PERINGATAN
UNTUK ORANG YANG BERTAQWA
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا. مَنْ
يَهْدِ الله فَهُوَ اْلمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ
وَالاَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ.
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَمَّا
بَعْدُ:
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang berbahagia, marilah kita panjatkan puji syukur kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan banyak kenikmatan kepada kita,
Rasa
syukur kita kepada Allah tidak cukup hanya dengan ucapan "hamdalah"
maupun sujud syukur, akan tetapi lebih dari itu semua, kita tingkatkan ketaqwaan
kita kepada Allah SWT dalam arti yang sebenar-benarnya, yakni kita laksanakan
perintah Allah dan kita jauhi larangan-larangan-Nya tanpa
pilih-pilih.
Dengan
taqwa tersebut insya Allah kita dapat memperoleh berbagai keberhasilan dalam
hidup kita, terutama mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan yang
semu, yakni kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak, karena taqwa memang
merupakan kunci bagi keberhasilan
semacam itu, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali 'Imron 133
:
وَسَارِعُوْا اِلى مَغْفِرَةٍ مّنْ رَّبّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
السَّموتُ وَاْلاَرْضُ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ.
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa.
[Ali Imran : 133]
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang berbahagia, taqwa, disamping bisa membuahkan
kebahagiaan di akhirat, juga bisa membuahkan keberhasilan di dunia ini,
yaitu dimudahkanNya semua urusan kita, diberi jalan keluar dari kesulitan, dan
diberi rizki yang tidak disangka-sangka, sebagaimana firman-Nya
:
وَمَنْ يَّتَّقِ الله يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لاَيَحْتَسِبُ.الطلاق:2-3
Dan
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezqi dari arah yang tiada
disangka-sangkanya.[Ath-Thalaaq
: 2-3]
وَمَنْ يَّتَّقِ الله يَجْعَلْ لَّه مِنْ اَمْرِه
يُسْرًا.الطلاق:4
Dan
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia mengadakan baginya kemudahan
dalam urusannya.
[Ath-Thalaaq : 4]
Disamping
itu buah ketaqwaan kepada Allah tidak hanya dapat dinikmati oleh orang per orang
saja, tetapi juga dapat diperoleh dan dinikmati oleh
masyarakat secara bersama-sama, baik masyarakat sebuah desa, sebuah kota, maupun sebuah negara.
Kebalikannya, keingkaran kepada Allah bisa juga menimpa masyarakat secara
bersama-sama, bukan hanya orang per orang pelaku keingkaran tersebut. Firman
Allah :
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرى امَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ بَرَكتٍ مّنَ السَّمَاءِ وَاْلاَرْضِ وَلكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنهُمْ
بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ. الاعراف:96
Jikalau
sekiranya penduduk kota-kota beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
[Al-A'raaf : 96].
Ayat
tersebut mengandung dua pengertian, yaitu:
1. Janji Allah kepada orang yang bertaqwa, yakni
akan dilimpahi berkah dari langit dan dari bumi.
2. Ancaman siksa terhadap orang-orang yang
mendustakan (mengingkari) ayat-ayat Allah.
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang berbahagia, karunia Allah kepada suatu bangsa karena ketaqwaan bangsa
tersebut pernah dilimpahkan Allah ke berbagai bangsa, antara lain ke Bangsa
Mesir pada jaman Nabi Yusuf, kepada Bani Israil pada jaman Nabi Dawud dan Nabi
Sulaiman, dan kepada Bangsa Arab sendiri setelah mereka semua menerima seruan
Nabi Muhammad SAW.
Sedang siksa Allah kepada suatu bangsa yang
disebabkan keingkaran bangsa tersebut antara lain pernah ditimpakan Allah kepada
Bangsa Mesir ketika Bangsa Mesir berada di bawah pimpinan Fir'aun. Allah
mengirim berbagai bencana, antara lain
berupa kemarau yang panjang, kekurangan buah-buahan dan hasil panen (musim
paceklik), angin taufan yang dahsyat,
hama belalang, kutu dan katak, serta air yang berubah menjadi darah.
وَلَقَدْ اَخَذْنَا الَ فِرْعَوْنَ بِالسّنِيْنَ وَنَقْصٍ مّنَ
الثَّمَرتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ. الاعراف:130
Dan
sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun) dan kaumnya dengan (mendatangkan)
musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil
pelajaran.
[Al-A'raaf : 130]
فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ
وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ ايتٍ مُّفَصَّلتٍ، فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا
مُّجْرِمِيْنَ. الاعراف:133
Lalu
Kami kirim kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti
yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang
berdosa.
[Al-A'raaf : 133]
Tetapi
Fir'aun tidak juga mau sadar dari kesombongannya dan keingkarannya kepada Allah,
maka Allah memberinya hukuman yang terakhir, ia bersama bala tentaranya yang
mengejar Musa dan Bani Israil ditenggelamkan di laut.
فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنهُمْ فِى الْيَمّ بِاَنَّهُمْ
كَذَّبُوْا بِايتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غفِلِيْنَ.
Kemudian
Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka
mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan
ayat-ayat Kami itu.
[Al-A'raaf : 136]
Allah
sebetulnya memberikan peringatan kepada
orang-orang/kaum yang berbuat kedlaliman secara bertahap sebagaimana peringatan
yang diberikan kepada Fir'aun tersebut, agar mereka berfikir dan mau surut dari
kesombongan dan kedlalimannya. Akan tetapi apabila dengan peringatan demi
peringatan itu mereka tidak mau sadar juga, maka Allah justru makin membuka pintu-pintu
kesenangan yang banyak sehingga mereka semakin bangga dengan kesombongan dan
kemaksiyatannya, makin leluasa menuruti kehendak hawa nafsunya dan makin tidak
percaya kepada peringatan-peringatan yang baik.
Tatkala
orang-orang yang dlalim dan sombong tersebut sedang asyik bergembira dengan
segala fasilitas dan kemewahan yang ada, dengan sekonyong-konyong Allah
mendatangkan siksa secara mendadak, akhirnya hancur dan tidak akan tertolong
lagi.
Perhatikan
firman Allah dalam surat Al-An'aam : 44 :
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكّرُوْا بِه فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلّ شَيْءٍ حَتّى اِذَا فَرِحُوْا
بِمَا اُوْتُوْا اَخَذْنهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ.
الانعام:44
Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa.
[Al-An'aam : 44]
Dan
di akherat kelak, ketika mereka tak
mungkin kembali ke dunia, mereka akan
menyesali perbuatannya, tetapi penyesalan mereka itu tidak ada gunanya
lagi.
..... فَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رَبَّنَا
اَخّرْنَا اِلى اَجَلٍ قَرِيْبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ، اَوَلَمْ تَكُوْنُوْا اَقْسَمْتُمْ
مّنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مّنْ زَوَالٍ. ابرهيم:44
Maka
berkatalah orang-orang yang dlalim : "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami
(kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami
akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti Rasul-rasul". (Kepada mereka
dikatakan) : "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali
kamu tidak akan binasa ?".
[Ibrahim : 44]
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang berbahagia,
kitapun sebagai bangsa sudah dua kali diberi karunia yang tak terhingga oleh Allah,
yang pertama dibebaskan-Nya kita
dari penjajahan yang mencengkeram selama
kurang-lebih 350 tahun, dan yang
kedua, 32 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1965, Allah telah
memberikan kenikmatan yang besar kepada bangsa Indonesia pada umumnya dan ummat
Islam pada khususnya, yakni kita dapat menumpas Gerakan 30 September (G 30
S/PKI) yang telah mengkoyak-koyak kesatuan dan persatuan bangsa, dengan
menghalalkan segala cara untuk merusak ideologi negara dan berusaha merubah
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang atheis.
Untuk
itu kita wajib bersyukur dengan meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa,
serta meningkatkan kewaspadaan agar tragedi Nasional yang telah menimpa bangsa
dan negara kita yaitu pengkhianatan PKI yang terkenal dengan Gerakan 30
September (G 30 S/PKI) itu tidak terulang kembali.
Berbagai
peristiwa dan bencana yang menimpa kita akhir-akhir ini tampaknya perlu kita
cermati dan kita renungkan, jangan-jangan kita kurang atau bahkan sama sekali
tidak bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya tersebut, jangan-jangan itu semua
merupakan peringatan Allah kepada kita.
Akhir-akhir
ini terjadi berbagai perselisihan yang tidak bisa dilihat sekedar sebagai
perbedaan pendapat, apalagi perbedaan pendapat yang merupakan rahmat, melainkan
sudah merupakan luapan kedengkian dan kebencian yang mengarah ke perpecahan. Hal
itu tampak dari saling tuduh, saling menyalahkan, saling melecehkan yang
terlontar dan dimuat oleh berbagai koran. Dan perpecahan bukanlah rahmat
melainkan adzab, sebagaimana hadits Nabi
berikut ini.
اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ.
"Persatuan
itu rahmat dan perpecahan itu adzab".
Disamping
itu kerusakan moral melanda semua lapisan masyarakat, yaitu berupa perjudian,
mabuk-mabukan, ngepil, perampokan, perkosaan, pembunuhan yang tak mengenal
perikemanusiaan, dan lain sebagainya.
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang berbahagia, oleh karena itu berbagai bencana yang
terjadi akhir-akhir ini yang berupa kebakaran hutan, pesawat terbang jatuh,
kekeringan di mana-mana akibat kemarau yang panjang, tabrakan lalu lintas yang
banyak makan korban dsb, barangkali itu semua merupakan peringatan dari Allah
SWT yang perlu kita renungkan. Nabi SAW pernah bersabda.
اِنَّ مِنْ اَشْرَاطِ السَّاعَةِ اَنْ يُرْفَعَ اْلعِلْمُ وَيُثْبِتَ
الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيُظْهَرَ الزّنَا.
Sesungguhnya
di antara tanda-tanda datangnya qiyamat/binasanya suatu ummat (bangsa) ialah
diangkatnya (didangkalkannya) pengetahuan (agama), dikuatkan (didukungnya) sifat
jahil/bodoh tentang agama, diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan
dilakukan kemaksiatan perzinaan secara meluas.
[HR. Bukhari]
Dalam
riwayat yang lain Rasulullah SAW
bersabda :
اَنَّهُ سَيُصِيْبُ اُمَّتِى دَاءُ اْلاُمَمِ. وَقَالُوْا : وَمَا دَاءُ اْلاُمَمِ ؟ قَالَ: اَْلاَشَرُ
وَالْبَطَرُ وَالتَّكَاثُرُ وَالتَّنَافُسُ فِى الدُّنْيَا وَالتَّبَاغُضُ
وَالتَّحَاسُدُ حَتَّى يَكُوْنَ اْلبَغْيُ ثُمَّ يَكُوْنَ الْـهَرَجُ. ابن ابى
الدنيا عن ابى هريرة.
Sesungguhnya
ummatku akan ditimpa oleh penyakit ummat. Para shahabat bertanya : Apakah
penyakit ummat tersebut ya Rasulullah ? Nabi SAW bersabda : 1) kufur nikmat, 2)
sombong (takabur), 3) serakah, 4) bersaing (tidak sehat) tentang urusan dunia,
5) berbenci-bencian, 6) berdengki-dengkian sehingga meningkat melampaui batas
(berlaku kejam) dan kemudian berbunuh-bunuhan.
Memperhatikan
kejadian demi kejadian yang menimpa kita
dan memperhatikan sabda Rasul tersebut,
kita perlu khawatir dan perlu mawas diri serta berfikir dengan serius
demi keselamatan kita bersama dan agar adzab/siksa yang pernah menimpa orang-orang dahulu tidak menimpa kita
sekarang ini.
Untuk
itu marilah kita perhatikan hadits Nabi SAW berikut ini.
اَلدُّنْيَا بُسْتَانٌ زُيّنَتْ بِخَمْسَةِ اَشْيَاءَ: عِلْمُ
الْعُلَمَاءِ وَعَدْلُ اْلاُمَرَاءِ وَعِبَادَةُ الْعُبَّادِ وَاَمَانَةُ
التُّجَّارِ وَنَصِيْحَةُ الْمُحْتَرِفِيْنَ. فَجَاءَ اِبْلِيْسُ بِخَمْسَةِ
اَعْلاَمٍ فَاَقَامَهَا بِجَنْبِ هذِهِ الْخَمْسِ. جَاءَ بِالْحَسَدِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعِلْمِ
وَجَاءَ بِالْجَوْرِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعَدْلِ وَجَاءَ بِالرّيَاءِ فَرَكَزَهُ
بِجَنْبِ الْعِبَادَةِ وَجَاءَ بِالْخِيَانَةِ فَرَكَزَهَا بِجَنْبِ اْلاَمَانَةِ
وَجَاءَ بِالْغَشّ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ النَّصِيْحَةِ
Dunia
ini laksana taman yang dihiasi lima macam perhiasan, yakni 1) ilmunya para ulama, 2) keadilan para
penguasa, 3) 'ibadahnya ahli ibadah, 4) kejujuran para pengusaha (pedagang) 5)
kedisiplinan para pegawai (karyawan). Lalu
datanglah Iblis membawa lima
bendera dipancangkan di samping lima hiasan itu; 1) kedengkian dipancangkan
disamping ilmu, 2) kedlaliman dipancangkan disamping keadilan, 3) riya'
dipancangkan disamping ibadah, 4) khianat dipancangkan disamping kejujuran, dan
5) kecurangan dipancangkan disamping kedisiplinan.
Ilmunya
para ulama merupakan hiasan dunia karena dengan ilmunya para ulama, para
cerdik-pandai, dunia ini mendapat cahaya, manusia tahu mana yang benar mana yang
salah, tahu mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan. Keadilan para
penguasa juga merupakan hiasan dunia, karena dengan keadilan para penguasa
ketertiban dan keamanan dunia bisa terjaga.
Sedangkan ibadahnya ahli ibadah juga merupakan hiasan dunia karena dengan
ibadahnya para ahli ibadah akan tercipta kedamaian dan ketentraman. Adapun
kejujuran para pengusaha jelas juga merupakan hiasan dunia karena dengan
jujurnya para pengusaha, perekonomian negara menjadi stabil sehingga masyarakat
akan mendapatkan kemaslahatan yang banyak. Begitu pula halnya dengan
kedisiplinan pegawai (karyawan),
masyarakat akan terlayani keperluannya dan terpenuhi hak-haknya, segala sesuatu berjalan
dengan tertib dan lancar.
Tetapi
lima hiasan yang menjadikan dunia laksana taman itu bisa rusak ketika
timbul kedengkian diantara para ulama,
kedlaliman para penguasa, ke-riya'-an ahli ibadah, pengkhianatan para pedagang,
dan kecurangan para pegawai (karyawan).
Kedengkian
satu terhadap yang lain memang merupakan penyakit yang bisa menghinggapi para
ulama. Dan apabila ini terjadi, maka
perpecahan pun tak bisa dihindari.
Perbedaan pendapat saja belum akan menimbulkan perpecahan, tetapi apabila
kedengkian telah muncul, jangankan ada perbedaan pendapat, tak ada perbedaan
pendapat pun akan timbul perpecahan. Adanya kedengkian diantara para ulama itu
bisa dilihat dari ucapan-ucapan mereka yang saling menyalahkan, saling menghina,
saling melecehkan, dan akhirnya berusaha saling menjatuhkan.
Sedangkan
penyakit yang bisa menghinggapi para penguasa adalah munculnya tindakan
sewenang-wenang para penguasa terhadap rakyat. Kekuasaan yang ada pada mereka
tidak dipakai untuk menegakkan keadilan dan menjaga ketertiban, melainkan untuk
menindas rakyat demi kepentingan pribadinya. Apabila ini terjadi, pada suatu
saat rakyat tentu akan meronta. Sering orang tahan hidup dalam serba kekurangan,
tetapi ketika diperlakukan dengan dlalim ia akan berontak. Keadilan lebih
menjamin stabilitas dibanding kemakmuran materiil.
Riya'
adalah penyakit yang bisa menimpa ahli ibadah. Dalam beribadah bukan Allah yang
diharap pahala-Nya, melainkan pujian orang sebagai ahli dzikir, khusuk, zuhud,
dan lain sebagainya, sehingga efek dari ibadah, dari ingat kepada Allah, yakni
tentramnya hati dan damainya jiwa, tidak tercapai. Meskipun tiap saat suka pergi
ke masjid, ke mana-mana membawa sajadah dan tasbih, tetapi hatinya kering. Orang semacam ini gampang sekali termakan
isu-isu negatif sehingga gampang pula dikipasi untuk melakukan tindakan-tindakan
anarkhis.
Adapun
penyakit yang bisa menghinggapi para pengusaha adalah ketidakjujuran. Tindakan
ini pada jangka panjang merugikan semua pihak, termasuk pedagang sendiri, karena
tindakan ini kontra-produktif. Sembilan ons dikatakan satu kilo, sembilan puluh
senti dikatakan satu meter. Dalam iklan satu obat dikatakan bisa menyembuhkan
berbagai macam penyakit padahal kenyataannya tidak, sehingga uang yang
dibelanjakan oleh konsumen turun nilainya karena mendapat barang yang lebih rendah dari nilai
uang itu. Apabila pengkhianatan semacam ini telah meraja lela, perekonomian
negara akan kacau balau.
Yang
terakhir, penyakitnya para karyawan adalah curang dan tidak disiplin. Ketentuan
jam kerja tidak ditepati atau dihabiskan untuk membaca koran, bermain catur, dan
lain sebagainya. Maka, sama dengan ketidakjujuran pengusaha, ketidakdisiplinan
karyawan juga bersifat kontra-produktif, karena banyak pekerjaan yang
terbengkelai atau tertunda.
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang berbahagia, apabila lima bendera yang dibawa Iblis
itu betul-betul terpancang dan berkibar, dunia yang laksana taman tadi akan
beubah menjadi hutan belukar. Binatang-binatang buas yang menjadi penghuninya.
Yang kuat memakan yang lemah, yang lemah beramai-ramai mengeroyok yang kuat,
yang sama-sama kuat bertarung tak ada henti-hentinya menyeret isi seluruh hutan
sehingga hutan itu kacau-balau, hancur lebur, tak karuan jadinya.
Tetapi
kita tidak perlu saling tuduh dan saling menyalahkan, melainkan mari hadits Nabi
tersebut kita pakai sebagai cermin untuk melihat diri kita sendiri sesuai dengan
status kita masing-masing. Apakah kita sebagai ulama, penguasa, ahli ibadah
pengusaha (pedagang), pegawai (karyawan), jangan kita beri kesempatan iblis
menancapkan benderanya di hati kita masing-masing, karena itu semua akan
berakibat kehancuran danberantakan di semua lapisan.
Kaum
Muslimin dan Muslimat yang berbahagia
Alhamdulillah
pemerintah Orde Baru mempunyai program yang apabila dilaksanakan dengan baik
sudah akan dapat menjadikan negeri kita ini laksana sebuah kebun yang lengkap
dengan perhiasannya itu. Untuk itu marilah kita semua meningkatkan taqwa kita
kepada Allah dan memohon kepada Allah agar program-program tersebut bisa
terlaksana dengan baik dan agar Allah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua.
Mudah-mudahan
berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini menyadarkan kita, sehingga tidak
berkelanjutan menjadi bencana yang membinasakan kita sebagai
bangsa.
Marilah
kita memohon kepada Allah :
Allaahumma
ya Allah, ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami dan para pemimpin kami, baik
yang dhohir maupun yang bathin, yang kami sengaja atau tidak, karena Engkau-lah
Dzat Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Allaahumma
ya Allah, berilah kami kekuatan untuk mengikuti akhlaq Nabi Muhammad SAW sebagai
suri teladan ummat, yang mampu membawa kepada kehormatan diri dari bangsa
kami.
Allaahumma
ya Allah, berilah hidayah, inayah dan ma'unah kepada para pemimpin kami dalam
melaksanakan tugas mulia memimpin bangsa Indonesia ke jalan yang Engkau ridlai.
Jauhkanlah dari segala rintangan yang akan menghambat pembangunan bagsa ini dan
terimalah amal shalih pemimpin-pemimpin kami.
Allaahumma
ya Allah, berilah tambahan ilmu kepada ulama-ulama dan para cerdik pandai serta
seluruh rakyat Indonesia yang senantiasa mengharap pertolongan-Mu, dan berilah
pula kemampuan untuk mengamalkan ilmu dan petunjuk-Mu, ya
Allah.
Ya
Allah, ya Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami bahwa yang haq itu tampak haq,
dan berilah kami kekuatan untuk dapat mengikutinya, dan tunjukkanlah bahwa yang
bathil itu tampak bathil, dan berilah kami kekuatan untuk
menjauhinya.
Ya
Allah, janganlah Engkau kencongkan hati kami setelah hidayah menyinari kami. Dan
limpahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang
Maha Pemberi Rahmat.
Allaahumma
ya Allah, kabulkanlah segala permohonan dan doa kami.
رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar