Kemenangan kaum muslimin
dan kekalahan kaum murtad di
Bahrain.
Kemudian
datanglah pasukan kaum muslimin di bawah pimpinan Al-'Alaa' bin Hadlramiy yang
dikirim oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiiq untuk membebaskan kota Juwaatsaa
dari kepungan orang-orang murtad. Ketika mendekati Bahrain pasukan Al-'Alaa'
telah diperkuat dengan pasukan Tsumamah bin Utsaal.
Di dalam kitab
Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut :
لَمَّا اقْتَرَبَ مِنْ جُيُوْشِ الْمُرْتَدَّةِ وَقَدْ حَشَدُوْا
وَجَمَعُوْا خَلْقًا عَظِيْمًا نَزَلَ وَنَزَلُوْا، وَبَاتُوْا مُتَجَاوِرِيْنَ فِي
الْمَنَازِلِ. فَبَيْنَمَا الْمُسْلِمُوْنَ فِي اللَّيْلِ اِذْ سَمِعَ الْعَلاَءُ
اَصْوَاتًا عَالِيَةً فِي جَيْشِ الْمُرْتَدّيْنَ، فَقَالَ: مَنْ رَجُلٌ يَكْشِفُ
لَنَا خَبَرَ هؤُلاَءِِ؟ فَقَامَ عَبْدُ اللهِ بْنُ حَذْفٍ فَدَخَلَ
فِيْهِمْ.
Ketika Al-'Alaa'
bin Hadlramiy mendekati pasukan orang-orang yang murtad, sedangkan mereka telah
mengumpulkan personil yang banyak sekali, lalu Al-'Alaa' memberhentikan
pasukannya. Padahal musuh juga berhenti di dekatnya. Mereka bermalam di tempat
yang saling berdekatan. Pada suatu malam Al-'Alaa' mendengar suara hiruk pikuk
dari pasukan kaum murtad, maka ia berkata, "Siapa diantara kalian yang siap
untuk mencari informasi tentang mereka ?". Maka bangkitlah 'Abdullah bin Hadzaf,
lalu dia berjalan memasuki sarang musuh.
فَوَجَدَهُمْ سُكَارَى لاَ يَعْقِلُوْنَ مِنَ الشَّرَابِ. فَرَجَعَ
اِلَيْهِ فَاَخْبَرَهُ. فَرَكِبَ الْعَلاَءُ مِنْ فَوْرِهِ وَ الْجَيْشُ مَعَهُ
فَكَبَسُوْا اُولئِكَ فَقَتَلُوْهُم قَتْلاً عَظِيْمًا، وَقَلَّ مَنْ هَرَبَ
مِنْهُمْ، وَاسْتَوْلَى عَلَى جَمِيْعِ اَمْوَالِهِمْ وَحَوَاصِلِهِمْ وَ
اَثْقَالِهِمْ، فَكَانَتْ غَنِيْمَةً عَظِيْمَةً جَسِيْمَةً.
Setelah
'Abdullah bin Hadzaf matuk kepada mereka, ternyata ia mendapati musuh dalam
keadaan mabuk, mereka tidak sadar karena pengaruh minuman keras. Kemudian
'Abdullah segera kembali dan memberitahukan hal itu kepada Al-'Alaa'. Maka
Al-'Alaa' segera menaiki kudanya beserta pasukannya maju menyerang musuh. Maka
pada malam itu juga mereka banyak membunuh musuh, dan sedikit sekali yang bisa
melarikan diri dari mereka. Dan pasukan Islam berhasil menguasai semua harta
musuh, hasil bumi maupun perbekalan mereka. Dan itu merupakan harta rampasan
perang yang banyak sekali.
وَ كَانَ الْحُطَمُ بْنُ ضُبَيْعَةَ اَخُوْ بَنِي قَيْسِ بْنِ
ثَعْلَبَةَ مِنْ سَادَاتِ الْقَوْمِ نَائِمًا، فَقَامَ دَهْشًا حِيْنَ اقْتَحَمَ
الْمُسْلِمُوْنَ عَلَيْهِمْ فَرَكِبَ جَوَادَهُ فَانْقَطَعَ رِكَابُهُ فَجَعَلَ
يَقُوْلُ: مَنْ يُصْلِحُ لِي رِكَابِيْ ؟ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي
اللَّيْلِ فَقَالَ: اَنَا اُصْلِحُهَا لَكَ، اِرْفَعْ رِجْلَكَ. فَلَمَّا رَفَعَهَا
ضَرَبَهُ بِالسَّيْفِ فَقَطَعَهَا مَعَ قَدَمِهِ، فَقَالَ لَهُ: اَجْهِزْ عَلَيَّ.
فَقَالَ: لاَ اَفْعَلُ. فَوَقَعَ صَرِيْعًا. كُلَّمَا مَرَّ بِهِ اَحَدٌ يَسْأَلُهُ
اَنْ يَقْتُلَهُ، فَيِأْبَى، حَتَّى مَرَّ بِهِ قَيْسُ بْنُ عَاصِمٍ، فَقَالَ لَهُ:
اَنَا الْحُطَمُ فَاقْتُلْنِي! فَقَتَلَهُ. فَلَمَّا وَجَدَ رِجْلَهُ مَقْطُوْعَةً
نَدِمَ عَلَى قَتْلِهِ وَقَالَ: وَ اسُوَأْتَاهْ، لَوْ اَعْلَمُ مَا بِهِ لَمْ
اُحَرّكْهُ.
Tersebutlah
bahwa Al-Hutham bin Dlubai'ah saudara Bani Qais bin Tsa'labah termasuk tokoh
kaumnya, pada waktu itu ia sedang tidur. Ketika kaum muslimin menyerbu mereka,
ia terbangun dalam keadaan terkejut dan langsung melompat ke atas kudanya, namun
sayang tempat pijakannya terputus, maka dia berkata, "Siapa yang bisa
memperbaiki tempat pijakanku ini ?". Lalu datanglah seorang dari tentara kaum
muslimin pada malam itu dan berkata, "Aku bisa memperbaikinya untukmu, angkatlah
kakimu". Ketika ia mengangkat kakinya, maka seketika itu tentara Islam tersebut
memenggal kakinya hingga terputus bersama tapak kakinya, lalu dia berteriak,
"Bunuhlah saja diriku !", lalu dijawab oleh tentara Islam tersebut, "Tidak, aku
tidak mau". Akhirnya ia jatuh tersungkur. Setiap kali ada orang yang
melewatinya, ia meminta supaya membunuhnya. Namun orang-orang tidak mau
membunuhnya, sehingga Qais bin 'Ashim melewatinya, maka ia berkata kepadanya,
"Aku adalah Hutham, maka bunuhlah aku". Maka Qais pun membunuhnya. Ketika Qais
melihat bahwa kakinya telah terpotong, maka dia merasa menyesal karena telah
membunuhnya, dan ia berkata, "Oh, alangkah buruknya, seandainya aku mengetahui
apa yang menimpamu, pasti engkau tidak akan kusentuh".
ثُمَّ رَكِبَ الْمُسْلِمُوْنَ فِي آثَارِ الْمُنْهَزِمِيْنَ،
يَقْتُلُوْنَهُمْ بِكُلّ مِرْصَدٍ وَ طَرِيْقٍ، وَ ذَهَبَ مَنْ فَرَّ مِنْهُمْ اَوْ
اَكْثَرُهُمْ فِي الْبَحْرِ اِلىَ دَارَيْنِ رَكِبُوْا اِلَيْهَا السُّفُنَ.
Kemudian kaum
muslimin mengejar musuh yang melarikan diri. Kaum muslimin berhasil membunuh
mereka di berbagai tempat dan jalan. Dan kebanyakan diantara mereka melarikan
diri menuju laut menyeberang ke Darain. Mereka naik perahu, lari ke
Darain.
ثُمَّ شَرَعَ الْعَلاَءُ بْنُ الْحَضْرَمِيّ فيِ قَسْمِ الْغَنِيْمَةِ.
وَ نَقَلَ اْلاَثْقَالَ وَ فَرَغَ مِنْ ذلِكَ وَ قَالَ لِلْمُسْلِمِيْنَ:
اِذْهَبُوْا بِنَا اِلىَ دَارَيْنِ لِنَغْزُوَ مَنْ بِهَا مِنَ اْلاَعْدَاءِ،
فَاَجَابُوْا اِلىَ ذلِكَ سَرِيْعًا، فَسَارَ بِهِمْ حَتَّى اَتَى سَاحِلَ
الْبَحْرِ لِيَرْكَبُوْا فِي السُّفُنِ، فَرَأَى اَنَّ الشُّقَّةَ بَعِيْدَةٌ لاَ
يَصِلُوْنَ اِلَيْهِمْ فِي السُّفُنِ حَتَّى يَذْهَبَ اَعْدَاءُ
اللهِ.
Kemudian
Al-'Alaa' bin Hadlramiy membagi harta rampasan perang. Setelah pembagian
ghanimah selesai dan barang-barang telah dinaikkan ke kendaraan, lalu Al-'Alaa'
berkata kepada tentaranya, "Mari kita berangkat menuju Darain untuk memerangi
musuh yang berada di sana!". Maka semua pasukan mematuhi perintahnya. Mereka
mulai bergerak sehingga sampai di tepi pantai dan bersiap-siap untuk mengejar
perahu musuh. Namun jarak antara mereka dengan perahu musuh cukup jauh yang
tidak mungkin terkejar, hingga musuh-musuh Allah itu berhasil melarikan
diri.
فَاقْتَحَمَ الْبَحْرَ بِفَرَسِهِ وَ هُوَ يَقُوْلُ: يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ، يَا حَكِيْمُ يَا كَرِيْمُ، يَا اَحَدُ يَا صَمَدُ، يَا حَيُّ يَا
مُحْيِ، يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ، لاَ اِلهَ اِلاَّ
اَنْتَ يَا رَبَّنَا. وَ اَمَرَ الْجَيْشَ اَنْ يَقُوْلُوْا ذلِكَ وَ
يَقْتَحِمُوْا، فَفَعَلُوْا ذلِكَ فَاَجَازَ بِهِمُ الْخَلِيْجَ بِاِذْنِ اللهِ
يَمْشُوْنَ عَلَى مِثْلِ رَمْلَةٍ دَمْثَةٍ فَوْقَهَا مَاءٌ لاَ يَغْمُرُ اَخْفَافَ
اْلاِبِلِ وَلاَ يَصِلُ اِلىَ رُكَبِ الْخَيْلِ، وَ مَسِيْرَتُهُ لِلسُّفُنِ يَوْمٌ
وَ لَيْلَةٌ، فَقَطَعَهُ اِلَى السَّاحِلِ اْلآخَرِ، فَقَاتَلَ عَدُوَّهُ وَ
قَهَّرَهُمْ وَ احْتَازَ غَنَائِمَهُمْ.
Kemudian
Al-'Alaa' segera masuk ke laut dengan kudanya sambil berdo'a, "Ya Allah Yang
Maha Penyayang diantara para penyayang, ya Allah Yang Maha Bijaksana, ya Allah
yang Maha Mulia, ya Allah Yang Maha Esa, ya Allah Tempat bergantung, ya Allah
Yang Maha Hidup, ya Allah Yang Maha Menghidupkan, ya Allah Yang Maha Berdiri
sendiri, ya Allah Yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan, tidak ada Tuhan selain
Engkau, wahai Tuhan kami".
Dan ia
memerintahkan tentaranya untuk mengucapkan do'a yang sama dan langsung masuk ke
laut bersama kuda mereka. Dan pasukan pun melakukannya. Akhirnya dengan idzin
Allah mereka dapat menyeberangi teluk tersebut dengan mengendarai kuda, mereka
berjalan seperti berjalan di atas padang pasir yang datar yang di atasnya ada
airnya, namun tidak sampai sebatas kaki unta dan tidak sampai sebatas lutut
kuda. Padahal perjalanan ini jika ditempuh dengan perahu memakan waktu
sehari-semalam, namun pasukan muslimin berhasil sampai di tepi pantai seberang.
Mereka lalu memerangi musuh hingga mengalahkan mereka dan mengambil harta
rampasan perang mereka.
ثُمَّ رَجَعَ فَقَطَعَهُ اِلىَ الْجَانِبِ اْلآخَرِ فَعَادَ اِلىَ
مَوْضِعِهِ اْلاَوَّلِ، وَ ذلِكَ كُلُّهُ فِي يَوْمٍ، وَلَمْ يَتْرُكْ مِنَ
الْعَدُوّ مُخْبِرًا، وَ اسْتَاقَ الذَّرَارِيَ وَ اْلاَنْعَامَ وَ اْلاَمْوَالَ،
وَلَمْ يَفْقِدُ الْمُسْلِمُوْنَ فِي الْبَحْرِ شَيْئًا سِوَى عُلَيْقَةَ فَرَسٌ
لِرَجُلٍ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَمَعَ هذَا رَجَعَ الْعَلاَءُ فَجَاءَهُ بِهَا،
ثُمَّ قَسَمَ غَنَائِمَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْهِمْ، فَاَصَابَ الْفَارِسُ اَلْفَيْنِ
وَ الرَّاجِلُ اَلْفًا مَعَ كَثْرَةِ الْجَيْشِ.
Kemudan mereka
kembali lagi ke sisi pantai pertama. Perjalanan pulang pergi mereka menyeberangi
teluk tersebut hanya memakan waktu satu hari saja. Dan Al-'Alaa' tidak
menyisakan seorang musuhpun untuk membawa berita.
Kemudian
Al-'Alaa' mulai menggiring para tawanan anak-anak dan wanita, binatang ternak
dan harta mereka. Tidak seorangpun dari kaum muslimin yang kehilangan di laut
tersebut kecuali seekor kuda yang bernama 'Ulaiqah. Namun Al-'Alaa' berhasil
membawanya kembali. Kemudian Al-'Alaa' membagi-bagikan harta rampasan perang
kepada pasukannya. Setiap penunggang kuda berhasil mendapatkan bagian 2.000
dinar, dan setiap pejalan kaki mendapatkan bagian 1.000 dinar, padahal
pasukannya juga banyak. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 721]
Tentang
Al-'Alaa' menyeberangi lautan ini, Ibnul Atsiir dalam kitabnya Al-Kaamil fit
Taariikh juga menyebutkan sebagai berikut :
وَقَالَ لَهُمْ: قَدْ اَرَاكُمُ اللهُ مِنْ ايتِهِ فِي الْبَرّ
لَتَعْتَبِرُوْا بِهَا فِي الْبَحْرِِ، فَانْهَضُوْا اِلىَ عَدُوّكُمْ
وَاسْتَعْرِضُوا الْبَحْرَ. وَ ارْتَحَلَ وَ ارْتَحَلُوْا حَتَّى اقْتَحَمَ
الْبَحْرَ عَلَى الْخَيْلِ وَ اْلاِبِلِ وَ الْحَمِيْرِ وَ غَيْرِ ذلِكَ، وَ
فِيْهِمُ الرَّاجِلُ، وَ دَعَا وَ دَعَوْا. وَ كَانَ مِنْ دُعَائِهِمْ: يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، يَا كَرِيْمُ، يَا حَلِيْمُ، يَا اَحَدُ، يَا صَمَدُ، يَا
حَيُّ، يَا مُحْيِي الْمَوْتَى، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ
يَا رَبَّنَا! فَاجْتَازَوْا ذلِكَ الْخَلِيْجَ بِاِذْنِ اللهِ يَمْشُوْنَ عَلَى
مِثْلِ رَمْلَةٍ فَوْقَهَا مَاءٌ يَغْمُرُ اَخْفَافَ اْلاِبِلِ.
Dan Al-'Alaa'
berkata, "Allah telah memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya di
darat, maka hendaklah kalian mengambil pelajaran dengannya di laut, maka
kejarlah musuh kalian, dan seberangilah lautan itu. Kemudian Al-'Alaa' berangkat
dengan naik kuda menyeberangi lautan. Dan pasukannya pun mengikutinya, sehingga
mereka berhasil menyeberangi lautan, ada yang naik kuda, ada yang naik unta, ada
yang naik himar dan ada pula yang berjalan kaki. Dan ketika Al-'Alaa' berdoa,
merekapun turut berdo'a. Dan diantara do'a mereka ialah (yang artinya), "Ya
Allah Yang Maha Penyayang diantara para penyayang, ya ya Allah yang Maha Mulia,
ya Allah Yang Maha Penyantun, ya Allah Yang Maha Esa, ya Allah Tempat
bergantung, ya Allah Yang Maha Hidup, ya Allah Yang Menghidupkan orang-orang
yang mati, ya Allah Yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, tidak ada Tuhan selain
Engkau, wahai Tuhan kami".
Dan dengan idzin
Allah mereka dapat menyeberangi teluk tersebut seperti berjalan di atas padang
pasir yang di atasnya ada air, yang hanya mencapai kaki unta. [Al-Kaamil fit
Taariikh juz 2, hal. 227]
وَكَتَبَ اِلَى الصّدّيْقِ فَاَعْلَمَهُ بِذلِكَ، فَبَعَثَ الصّدّيْقُ
يَشْكُرُهُ عَلَى مَا صَنَعَ، وَقَدْ قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي
مُرُوْرِهِمْ فِي الْبَحْرِ، وَهُوَ عَفِيْفُ بْنُ
الْمُنْذِرِ:
* اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللهَ
ذَلَّلَ بَحْرَهُ
* وَ اَنْزَلَ بِالْكُفَّارِ اِحْدَى
الْجَلاَئِلِ
* دَعَوْنَا اِلىَ شِقّ
الْبِحَارِ
* فَجَاءَنَا بِاَعْجَبَ مِنْ فَلَقِ
الْبِحَارِ اْلاَوَائِلِ
Kemudian
Al-'Alaa' mengirim surat kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiiq memberitahukan
kemenangan ini. Lalu Abu Bakar Ash-Shiddiiq mengirim utusan sebagai tanda terima
kasihnya kepada Al-'Alaa' atas apa yang telah ia capai. Dan salah satu diantara
pasukan muslimin, yaitu 'Afiif bin Mundzir membuat sya'ir yang artinya
:
Tidakkah kamu
lihat bagaimana Allah telah menaklukkan laut-Nya,
Dan menurunkan
kepada orang-orang kafir hukuman-Nya,
Kami berdo'a
kepada Tuhan yang pernah membelah lautan,
Maka Dia
mendatangkan kepada kami keajaiban yang lebih hebat dari yang
terdahulu. [Al-Bidaayah
wan Nihaayah juz 6, hal. 721]
Walloohu
a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar