Usul,
Permintaan dan Pernyataan Ketua-ketua Musyrikin Quraisy kepada Nabi
SAW.
Di
bawah ini kami ketengahkan beberapa riwayat tentang bagaimana Nabi kita Muhammad
SAW dalam menghadapi pihak lawan, diwaktu beliau diejek, ditertawakan serta
dipermainkan oleh kaum Musyrikin Quraisy untuk melengkapi riwayat-riwayat yang
telah kami ketengahkan terdahulu.
1. Pada suatu waktu berkumpullah ketua-ketua dan
pemuka-pemuka musyrikin Quraisy dihalaman Ka'bah, di antara mereka itu ialah Abu
Jahal bin Hisyam, 'Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Nadlar bin Harits,
Abu Sufyan bin Harb, Abul-Bukhturi bin Hisyam, Aswad bin 'Abdul Muththalib,
Zam'ah bin Al-Aswad, Walid bin Mughirah, 'Abdullah bin Abi Umayyah, Al-'Ash bin
Wa'il, Umayyah bin Khalaf, Nabih bin Al Hajjaj, Munabbih bin Al-Hajjaj dan
beberapa orang lagi dari mereka.
Setelah
mereka berkumpul, lalu seorang dari mereka itu usul kepada yang lain, katanya :
"Sebaiknya kita menyuruh seorang untuk datang kepada Muhammad dan
memanggilnya agar ia segera datang kemari, nanti kita ajak bicara-bicara dan
kita bantah dia, sehingga ia tidak dapat lagi mengalahkan kita
!"
Usul
itu mereka terima dengan suara bulat, kemudian mereka menyuruh seseorang datang
ke rumah Nabi SAW dan memanggil beliau dengan mendadak. Kata pesuruh itu kepada
Nabi SAW : "Muhammad, para ketua dan pemuka Quraisy, sekarang ini telah
berkumpul di samping Ka'bah, mereka mengharap engkau supaya datang ke tempat itu
sekarang juga, karena mereka ingin berbicara kepadamu, maka dari itu saya minta
engkau datang".
Lalu
Nabi SAW segera berangkat, karena beliau menyangka bahwasanya mereka itu telah
insyaf dan mau menerima seruan beliau, karena beliau memang sudah lama
mengharapkan supaya mereka segera mendapat petunjuk dan mengikut seruan beliau.
Setelah Nabi SAW datang ke tempat mereka berkumpul, lalu duduk di muka mereka,
kemudian mereka berkata kepada Nabi SAW : "Ya Muhammad, kami telah menyuruh
orang untuk datang kepadamu, agar kamu segera datang kemari, karena kami ingin
berbicara kepadamu. Demi Allah, kami belum pernah mengetahui seorang laki-laki
dari bangsa Arab yang memasukkan kepada bangsanya apa-apa seperti yang telah
kamu masukkan kepada bangsamu. Sesungguhnya kamu telah mencaci-maki orang-orang
tua, mencela agama, mengutuk tuhan-tuhan, membodoh-bodohkan orang-orang pandai,
memecah-belah persatuan dan lain sebagainya. Tidak ada suatu perkara yang jelek
dan keji, melainkan telah kamu datangkan diantara kami dan kamu. Bukankah
begitu, Muhammad ? Begini Muhammad, jika kedatanganmu dengan membawa urusan baru
itu, karena ingin mencari harta benda kekayaan, kami akan siap sedia
mengumpulkan harta benda dan kekayaan untuk kamu, sehingga kamu menjadi seorang
yang hartawan diantara kami. Jika kedatanganmu itu, karena ingin menjadi orang
yang mulia di kalangan kami, maka kami akan mengangkat kamu menjadi orang yang
paling mulia diantara kami. Jika kamu ada keinginan menjadi raja, maka kami akan
menetapkan kamu menjadi raja kami, sehingga kamu yang memegang tampuk kekuasaan
atas kami. Dan jika kedatanganmu yang dengan urusan itu karena kamu kena
penyakit atau karena kamu telah melihat jin lalu ia mengalahkanmu, maka kami
akan berusaha mencarikan thabib yang dapat menyembuhkanmu dengan harta kekayaan
kami, sekalipun sampai habis kekayaan kami, asalkan kamu dapat sembuh
kembali".
Nabi
SAW dikala itu menjawab dengan tegas, sabda beliau :
مَا بِى تَـقُوْلُوْنَ. مَا جِئْتُ بِمَا جِئْتُكُمْ بِهِ اَطْلُبُ
اَمْوَالَكُمْ وَلاَ شَرَفَ فِيْكُمْ وَلاَ اَمْلَكَ عَلَـيْكُمْ وَ لكِنَّ اللهَ
بَعَثَنِيَ اِلَـيْكُمْ رَسُوْلاً. وَ اَنــْزَلَ عَلَيَّ كِـتَابًا. وَ اَمَرَنـِى
اَنْ اَكُوْنَ لَكُمْ بَشِيْرًا وَ نَذِيْرًا. فَبَلَّغْتُكُمْ رِسَالاَتِ رَبـِّى
وَ نَصَحْتُ لَكُمْ فَإِنْ تَـقْبَلُوْا مِنِّى مَا جِئْتُكُمْ بِهِ فَهُوَ
حَظُّكُمْ فِى الدُّنـْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ اِنْ تَرُدُّوْهُ عَلَيَّ اَصْبِرُ
ِلاَمْرِ اللهِ حَتَّى يَحْكُمَ اللهُ بَـيْـنِيْ وَ بَـيْـنَكُمْ.
Bagiku
tidak seperti yang kamu katakan itu. Aku datang dengan apa yang aku bawa
kepadamu itu, bukan ingin mencari harta-benda atau kekayaanmu, bukan aku ingin
kemuliaan diantara kamu, dan bukan ingin menjadi raja untuk menguasai kamu,
tetapi Allah mengutusku kepadamu semua sebagai Rasul-Nya, dan Ia telah
menurunkan sebuah kitab kepadaku, dan aku diperintah supaya aku menjadi seorang
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan kepadamu, lalu aku menyampaikan
risalah Tuhan-ku dan menyampaikan nasihat kepadamu. Maka dari itu, jikalau kamu
menerima kedatanganku dan menerima apa yang aku sampaikan kepadamu, maka itulah
bagianmu di dunia dan akhirat; dan jikalau kamu menolaknya, aku akan bershabar
menyerahkan hal itu kepada Allah, sehingga Ia memberi keputusan antaraku dan
antara kamu sekalian.
Dengan
jawaban Nabi SAW yang demikian itu, mereka terdiam, karena tidak dapat
mengalahkannya.
2. Dan pada suatu waktu serombongan ketua-ketua
Musyrikin Quraisy datang kepada Nabi SAW. Diantaranya ialah Walid bin Mughirah.
Abu Jahal bin Hisyam, 'Ash bin Wail, Aswad bin 'Abdi Yaghuts, 'Ash bin Hisyam,
Aswad bin Abdul Muththalib, Zam'ah bin Al-Aswad, Nadlar bin Harits, Abu Lahab
bin Abdul Muththalib dan lain-lainnya, lalu mereka mengemukakan pertanyaan yang
berupa permintaan kepada Nabi SAW : "Muhammad, jikalau betul-betul kamu
menjadi Pesuruh Allah, cobalah bulan itu kamu belah menjadi dua. Jikalau kamu
telah dapat membelahnya, tentu kami percaya dengan sungguh-sungguh, bahwa
kamu sungguh pesuruh Tuhan yang didatangkan kepada kami
!"
Permintaan
mereka yang demikian itu terjadi pada suatu malam diwaktu terang bulan, yang
memang sengaja dikemukakan untuk mengejek Nabi SAW. Ketika Nabi SAW mendengar
permintaan mereka semacam itu, beliau hanya diam, dan seketika itu Allah memberi
"Mu'jizat" kepada beliau, lalu beliau mengacungkan jari telunjuknya ke
atas ke arah bulan, maka seketika itu juga bulan terbelah menjadi dua, sedang
waktu itu memang kebetulan waktu malam purnama. Kemudian beliau berkata kepada
mereka: "Saksikanlah dan lihatlah oleh mu semua : Lihatlah benar-benar bahwa
bulan itu sudah terbelah menjadi dua !"
Mereka
masing-masing melihat ke atas dan setelah mereka melihat dengan nyata bahwa
bulan terbelah menjadi dua, mereka berkata: "Sungguh itu sihir ! Sungguh itu
sihir buatan Ibnu Abi Kabsyah ! Sekarang memang betul-betul kamu dapat menyihir
kami !" Dan sebahagian dari mereka berkata : "Ya sungguhpun Muhammad
telah dapat menyihir mata kamu, tetapi ia tokh belum tentu dapat menyihir mata
orang-orang selain kita".
Kemudian
sebagian yang lain lagi berkata : "Tunggulah kedatangan orang-orang musafir !
Nanti mereka kita tanya : Apakah mereka itu melihat seperti yang kita lihat ?
Kalau mereka juga melihat seperti yang kita lihat sekarang ini, maka sungguh
benar; dan jika mereka tidak melihat seperti yang kita lihat, maka sungguh ia
itu sihir yang diperbuat Muhammad".
Kemudian
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَ انْـشَقَّ اْلـقَمَرُ. وَ اِنْ يَّرَوْا
ايَةً يَعْرِضُوْا وَ يَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌ. وَكَـذَّبُوْا وَ
اتَّـبَعُوْا اَهْوَاءَهُمْ وَ كُلُّ اَمْرٍ مُسْتَـقِرٌّ. القمر:1-3
Telah
dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka
(orang-orang Musyrikin) melihat sesuatu mu'jizat, mereka berpaling dan berkata :
"(Ini adalah) sihir yang terus menerus." Dan mereka mendustakan (Nabi) dan
mengikuti hawa nafsunya, sedang tiap-tiap urusan telah ada
ketetapannya".
[Al-Qamar : 1-3]
Menurut
beberapa riwayat : Ketika itu keadaan bulan terbelah menjadi dua : sebagian
tampak di atas sebuah gunung dan sebagian di atas gunung yang lain. Dan
kelihatan juga oleh mereka, bahwa gunung Hira' ada di antara dua belahnya.
Kemudian setelah orang-orang yang bepergian dari luar kota datang ke Makkah dari
segala jurusan, maka di antara mereka sama bertanya tentang peristiwa yang aneh
itu kepada orang-orang yang baru datang dari bepergian itu. Dan mereka
menyatakan dengan terang kepada orang-orang yang bertanya, bahwa mereka itu
betul-betul melihat terbelahnya bulan menjadi dua tadi. Meskipun telah nyata
demikian, namun mereka (kaum Musyrikin) tetap tidak mau percaya, dan tetap
menganggap sihir terhadap peristiwa yang luar biasa itu.
3. Pada suatu waktu yang lain, serombongan kaum
Musyrikin Quraisy datang kepada Nabi SAW lalu sama berkata kepada beliau :
"Hai Muhammad, jika betul-betul kamu itu pesuruh Tuhan, cobalah kamu minta
kepada Tuhanmu, agar gunung-gunung yang menyempitkan kita itu, hendaklah
dilenyapkan dari tempatnya masing-masing, agar supaya keadaan kota Makkah ini
lebih lapang, lalu di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air di kanan
kiri kota Makkah ini, sebagai kota-kota Syam, Iraq, Mesir dan lain-lainnya.
Kemudian hendaklah kamu meminta lagi, supaya Tuhanmu menghidupkan kembali
orang-orang tua kita dan para leluhur kita dahulu yang telah mati, terutama yang
mulia Qushay bin Kilab, karena beliau ini adalah seorang yang semasa hidupnya
sangat berjasa dan sangat dipercaya oleh bangsa kita seluruhnya. Maka jikalau
kamu dapat mengadakan yang kami pinta ini, sekarang ini juga, kami percaya
dengan sepenuh kepercayaan bahwa kamu sungguh seorang yang menjadi pesuruh Tuhan
kepada kami semua".
Ketika
itu Nabi SAW menjawab :
مَا بِـهذَا بُعِثْتُ اِلَـيْكُمْ. اِنَّمَا جِئْتُكُمْ مِنَ اللهِ
بِمَا بَعَثَنِيْ بِهِ وَ قَدْ بَـلَّـغْتُكُمْ مَا اُرْسِلْتُ بِهِ اِلَـيْكُمْ.
فَاِنْ تَـقْبَلُوْهُ فَهُوَ حَظُّكُمْ فِى الدُّنْـيَا وَ اْلاخِرَةِ. وَ اِنْ
تُرَدُّوْهُ عَلَيَّ اَصْبِرُ ِلاَمْرِ اللهِ حَتَّى يَحْكُمَ اللهُ بَـيْـنِى وَ
بَـيْنَكُمْ.
Bukan
dengan itu aku diutus kepadamu semua. Hanyalah aku datang kepadamu dengan
membawa apa-apa dari Allah yang dengannya Dia mengutusku. Dan telah aku
sampaikan kepadamu semua apa-apanya, dengannya aku diutus kepada kalian. Maka
dari itu jikalau kalian menerimanya, maka itulah bagianmu di dunia dan akhirat,
dan jika kalian menolaknya, maka akuakan bershabar menyerahkan hal itu kepada
Allah, sehingga Allah memberi keputusan antaraku dan antara kamu
semua.
Kemudian
Allah menurunkan wahyu kepada beliau :
وَ لَوْ اَنَّ قُرْانًاسُيِّرَتْ بِهِ اْلجِبَالُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ
اْلاَرْضُ اَوْ كُـلِّمَ بِهِ اْلمَوْتى، بَلْ ِللهِ اْلاَمْرُ جَمِيْعًا، اَفَلَمْ
يَايـْئَسِ الَّذِيـْنَ امَنُوْا اَنْ لَّوْ يَشَآءَ اللهُ لَـهَدَى النَّاسَ
جَمِيْعًا، وَلاَ يَزَالُ الَّذِيـْنَ كَـفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا
قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيـْنًا مِّنْ دَارِهِمْ حَتّى يَأْتِيَ وَعْدَ اللهِ،
اِنَّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ اْلمِيْعَادِ. وَلَـقَدِاسْتُـهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ
قَـبْـلِكَ فَاَمْلَـيْتُ ِللَّذِيـْنَ كَـفَرُوْا ثُمَّ اَخَذْتُهُمْ فَكَـيْفَ
كَانَ عِقَابِ.الرعد:31-32
Dan
sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung
dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang
sudah mati dapat berbicara, (tentu Al-Qur'an itulah dia). Sebenarnya segala
urusan adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu
mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki semua manusia beriman, tentu Allah
memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa
ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi
dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah
tidak menyalahi janji.
Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka
Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu, kemudian Aku binasakan mereka.
Alangkah hebatnya siksaan-Ku itu !" [Ar-Ra'd : 31
-32]
4. Pada suatu hari di
antara pemuka-pemuka dan ketua-ketua kaum Musyrikin Quraisy datang menemui Nabi
SAW. Setelah mereka bertemu dengan beliau, mereka berkata : Muhammad, jikalau
betul kamu Rasul Allah, cobalah kamu mohon kepada-Nya, supaya Ia mengutus
Malaikat untuk menyertai kamu, lalu Malaikat itu membenarkan kamu dan apa-apa
yang kamu datangkan kepada kami. Dan setelah itu, barulah kami percaya kepadamu
bahwa kamu sungguh-sungguh Pesuruh Allah.
Kemudian
salah seorang dari mereka menyambung : "Muhammad, mengapa kamu tidak ditemani
Malaikat, dan Malaikat itu yang memberitahukan lebih dulu kepada kami, bahwa
kamu adalah seorang yang menjadi pesuruh Allah yang datang kepada kami. Maka
jika kedatanganmu itu begitu, maka ketika itu juga kami percaya kepadamu dan
kepada segala apa yang seringkali kamu bacakan kepada
kami".
Kemudian
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
وَ قَالُوْا لَوْ لآ اُنــْزِلَ عَلَـيْهِ مَلَكٌ، وَلَـوْ
اَنــْزَلْنَا مَلَكًا لَّـقُضِيَ اْلاَمْرُ ثُمَّ لاَ يُـنْظَرُوْنَ. وَلَـوْ
جَعَلْـنهُ مَلَكًا لَّجَعَلْـنهُ رَجُلاً وَّ لَلَبَسْنَا عَلَـيْهِمْ مَّا
يَـلْبَسُوْنَ. وَ لَـقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَـبْـلِكَ فَحَاقَ
بِالَّذِيـْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِه يَـسْتَهْزِءُوْنَ.
الانعام:8-10
Dan
mereka berkata : "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) seorang Malaikat
dan kalau Kami turunkan (kepada-nya) seorang Malaikat, tentu selesailah segala
urusan, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun).
Dan
kalau Kami jadikan Rasul itu seorang Malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa
seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki ). Kami
pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka
ragu.
Dan
seungguh telah diperolok-olokkan beberapa Rasul sebelum kamu, maka turunlah
kepada orang-orang yang mencemoohkan Rasul-rasul itu 'adzab atas olok-olokan
mereka. [Al-An'am : 8-10]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar