ اَيْدِى اْلمُؤْمِنِيْنَ، فَاعْتَبِرُوْا ياُولِى اْلاَبْصَارِ (2). وَ لَوْلاَ اَنْ كَتَبَ اللهُ عَلَيْهِمُ اْلجَلاَءَ لَعَذَّبَهُمْ فِى الدُّنْيَا، وَ لَهُمْ فِى اْلآخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ (3). ذلِكَ بِاَنَّهُمْ شَاقُّوا اللهَ وَ رَسُوْلَه، وَ مَنْ يُشَآقّ اللهَ فَاِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ (4). الحشر
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (1)
Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir diantara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka, mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (2)
Dan jikalau tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah mengadzab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat adzab neraka. (3)
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (4) [QS. Al-Hasyr]

مَا قَطَعْتُمْ مّنْ لّيْنَةٍ اَوْ تَرَكْتُمُوْهَا قَائِمَةً عَلى اُصُوْلِهَا فَبِاِذْنِ اللهِ وَ لِيُخْزِيَ الْفَاسِقِيْنَ. الحشر:5
Apasaja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan idzin Allah, dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. [QS. Al-Hasyr : 5]
وَ مَا اَفَاءَ اللهُ عَلى رَسُوْلِه مِنْهُمْ فَمَا اَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَ لاَ رِكَابٍ وَ لكِنَّ اللهَ يُسَلّطُ رُسُلَه عَلى مَنْ يَّشَاءُ، وَ اللهُ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (6). مَا اَفَاءَ اللهُ عَلى رَسُوْلِه مِنْ اَهْلِ الْقُرى فَلِلهِ وَ لِلرَّسُوْلِ وَ لِذِى اْلقُرْبى وَ اْليَتَامى وَ اْلمَسَاكِيْنِ وَ ابْنِ السَّبِيْلِ، كَيْ لاَ يَكُوْنَ دُوْلَةً بَيْنَ اْلاَغْنِيَآءِ مِنْكُمْ، وَ مَا اتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَ مَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ شَدِيْدُ اْلعِقَابِ (7). الحشر
Dan apasaja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (6)
Apasaja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (7) [QS. Al-Hasyr]
لِلْفُقَرَآءِ اْلمُهَاجِرِيْنَ الَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَ اَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُوْنَ فَضْلاً مّنَ اللهِ وَ رِضْوَانًا وَيَنْصُرُوْنَ اللهَ وَ رَسُوْلَه، اُولئِكَ هُمُ الصّدِقُوْنَ (8). وَ الَّذِيْنَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَ اْلاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَ لاَ يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مّمَّا اُوْتُوْا وَ يُؤْثِرُوْنَ عَلى اَنْفُسِهِمْ وَ لَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ، وَ مَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِه فَاُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ (9). وَ الَّذِيْنَ جَآءُوْا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ ِلاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلاِيْمَانِ وَ لاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لّلَّذِيْنَ امَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ (10). الحشر
(Juga) bagi para fuqara’ yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridlaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar, (8)
dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (9)
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (10) [QS. Al-Hasyr]
اَ لَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نَافَقُوْا يَقُوْلُوْنَ ِلاِخْوَانِهِمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتبِ لَئِنْ اُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَ لاَ نُطِيْعُ فِيْكُمْ اَحَدًا اَبَدًا، وَ اِنْ قُوْتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ، وَ اللهُ يَشْهَدُ اِنَّهُمْ لَكذِبُوْنَ (11). لَئِنْ اُخْرِجُوْا لاَ يَخْرُجُوْنَ مَعَهُمْ، وَ لَئِنْ قُوْتِلُوْا لاَ يَنْصُرُوْنَهُمْ، وَ لَئِنْ نَصَرُوْهُمْ لَيُوَلُّنَّ اْلاَدْبَارَ ثُمَّ لاَ يُنْصَرُوْنَ (12). َلاَنْتُمْ اَشَدُّ رَهْبَةً فِيْ صُدُوْرِهِمْ مّنَ اللهِ، ذلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَ يَفْقَهُوْنَ (13). لاَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا اِلاَّ فِيْ قُرًى مُّحَصَّنَةٍ اَوْ مِنْ وَّرَآءِ جُدُرٍ، بَاْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ، تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَ قُلُوْبُهُمْ شَتّى، ذلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَعْقِلُوْنَ(14). كَمَثَلِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَرِيْبًا ذَاقُوْا وَ بَالَ اَمْرِهِمْ، وَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ(15). كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ اِذْ قَالَ لِـْلاِنْسَانِ اكْفُرْ، فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ اِنّيْ بَرِيْءٌ مّنْكَ اِنّيْ اَخَافُ اللهَ رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ(16). فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا اَنَّهُمَا فِى النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيْهَا، وَ ذلِكَ جَزَآءُ الظَّالِمِيْنَ (17). الحشر:11-17
Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafiq yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir diantara ahli Kitab, "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu, dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. (11)
Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafiq itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tiada akan menolongnya, sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan. (12)
Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (13)
Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (14)
(Mereka adalah) seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. (15)
(Bujukan orang-orang munafiq itu adalah) seperti (bujukan) syaithan ketika dia berkata kepada manusia, "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam". (16)
Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang dhalim. (17) [QS. Al-Hasyr]
Demikianlah riwayat tentang perang banu Nadlir.
Perang Dzatur Riqaa’
Setelah peristiwa pengusiran kaum Yahudi Banu Nadlir yang terjadi pada bulan Rabi’ul awwal tahun 4 H tersebut, kemudian pada suatu hari Nabi SAW menerima khabar bahwa bangsa ‘Arab dari qabilah banu Muharib dan banu Tsa’labah di Ghathafan, daerah Najd tengah mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kaum muslimin. Oleh karena itu beliau SAW segera mempersiapkan pasukan untuk menyerang mereka.
Pada bulan Rabiuts-tsani (ada yang mengatakan bulan Jumadil ula) tahun ke 4 H, Nabi SAW beserta 700 pasukan berangkat menuju Najd setelah menyerahkan pimpinan umat di Madinah kepada ‘Utsman bin ‘Affan RA (ada pula yang meriwayatkan diserahkan kepada Abu Dzarr Al-Ghifariy).
Setelah kaum banu Muharib dan banu Tsa’labah dari Ghathafan mendengar berita bahwa Nabi SAW beserta tentara muslimin sudah berangkat dari Madinah menuju ke qabilah mereka, maka dengan sangat terburu-buru mereka melarikan diri. Oleh sebab itu ketika tentara muslimin tiba di qabilah tersebut,  mereka sudah tidak bertemu dengan orang laki-laki mereka.
Setelah pasukan kaum muslimin lama menunggu, lalu datanglah kaum musyrikin Ghathafan sehingga berhadapan dengan pasukan muslimin, tetapi belum sampai terjadi peperangan.
Kemudian setelah tiba waktu Dluhur (ada juga yang meriwayatkan waktu ‘Ashar), ketika Nabi SAW dan kaum muslimin akan mengerjakan shalat, timbullah perasaan takut, kalau-kalau tentara musyrikin menyerang kaum muslimin dengan tiba-tiba  diwaktu shalat. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
وَ اِذَا ضَرَبْتُمْ فِى اْلاَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلوةِ، اِنْ خِفْتُمْ اَنْ يَّفْتِنَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا، اِنَّ الْكَافِرِيْنَ كَانُوْا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِيْنًا (101). وَ اِذَا كُنْتَ فِيْهِمْ فَاَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلوةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مّنْهُمْ مَّعَكَ وَ لْيَاْخُذُوْا اَسْلِحَتَهُمْ، فَاِذَا سَجَدُوْا فَلْيَكُوْنُوْا مِنْ وَّرَائِكُمْ وَ لْتَاْتِ طَائِفَةٌ اُخْرى لَمْ يُصَلُّوْا فَلْيُصَلُّوْا مَعَكَ وَ لْيَاْخُذُوْا حِذْرَهُمْ وَ اَسْلِحَتَهُمْ، وَدَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ تَغْفُلُوْنَ عَنْ اَسْلِحَتِكُمْ وَ اَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيْلُوْنَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً، وَ لاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِنْ كَانَ بِكُمْ اَذًى مّنْ مَطَرٍ اَوْ كُنْتُمْ مَّرْضى اَنْ تَضَعُوْا اَسْلِحَتَكُمْ وَ خُذُوْا حِذْرَكُمْ، اِنَّ اللهَ اَعَدَّ لِلْكَافِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًا (102). النساء
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (101)
Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (shahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka’at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang saki, dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan adzab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (102) [QS An Nisaa’]
Dengan ayat tersebut berarti kaum muslimin tetap berkewajiban mengerjakan shalat walaupun dalam keadaan takut terhadap serangan musuh. Dan dalam syariat Islam, shalat di waktu ketakutan itu dinamakan shalat Khauf.
Nabi SAW dan tentara Islam setelah selesai mengerjakan shalat khauf, lalu menunggu-nunggu serangan musuh, tetapi musuh tidak berani menyerang tentara muslimin, bahkan mereka bertambah takut, dan akhirnya tidak terjadi peperangan.
Nabi SAW didatangi Ghaurats bin Harits
Menurut riwayat, bahwa ketika beliau dan tentara muslimin sedang istirahat sekedar untuk membuang lelah, dan masing-masing tentara sedang berteduh di bawah pohon-pohon yang berdaun rindang, dan beliau juga berteduh di bawah suatu pohon besar yang rimbun daunnya, maka waktu itu beliau tiduran sendirian. Tiba-tiba datang seorang dari kepala banu Muharib bernama Ghaurats bin Harits ke tempat beliau istirahat, lalu segera mengambil pedang beliau yang digantungkan pada pohon itu. Setelah Ghaurats mengambil pedang beliau, lalu pedang itu dikeluarkan dari sarungnya. Ketika itu beliau terbangun dan sangat terkejut karena pedangnya telah dipegang oleh Ghaurats dengan sombong dihunuskan ke arah Nabi. Dengan sombong Ghaurats berkata, “Ya Muhammad, apakah engkau tidak takut kepadaku ?”.
Nabi menjawab, “Tidak. Mengapa aku takut kepadamu ?”.
Ghaurats berkata, “Lihatlah tanganku membawa pedang ! Siapakah sekarang yang akan melindungimu dari padaku ?”.
Nabi menjawab, “Allah yang melindungiku”.
Mendadak pedang itu jatuh dari tangan Ghaurats, dan ia duduk dengan gemetar, maka pedang itu lalu diambil oleh Nabi SAW, dan beliau berganti mengacungkan ke arah Ghaurats. Beliau bersabda, “Siapakah orang yang melindungimu dari padaku ?”.
Ghaurats menjawab dengan gemetar, “Tidak seorang pun yang akan melindungiku”. Ghaurats tidak dapat bangun, karena sangat gemetar, dan terus duduk di muka Nabi. Maka beliau lalu memanggil tentara muslimin. Setelah tentara muslimin mendengar suara beliau memanggil, mereka segera datang menghadap, lalu beliau SAW menceritakan tentang hal Ghaurats yang sedang duduk dengan gemetar lagi pucat wajahnya. Kemudian Ghaurats tidak beliau apa-apakan, melainkan disuruh pergi. Maka Ghaurats lalu berdiri dan pergi dari hadapan beliau sambil berkata kepada beliau, “Engkau lebih baik dari padaku. Saya berjanji padamu, bahwa saya tidak akan memerangimu, dan saya tidak akan bersama-sama orang yang akan memerangimu”. Kemudian Ghauraths kembali kepada tentaranya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...