Tentang
Nikah
1.
Anjuran menikah dan larangan membujang
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ منْ
نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيْرًا وَّ نِسَاءً، وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ
اْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. النساء:1
Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
[QS. An-Nisaa’ : 1]
وَ مِنْ ايتِهِ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا
لّتَسْكُنُوْا اِلَيْهَا وَ جَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّ رَحْمَةً، اِنَّ فِيْ
ذلِكَ لايتٍ لّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ. الروم:21
Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
[QS. Ar-Ruum : 21]
وَ لَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلاً مّنْ قَبْلِكَ وَ جَعَلْنَا لَهُمْ
اَزْوَاجًا وَّ ذُرّيَّةً. الرعد:38
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan
kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. [QS.
Ar-Ra’d : 38]
وَ اَنْكِحُوا اْلاَيَامى مِنْكُمْ وَ الصّلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَ
اِمَائِكُمْ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِه، وَ اللهُ
وَاسِعٌ عَلِيْمٌ. النور:32
Dan
kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
[QS. An-Nuur : 32]
وَ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ
ذُرّيَاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا.
الفرقان:74
Dan
orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri
kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertaqwa”.
[QS. Al-Furqaan : 74]
Hadits
Rasulullah SAW :
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا مَعْشَرَ
الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اْلبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَاِنَّهُ
اَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ اَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ فَاِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. الجماعة
Dari
Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu
menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu,
maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi) pengekang
syahwat”.
[HR. Jamaah]
عَنْ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ قَالَ: رَدَّ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى
عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُوْنٍ التَّبَتُّلَ وَ لَوْ اَذِنَ لَهُ َلاخْتَصَيْنَا. احمد
و البخارى و مسلم
Dan
Sa’ad bin Abu Waqqash ia berkata, “Rasulullah SAW pernah melarang ‘Utsman bin
Madh’un membujang dan kalau sekiranya Rasulullah mengijinkannya tentu kami
berkebiri”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: جَاءَ رَهْطٌ اِلَى بُيُوْتِ
اَزْوَاجِ النَّبِيِّ ص يَسْاَلُوْنَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ ص. فَلَمَّا
اُخْبِرُوْا كَاَنَّهُمْ تَقَالُّوْهَا فَقَالُوْا: وَ اَيْنَ نَحْنُ مِنَ
النَّبِيِّ ص؟ قَدْ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ.
قَالَ اَحَدُهُمْ: اَمَّا اَنَا فَاِنِّى اُصَلِّى اللَّيْلَ اَبَدًا. وَ قَالَ
آخَرُ اَنَا اَصُوْمُ الدَّهْرَ وَ لاَ اُفْطِرُ اَبَدًا. وَ قَالَ آخَرُ: وَ اَنَا
اَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ اَتَزَوَّجُ اَبَدًا. فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ ص
اِلَيْهِمْ. فَقَالَ اَنْتُمُ اْلقَوُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَ كَذَا؟ اَمَا
وَ اللهِ اِنِّى َلاَخْشَاكُمْ ِللهِ وَ اَتْقَاكُمْ لَهُ. لكِنِّى اَصُوْمُ وَ
اُفْطِرُ وَ اُصَلِّى وَ اَرْقُدُ وَ اَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ. فَمَنْ رَغِبَ عَنْ
سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى. البخارى و اللفظ له و مسلم و غيرهما
Dari
Anas bin Malik RA, ia berkata : Ada sekelompok orang datang ke rumah istri-istri
Nabi SAW, mereka menanyakan tentang ibadah Nabi SAW. Setelah mereka diberitahu,
lalu mereka merasa bahwa amal mereka masih sedikit. Lalu mereka berkata, “Dimana
kedudukan kita dari Nabi SAW, sedangkan Allah telah mengampuni beliau dari
dosa-dosa beliau yang terdahulu dan yang kemudian”. Seseorang diantara mereka
berkata, “Adapun saya, sesungguhnya saya akan shalat malam terus”. Yang lain
berkata, “Saya akan puasa terus-menerus”. Yang lain lagi berkata, “Adapun saya
akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya”. Kemudian Rasulullah SAW
datang kepada mereka dan bersabda, “Apakah kalian yang tadi mengatakan demikian
dan demikian ?. Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang
paling takut kepada Allah diantara kalian, dan orang yang paling bertaqwa kepada
Allah diantara kalian. Sedangkan aku berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur, dan
aku mengawini wanita. Maka barangsiapa yang membenci sunnahku, bukanlah dari
golonganku”.
[HR. Bukhari, dan lafadh ini baginya, Muslim dan lainnya]
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ نَفَرًا
مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ ص قَالَ بَعْضُهُمْ: لاَ اَتَزَوَّجُ. وَ قَالَ
بَعْضُهُمْ: اُصَلِّى وَ لاَ اَنَامُ. وَ قَالَ بَعْضُهُمْ: اَصُوْمُ وَ لاَ
اُفْطِرُ، فَبَلَغَ ذلِكَ النَّبِيَّ ص فَقَالَ: مَا بَالُ اَقْوَامٍ قَالُوْا
كَذَا وَ كَذَا. لكِنّى اَصُوْمُ وَ اُفْطِرُ وَ اُصَلِّى وَ اَنَامُ وَ
اَتَزَوَّجُ النّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنّى. احمد و
البخارى و مسلم
Dan
dari Anas, bahwasanya ada sebagian shahabat Nabi SAW yang berkata, “Aku tidak
akan kawin”. Sebagian lagi berkata, “Aku akan shalat terus-menerus dan tidak
akan tidur”. Dan sebagian lagi berkata, “Aku akan berpuasa terus-menerus”.
Kemudian hal itu sampai kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda, “Bagaimanakah
keadaan kaum itu, mereka mengatakan demikian dan demikian ?. Padahal aku
berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur, dan akupun mengawini wanita. Maka
barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, bukanlah dari
golonganku”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
عَنْ قَتَادَةَ عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص نَهَى
عَنِ التَّبَتُّلِ، وَ قَرَأَ قَتَادَةُ { وَ لَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلاً مّنْ
قَبْلِكَ وَ جَعَلْنَا لَهُمْ اَزْوَاجًا وَّ ذُرّيَّةً. الرعد:38} الترمذى و ابن
ماجه
Dari
Qatadah dari Hasan dari Samurah, bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarang membujang,
dan Qatadah membaca ayat, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul
sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan”.
(Ar-Ra’d : 38).
[HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]
عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ رَزَقَهُ اللهُ
امْرَأَةً صَالِحَةً فَقَدْ اَعَانَهُ عَلَى شَطْرِ دِيْنِهِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ
فِى الشَّطْرِ اْلبَاقِى. الطبرانى فى الاوسط و الحاكم. و قال الحاكم صحيح
الاسناد
Dari
Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa yang Allah telah
memberi rezqi kepadanya berupa istri yang shalihah, berarti Allah telah
menolongnya pada separo agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah untuk separo
sisanya”.
[HR. Thabrani di dalam Al-Ausath, dan Hakim. Hakim berkata, “Shahih
sanadnya]
و فى رواية البيهقى، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا تَزَوَّجَ اْلعَبْدُ
فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِى النِّصْفِ
اْلبَاقِى.
Dan
dalam riwayat Baihaqi disebutkan, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang
hamba telah menikah, berarti dia telah menyempurnakan separo agamanya, maka
hendaklah dia bertaqwa kepada Allah pada separo sisanya”.
2.
Sifat wanita yang dianjurkan untuk dipinang
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: تُنْكَحُ اْلمَرْأَةُ
ِلاَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَ لِحَسَبِهَا وَ لِجَمَالِهَا وَ لِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ
لِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. الجماعة الا الترمذى
Dari
Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat
hal : karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena
agamanya. Maka pilihlah wanita yang beragama, (jika tidak) maka celakalah
kamu”.
[HR. Jamaah kecuali Tirmidzi]
عَنْ جَابِرٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِنَّ اْلمَرْاَةَ تُنْكَحُ
عَلَى دِيْنِهَا وَ مَالِهَا وَ جَمَالِهَا فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّيْنَ تَرِبَتْ
يَداَكَ. مسلم و الترمذى و صححه
Dan
dari Jabir RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya wanita itu dinikahi
karena agamanya, hartanya dan kecantikannya. Maka hendaklah engkau (memilih)
wanita yang beragama, (jika tidak) celakalah kamu”.
[HR. Muslim dan Tirmidzi. Tirmidzi mengesahkannya]
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ يَأْمُرُ بِاْلبَاءَةِ وَ يَنْهَى
عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيْدًا وَ يَقُوْلُ: تَزَوَّجُوا اْلوَدُوْدَ
اْلوَلُوْدَ فَاِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلاَنْبِيَاءَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
احمد
Dari
Anas, bahwa sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan menikah dan melarang membujang
dengan larangan yang keras, dan beliau pun bersabda, “Nikahilah wanita yang
penyayang lagi yang bisa memberi keturunan yang banyak, karena sesungguhnya aku
bangga dengan banyaknya kalian di hadapan Nabi-nabi pada hari
qiyamat”.
[HR. Ahmad]
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى النَّبِيِّ ص
فَقَالَ: اِنِّى اَصَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَ جَمَالٍ وَ اِنَّهَا لاَ
تَلِدُ، فَاَتَزَوَّجُهَا؟ قَالَ: لاَ. ثُمَّ اَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ،
ثُمَّ اَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ: تَزَوَّجُوا اْلوَدُوْدَ اْلوَلُوْدَ،
فَاِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمْ اْلاُمَمَ. ابو داود و النسائى
Dari
Ma’qil bin Yasar, ia berkata : Seorang laki-laki menghadap Nabi SAW lalu ia
bertanya, “Sesungguhnya aku telah jatuh cinta kepada seorang perempuan bangsawan
lagipula cantik, tetapi ia mandul, apakah aku boleh mengawininya ?”. Beliau
bersabda, “Jangan”. Kemudian laki-laki itu datang lagi kedua kalinya, tetapi
Nabi SAW tetap melarangnya. Kemudian ia datang lagi ketiga kalinya, lalu beliau
bersabda, “Kawinilah wanita yang penyayang dan bisa memberi keturunan yang
banyak, karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari ummat-ummat
lain”.
[HR. Abu Dawud dan Nasai]
عَنْ جَابِرٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ لَهُ: يَا جَابِرُ تَزَوَّجْتَ
بِكْرًا اَمْ ثَيِّبًا؟ قَالَ: ثَيِّبًا. فَقَالَ: هَلاً تَزَوَّجْتَ بِكْرًا
تُلاَعِبُهَا وَ تُلاَعِبُكَ؟ الجماعة
Dari
Jabir, bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda kepadanya, “Hai Jabir, kamu
mengawini seorang gadis atau janda ?”. Jabir menjawab, “Janda”. Lalu Nabi SAW
bersabda, “Mengapa kamu tidak mengawini gadis saja, sehingga kamu dapat bercanda
dengannya dan diapun dapat bercanda denganmu ?”.
[HR. Jamaah]
3.
Larangan meminang pinangan orang lain
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلْمُؤْمِنُ
اَخُو اْلمُؤْمِنِ فَلاَ يَحِلُّ لِلْمُؤْمِنِ اَنْ يَبْتَاعَ عَلَى بَيْعِ
اَخِيْهِ وَ لاَ يَخْطُبَ عَلَى خِطْبَةِ اَخِيْهِ حَتَّى يَذَرَ. احمد و
مسلم
Dari
‘Uqbah bin ‘Amir, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin itu saudara
orang mukmin yang lain, maka tidak halal bagi seorang mukmin menawar atas
tawaran saudaranya, dan tidak boleh ia meminang atas pinangan saudaranya
sehingga saudaranya itu meninggalkannya”.
[HR. Ahmad dan Muslim]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَخْطُبُ
الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ اَخِيْهِ حَتَّى يَتْرُكَ اْلخَاطِبُ قَبْلَهُ اَوْ
يَأْذَنَ لَهُ اْلَخَاطِبُ. احمد و البخارى و النسائى
Dan
dari Ibnu Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh seseorang
meminang atas pinangan saudaranya sehingga peminang sebelumnya itu meninggalkan
atau memberi ijin kepadanya”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Nasai]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar