11/19/2013

Keutamaan mengingat mati (2)

Keutamaan mengingat mati (2)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. قَالَ: قُلْنَا: يَا نَبِيَّ اللهِ، اِنَّا لَنَسْتَحْيِى وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، قَالَ: لَيْسَ ذلِكَ، وَ لكِنِ اْلاِسْتِحْيَاءُ مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ اَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَ مَا وَعَى وَ تَحْفَظَ اْلبَطْنَ وَ مَا حَوَى وَ لْتَذْكُرِ اْلمَوْتَ وَ اْلبِلَى، وَ مَنْ اَرَادَ اْلآخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الدُّنْيَا. فَمَنْ فَعَلَ ذلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. الترمذى
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Malulah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. Ibnu Mas’ud berkata : Kami berkata, “Ya Nabiyallah, sesungguhnya kami sudah malu. Alhamdu lillah”. Nabi SAW bersabda, “Bukan demikian, tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu ialah kamu menjaga kepalamu dan apa yang dimasukkannya, kamu menjaga perut dan apa yang dihimpunnya, hendaklah kamu ingat mati dan kehancuran. Barangsiapa menginginkan akhirat dan meninggalkan hiasan dunia, maka orang yang melakukan demikian, sungguh dia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. [HR. Tirmidzi]
عَنِ الضَّحَّاكِ رض قَالَ: اَتَى النَّبِيَّ ص رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ اَزْهَدُ النَّاسِ؟ فَقَالَ: مَنْ لَمْ يَنْسَ اْلقَبْرَ وَ اْلبِلَى، وَ تَرَكَ فَضْلَ زِيْنَةِ الدُّنْيَا، وَ آثَرَ مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى، وَ لَمْ يَعُدَّ غَدًا مِنْ اَيَّامِهِ، وَ عَدَّ نَفْسَهُ مِنَ اْلمَوْتَى. ابن ابى الدنيا
Dari Dlahhak RA ia berkata : Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling zuhud itu ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang tidak melupakan kubur dan kehancuran, meninggalkan kelebihan hiasan dunia, mengutamakan yang kekal dari pada yang fana, tidak menghitung besok pagi sebagai hari-harinya, dan menghitung dirinya termasuk orang-orang yang akan mati”. [HR. Ibnu Abid-Dunya]
عَنْ عُثْمَانَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: كَفَى بِاْلمَوْتِ وَاعِظًا وَ كَفَى بِاْليَقِيْنِ غِنًى. الطبرانى
Dari Utsman RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Cukuplah mati itu sebagai penasehat, dan cukuplah keyaqinan itu sebagai kekayaan”. [HR. Thabrani]
عَنِ اْلبَرَاءِ رض قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى جَنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيْرِ اْلقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى، ثُمَّ قَالَ: يَا اِخْوَانِى، لِمِثْلِ هذَا فَاَعِدُّوْا. ابن ماجه باسناد حسن
Dari Baraa’ RA, ia berkata : Dahulu kami bersama Rasulullah SAW (menguburkan) jenazah, lalu beliau duduk di tepi kubur dengan menangis hingga air mata beliau menetes ke tanah. Kemudian beliau bersabda, “Wahai saudara-saudaraku, untuk seperti ini, maka bersiap-siaplah kalian”. [HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan]
عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَرْبَعَةٌ مِنَ الشَّقَاءِ: جُمُوْدُ اْلعَيْنِ، وَ قَسْوَةُ اْلقَلْبِ، وَ طُوْلُ اْلاَمَلِ، وَ اْلحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا. البزار
Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ada empat hal dari kecelakaan, yaitu : kerasnya mata (tidak bisa menangis takut kepada Allah), kerasnya hati, panjang angan-angan, dan rakus kepada dunia”. [HR. Bazzar]
عَنْ اُمِّ اْلوَلِيْدِ بِنْتِ عُمَرَ قَالَتْ: اِطَّلَعَ رَسُوْلُ اللهِ ص ذَاتَ عَشِيَّةٍ فَقَالَ: ياَاَيُّهَا النَّاسُ، اَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ؟ قَالُوْا: مِمَّ ذَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: تَجْمَعُوْنَ مَا لاَ تَأْكُلُوْنَ، وَ تَبْنُوْنَ مَا لاَ تَعْمُرُوْنَ، وَ تَأْمُلُوْنَ مَا لاَ تُدْرِكُوْنَ، اَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ مِنْ ذلِكَ؟. الطبرانى
Dari Umul Walid binti Umar, ia berkata : Rasulullah SAW pernah muncul pada suatu sore, lalu beliau bertanya, “Hai para manusia, apakah kamu sekalian tidak malu ?”. Para shahabat menjawab, “Malu dari apa itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Kamu sekalian mengumpulkan apa-apa yang tidak kalian makan, kamu sekalian membangun apa-apa yang tidak kalian huni dan kalian berangan-angan apa-apa yang tidak kalian dapatkan. Apakah kamu sekalian tidak malu dari semuanya itu ?”. [HR. Thabrani]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ: اَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ ص بِمَنْكِبِى فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ، وَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُوْلُ: اِذَا اَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَ اِذَا اَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ اْلمَسَاءَ، وَ خُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. البخارى
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA ia berkata : Rasulullah SAW memegang pundak saya lalu bersabda, “Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah kamu orang asing atau orang yang sedang di dalam perjalanan”. Dan Ibnu Umar berkata, “Apabila kamu berada di waktu sore, janganlah kamu menunggu waktu pagi. Dan apabila kamu berada di waktu pagi, maka janganlah kamu menunggu waktu sore. Beramallah di waktu sehatmu untuk simpanan di waktu sakitmu, dan beramallah di waktu hidupmu untuk simpanan ketika matimu”. [HR. Bukhari]
عَنْ مُعَاذٍ رض قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَوْصِيْنِى. قَالَ: اُعْبُدِ اللهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ، وَ اعْدَدْ نَفْسَكَ فِى اْلمَوْتَى، وَ اذْكُرِ اللهَ عِنْدَ كُلِّ حَجَرٍ وَ عِنْدَ كُلِّ شَجَرٍ، وَ اِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَاعْمَلْ بِجَنْبِهَا حَسَنَةً، السِّرُّ بِالسِّرِّ وَ اْلعَلاَنِيَةُ بِاْلعَلاَنِيَةِ. الطبرانى
Dari Mu’adz RA, ia berkata : Aku pernah berkata, “Ya Rasulullah, berilah washiyat kepadaku”. Beliau bersabda, “Sembahlah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, hitunglah dirimu termasuk orang-orang yang akan mati dan ingatlah kepada Allah di waktu tenang maupun di waktu bergejolak. Apabila kamu terlanjur melakukan keburukan maka iringilah dengan melakukan amal kebaikan, rahasia dengan rahasia dan terang-terangan dengan terang-terangan. [HR. Thabrani]
عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِى النَّخَعِ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا الدَّرْدَاءِ حِيْنَ حَضَرَتْهُ اْلوَفَاةُ قَالَ: اُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص، سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ: اُعْبُدُ اللهِ كَاَنَّكَ تَرَاهُ، فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ، وَ اعْدُدْ نَفْسَكَ فِى اْلمَوْتَى وَ اِيَّاكَ وَ دَعْوَةَ اْلمَظْلُوْمِ، فَاِنَّهَا تُسْتَجَابُ. الطبرانى
Dari seorang laki-laki Bani Nakha’i, ia berkata : Aku pernah mendengar Abu Darda’ ketika akan meninggal, ia berkata, “Aku ceritakan kepada kalian sebuah hadits yang aku pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW”. Aku mendengar beliau SAW bersabda, “Sembahlah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Hitunglah dirimu termasuk orang-orang yang akan mati, dan hati-hatilah kamu dari doanya orang yang teraniaya, karena doa tersebut dikabulkan”. [HR. Thabrani]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ: مَرَّ بِيَ النَّبِيُّ ص وَ اَنَا اُطَيِّنُ حَائِطًا لِى اَنَا وَ اُمِّى فَقَالَ: مَا هذَا يَا عَبْدَ اللهِ؟ فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ هَى فَنَحْنُ نُصْلِحُهُ. فَقَالَ: اْلاَمْرُ اَسْرَعُ مِنْ ذلِكَ. و فى رواية قال: مَرَّ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ص، وَ نَحْنُ نُعَالِجُ خُصًّا لَنَا وَ هَى، فَقَالَ: مَا هذَا؟ فَقُلْنَا: خُصٌّ لَنَا وَ هَى، فَنَحْنُ نُصْلِحُهُ فَقَالَ: مَا اَرَى اْلاَمْرَ اِلاَّ اَعْجَلَ مِنْ ذلِكَ. ابو داود و الترمذى و قال: حديث حسن صحيح و ابن ماجه و ابن حبان فى صحيحه
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati saya, pada waktu itu saya sedang memperbaiki tembok saya dan ibu saya. Beliau bersabda, “Apa ini wahai ‘Abdullah ?”. Aku menjawab, “Ya Rasulullah, ini sudah rusak, maka dari itu kami lalu memperbaikinya”. Beliau bersabda, “Urusan (akhirat) itu lebih cepat dari pada yang demikian itu”. Dan dalam satu riwayat, dia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati kami pada waktu itu kami sedang memperbaiki rumah kami yang rusak. Lalu beliau bertanya, “Apa ini ?”. Maka kami menjawab, “Rumah kami yang sudah rusak, maka kami memperbaikinya”. Beliau bersabda, “Tidaklah aku melihat urusan (akhirat) itu kecuali lebih cepat dari yang demikian itu”. [HR. Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]
عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اَلْجَنَّةُ اَقْرَبُ اِلَى اَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ، وَ النَّارُ مِثْلُ ذلِكَ. البخارى
Dari ‘Abdullah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Surga itu lebih dekat kepada seseorang diantara kalian daripada tali sandalnya, sedangkan neraka juga seperti itu”. [HR. Bukhari]
عَنْ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ رض قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى النَّبِيِّ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَوْصِيْنِى. قَالَ: عَلَيْكَ بِاْلاِيَاسِ مِمَّا فِى اَيْدِى النَّاسِ وَ اِيَّاكَ وَ الطَّمَعَ، فَاِنَّهُ اْلفَقْرُ اْلحَاضِرُ، وَ صَلِّ صَلاَتَكَ وَ اَنْتَ مُوَدِّعٌ، وَ اِيَّاكَ وَ مَا يَعْتَذَرُ مِنْهُ. الحاكم و البيهقى و قال الحاكم: صحيح الاسناد
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash RA, ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Berilah washiyat kepadaku ya Rasulullah !”. Beliau SAW bersabda, “Wajib atasmu merasa cukup dari apa-apa yang ada di tangan manusia. Dan hati-hatilah kamu dari berlaku rakus, karena yang demikian itu kefakiran yang ada, dan laksanakanlah shalatmu sedangkan kamu akan berpisah (dengan dunia) dan hati-hatilah kamu dari melakukan kesalahan-kesalahan”. [HR. Hakim dan Baihaqi. Hakim berkata, shahih sanadnya]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ فِتَنًا كَقَطْعِ اللَّيْلِ اْلمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَ يُمْسِى كَافِرًا، وَ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَ يُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنًهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal, sebelum datangnya saat-saat kekacauan seperti memotongnya malam yang gelap, di waktu pagi seseorang dalam keadaan beriman dan di waktu sore menjadi kafir. Di waktu sore seseorang dalam keadaan beriman dan di waktu pagi menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan harta benda dunia”. [HR. Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ سِتًّا: طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، اَوِ الدُّخَانُ، اَوِ الدَّجَّالُ، اَوِ الدَّابَّةُ، اَوْ خَاصَّةُ اَحَدِكُمْ، اَوْ اَمْرُ اْلعَامَّةِ. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kalian untuk beramal (sebelum datangnya enam hal), yaitu : 1. matahari terbit dari barat, 2. asap, 3. dajjal, 4. binatang raksasa, 5. kematian, dan 6. hari qiyamat”. [HR. Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ سَبْعًا: هَلْ تَنْظُرُوْنَ اِلاَّ فَقْرًا مُنْسِيًا، اَوْ غِنًى مُطْغِيًا، اَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا، اَوْ هَرَمًا مُنْفِدًا اَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا، اَوِ الدَّجَّالَ، فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، اَوِ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ اَدْهَى وَ اَمَرُّ. الترمذى و قال: حديث حسن
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal : 1. Tidaklah kamu menunggu kecuali kemelaratan yang melupakan, atau 2. kekayaan yang menyebabkan melampaui batas, atau 3. sakit yang merusakkan, atau 4. tua yang melemahkan pikiran, atau 5. mati yang datangnya tak terduga, atau 6. dajjal, yaitu seburuk-buruk yang ditunggu, atau 7. hari qiyamat, karena hari qiyamat itu sangat dahsyat lagi pahit”. [HR. Tirmidzi, ia berkata hadits hasan].
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِرَجُلٍ وَ هُوَ يَعِظُهُ: اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ. الحاكم و قال: صحيح على شرطهما
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang laki-laki, pada waktu itu beliau sedang menasehatinya, “Jagalah lima sebelum datangnya lima. 1. masa mudamu sebelum datang masa tuamu, 2. masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, 3. masa kayamu sebelum datang masa melaratmu, 4. masa longgarmu sebelum datang masa sibukmu, dan 5. jagalah masa hidupmu sebelum datang matimu”. [HR. Hakim, ia berkata shahih atas syarat Bukhari Muslim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...