Larangan membunuh wanita, anak-anak dan orang-orang lemah
dalam peperangan.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ وُجِدَتِ امْرَأَةٌ مَقْتُوْلَةً فِيْ
بَعْضِ مَغَازِي رَسُوْلِ اللهِ ص فَنَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ قَتْلِ النّسَاءِ
وَالصّبْيَانِ. البخارى 4: 21
Dari Ibnu 'Umar RA,
ia berkata, “Telah ditemukan seorang wanita dalam keadaan terbunuh di sebagian
peperangan Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW melarang membunuh wanita dan
anak-anak”. [HR. Bukhari juz
4, hal. 21]
عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ اَنَّ امْرَأَةً وُجِدَتْ فِي بَعْضِ
مَغَازِي رَسُوْلِ اللهِ ص مَقْتُوْلَةً فَاَنْكَرَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَتْلَ
النّسَاءِ وَالصّبْيَانِ. مسلم 3: 1364
Dari Nafi' dari Abdullah (bin ‘Umar) bahwasanya ada seorang
wanita terbunuh dalam salah satu peperangan Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW
melarang membunuh wanita dan anak-anak”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1364]
عَنْ خَالِدِ بْنِ الْفِزْرِ حَدَّثَنِي اَنَسُ بْنُ مَالِكٍ اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنْطَلِقُوْا بِاسْمِ اللهِ وَ بِاللهِ وَ عَلَى مِلَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ وَ لاَ تَقْتُلُوْا شَيْخًا فَانِيًا وَ لاَ طِفْلاً وَ لاَ
صَغِيْرًا وَ لاَ امْرَأَةً وَ لاَ تَغُلُّوْا وَ ضُمُّوْا غَنَائِمَكُمْ وَ
اَصْلِحُوْا وَ اَحْسِنُوْا، اِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ. ابو داود 3: 37، رقم: 2614
Dari Khalid bin Fizr, ia berkata : Telah menceritakan
kepadaku Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Berperanglah kalian
dengan nama Allah, di jalan Allah, atas agama Rasulullah, dan janganlah membunuh
orang tua, bayi dan anak kecil, dan jangan pula membunuh wanita, janganlah
berkhianat (dalam pembagian ghanimah), dan kumpulkanlah rampasan perang kalian.
Berbuatlah kemashlahatan dan kebaikan, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berbuat kebaikan”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 37, no. 2614]
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص
قَالَ: اُغْزُوْا بِاسْمِ اللهِ وَ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَ قَاتِلُوْا مَنْ كَفَرَ
بِاللهِ، اُغْزُوْا وَ لاَ تَغْدِرُوْا وَ لاَ تَغُلُّوْا وَ لاَ تُمَثّلُوْا وَ
لاَ تَقْتُلُوْا وَلِيْدًا. ابو داود 3: 37، رقم: 2613
Dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, bahwasanya Nabi SAW
bersabda; "Berperanglah kalian dengan nama Allah, di jalan Allah, dan perangilah
orang yang kafir kepada Allah! Berperanglah kalian, jangan menyelisihi
perjanjian, jangan berkhianat, janganlah kalian mencincang (memotong anggota
tubuh), dan jangan membunuh anak-anak". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 37, no.
2613]
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْمُرَقَّعِ بْنِ صَيْفِيّ بْنِ رَبَاحٍ حَدَّثَنِي
اَبِي عَنْ جَدّهِ رَبَاحِ بْنِ رَبِيْعٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِيْ
غَزْوَةٍ فَرَاَى النَّاسَ مُجْتَمِعِيْنَ عَلَى شَيْءٍ فَبَعَثَ رَجُلاً فَقَالَ
انْظُرْ عَلاَمَ اجْتَمَعَ هَؤُلاَءِ. فَجَاءَ فَقَالَ عَلَى امْرَأَةٍ قَتِيْلٍ.
فَقَالَ: مَا كَانَتْ هذِهِ لِتُقَاتِلَ. قَالَ وَ عَلَى الْمُقَدّمَةِ خَالِدُ
بْنُ الْوَلِيْدِ فَبَعَثَ رَجُلاً فَقَالَ قُلْ لِخَالِدٍ، لاَ يَقْتُلَنَّ
امْرَأَةً وَ لاَ عَسِيْفًا. ابو داود 3: 53، رقم: 2669
Dari ‘Umar bin Al-Muraqqa' bin Shaifiy bin Rabah, ia berkata;
telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakekku yaitu Rabah bin Rabi', ia
berkata : Kami pernah bersama Rasulullah SAW dalam sebuah pertempuran. Kemudian
beliau melihat orang-orang berkumpul mengerumuni sesuatu. Kemudian beliau
mengutus seseorang dan bersabda, "Lihatlah, apa yang mereka kerumuni itu?".
(Setelah orang tersebut melihatnya), kemudian datang kepada Rasulullah dan
berkata, “Mereka itu mengerumuni seorang wanita yang terbunuh”. Kemudian beliau
bersabda, “Wanita ini tidak mungkin ikut berperang”. Pada waktu itu yang berada
di garis depan adalah Khalid bin Walid. Maka beliau mengutus seseorang dan
bersabda; “Katakan kepada Khalid; janganlah ia membunuh wanita dan orang yang
tidak bersenjata”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 53, no. 2669]
عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ الصّدّيْقَ بَعَثَ
جُيُوْشًا اِلَى الشَّامِ، فَخَرَجَ يَمْشِي مَعَ يَزِيْدَ بْنِ اَبِي سُفْيَانَ وَ
كَانَ اَمِيْرَ رُبْعٍ مِنْ تِلْكَ اْلاَرْبَاعِ، فَزَعَمُوْا اَنَّ يَزِيْدَ قَالَ
ِلاَبِي بَكْرٍ، اِمَّا اَنْ تَرْكَبَ وَ اِمَّا اَنْ اَنْزِلَ، فَقَالَ اَبُوْ
بَكْرٍ: مَا اَنْتَ بِنَازِلٍ وَ مَا اَنَا بِرَاكِبٍ، اِنّي اَحْتَسِبُ خُطَايَ
هذِهِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ. ثُمَّ قَالَ لَهُ: اِنَّكَ سَتَجِدُ قَوْمًا زَعَمُوْا
اَنَّهُمْ حَبَّسُوْا اَنْفُسَهُمْ ِللهِ، فَذَرْهُمْ وَ مَا زَعَمُوْا اَنَّهُمْ
حَبَّسُوْا اَنْفُسَهُمْ لَهُ، وَ سَتَجِدُ قَوْمًا فَحَصُوْا عَنْ اَوْسَاطِ
رُءُوْسِهِمْ مِنَ الشَّعَرِ فَاضْرِبْ مَا فَحَصُوْا عَنْهُ بِالسَّيْفِ، وَ
اِنّيْ مُوْصِيْكَ بِعَشْرٍ لاَ تَقْتُلَنَّ امْرَأَةً وَ لاَ صَبِيًّا وَ لاَ
كَبِيْرًا هَرِمًا وَ لاَ تَقْطَعَنَّ شَجَرًا مُثْمِرًا وَ لاَ تُخَرّبَنَّ
عَامِرًا وَ لاَ تَعْقِرَنَّ شَاةً وَ لاَ بَعِيْرًا اِلاَّ لِمَأْكَلَةٍ، وَ لاَ
تَحْرِقَنَّ نَحْلاً وَ لاَ تُفَرّقَنَّهُ وَ لاَ تَغْلُلْ وَ لاَ
تَجْبُنْ. مالك فى الموطأ 2: 447
Dari Yahya bin Sa'id, bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah
mengirim pasukan ke negeri Syam, lalu beliau mengantarkan pasukan dengan
berjalan kaki, sedangkan Yazid bin Abu
Sufyan yang saat itu memimpin seperempat dari tentara tersebut naik kuda.
Orang-orang berkata bahwa Yazid berkata kepada Abu Bakar, "Silahkan engkau yang
naik, atau aku yang turun”. Abu Bakar berkata, "Engkau tidak boleh turun dan
saya tidak akan naik. Saya mengharapkan dengan langkah-langkahku ini pahala di
jalan Allah." Kemudian Abu Bakar berkata kepadanya; "Sungguh kamu akan mendapati
suatu kaum yang menganggap bahwa mereka itu menahan dirinya untuk Allah, maka
biarkanlah mereka dengan keyaqinan mereka, bahwa mereka itu menahan dirinya
untuk Allah. Kamu juga akan mendapati suatu kaum yang menggunduli bagian tengah
kepala mereka, maka pukullah apa yang mereka cukur tersebut dengan pedang. Dan
sungguh saya berpesan kepadamu dengan sepuluh perkara : 1. jangan sekali-kali
kamu membunuh wanita, 2. anak-anak dan 3. orang yang sudah tua. 4. jangan
menebang pohon yang sedang berbuah, 5. jangan merobohkan bangunan, 6. jangan
menyembelih kambing dan 7. Jangan pula unta kecuali untuk dimakan, 8. jangan
membakar (sarang) lebah dan mencerai-beraikannya. 9. janganlah khianat, dan 10.
Jangan menjadi seorang yang penakut”. [HR. Maalik dalam Al-Muwaththa’ juz 2,
hal. 447, no 10]
Larangan mencincang, membakar, menebang pohon dan merobohkan
bangunan kecuali untuk suatu mashlahat.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا بَعَثَ
جُيُوْشَهُ قَالَ: اُخْرُجُوْا بِسْمِ اللهِ تُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
مَنْ كَفَرَ بِاللهِ، لاَ تَغْدِرُوْا وَ لاَ تَغُلُّوْا وَ لاَ تُمَثّلُوْا وَ لاَ
تَقْتُلُوا الْوِلْدَانَ وَ لاَ اَصْحَابَ الصَّوَامِعِ. احمد 1: 301
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW apabila mengutus
pasukannya beliau bersabda, "Berangkatlah kalian dengan menyebut nama Allah,
berperanglah di jalan Allah melawan orang-orang yang kafir kepada Allah,
janganlah kalian mengkhianati perjanjian, janganlah kalian curang (mengambil
harta rampasan perang sebelum dibagikan), janganlah kalian mencincang
(memotong-motong anggota tubuh), janganlah kalian membunuh anak-anak dan
orang-orang yang berdiam di tempat-tempat ibadah”. [HR. Ahmad juz 1, hal.
300]
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رض اَنَّهُ قَالَ بَعَثَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص فِي
بَعْثٍ فَقَالَ اِنْ وَجَدْتُمْ فُلاَنًا وَ فُلاَنًا فَاَحْرِقُوْهُمَا بِالنَّارِ
ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ اَرَدْنَا اْلخُرُوْجَ اِنّي اَمَرْتُكُمْ
اَنْ تُحْرِقُوْا فُلاَنًا وَ فُلاَنًا وَ اِنَّ النَّارَ لاَ يُعَذّبُ بِهَا اِلاَ
اللهُ فَاِنْ وَجَدْتُمُوْهُمَا فَاقْتُلُوْهُمَا. البخارى 4: 21
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah
mengutus kami dalam pengiriman pasukan, maka beliau bersabda, "Jika kalian
menemukan si Fulan dan si Fulan, maka bakarlah keduanya dengan api". Kemudian
ketika kami hendak berangkat, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku telah
memerintahkan kalian agar membakar si Fulan dan si Fulan, padahal sesungguhnya
tidak boleh ada yang menyiksa dengan api kecuali Allah, maka bila kalian
menemukan keduanya, bunuhlah mereka". [HR. Bukhari juz 4, hal. 21]
عَنْ عِكْرِمَةَ اَنَّ عَلِيًّا رض حَرَّقَ قَوْمًا فَبَلَغَ ابْنَ
عَبَّاسٍ فَقَالَ لَوْ كُنْتُ اَنَا لَمْ اُحَرّقْهُمْ ِلاَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ:
لاَ تُعَذّبُوْا بِعَذَابِ اللهِ وَ لَقَتَلْتُهُمْ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ
بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ. البخارى 4: 21
Dari 'Ikrimah bahwasanya 'Ali RA pernah membakar suatu kaum,
lalu berita itu sampai kepada Ibnu 'Abbas, maka dia berkata: "Seandainya aku
(yang menghukum), tentu aku tidak akan membakar mereka, karena Nabi SAW
bersabda: "Janganlah kalian menyiksa dengan siksaan Allah (dengan api) ". Dan
aku akan membunuh mereka sebagaimana Nabi SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang
mengganti agamanya (murtad), maka bunuhlah dia". [HR. Bukhari juz 4, hal.
21]
عَنْ اِسْمَاعِيْلَ قَالَ حَدَّثَنِي قَيْسُ بْنُ اَبِي حَازِمٍ قَالَ
قَالَ لِي جَرِيْرٌ قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلاَ تُرِيْحُنِيْ مِنْ ذِيْ
اْلخَلَصَةِ وَ كَانَ بَيْتًا فِيْ خَثْعَمَ يُسَمَّى كَعْبَةَ الْيَمَانِيَةِ
قَالَ فَانْطَلَقْتُ فِيْ خَمْسِيْنَ وَ مِائَةِ فَارِسٍ مِنْ اَحْمَسَ وَ كَانُوْا
اَصْحَابَ خَيْلٍ. قَالَ وَ كُنْتُ لاَ اَثْبُتُ عَلَى اْلخَيْلِ فَضَرَبَ فِيْ
صَدْرِيْ حَتَّى رَاَيْتُ اَثَرَ اَصَابِعِهِ فِيْ صَدْرِيْ وَ قَالَ: اللّهُمَّ
ثَبّتْهُ وَاجْعَلْهُ هَادِيًا مَهْدِيًّا فَانْطَلَقَ اِلَيْهَا فَكَسَرَهَا
وَحَرَّقَهَا ثُمَّ بَعَثَ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص يُخْبِرُهُ فَقَالَ رَسُوْلُ
جَرِيْرٍ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِاْلحَقّ مَا جِئْتُكَ حَتَّى تَرَكْتُهَا
كَاَنَّهَا جَمَلٌ اَجْوَفُ اَوْ اَجْرَبُ. قَالَ: فَبَارَكَ فِيْ خَيْلِ اَحْمَسَ
وَرِجَالِهَا خَمْسَ مَرَّاتٍ. البخارى 4: 22
Dari Isma'il, ia berkata, telah menceritakan kepadaku Qais
bin Abi Hazim, ia berkata, Jarir berkata kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersabda
kepadaku: "Bisakah kamu membuat aku dapat beristirahat dari urusan Dzul
Khalashah". Yang Beliau maksud adalah sebuah rumah di Khots'am yang dinamakan
Ka'bah Al Yamaniyah (dijadikan sebagai kiblat dan didalamnya banyak patung yang
disembah). Jarir berkata: "Maka aku berangkat dalam rombongan berjumlah seratus
lima puluh orang pasukan berkuda dari suku Ahmas yang gagah berani. Mereka
adalah para penunggang kuda yang ulung. Jarir berkata: "Saat itu aku adalah
orang yang tidak pandai menunggang kuda, lalu beliau menepuk dadaku hingga aku
lihat bekas jari tangan beliau di dadaku". Kemudian beliau berdo'a: "Ya Allah
mantapkanlah dia dan jadikanlah dia seorang pemberi petunjuk yang senantiasa
mendapat petunjuk". Maka Jarir berangkat menuju rumah yang dimaksud lalu merusak
dan membakarnya. Kemudian dia mengutus utusan untuk menghadap Rasulullah SAW dan
mengkhabarkan apa yang sudah terjadi. Utusan Jarir tersebut berkata: "Demi Tuhan
Yang Mengutus engkau dengan haq, tidaklah aku datang kepada engkau melainkan aku
telah meninggalkan rumah tersebut seolah-olah seperti unta yang berlobang atau
kudisan (menunjukkan suatu kehancuran rumah tersebut karena telah dibakar).
Jarir berkata: "Maka Beliau SAW mendo'akan keberkahan kepada kuda kuda dan
orang-orang suku Ahmas sebanyak lima kali. [HR. Bukhari juz 4, hal. 22]
عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص حَرَّقَ نَخْلَ
بَنِي النَّضِيْرِ وَ قَطَعَ وَهِيَ الْبُوَيْرَةُ، زَادَ قُتَيْبَةُ وَ ابْنُ
رُمْحٍ فِي حَدِيْثِهِمَا فَاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ (مَا قَطَعْتُمْ مِنْ
لِينَةٍ اَوْ تَرَكْتُمُوْهَا قَائِمَةً عَلَى اُصُوْلِهَا فَبِاِذْنِ اللهِ وَ
لِيُخْزِيَ الْفَاسِقِيْنَ). مسلم 3: 1365
Dari Nafi' dari Abdullah (bin ’Umar), bahwasanya Rasulullah
SAW pernah membakar dan menebang kebun kurma milik (Yahudi) Bani Nadlir di
Buwairah, Qutaibah dan Ibnu Rumhin menambahkan dalam haditsnya, lalu Allah ‘Azza
Wa Jalla menurunkan ayat yang artinya “(Apa saja yang kamu tebang dari pohon
kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas
pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan Karena Dia hendak
memberikan kehinaan kepada orang-orang fasiq)” (QS. Al-Hasyr : 5). [HR.
Muslim juz 3, hal. 1365]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar