Mentalqinkan Orang Yang Akan Meninggal
Dalam
menjenguk orang sakit, maka apabila ternyata yang sakit itu sudah amat berat dan
telah mendekati ajalnya, agama mensyari'atkan untuk mentalqinkannya, yaitu
menuntunnya agar mengingat dan membaca "Laa Ilaaha Illaallooh" (Tiada Tuhan
selain Allah).
Cara
menuntunnya dengan lemah lembut dan pelan-pelan, tidak tergesa-gesa supaya tidak
menimbulkan perasaan tidak senang bagi orang yang sakit
tersebut.
عَنْ مُعَاذٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ كَانَ
اخِرُ قَوْلـِهِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. احمد و ابو
داود
Dari
Mu'adz, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa yang akhir ucapannya itu laa ilaaha illallooh, maka dia
masuk syurga".
[HR. Ahmad dan Abu Dawud]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: لَـقِّـنُوْا مَوْتَاكُمْ
لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. الجماعة الا البخارى
Dari
Abu Sa'id dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Talqinkanlah orang-orang yang akan
mati diantara kalian dengan kalimat laa ilaaha illallooh".
[HR. Jama'ah kecuali Bukhari]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits di atas jelaslah bahwa perintah agama untuk mentalqin itu waktunya
adalah ketika seseorang sudah mendekati ajalnya, jadi bukan di atas qubur
setelah mayyit itu ditanam. DAn mentalqinkan mayyit di atas qubur itu adalah
penyelewengan dari tuntunan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, bahkan
bertentangan dengan ayat Al-Qur'an sendiri yang berbunyi :
اِنَّـكَ لاَ تُسْمِعُ اْلمَوْتى. النمل:80
"Sesungguhnya
engkau (Muhammad) tidak dapat menjadikan orang-orang yang telah mati itu
mendengar"
[QS. An-Naml : 80]
Adapun
membacakan surat Yaasiin kepada orang yang akan meninggal dunia, memang ada
riwayat/haditsnya, tetapi riwayat/hadits-hadits tersebut tidak ada yang sah. Di
antara hadits-hadits itu sebagai berikut :
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِقْرَءُوْا
يس عَلَى مَوْتَاكُمْ. ابو داود و ابن ماجه
Dari
Ma'qil bin Yasar ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Bacakanlah Yaasiin
untuk orang-orang yang akan mati di antara kalian".
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]
وَ اَحْمَدُ وَ لَـفْظُهُ: يس قَـلْبُ اْلـقُرْآنِ. لاَ يَقْرَأُهَا
رَجُلٌ يُرِيـْدُ اللهَ وَ الدَّارَ اْلاخِرَةَ اِلاَّ غُفِرَ لَهُ، وَ
اقْرَأُوْهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ. احمد
Dan
Ahmad dengan lafadh (artinya), "Yaasin itu jantung Al-Qur'an yang tidak dibaca
oleh seseorang karena Allah dan kampung akhirat melainkan dia akan diampuninya,
oleh karena itu bacakanlah untuk orang-orang yang akan mati di antara
kalian".
[HR. Ahmad]
[Hadits-hadits
tersebut ada cacatnya dan dlo'if, lihat Nailul Author juz IV halaman :
25]
Hal-hal yang dilakukan terhadap orang yang
baru saja meninggal dunia :
a)
Menutupkan kedua matanya
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: دَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى اَبِى
سَلَمَةَ وَ قَدْ شَقَّ بَصَرُهُ، فَـاَغْمَضَهُ. ثُمَّ قَالَ: اِنَّ الرُّوْحَ
اِذَا قُبِضَ تَبِعَهُ اْلبَصَرُ. فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ اَهْلـِهِ فَقَالَ: لاَ
تَدْعُوْا عَلَى اَنــْفُسِكُمْ اِلاَّ بِخَيْرٍ. فَاِنَّ اْلمَلاَئِكَةَ
يُؤَمِّنُوْنَ عَلَى مَا تَـقُوْلُـوْنَ. ثُمَّ قَالَ: اَللّهُمَّ اغْفِرْ ِلاَبِى
سَلَمَةَ. وَ ارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِى اْلمَهْدِيِّـيْنَ، وَ اخـْلُـفْهُ فِى
عَقِبِهِ فِى اْلغَابِرِيـْنَ وَ اغْفِرْلَـنَا وَ لَهُ يـَا رَبَّ
اْلعَالَمِـيْنَ، وَ افْسَحْ لَهُ فِى قَـبْرِهِ، وَ نَـوِّرْ لَهُ فِـيْهِ. مسلم
2:634
Dari
Ummu Salamah, ia berkata : Rasulullah SAW mendatangi jenazah Abu Salamah (yang
baru saja meninggal), sedang kedua matanya masih terbuka, maka Rasulullah SAW
mengatupkan kedua matanya dan bersabda, "Sesungguhnya roh itu apabila diambil
diikuti oleh pandangan". Kemudian para keluarganya menjerit, maka sabdanya pula,
"Janganlah kalian mendo'akan bagi dirimu kecuali yang baik, karena sesungguhnya
para malaikat mengamini apa yang kalian katakan". Kemudian beliau bersabda lagi,
"Ya Allah berilah ampunan bagi Abu Salamah dan tinggikanlah derajatnya diantara
orang-orang yang mendapat petunjuk dan berilah dia ganti dalam keturunannya
(dengan yang lebih baik), dan ampunilah kami dan dia Ya Allah Tuhan semesta
alam, dan lapangkanlah kuburnya serta terangilah dia di
dalamnya".
[HSR. Muslim juz II, hal. 634]
عَنْ شَدَّادِ بْنِ اَوْسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا
حَضَرْتُمْ مَوْتَاكُمْ فَأَغْمِضُوا اْلبَصَرَ. فَاِنَّ اْلبَصَرَ يَـتْبَعُ
الرُّوْحَ وَ قُوْلُوْا خَيْرًا فَـاِنَّـهُ يُـؤَمَّنُ عَلَى مَا قَالَ اَهْلُ
اْلمَيِّتِ. احمد و ابن ماجه فى نيل الاوطار 4:24
Dari
Syaddad bin Aus, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Apabila kalian datang
kepada orang yang (baru saja) meninggal diantara kalian, maka pejamkanlah
matanya. Karena sesungguhnya pandangan mata itu mengikuti rohnya. Dan ucapkanlah
yang baik, karena sesungguhnya apa yang diucapkan oleh keluarga si mayyit itu
diamini (oleh para malaikat)".
[HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dalam Nailul Authar juz IV, hal
24]
Keterangan
:
1. Dari
hadits diatas, menunjukkan bahwa dianjurkan menutupkan kedua mata si
mayyit bila masih dalam keadaan terbuka dan supaya memohonkan ampunan dan
kebaikan baginya serta keluarga yang ditinggalkannya.
2. Adapun permohonan ampun dan kebaikan itu,
kalau mayyit tersebut adalah orang Islam dan bagi keluarga yang beragama Islam.
Sedang apabila orang diluar Islam maka tidak boleh memohonkan ampunan, tetapi
hendaklah disantuni dan dirawat sebagaimana layaknya terhadap sesama
manusia.
Firman
Allah, dalam surat At-Taubah ayat 113 :
مَا كَانَ لـِلنَّبِيِّ وَ الَّذِيـْنَ امَنُوْآ اَنْ يَّسْتَـغْفِرُوْا
لـِلْمُشْرِكـِيْنَ وَ لَوْ كَانُـوْا اُولــِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا
تَـبَـيَّنَ لَـهُمْ اَنــَّهُمْ اَصْحَابُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
"Tidak
patut bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampun (kepada Allah)
bagi orang-orang musyrik, walaupun mereka itu keluarga yang dekat, setelah jelas
bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahannam".
[QS. At-Taubah 113]
Dan
ada riwayat sebagai berikut :
عَنْ عَلـِيٍّ رض قَالَ: قُـلْتُ لـِلنَّبِيِّ ص اِنَّ عَمَّكَ
الشَّيْخَ الضَّالَّ قَدْ مَاتَ. قَالَ: اِذْهَبْ فَوَارِ اَبـَاكَ ثُمَّ وَ لاَ
تُحْدِثَنَّ شَيْئًا حَتَّى تَأْتِـيَنـِى. فَذَهَبْتُ فَوَارَيـْتُهُ وَ جـِئْتُهُ
فَـأَمَرَنـِى فَاغْتَسَلْتُ وَ دَعَالِيْ. ابو داود 3:214
Dari
Ali (bin Abu Thalib) berkata : Saya pernah berkata kepada Nabi SAW :
"Sesungguhnya pamanmu yang sudah tua dan sesat itu (Abu Thalib) telah mati".
Maka Rasulullah SAW bersabda : "Pergilah engkau menguburkan bapakmu dan jangan
berbuat apa-apa sampai engkau datang lagi kepadaku". (Maka Ali berkata) :
"Akupun lalu pergi menguburkannya, kemudian aku datang kepada beliau, lalu
beliau menyuruhku mandi, maka akupun mandi, kemudian beliau berdo'a
untukku".
[HR. Abu Dawud juz III, hal. 214]
b) Menutupinya dengan kain atau lain-lain penutup
yang dianggap patut.
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص حِيْنَ تُـوُفِّيَ سُجِّيَ
بِـبُرْدِ حِبَرَةٍِ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
Aisyah, "Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika wafat beliau ditutup dengan selimut
bergaris".
[HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim]
Menangisi Mayyit
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: اُصِيْبَ اَبِى يَوْمَ اُحُدٍ، فَجَعَلْتُ اَبْكِى
فَجَعَلُـوْا يَـنْهَوْنـِى وَ رَسُوْلُ اللهِ ص لاَ يَـنْهَانـِى. فَجَعَلَتْ
عَمَّتِى فَاطِمَةُ تَـبْكِى. فَقَالَ النَّبِيُّ ص تَـبْكِـيْنَ اَوْ لاَ
تَـبْكِـيْنَ مَا زَالَتِ اْلمَلاَئِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى
رَفَعْتُمُوْهُ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
Jabir, ia berkata : Ayahku ditimpa mushibah pada hari peperangan Uhud, lalu aku
menangis, kemudian mereka (para shahabat) melarangku, sedang Rasulullah SAW
(sendiri) tidak melarang ku. Lalu bibiku Fathimah (juga) menangis. Lalu Nabi SAW
bersabda : "Kamu menangis ataupun tidak, malaikat tetap menaunginya dengan
sayap-sayap mereka, sehingga kamu sekalian mengangkatnya".
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz IV, hal,
111]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: مَاتَتْ زَيـْنَبُ بِنْتُ رَسُوْلِ اللهِ ص
فَبَكَتِ النِّسَاءُ، فَجَعَلَ عُمَرُ يَضْرِبُـهُنَّ بِسَوْطِهِ، فَأَخَذَ
رَسُوْلُ اللهِ ص بِـيَدِهِ وَ قَالَ: مَهْلاً يَا عُمَرُ. ثُمَّ قَالَ:
اِيـَّاكُنَّ وَ نَعِيْقَ الشَّيْطَانِ. ثُمَّ قَالَ: اِنَّهُ مَهْمَا كَانَ مِنَ
اْلعَيْنِ وَ اْلـقَـلْبِ فَمِنَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ مِنَ الرَّحْمَةِ. وَ مَا
كَانَ مِنَ اْليَدِ وَ الِّلسَانِ فَمِنَ الشَّيْطَانِ. احمد
Dari
Ibnu 'Abbas, ia berkata : Zainab binti Rasulullah SAW meninggal dunia, lalu para
wanita menangis. Kemudian 'Umar memukul mereka dengan cambuknya. Lalu Rasulullah
SAW memegang tangan 'Umar sambil bersabda : "Sabar ya 'Umar !" Kemudian beliau
bersabda : "Jauhkankah dirimu dari meraung-raung yang berasal dari syaithan".
Kemudian beliau bersabda (lagi) : "Karena sesungguhnya bila tangisan itu hanya
sekedar mengeluarkan air mata dan kesedihan hati, maka ia itu berasal dari Allah
'Azza wa Jalla dan dari perasaan iba. Dan bila (tangisan) itu diikuti perbuatan
tangan dan lisan, maka ia itu berasal dari syaithan".
[HR. Ahmad]
عَنِ ابـْنِ عُمَرَ قَالَ: اِشْتَكَى سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ شَكْوًى
لَهُ، فَاَتـَاهُ النَّبِيُِّ ص يَعُوْدُهُ مَعَ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ عَوْفٍ، وَ
سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ، وَ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ. فَـلَمَّا دَخَلَ
عَلَـيْهِ وَجَدَهُ فِى غَشِيِّهِ، فَـقَالَ: قَدْ قُضِيَ؟ فَـقَالُـوْا: لاَ يَا
رَسُوْلَ اللهِ. فَبَكَى رَسُوْلُ اللهِ ص. فَـلَمَّا رَأَى اْلـقَوْمُ بُكَاءَهُ
بَكَوْا، قَالَ: اَلاَ تَـسْمَعُوْنَ؟ اِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ بِدَمْعِ
اْلعَـيْنِ وَ لاَ بِحُزْنِ اْلـقَـلْبِ، وَ لكِنْ يُـعَذِّبُ بِـهذَا. وَ اَشَارَ
اِلَى لـِسَانِهِ اَوْ يَـرْحَمُ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
Ibnu 'Umar, ia berkata : Sa'ad bin 'Ubadah mengadukan sakitnya, lalu Nabi SAW
datang menjenguknya bersama Abdurrahman bin 'Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan
Abdullah bin Mas'ud. Kemudian tatkala Nabi SAW masuk kepadanya, ia menjumpainya
dalam keadaan sangat kritis. Lalu Nabi SAW bertanya (kepada para shahabat) :
"Apakah ia sudah mati ?" Lalu mereka menjawab : "Belum, ya Rasulullah". Lalu
Rasulullah SAW menangis. Setelah orang-orang melihat Nabi SAW menangis,
merekapun ikut menangis. Lalu Nabi SAW bertanya : "Apakah kalian tidak mendengar
? Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa sebab melelehnya air mata dan tidak
pula susahnya hati, tetapi Allah akan menyiksa atau memberi rahmat sebab ini",
sambil berisyarat ke lisannya.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz IV, hal,
112]
عَنْ عَائِـشَةَ اَنَّ سَعْدَ بـْنَ مُعَاذٍ لَمَّا مَاتَ حَضَرَهُ
رَسُوْلُ اللهِ ص، وَ اَبـُوْ بَكْرٍ، وَ عُمَرُ، قَالَتْ: فَوَ الَّذِيْ نَـفْسِى
بِـيَدِهِ اِنِّى َلأَعْرِفُ بُكَاءَ اَبِى بَكْرٍ، مِنْ بُكَاءِ عُمَرَ. وَ اَنـَا
فِى حُجْرَتـِى. احمد، فى نيل الاوطار 4:114
Dari
'Aisyah, bahwa Sa'ad bin Mu'adz ketika ia meninggal dunia, Rasulullah SAW, Abu
Bakar, dan 'Umar mendatanginya. 'Aisyah berkata : "Demi Dzat yang diriku dalam
kekuasaan-Nya, sesungguh aku lebih mengetahui tangisan Abu Bakar daripada
tangisan 'Umar, sedang aku berada di dalam kamarku".
[HR. Ahmad, dalam Nailul Authar juz IV, hal. 114]
عَنْ جَابِرِ بـْنِ عَتِـيْكٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص جَاءَ يَعُوْدُ
عَبْدَ اللهِ بـْنَ ثَـابِتٍ فَوَجَدَهُ قَدْ غُلِبَ. فَصَاحَ بِهِ فَـلَمْ
يُجـِبْهُ. فَاسْتَرْجَعَ، وَ قَالَ: غُلـِبْنَا عَلَـيْكَ يَا اَبـَا
الـرَّبِـيْعِ! فَصَاحَ النِّسْوَةُ وَ بَكَـيْنَ. فَجَعَلَ ابـْنُ عَتِـيْكٍ
يُسَكِّـنُـهُنَّ. فَـقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: دَعْهُنَّ فَـاِذَا وَجَبَ فَلاَ
تَـبْكِـيَنَّ بَـاكِـيَةٌ. قَالُـوْا: وَ مَا اْلـوُجُوْبُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟
قَالَ: اَلــْمَوْتُ. ابو داود و النسائى، فى نيل الاوطار 4:114
Dari
Jabir bin 'Atiek, bahwa Rasulullah SAW datang menjenguk 'Abdullah bin Tsabit,
lalu beliau menjumpainya sudah sangat payah, lalu beliau memanggil dengan suara
keras, tapi ia tidak menjawab, lalu beliau mengucapkan "Innaa lillaahi wa
innaa ilaihi rooji'uun" dan bersabda : "Kamu mendahului kami wahai Abu Rabi'
", lalu para wanita menjerit dan menangis. Kemudian Ibnu 'Atiek berusaha
menenangkan mereka. Lalu Rasulullah SAW bersabda : "Biarkanlah mereka dan
apabila sudah pasti jangan ada seorangpun yang menangis". Mereka bertanya : "Apa
yang dimaksud "pasti" itu, ya Rasulullah ?" Beliau menjawab :
"Mati".
[HR. Abu Dawud dan Nasai, dalam Nailul Authar juz IV, hal.
114]
Keterangan
:
Dari
Hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa menangisi mayyit yang tidak
berlebih-lebihan itu boleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar