Fithrah manusia beragama tauhid
وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِيْ ادَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ
ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلى اَنْفُسِهِمْ اَلَسْتُ بِرَبّكُمْ، قَالُوْا
بَلى شَهِدْنَا، اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ اْلقِيمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هذَا
غَافِلِيْنَ. اَوْ تَقُوْلُوْآ اِنَّمَآ اَشْرَكَ ابَآؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا
ذُرّيَّةً مّنْ بَعْدِهِمْ، اَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ
اْلمُبْطِلُوْنَ. وَ كَذلِكَ نُفَصّلُ الايتِ وَ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ. الاعراف: 172-174
Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),
"Bukankah Aku ini Tuhanmu ?". Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan, "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)", (172)
atau
agar kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah
mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan
yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena
perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?".
(173)
Dan
demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada
kebenaran).
(174) [QS. Al-A’raaf
: 172-174]
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدّيْنِ حَنِيْفًا، فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ، ذلِكَ الدّيْنُ اْلقَيّمُ وَ
لكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ. مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَ اتَّقُوْهُ وَ اَقِيْمُوا الصَّلوةَ وَ لاَ
تَكُوْنُوْا مِنَ اْلمُشْرِكِيْن. مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَ
كَانُوْا شِيَعًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ. الروم: 30-32
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fithrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu (kesiapan menerima
agama tauhid). Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (30)
dengan
kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.
(31)
yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka
dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka (32)
[QS. Ar-Ruum : 30-32]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ
مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ
فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ اَوْ يُنَصّرَانِهِ اَوْ يُمَجّسَانِهِ، كَمَثَلِ
اْلبَهِيْمَةِ تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا جَدْعَاءَ. البخارى 2: 104
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Setiap
anak yang lahir, dia terlahir atas fithrah, maka tergantung kedua orang tuanya
yang menjadikan dia orang Yahudi, Nashrani, atau Majusi, seperti binatang ternak
yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu melihat padanya telinga yang
terpotong ?”.
[HR. Al-Bukhari juz 2, hal. 104]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ
وَ يُنَصّرَانِهِ وَ يُمَجّسَانِهِ، كَمَا تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً
جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّوْنَ مِنْ جَدْعَاءَ؟ ثُمَّ يَقُوْلُ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: وَ
اقْرَءُوْا اِنْ شِئْتُمْ: فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ
تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ. مسلم 4: 2047
Dari Abu Hurairah, bahwasanya dia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
seorang anak yang dilahirkan melainkan terlahir atas fithrah, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi, sebagaimana binatang
ternak dilahirkan (oleh induknya) dalam keadaan sempurna. Apakah kalian
mengetahui ada yang telinganya terpotong ? Kemudian Abu Hurairah berkata,
“Bacalah
jika kalian mau : Fithrotalloohillatii fathoron naasa ‘alaihaa,
laa tabdiila likholqillaah. (Fithrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah). (Q.Ar-Ruum
: 30)”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 2047]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ
يُهَوّدَانِهِ اَوْ يُنَصّرَانِهِ اَوْ يُمَجّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةُ
بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟ ثُمَّ يَقُوْلُ
فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ
اللهِ، ذلِكَ الدّيْنُ اْلقَيّمُ. البخارى 6: 20
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Tiadalah
anak yang terlahir, kecuali ia terlahir atas fithrah, maka orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi, sebagaimana binatang ternak yang
terlahir dengan sempurna, apakah kamu lihat ada telinganya yang terpotong
?”.
Kemudian (Abu Hurairah) membaca (ayat) : Fithrotalloohillatii fathoron naasa
‘alaihaa,
laa tabdiila likholqillaah, dzaalikad diinul qoyyim”.
( (QS. Ar-Ruum : 30). [HR. Bukhari juz 6, hal. 20]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ
مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُلِدَ عَلَى اْلفِطْرَةِ، فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ وَ
يُنَصّرَانِهِ وَ يُشَرّكَانِهِ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَرَأَيْتَ
لَوْ مَاتَ قَبْلَ ذلِكَ؟ قَالَ: اللهُ اَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا
عَامِلِيْنَ. مسلم 4: 2048
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Tiadalah
anak yang terlahir melainkan terlahir atas fithrah. Maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau musyrik”.
Lalu ada orang yang bertanya, “Ya
Rasulullah, apa pendapat engkau tentang orang yang meninggal sebelum itu
?”.
Nabi SAW bersabda, “Allah
lebih mengetahui tentang apa yang mereka kerjakan”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 2048]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص، فَذَكَرَ اَحَادِيْثَ
مِنْهَا، وَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ يُوْلَدُ يُوْلَدُ عَلَى هذِهِ
اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ وَ يُنَصّرَانِهِ، كَمَا تَنْتِجُوْنَ
اْلاِبِلَ، فَهَلْ تَجِدُوْنَ فِيْهَا جَدْعَاءَ حَتَّى تَكُوْنُوْا اَنْتُمْ
تَجْدَعُوْنَهَا قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوْتُ
صَغِيْرًا؟ قَالَ: اللهُ اَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ. مسلم 4: 2048
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, lalu (Abu
Hurairah) menyebutkan hadits, diantaranya Rasulullah SAW bersabda, “Anak
yang lahir, ia terlahir atas fithrah ini, maka kedua orang tuanya yang
menjadikannya Yahudi atau Nashrani, sebagaimana kalian memelihara unta, kalian
tidak mendapati padanya telinganya yang terpotong sehingga kalian yang
memotongnya”.
Mereka bertanya, “Ya
Rasulullah, bagaimana pendapat engkau tentang anak yang meninggal masih kecil
?”.
Beliau SAW bersabda, “Allah
lebih mengetahui tentang apa yang mereka kerjakan”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 2048]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ اَطْفَالِ
اْلمُشْرِكِيْنَ، قَالَ: اللهُ اَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ اِذْ
خَلَقَهُمْ. مسلم 4: 2049
Dari Ibnu ‘Abbas,
ia berkata Rasulullah SAW ditanya tentang anak-anak orang musyrik, beliau
bersabda, “Allah
lebih mengetahui tentang apa yang mereka kerjakan, karena Dia yang menciptakan
mereka”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 2049]
عَنْ عَائِشَةَ اُمّ الْمُؤْمِنِيْنَ قَالَتْ تُوُفِيَ صَبِيٌّ
فَقُلْتُ: طُوبَى لَهُ عُصْفُوْرٌ مِنْ عَصَافِيْرِ اْلجَنَّةِ. فَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: اَوَ لاَ تَدْرِيْنَ اَنَّ اللهَ خَلَقَ اْلجَنَّةَ وَ خَلَقَ النَّارَ
فَخَلَقَ لِهذِهِ اَهْلاً وَ لِهذِهِ اَهْلاً. مسلم 4: 2050
Dari ‘Aisyah
Ummul mu’minin,
ia berkata : Ada seorang anak kecil yang meninggal, lalu aku berkata,
“Berbahagialah
dia, seekor burung diantara burung-burung surga”.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tidakkah
kamu tahu bahwasanya Allah menciptakan surga, dan menciptakan neraka, maka Dia
menciptakan (pula) penghuni surga dan penghuni neraka ?”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 2050]
عَنْ عَائِشَةَ اُمّ الْمُؤْمِنِيْنَ قَالَتْ دُعِيَ رَسُوْلُ اللهِ ص
اِلَى جَنَازَةِ صَبِيّ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ الله،ِ طُوْبَى
لِهذَا، عُصْفُوْرٌ مِنْ عَصَافِيْرِ اْلجَنَّةِ لَمْ يَعْمَلِ السُّوْءَ وَ لَمْ
يُدْرِكْهُ. قَالَ: اَوَ غَيْرَ ذلِكَ يَا عَائِشَةُ، اِنَّ اللهَ خَلَقَ
لِلْجَنَّةِ اَهْلاً خَلَقَهُمْ لَهَا وَ هُمْ فِي اَصْلاَبِ ابَائِهِمْ، وَ خَلَقَ
لِلنَّارِ اَهْلاً خَلَقَهُمْ لَهَا وَ هُمْ فِي اَصْلاَبِ ابَائِهِمْ. مسلم 4: 2050
Dari ‘Aisyah
Ummul mu’minin,
dia berkata : Rasulullah SAW diundang pada jenazah seorang anak dari kaum
Anshar, lalu saya berkata, “Ya
Rasulullah, berbahagialah anak ini, seekor burung diantara burung-burung surga,
ia belum beramal buruk, dan belum mendapatkannya”.
Nabi SAW bersabda, “Tidaklah
demikian ya ‘Aisyah,
Sesungguhnya Allah menciptakan surga dan penghuninya, Dia menciptakan mereka,
sedangkan saat itu mereka masih di shulbi orang tuanya. Dan Allah menciptakan
neraka dan penghuninya, sedangkan saat itu mereka masih dalam shulbi orang
tuanya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2050]
Manusia dahulunya satu ummat
اِنَّ هذِه اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّ اَنَا رَبُّكُمْ
فَاعْبُدُوْنِ. تَقَطَّعُوْآ اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ، كُلٌّ اِلَيْنَا
رَاجِعُوْنَ. الانبياء: 92-93
Sesungguhnya
(agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah
Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
(92)
Dan
mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kami
lah masing-masing golongan itu akan kembali.
(QS. Al-Abiyaa’
: 93)
وَ اِنَّ هذِه اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّ اَنَا رَبُّكُمْ
فَاتَّقُوْنِ. فَتَقَطَّعُوْآ اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا
لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ . المؤمنون: 52-53
Sesungguhnya
(agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah
Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
(52)
Kemudian
mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah
menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada sisi mereka (masing-masing).
(53) [QS. Al-Mu’minuun
: 52-53]
وَ مَا كَانَ النَّاسُ اِلاَّ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْا، وَ
لَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ
يَخْتَلِفُوْنَ. يونس: 19
Manusia
dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena
suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi
keputusan diantara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan
itu. [QS.
Yuunus : 19]
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيّنَ
مُبَشّرِيْنَ وَ مُنْذِرِيْنَ وَ اَنْزَلَ مَعَهُمُ اْلكِتبَ بِاْلحَقّ لِيَحْكُمَ
بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ، وَ مَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلاَّ
الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ اْلبَيّنتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ،
فَهَدَى اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ اْلحَقّ
بِاِذْنِه، وَ اللهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلى صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيْمٍ. البقرة: 213
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul
perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi khabar gembira dan
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar,
untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah
didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka
Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi
petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. [QS. Al-Baqarah
: 213]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar