Pentingnya
Tabayyun
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, agama Islam adalah agama yang haq, agama
yang cinta damai, cinta kepada kerukunan dan benci kepada kekufuran,
perselisihan, pertengkaran, dan perpecahan. Suku Aus dan Khazraj yang
bertahun-tahun saling bermusuhan dan berperang, setelah memeluk Islam mereka
menjadi bersaudara, hidup rukun dan damai. Allah SWT berfirman
:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّ لَا تَفَرَّقُوْا وَ
اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِه? اِخْوَانًا، وَ كُنْتُمْ عَل?ى شَفَا
حُفْرَةٍ مّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مّنْهَا، كَذ?لِكَ يُبَيّنُ اللهُ لَكُمْ
ا?ي?تِه لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ. ال عمران: 103
Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena ni'mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
[QS. Ali 'Imran : 103]
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ
وَ اتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. الحجرات: 10
Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat. [QS. AL-Hujuraat :
10]
Namun
syaithan tidak senang melihat kerukunan kaum muslimin, yang hidup tenteram,
rukun dan damai. Lalu syaithan berusaha menimbulkan kekacauan di kalangan kaum
muslimin, maka tersebarlah di kalangan kaum muslimin saling
memperolok-olok,menghina, mengadu domba, tersebar berita-berita bohong dan
fitnah-memfitnah, pertengkaran,permusuhan,bakan sampai terjadi
peperangan.
Dalam
hadits Nabi SAW disebutkan :
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِىَّ ص يَقُولُ: اِنَّ الشَّيْطَانَ
قَدْ يَئِسَ اَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّوْنَ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَل?كِنْ فِى
التَّحْرِيْشِ بَيْنَهُمْ. مسلم 4: 2166
Dari Jabir,
ia berkata : Saya mendengar Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya syaithan telah
berutus-asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di Jazirah 'Arab ini,
tetapi syaithan berusaha mengadu domba dan menebarkan permusuhan diantara mereka
(kaum muslimin)". [HR.
Muslim juz 4, hal. 2166]
Maka untuk
menghindari tersebarnya berita-berita bohong dan fitnah tersebut Allah SWT
menuntunkan, apabila kita mendengar berita-berita negatif yang menyangkut
saudara kita kaum muslimin, hendaknya kita bertabayyun, mencari kejelasan atau
kebenaran berita tersebut. Allah SWT berfirman :
ي??اَيُّهَا الَّذِيْنَ ا?مَنُوْآ اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوْآ اَنْ
تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَل?ى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ. الحجرات:6
Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.
[QS. Al-Hujuraat : 6]
Di
dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan tentang sebab turunnya ayat tersebut
sebagai berikut :
عَنِ عِيْسِى بْنِ دِيْنَارٍ حَدَّثَنَا اَبِى اَنَّهُ سَمِعَ
الْحَارِثَ بْنَ ضِرَارٍ الْخُزَاعِيّ قَالَ: قَدِمْتُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص
فَدَعَانِيْ اِلَى اْلاِسْلَامِ، فَدَخَلْتُ فِيْهِ وَ اَقْرَرْتُ بِهِ،
فَدَعَانِيْ اِلَى الزَّكَاةِ فَاَقْرَرْتُ بِهَا، وَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَرْجِعُ اِلَى قَوْمِيْ فَاَدْعُوْهُمْ
اِلَى اْلاِسْلَامِ وَ اَدَاءِ الزَّكَاةِ، فَمَنِ
اسْتَجَابَ لِيْ جَمَعْتُ زَكَاتَهُ. فَيُرْسِلُ اِلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ ص
رَسُوْلًا لِاِبَّانِ كَذَا وَ كَذَا لِيَأْتِيَكَ مَا جَمَعْتُ مِنِ الزَّكَاةِ.
فَلَمَّا جَمَعَ الْحَارِثُ الزَّكَاةَ مِمَّنِ اسْتَجَابَ لَهُ وَبَلَغَ
اْلاِبَّانَ الَّذِيْ اَرَادَ رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُبْعَثَ اِلَيْهِ، احْتَبَسَ
عَلَيْهِ الرَّسُوْلُ فَلَمْ يَأْتِهِ، فَظَنَّ الْحَارِثُ اَنَّهُ قَدْ حَدَثَ
فِيْهِ سَخْطَةٌ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَرَسُوْلِهِ، فَدَعَا بِسَرَوَاتِ
قَوْمِهِ، فَقَالَ لَهُمْ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ وَقَّتَ لِيْ وَقْتًا
يُرْسِلُ اِلَيَّ رَسُوْلَهُ لِيَقْبِضَ مَا
كَانَ عِنْدِيْ مِنَ الزَّكَاةِ وَ لَيْسَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص الْخُلْفُ، وَلَا
اَرَى حَبْسَ رَسُوْلِهِ اِلَّا مِنْ سَخْطَةٍ كَانَتْ. فَانْطَلِقُوْا فَنَأْتِيَ
رَسُوْلَ اللهِ ص.
Dari 'Isa bin Dinar, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami ayahku, bahwa ia mendengar Al-Harits
bin Dlirar Al-Khuza'iy berkata : Saya datang kepada Rasulullah SAW, lalu beliau
mengajakku untuk masuk Islam, maka aku pun masuk Islam dan mengikrarkannya.
Kemudian beliau mengajakku untuk mengeluarkan zakat, maka aku pun
mengikrarkannya. Dan saya pun berkata, "Wahai Rasulullah, saya akan pulang
kepada kaumku untuk mengajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Maka
barangsiapa yang menyambut panggilan da'wahku, aku akan mengumpulkan zakat yang
dikeluarkannya, lalu Rasulullah SAW bisa mengutus seorang utusan untuk waktu
yang telah ditentukan demikian dan demikian untuk mengambil zakat yang telah
saya kumpulkan. Ketika Al-Harits telah mengumpulkan zakat dari orang yang
menyambut panggilan da'wahnya, dan telah sampai waktu yang disepakatinya dengan
Rasulullah SAW untuk mengutus utusannya, ternyata utusan tersebut tidak datang
kepadanya. Kemudian Al-Harits mengira bahwa telah terjadi kemurkaan Allah 'Azza
wa Jalla dan Rasul-Nya, maka Al-Harits pun mengumpulkan para hartawan dari
kaumnya, lalu ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah menentukan suatu
waktu untuk mengirim utusan kepadaku untuk mengambil zakat yang telah aku
kumpulkan, dan Rasulullah SAW tidak pernah menyelisihi janjinya. Dan aku mengira
bahwa tidak datangnya utusan beliau itu adalah pertanda dari kemurkaan beliau.
Maka sekarang berangkatlah kalian, kita akan datang kepada Rasulullah
SAW.
وَ بَعَثَ رَسُوْلُ اللهِ ص الْوَلِيْدَ بْنَ عُقْبَةَ اِلَى الْحَارِثِ
لِيَقْبِضَ مَا كَانَ عِنْدَهُ مِمَّا جَمَعَ مِنَ الزَّكَاةِ. فَلَمَّا اَنْ سَارَ
الْوَلِيْدُ حَتَّى بَلَغَ بَعْضَ الطَّرِيْقِ فَرِقَ فَرَجَعَ، فَاَتَى رَسُوْلَ
اللهِ ص وَ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ الْحَارِثَ مَنَعَنِي الزَّكَاةَ وَ
اَرَادَ قَتْلِيْ. فَضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ ص الْبَعْثَ اِلَى
الْحَارِثِ.
Dan Rasulullah SAW telah
mengutus Al-Walid bin 'Uqbah kepada Al-Harits untuk mengambil zakat yang telah
dikumpulkan oleh Al-Harits. Tetapi setelah Al-Walid berangkat, di tengah
perjalanan ia merasa takut (karena di masa Jahiliyyah telah terjadi permusuhan
antara dia dengan kaum tersebut), lalu ia kembali. Kemudian Al-Walid menghadap
Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Al-Harits telah
menolakku untuk mengambil zakat dan bahkan akan membunuhku". Maka Rasulullah SAW
lalu mengirim rombongan untuk menemui Al-Harits
فَاَقْبَلَ الْحَارِثُ بِاَصْحَابِهِ اِذِ اسْتَقْبَلَ الْبَعْثَ وَ
فَصَلَ مِنِ الْمَدِيْنَةِ لَقِيَهُمُ الْحَارِثُ فَقَالُوْا: ه?ذَا الْحَارِثُ.
فَلَمَّا غَشِيَهُمْ قَالَ لَهُمْ: اِلَى مَنْ بُعِثْتُمْ؟ قَالُوْا: اِلَيْكَ.
قَالَ: وَلِمَ؟ قَالُوْا: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ بَعَثَ اِلَيْكَ
الْوَلِيْدَ بْنَ عُقْبَةَ، فَزَعَمَ اَنَّكَ مَنَعْتَهُ الزَّكَاةَ وَ اَرَدْتَ
قَتْلَهُ. قَالَ: لَا، وَ الَّذِي بَعَثَ مُحَمَّدًا بِالْحَقّ، مَا رَ اَيْتُهُ
بَتَّةً وَلَا اَتَانِيْ.
Padahal Al-Harits dan
rombongannya telah berangkat ke Madinah untuk menghadap Nabi SAW. Ketika utusan
Rasulullah SAW sampai di luar Madinah, Al-Harits bertemu dengan mereka, lalu
mereka berkata, "Inikah Al-Harits ?". Maka setelah Al-Harits mendekati mereka,
lalu ia bertanya, "Kepada siapakah kalian diutus ?". Mereka menjawab,
"Kepadamu". Al-Harits bertanya lagi, "Kenapa ?". Mereka menjawab, "Sesungguhnya
Rasulullah SAW telah mengirim Al-Walid bin 'Uqbah kepadamu, lalu dia mengatakan
bahwa kamu telah menolaknya untuk mengambil zakat, bahkan kamu akan
membunuhnya". Maka Al-Harits berkata, "Tidak, demi Allah yang mengutus Muhammad
dengan membawa kebenaran, sesungguhnya kami sama sekali tidak melihatnya, bahkan
dia tidak datang kepadaku".
فَلَمَّا دَخَلَ الْحَارِثُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: مَنَعْتَ
الزَّكَاةَ وَ اَرَدْتَ قَتْلَ رَسُوْلِيْ؟ قَالَ: لَا، وَ الَّذِيْ بَعَثَكَ
بِالْحَقّ، مَا رَ اَيْتُهُ وَلَا اَتَانِيْ وَمَا اَقْبَلْتُ اِلَّا حِيْنَ
احْتَبَسَ عَلَيَّ رَسُوْلُ رَسُوْلِ اللهِ ص خَشِيْتُ اَنْ تَكُوْنَ كَانَتْ
سَخْطَةً مِنَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَرَسُوْلِهِ. قَالَ: فَنَزَلَتِ الْحُجُرَاتُ:
ي??اَيُّهَا الَّذِيْنَ ا?مَنُوْآ اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوْآ
اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَل?ى مَا فَعَلْتُمْ
نَادِمِيْنَ. اِلَى ه?ذَا الْمَكَانِ. فَضْلًا مّنْ اللهِ وَ نِعْمَةً، وَ اللهُ
عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ.
احمد: 6: 396، رقم: 18486
Setelah Al-Harits menghadap
Rasulullah SAW, beliau bersabda kepada Al-Harits, "Wahai Al-Harits, mengapa kamu
menahan zakat dan akan membunuh utusanku ?". Lalu Al-Harits menjawab, "Tidak,
demi Allah yang mengutus engkau dengan membawa kebenaran, saya tidak melihatnya
dan dia tidak datang kepadaku. Bahkan kami tidak datang ke sini melainkan karena
utusan Rasulullah SAW tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, dan saya
takut bahwa itu pertanda kemurkaan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya (kepada
kami)". (Perawi berkata), lalu turunlah ayat dalam QS. Al-Hujuraat (yang
artinya), "Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu"…..hingga "sebagai karunia dan ni'mat dari Allah. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Hujuraat : 6-8).
[HR. Ahmad juz 6, hal. 396, no.
18486]
Dari
peristiwa tersebut harus kita ambil pelajaran, apabila kita mendengar
berita-berita negatif tentang saudara kita kaum muslimin, hendaknya kita
bertabayyun agar tidak terjadi salah faham dan kekacauan di kalangan kaum
muslimin. Dan orang yang menyebarkan berita yang hanya bersumber dari katanya
dan katanya, sangat dibenci oleh Allah. Di dalam hadits disebutkan
:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ
يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا. فَيَرْضَى لَكُمْ اَنْ
تَعْبُدُوْهُ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَ اَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ
جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ وَ اِضَاعَةَ الْمَالِ.
مسلم 3: 1340
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah senang pada
kalian tiga hal, dan benci pada kalian tiga hal. 1) Allah senang pada kalian
bahwa kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. 2) Allah
senang bahwa kalian semua berpegang teguh kepada tali Allah,dan 3) Allah senang
kalian tidak bercerai-berai. Dan Allah benci kepada kalian tiga hal. 1) Allah
benci pada kalian "Katanya dan katanya", 2) Allah benci kalian banyak bertanya
(yang tidak diamalkan), dan 3) Allah benci kalian menyia-nyiakan
harta". [HR.
Muslim juz 3, hal. 1340]
Allah tidak
suka kepada orang yang menyebarkan berita yang dasarnya hanya "katanya dan
katanya", dan Allah SWT berfirman :
وَ لاَ تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَّهِيْنٍ. هَمَّازٍ مَّشَّآءٍ
بِنَمِيْمٍ. مَنَّاعٍ لّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍ. عُتُلّ بَعْدَ ذلِكَ
زَنِيْمٍ. القلم: 10-13
Dan
janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak
mencela, yang kian-kemari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan
baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu
yang terkenal kejahatannya. [QS.
Al-Qalam : 10-13]
Allah tidak
suka kepada orang yang kesana-kemari berbuat fitnah, karena orang muslim itu
haram darahnya, hartanya dan kehormatannya. Dalam hadits Nabi SAW disebutkan
:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَا تَحَاسَدُوْا
وَ لَا تَنَاجَشُوْا وَ لَا تَبَاغَضُوْا وَ لَا تَدَابَرُوْا وَ لَا يَبِعْ
بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ. وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا.
اَلْمُسْلِمُ اَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَ لَا يَخْذُلُهُ، وَ لَا
يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى ه?هُنَا. وَ يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِه ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، بِحَسْبِ امْرِئٍ
مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى
الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ مَالُهُ وَ عِرْضُهُ. مسلم 4: 1986
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian saling
mendengki, janganlah saling bersaing yang tidak sehat, janganlah saling
membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah seseorang diantara kalian
menawar tawaran orang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara. Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang lain. Tidak boleh
berlaku dhalim kepadanya, tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau
menolongnya), dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu di sini". Beliau sambil
mengisyaratkan ke dadanya, tiga kali. "Cukuplah seseorang itu berbuat jahat
apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam. Setiap orang Islam terhadap orang
Islam yang lain adalah haram darahnya, harta bendanya dan
kehormatannya.
[HR. Muslim juz 4, hal. 1986]
Cukuplah
seseorang berbuat jahat apabila merendahkan saudaranya sesama muslim. Oleh
karena itu Allah SWT berfirman :
ي??اَيُّهَا الَّذِيْنَ ا?مَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَس??ى اَنْ يَكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ
عَس??ى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لَا تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ
وَلَا تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ
اْلاِيْمَانِ، وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُول??ئِكَ هُمُ الظّ?لِمُوْنَ. الحجرات:11
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka
(yang memperolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (memperolok-olokkan)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang memperolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) fasik (kepada orang-orang yang)
sudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang dhalim. [Al-Hujuraat
: 11]
ي??اَيُّهَا الَّذِيْنَ ا?مَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ
اِثْمٌ، وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا، اَيُحِبُّ
اَحَدُكُمْ اَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا
اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابُ الرَّحِيْمِ. الحجرات:12
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebahagian kamu mempergunjingkan sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ?
Maka tentulah kamu merasa jijik terhadapnya. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Hujuraat
: 12]
Dan dalam
hadits Rasulullah SAW disebutkan :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ
الظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ. وَ لاَ تَحَسَّسُوْا وَلاَ
تَجَسَّسُوْا وَلاَ تَنَافَسُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ
تَدَابَرُوْا، وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا.
مسلم 4: 1985
Dari Abu Hurairah, ia berkata
: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk),
karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan (hati), janganlah
kalian mendengar-dengarkan (pembicaraan orang lain) dan janganlah kalian
mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat,
janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling membenci dan janganlah
saling membelakangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara”. [HR.
Muslim juz 4, hal. 1985]
عَنْ سَالِمٍ عَنْ اَبِيْهِ، اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
اَلْمُسْلِمُ اَخُو الْمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ. مَنْ كَانَ فِى
حَاجَةِ اَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ. وَ مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ
كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَ
مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
مسلم 4: 1996
Dari Salim dari ayahnya, ia
berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Orang Islam itu saudaranya
orang Islam yang lain, maka tidak boleh ia menganiayanya dan tidak boleh
membiarkannya (dengan tidak mau menolongnya). Barangsiapa yang menolong
kebutuhan saudaranya, maka Allah akan menolong kebutuhannya. Dan barangsiapa
yang meringankan satu kesusahan orang muslim, Allah akan meringankan satu
kesusahan dari kesusahan-kesusahannya pada hari qiyamat. Dan barangsiapa yang
menutup aib (cela) orang Islam, maka Allah akan menutup aib (cela)nya besok pada
hari qiyamat”. [HR. Muslim juz 4,
hal. 1996]
Demikianlah apabila kita saling
menjaga dan menghormati sesama kaum muslimin, menanggapi berita-berita negatif
dengan bertabayyun, akan terwujudlah apa yang disabdakan Nabi SAW
:
عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.
مسلم 4: 1999
Dari Abu Musa, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti satu
bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan"
[HR. Muslim juz 4, hal.
1999]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ فِىْ تَوَادّهِمْ وَ تَرَاحُمِهِمْ وَ تَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
اْلجَسَدِ، اِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ اْلجَسَدِ
بِالسَّهَرِ وَ اْلحُمَّى.
مسلم 4: 1999
Dari Nu'man bin Basyir, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam
berkasih sayang, cinta-mencintai, serta memadu kasih ibarat satu tubuh, apabila
ada anggota badan yang sakit maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit, dengan
tidak bisa tidur dan demam". [HR.
Muslim juz 4, hal. 1999]
Demikianlah, semoga Allah SWT
menuntun kita ke jalan yang benar, dan semoga Allah mengampuni kita,
"Aamiin".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar