Khalifah Abu Bakar
Ash-Shiddiiq
1. Nasabnya
Ibnu Sa’ad
menyebutkan dalam kitab Thabaqaat-nya, bahwa nasab Abu Bakar Ash-Shiddiiq adalah
sebagai berikut :
اَبُوْ بَكْرِ الصّدّيْقِ وَ اسْمُهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ اَبِى
قُحَافَةَ، وَ اسْمُهُ عُثْمَانُ بْنُ عَامِرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ كَعْبِ بْنِ
سَعْدِ بْنِ تَيْمِ بْنِ مُرَّةَ، وَ اُمُّهُ اُمُّ اْلخَيْرِ وَ اسْمُهَا سَلْمَى
بِنْتُ صَخْرِ ابْنِ عَامِرِ بْنِ كَعْبِ بْنِ سَعْدِ بْنِ تَيْمِ بْنِ
مُرَّةَ. الطبقات ابن سعد 3: 169
Abu Bakar Ash-Shiddiq namanya adalah
‘Abdullah
bin Abu Quhaafah, (Abu Quhaafah) nama aslinya adalah ‘Utsman
bin ‘Aamir
bin ‘Amr
bin Ka’ab
bin Sa’ad
bin Taim bin Murrah. Ibunya Abu Bakar adalah Ummul Khair, nama aslinya adalah
Salma binti Shakhr bin ‘Aamir
bin Ka’ab
bin Sa’ad
bin Taim bin Murrah. [Thabaqaat Ibnu Sa’ad
juz 3, hal. 169]
2.
Keislamannya
Abu Bakar adalah orang laki-laki yang pertama
kali masuk Islam setelah mendapatkan da’wah
Nabi SAW. Adapun Khadijah istri Nabi SAWadalah orang yang pertama kali masuk
Islam dari kalangan wanita. ‘Ali
bin Abu Thalib adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan
anak-anak. Dan Zaid bin Haritsah adalah orang yang pertamakali masuk Islam dari
golongan budak.
Keislaman Abu Bakar banyak membawa berkah bagi
kaum muslimin. Dengan da’wah
beliau maka masuk Islam pula ‘Abdur
Rahman bin ‘Auf,
Sa’ad
bin Abi Waqqash, ‘Utsman
bin ‘Affan,
Zubair bin ‘Awwam
dan Thalhah bin ‘Ubaidillah
RA. Di awwal keislamannya dia menginfaqkan hartanya di jalan Allah sebanyak
4.000 dirham, dia banyak memerdekakan budak yang disiksa tuannya karena
keislamannya. Diantaranya adalah Bilal bin Rabah RA. Dia selalu mengikuti
Rasulullah SAW selama di Makkah, dan dialah yang mengiringi Rasulullah SAW
ketika hijrah ke Madinah dan dia yang menemani Rasulullah SAW ketika bersembunyi
dalam gua Tsur dalam perjalanan hijrah, hingga sampai di kota Madinah. Dan dia
selalu mengikuti perang bersama Rasulullah SAW, pada perang Badar, perang Uhud,
perang Khandaq, ketika penaklukan kota Makkah, perang Hunain dan perang
Tabuk.
Ibnu Sa’ad
meriwayatkan dalam kitab Thabaqaatnya :
كَانَ اَبُوْ بَكْرٍ مَعْرُوْفًا بِالتّجَارَةِ، لَقَدْ بُعِثَ
النَّبِيُّ ص وَ عِنْدَهُ اَرْبَعُوْنَ اَلْفَ دِرْهَمٍ فَكَانَ يُعْتِقُ مِنْهَا
وَ يُقَوّى اْلمُسْلِمِيْنَ حَتَّى قَدِمَ اْلمَدِيْنَةَ بِخَمْسَةِ آلاَفِ
دِرْهَمٍ ثُمَّ كَانَ يَفْعَلُ فِيْهَا مَا كَانَ يَفْعَلُ بِمَكَّةَ. الطبقات ابن سعد 3: 172
Dahulu Abu Bakar seorang pedagang yang
terkenal, kemudian ketika Nabi SAW diutus (diangkat menjadi Nabi), Abu Bakar
ketika itu mempunyai uang 40.000 dirham, lalu dengan uang itu dia memerdekakan
budak dan untuk menguatkan kaum muslimin. Dan ketika tiba di Madinah, dia
mempunyai uang 5.000 dirham, kemudian dengan uang itu ia perbuat sebagaimana
ketika di Makkah. [Thabaqaat Ibnu Sa’ad
juz 3, hal. 172]
Abu Bakar adalah orang yang paling mudah menerima
Islam.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas,
Nabi SAW bersabda :
مَا كَلَّمْتُ فِى اْلاِسْلاَمِ اَحَدًا اِلاَّ اَبَى عَلَيَّ وَ
رَاجَعَنِى اْلكَلاَمَ اِلاَّ ابْنُ اَبِى قُحَافَةَ فَاِنّى لَمْ اُكَلّمْهُ فِى
شَيْءٍ اِلاَّ قَبَلَهُ وَ اسْتَقَامَ عَلَيْهِ. احسن القصص 3: 11
Tidak ada seorangpun yang aku ajak bicara
tentang Islam (untuk masuk Islam) melainkan ia enggan dan membantah, kecuali
Ibnu Abi Quhaafah (Abu Bakar), karena tidaklah aku mengatakannya sesuatu
kepadanya melainkan ia pasti menerimanya dan betul-betul melaksanakannya.
[Ahsanul Qashash juz 3, hal. 11]
Di dalam riwayat lain disebutkan :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: هَلْ اَنْتُمْ تَارِكُوْ لِي صَاحِبِى؟ اِنّى
قُلْتُ: اَيُّهَا النَّاسُ، اِنّى رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا.
فَقُلْتُمْ: كَذَبْتَ، وَ قَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: صَدَقْتَ. احسن القصص 3: 11
Rasulullah SAW bersabda, “Apakah
kalian akan meninggalkan shahabatku ? Sesungguhnya aku pernah menyeru,
“Hai
para manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua. Lalu
kalian mengatakan, “Kamu
bohong”.
Sedang Abu Bakar berkata, “Engkau
benar”.
[Ahsanul Qashash juz 3, hal. 11]
Ibnu Hisyam menyebutkan di dalam Tarikhnya,
sebagai berikut :
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَا دَعَوْتُ اَحَدًا اِلىَ
اْلاِسْلاَمِ اِلاَّ كَانَتْ فِيْهِ عِنْدَهُ كَبْوَةٌ وَ نَظَرٌ وَ تَرَدُّدٌ
اِلاَّ مَا كَانَ مِنْ اَبِى بَكْرِ بْنِ اَبِى قُحَافَةَ، مَا عَكَمَ عَنْهُ
حِيْنَ ذَكَرْتُهُ لَهُ، وَ مَا تَرَدَّدَ فِيْهِ. ابن هشام 2: 91
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
aku mengajak masuk Islam kepada seseorang pun, melainkan ia pasti tidak segera
menerimanya, masih pikir-pikir dan ragu-ragu, melainkan Abu Bakar bin Abu
Quhaafah, dia tidak perlu pikir-pikir dulu ketika aku mengajaknya masuk Islam,
dan dia tanpa ragu-ragu. [Ibnu Hisyam juz 2, hal. 91]
Dan Abu Bakar selalu membela Nabi SAW sejak di
Makkah. Bukhari meriwayatkan sebagai berikut :
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ: سَأَلْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ
عَمْرٍو عَنْ اَشَدّ مَا صَنَعَ الْمُشْرِكُوْنَ بِرَسُوْلِ اللهِ ص؟ قَالَ:
رَأَيْتُ عُقْبَةَ بْنَ اَبِيْ مُعَيْطٍ جَاءَ اِلَى النَّبِيّ ص وَ هُوَ يُصَلّي
فَوَضَعَ رِدَاءَهُ فِي عُنُقِهِ فَخَنَقَهُ بِهِ خَنْقًا شَدِيْدًا، فَجَاءَ
اَبُوْ بَكْرٍ حَتَّى دَفَعَهُ عَنْهُ ص فَقَالَ: اَتَقْتُلُوْنَ رَجُلاً اَنْ
يَّقُوْلَ رَبّيَ اللهُ وَ قَدْ جَآءَكُمْ بِالْبَيّنتِ مِنْ رَبّكُمْ. البخارى 4: 197
Dari
'Urwah bin Zubair, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada 'Abdullah bin 'Amr
tentang perbuatan yang paling keras yang dilakukan kaum musyrikin kepada
Rasulullah SAW. Maka dia menjawab; "Aku pernah melihat 'Uqbah bin Abu Mu'aith
mendatangi Nabi SAW saat beliau sedang shalat, lalu dia meletakkan selendangnya
pada leher beliau lalu dia mencekiknya dengan sekuat-kuatnya. Kemudian Abu Bakar
datang lalu melepaskan Nabi SAW seraya berkata, "Apakah kalian akan membunuh
seseorang karena dia mengatakan “Tuhan ku adalah Allah?”. Sungguh dia telah datang dengan membawa
keterangan-keterangan yang jelas dari Tuhan kalian". [HR. Bukhari juz 4, hal. 197]
Abu
Bakar adalah shahabat Nabi SAW yang rajin beribadah dan sangat dermawan.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَصْبَحَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ صَائِمًا؟ فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَنَا، فَقَالَ: مَنْ اَطْعَمَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ مِسْكِيْنًا؟ قَالَ اَبُوْ بَكْرٍ : اَنَا، فَقَالَ: مَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ جَنَازَةً؟ فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ : اَنَا، قَالَ: مَنْ عَادَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ مَرِيْضًا؟ قَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَنَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا اجْتَمَعَتْ هذِهِ اْلخصَالُ قَطُّ فِى رَجُلٍ اِلاَّ دَخَلَ اْلجَـنَّةَ. ابن خزيمة فى صحيحه 3: 304
Dari Abu Hurairah,
ia berkata, “Rasulullah SAW pernah bertanya (kepada para
shahabat), “Siapakah diantara kalian pada hari ini yang
sejak pagi berpuasa ?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi,
“Siapakah diantara kalian pada hari ini yang
sudah memberi makan orang miskin ?”, Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi,
“Siapakah diantara kalian yang hari ini sudah
mengantarkan jenazah ?”. Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi,
“Siapakah diantara kalian pada hari ini yang
sudah menjenguk orang sakit ?”. Abu Bakar menjawab, “Saya”. Lalu Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah perbuatan-perbuatan ini terkumpul
pada seseorang melainkan dia akan masuk surga”. [HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya, juz
3, hal. 304]
Dan Rasulullah SAW juga
bersabda :
اِنَّ اَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِى مَالِهِ وَ صُحْبَتِهِ اَبُوْ بَكْرٍ، وَ لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيْلاً لاَتَّخَذْتُ اَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً وَ لكِنْ اُخُوَّةُ اْلاِسْلاَمِ. مسلم 4: 1854
Sesungguhnya orang
yang paling setia kepadaku dalam hal harta maupun berkawan adalah Abu Bakar.
Seandainya aku boleh mengambil seorang kekasih, niscaya aku memilih Abu Bakar
sebagai kekasihku. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan
Islam.”. [HR. Muslim juz 4, hal.
1854]
3. Para istri dan putra-putri Abu Bakar
RA.
Para istri Abu Bakar : 1. Qutailah binti ‘Abdul
‘Uzza,
2. Ummu Rumaan binti ‘Aamir,
3.Asma’
binti Umais, dan 4. Habiibah binti Khoorijah.
Adapun putri-putri Abu Bakar : 1. ‘Abdullah,
2.Asma’,
3. ‘Abdur
Rahman, 4. ‘Aisyah
(istri Nabi SAW). 5. Muhammad, 6. Ummu Kultsum.
Abu Bakar menikahi Qutailah binti Abdul ‘Uzza,
Ummu Rumaan binti ‘Aamir,
Asma’
binti ‘Umais
dan Habiibah binti Khooriyah. Ibnu Sa’ad
meriwayatkan di dalam kitab Thabaqaat nya sebagai berikut :
ِلاَبِى بَكْرٍ مِنَ اْلوَلَدِ عَبْدُ اللهِ وَ اَسْمَاءُ ذَاتُ
النَّطَاقَيْنِ وَ اُمُّهُمَا قُتَيْلَةُ بِنْتُ عَبْدِ اْلعُزَّى بْنِ عَبْدِ
اَسْعَدَ بْنِ نَضْرِ بْنِ مَالِكِ بْنِ حِسْلِ بْنِ عَامِرِ بْنِ
لُؤَيّ،
Abu Bakar mempunyai putra bernama ‘Abdullah
dan putri bernama Asmaa’
dzaatun Nithaaqain, yang terlahir dari istri Abu Bakar yang bernama Qutailah
binti ‘Abdul
Uzza bin ‘Abdi
As’ad
bin Nadlr binMalik bin Hislin bin ‘Aamir
bin Lu’aiy.
وَ عَبْدُ الرَّحْمنِ وَ عَائِشَةُ وَ اُمُّهُمَا اُمُّ رُومَانَ بِنْتُ
عَامِرِ بْنِ عُوَيْمِرِ بْنِ عَبْدِ شَمْسِ بْنِ عَتَّابِ بْنِ اَذِيْنَةَ بْنِ
سُبَيْعِ ابْنِ دُهْمَانَ بْنِ اْلحَارِثِ بْنِ غَنْمِ بْنِ مَالِكِ بْنِ
كِنَانَةَ. وَ يُقَالُ: بَلْ هِيَ اُمُّ رُومَانَ بِنْتُ عَامِرِ بْنِ عُمَيْرَةَ
بْنِ ذُهْلِ بْنِ دُهْمَانَ بْنِ اْلحَارِثِ بْنِ غَنْمِ بْنِ مَالِكِ بْنِ
كِنَانَةَ.
Dan dia mempunyai putra bernama ‘Abdur
Rahman dan putri bernama ‘Aisyah
(istri Nabi SAW) yang terlahir dari istri Abu Bakar yang bernama Ummu Rumaan
binti ‘Aamir
bin ‘Uwaimir
bin Abdi Syamsin bin ‘Attaab
bin Adziinah bin Subai’
bin Duhmaan bin Al-Haarits bin Ghanmin bin Maalik bin Kinaanah. Dan ada yang
mengatakan Ummu Rumaan nasabnya sebagai berikut : Ummu Rumaan binti ‘Aamir
bin ‘Umairah
bin Dzuhl bin Duhmaan bin Al-Haarits bin Ghanmin bin Maalik bin
Kinaanah.
وَ مُحَمَّدُ بْنُ اَبِى بَكْرٍ وَ اُمُّهُ اَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسِ
بْنِ مَعَدّ بْنِ تَيْمِ بْنِ اْلحَارِثِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكِ بْنِ قُحَافَةَ
بْنِ عَامِرِ بْنِ مَالِكِ بْنِ نَسْرِ بْنِ وَهْبِ اللهِ بْنِ شَهْرَانَ بْنِ
عِفْرِسِ بْنِ حَلْفِ بْنِ اَفْتَلٍ، وَ هُوَ خَثْعَمٌ.
Dan dia mempunyai putra bernama Muhammad bin
Abu Bakar, yang terlahir dari istrinya Abu Bakar yang bernama Asmaa’
binti ‘Umais
bin Ma’add
bin Taim bin Al-Haarits bin Ka’ab
bin Maalik, bin Kuhaafah bin ‘Aamir
bin Maalik, bin Nasr bin Wahbillah bin Syahraan bin ‘Ifris
bin Half bin Aftal, yaitu Khots’am.
وَ اُمُّ كُلْثُوْمٍ بِنْتُ اَبِى بَكْرٍ وَ اُمُّهَا حَبِيْبَةُ بِنْتُ
خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ اَبِى زُهَيْرٍ مِنْ بَنِى اْلحَارِثِ بْنِ
اْلخَزْرَجِ. الطبقات ابن سعد 3: 169
Dia mempunyai puteri bernama Ummu Kultsum
binti Abu Bakar, yang terlahir dari istrinya yang bernama Habiibah binti
Khoorijah bin Zaid bin Abi Zuhair dari Bani Al-Haarits bin Al-Khozroj.
[Thabaqaat Ibnu Sa’ad
juz 3, hal. 169]
Di dalam Kitab Ahsanul Qashash disebutkan bahwa
Abu Bakar, dulu namanya adalah ‘Abdul
Ka’bah.
Kemudian Rasulullah SAW menamakannya ‘Abdullah,
dan dia diberi laqaban ‘Atiiq,
karena Nabi SAW melihat kepadanya, lalu bersabda, “Haadzzaa
‘atiiqun
minan naar”.
(Ini terbebas dari neraka). Di dalam riwayat lain disebutkan (Nabi SAW
bersabda), “Barangsiapa
ingin melihat orang yang terbebas dari neraka, maka lihatlah kepada Abu
Bakar”.
Dan di dalam haditsnya ‘Aisyah
RA disebutkan bahwa Abu Bakar datang kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW
bersabda, “Hai
Abu Bakar, kamu adalah orang yang dibebaskan oleh Allah dari neraka”.
Maka sejak hari itu ia dinamakan ’Atiiq.
[Ahsanul Qashash juz 3, hal. 7]
Ibnu Hisyam berkata : Abu Bakar, namanya adalah
‘Abdullah,
dan dia diberi laqaban ‘Atiiq
(yang terbebas dari cela) karena memiliki wajah yang tampan. [Ibnu Hisyam juz 2,
hal. 89]
Zamakhsyariy berkata : Kemungkinan beliau diberi
kunyah Abu Bakar karena bersegera melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji.
[Sirah Halabiyah juz 1, hal. 390]
Abu Bakar juga mendapat laqaban Ash-Shiddiiq,
karena dia adalah orang yang cepat membenarkan apa saja yang dikatakan oleh
Rasulullah SAW.
Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA dilahirkan di Makkah
dua tahun setelah kelahiran Nabi SAW, maka beliau lebih muda dari pada Nabi
SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar