HANCURNYA suatu negeri akibat DARI orang-orang yang hidup mewah dan para pembesar 
negeri
itu 
durhaka kepada allah
اَلسَّلاَمُ 
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
َاْلحَمْدُ 
ِللهِ الَّذِيْ اَنْعَمَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَ هَدَانَا ِلْلاِسْلاَمِ، وَ 
جَعَلَنَا اْلمُسْلِمِيْنَ، وَ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ الدّيْنِ اْلحَقّ 
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْكَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ، اَشْهَدُ اَنْ 
لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا 
عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى اْلقُرْانِ 
اْلعَظِيْمِ:
وَ 
اِذَا اَرَدْنَا اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا 
فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا اْلقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيْرًا. 
الاسراء:16
Dan 
jika Kami (Allah) hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada 
orang-orang “mutraf” (yang hidup mewah) di negeri itu supaya menthaati Kami 
(Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah 
sepantasnya berlaku terhadap mereka ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan 
negeri itu sehancur-hancurnya. 
[QS. Al-Israa’ : 16]
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, kita kumandangkan takbir dan kalimat 
tahmid mengagungkan Asma Allah SWT sebagai rasa syukur kita atas rahmat yang 
telah dilimpahkan kepada kita semua, khususnya ummat Islam, bahwa pada hari ini 
kita telah dapat menyelesaikan salah satu dari rukun Islam, yakni puasa Ramadlan 
satu bulan penuh. Semoga puasa kita dapat mencapai tujuan yang diperintahkan 
Allah SWT, menjadi orang yang bertaqwa kepada-Nya.
Kita 
merasa bergembira dapat menyelesaikan ibadah puasa Ramadlan, selanjutnya kita 
berbahagia dapat berhari raya dengan keluarga dan sanak saudara, handai taulan, 
menjalankan shalat ‘Iedul Fithri bersama-sama pada pagi hari ini. Namun di 
tengah-tengah kegembiraan ini, hati kita terasa tersayat sedih, karena sebagian 
dari kita kaum muslimin di Poso, di Ambon, di Maluku Utara dan di tempat lain 
tidak dapat merasakan kebahagiaan sebagaimana yang kita rasakan. Mereka masih di 
tempat pengungsian yang sangat menyedihkan, bahkan di beberapa tempat masih 
dilanda kerusuhan.
Apalagi 
saudara-saudara kita yang di Afghanistan dan Palestina, sangat menderita akibat 
gempuran Amerika, sekutu-sekutunya dan Israil yang biadab itu. Semoga Allah 
melimpahkan keshabaran kepada saudara-saudara kita, tetap tidak tergoyahkan iman 
mereka dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal serta mengharapkan pertolongan, 
sehingga pada gilirannya Allah memberikan pertolongan dan dapat menghancurkan 
musuh-musuh Islam yang sombong dan amoral itu.
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, Allah mewajibkan kita semua berpuasa 
dengan tujuan agar kita semua menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya. 
Dengan demikian tujuan puasa mengangkat derajat manusia ke tingkatan yang paling 
mulia diantara manusia. Allah SWT berfirman :
ياَيُّهَا 
النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مّنْ ذَكَرٍ وَّ اُنْثى وَ جَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا 
وَّ قَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْآ، اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ اَتْقيكُمْ، اِنَّ 
اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. الحجرات:13
Hai 
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang 
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu 
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di 
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah 
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 
[QS. Al-Hujuraat : 13]
Oleh 
karena itu kalau puasa bangsa Indonesia ini dapat sampai kepada tujuan, maka 
bangsa ini akan menjadi bangsa yang paling mulia diantara bangsa-bangsa lain. 
Kalau sudah demikian, maka segala macam krisis yang melanda bangsa ini akan 
segera dapat teratasi dengan pertolongan Allah, sebagaimana firman Allah 
:
وَلَوْ 
اَنَّ اَهْلَ اْلقُرى امَنُوْا وَ اتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مّنَ 
السَّمَآءِ وَ اْلاَرْضِ وَ لكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوْا 
يَكْسِبُوْنَ. الاعراف:96
Jikalau 
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan 
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan 
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan 
perbuatannya. 
[QS. Al-A’raaf : 96]
... وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا(2) وَ 
يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ(3) الطلاق:2-3
Dan 
barangsiapa bertaqwa kepada Allah, pasti Dia akan memberi jalan keluar (dari 
kesulitan yang dihadapinya). Dan memberi rezqi dari arah yang tidak 
disangka-sangka. 
[QS. Ath-Thalaaq : 2-3]
Maka 
kita perhatikan keadaan bangsa dan negeri ini, kalau sesudah Ramadlan nanti 
keadaannya lebih baik dan semakin meningkat perekonomiannya, makin aman dari 
kekacauan, dan makin terang jalan keluar dari kesulitan ini, mudah-mudahan hasil 
dari puasa kita menjadi penyebab datangnya pertolongan Allah. Namun jika sesudah 
puasa nanti keadaan kita biasa-biasa saja, bahkan lebih jelek dari sebelumnya, 
berarti puasa kita sia-sia belaka, hanya memperoleh lapar dan haus saja. 
Rasulullah SAW bersabda :
رُبَّ 
صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ اْلجُوْعُ وَ اْلعَطَشُ. ابن خزيمة
Berapa 
banyak orang berpuasa hasil yang diperoleh dari puasanya itu hanyalah lapar dan 
haus saja. 
[HR. Ibnu Khuzaimah]
Kalau 
itu yang kita peroleh, berarti dengan puasa kita itu tidak lebih mendekatkan 
diri kita kepada Allah, tetapi menjadikan semakin jauh dari-Nya, tidak 
menjadikan kita pandai mensyukuri nikmat, tetapi menjadi bangsa yang kufur 
nikmat. Hal itu akan membawa akibat datangnya adzab Allah kepada kita 
sebagaimana firman-Nya :
وَ 
ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ امِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا 
رِزْقُهَا رَغَدًا مّنْ كُلّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللهِ فَاَذَاقَهَا 
اللهُ لِبَاسَ اْلجُوْعِ وَ اْلخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ. 
النحل:112
Dan 
Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman 
lagi tenteram, rezqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, 
tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah 
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang 
selalu mereka perbuat. 
[QS. An-Nahl : 112]
اَللهُ 
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ 
اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, ketaqwaan penduduk suatu negeri kepada 
Allah SWT sangat besar pengaruhnya terhadap nasib penduduk itu sendiri, yakni 
akan membawa kemakmuran dan ketenteraman negeri itu. Sebaliknya keingkaran 
penduduk suatu negeri akan membawa akibat kemiskinan, penderitaan, dan 
keterpurukan negeri itu. Apalagi kalau yang ingkar kepada Allah orang-orang yang 
hidup mewah dan para pembesar-pembesar negeri itu, akan membawa kehancuran 
negeri itu sehancur-hancurnya, sebagaimana telah kami sebutkan pada firman Allah 
QS. Al-Israa’: 16 di awal khutbah ini.
Bertitik 
tolak dari ibadah puasa Ramadlan kita, mari kita mulai memperhatikan 
petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan Allah SWT, untuk memperbaiki keadaan 
negeri kita yang memprihatinkan ini, jangan hanya mengandalkan akal pikiran kita 
yang picik ini terutama kepada para pemimpin dan pembesar-pembesar negeri 
ini.
Allah 
menciptakan dan memelihara kita semua, tentu Allah lah yang paling mengetahui 
apa yang harus dijalankan oleh hamba-Nya, agar mereka memperoleh kebahagiaan dan 
terhindar dari kesengsaraan, maka Allah berfirman :
مَا 
اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَ مَا اَصَابَكَ مِنْ سَيّئَةٍ فَمِنْ 
نَفْسِكَ. النساء:79
Apasaja 
nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apasaja bencana yang menimpamu, 
maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. 
[QS. An-Nisaa’ : 79]
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, marilah kita cermati dengan 
sungguh-sungguh firman-firman Allah SWT tersebut dan kita melihat yang terjadi 
pada bangsa dan negeri yang mayoritas penduduknya muslim 
ini.
Mengapa 
kita ditimpa mushibah yang bertubi-tubi dan krisis yang berkepanjangan ? Bahkan 
krisis moral menimpa pada bangsa ini di semua lapisan ? Dari lapisan paling 
bawah (rakyat kecil), sampai lapisan atas (para pembesar negeri) ? Bagaimana 
jalan keluarnya ?
Kalau 
kita perhatikan firman Allah dalam surat An-Nisaa’ : 79, bertubi-tubinya 
mushibah yang menimpa bangsa kita ini adalah karena tingkah laku perbuatan kita 
sendiri. Baik mushibah kemiskinan (kelaparan), mushibah banyak hutang, mushibah 
pertikaian, permusuhan, perkosaan, pengrusakan sampai mushibah yang paling 
menyakitkan ialah krisis moral bangsa.
Keadaan 
yang demikian tidak akan berubah menjadi baik, bahkan akan semakin parah kalau 
kita sendiri tidak mau berusaha merubah keadaan itu agar menjadi baik. Firman 
Allah SWT :
... اِنَّ اللهَ لاَ يُغَيّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّى يُغَيّرُوْا مَا 
بِاَنْفُسِهِمْ. الرعد:11
Sesungguhnya 
Allah tidak akan merubah nasib dari suatu kaum hingga mereka merubah sendiri 
keadaan yang ada pada mereka. 
[QS. Ar-Ra’d : 11]
Kalau 
kaum itu berusaha keras dengan sungguh-sungguh mencari jalan yang terbaik dan 
diridlai Allah, maka Allah akan menunjukkan jalan 
tersebut.
وَ 
الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا، وَ اِنَّ اللهَ لَمَعَ 
الْمُحْسِنِيْنَ العنكبوت:69
Dan 
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridlaan) Kami, benar-benar akan Kami 
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar 
beserta orang-orang yang berbuat baik. 
[QS. Al-’Ankabuut : 69]
اَللهُ 
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ 
اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, kesulitan-kesulitan yang dirasakan, bagi 
orang yang beriman dijadikan batu ujian bagi keimanannya, selanjutnya 
introspeksi diri, meneliti sebab-sebab yang menimpa dirinya dan berusaha keras 
dengan keshabaran untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan mohon pertolongan 
dari Allah, tanpa menyalahkan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain, 
seolah-olah orang lain itulah penyebabnya. Allah SWT berfirman 
:
وَ 
لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مّنَ اْلخَوْفِ وَ اْلجُوْعِ وَ نَقْصٍ مّنَ 
اْلاَمْوَالِ وَ اْلاَنْفُسِ وَ الثَّمَرَاتِ، وَ بَشّرِ الصَّابِرِيْنَ. 
البقرة:155
Dan 
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, 
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada 
orang-orang yang sabar, 
[QS. Al-Baqarah : 155]
الَّذِيْنَ 
اِذَا اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْآ اِنَّا ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ 
رَاجِعُوْنَ. البقرة:156
(yaitu) 
orang-orang yang apabila ditimpa mushibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi 
wa innaa ilaihi raaji’uun”. 
[QS. Al-Baqarah : 156]
Bagi 
orang-orang kafir, mushibah yang menimpa dirinya menjadikan hilang keseimbangan 
dan lepas kendali, akhirnya berbuat brutal, marah, merusak, seolah-olah orang 
lain lah yang menjadikan dirinya tertimpa kesulitan.
Maka 
dari itu marilah secara hati-hati kita cermati tingkah laku kita sebagai bangsa 
ini, yang menyebabkan datangnya mushibah demi mushibah sebagaimana yang kita 
rasakan. Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّ 
مِنْ اَشْرَاطِ السَّاعَةِ اَنْ يُرْفَعَ اْلعِلْمُ وَ يَثْبُتَ اْلجَهْلُ وَ 
يُشْرَبَ اْلخَمْرُ وَ يَظْهَرَ الزّنَا. البخارى
Sesungguhnya 
diantara tanda-tanda datangnya kehancuran suatu bangsa ialah diangkatnya 
pengetahuan agama dan didukungnya sifat jahil (bodoh) tentang agama, 
diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan dilakukan perzinaan secara 
meluas dan terang-terangan. 
[HR. Bukhari juz I, hal. 28]
Memang 
di beberapa daerah masih ada oknum aparat penegak hukum yang berlaku bodoh dan mendukung 
pembodohan terhadap pengetahuan agama. Di tempat-tempat berlangsungnya 
kemakshiyatan dibiarkan berjalan, malah pengajian untuk membina akhlaq bangsa 
dibubarkan dengan alasan bermacam-macam.
Dalam 
sabdanya yang lain Rasulullah SAW menjelaskan :
مَا 
مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِاْلمَعَاصِى ثُمَّ يَقْدِرُوْنَ عَلَى اَنْ 
يُغَيّرُوْا ثُمَّ لاَ يُغَيّرُوْا اِلاَّ يُوْشِكُ اَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ مِنْهُ 
بِعِقَابٍ. ابو داود 4: 122
Tidaklah 
suatu qaum yang di tengah-tengah mereka dilakukan kemakshiyatan, sedang mereka 
mampu mencegahnya, tetapi tidak mau mencegahnya, melainkan Allah akan menimpakan 
adzab secara merata kepada mereka. 
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 122]
اِذَا 
ظَهَرَ الزّنَا وَ الرّبَا فِى قَرْيَةٍ فَقَدْ اَحَلُّوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَذَابَ 
اللهِ. الحاكم
Apabila 
perbuatan zina dan riba sudah terang-terangan di suatu negeri, maka penduduk 
negeri itu telah rela terhadap datangnya adzab Allah untuk diri 
mereka. 
[HR. Hakim]
Kalau 
kita perhatikan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW tersebut jelas bahwa masyarakat 
atau bangsa akan rusak binasa apabila membiarkan berlangsungnya kemakshiyatan 
dengan segala bentuknya dan tidak adanya nahi munkar di negeri 
itu.
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, karena terlalu longgarnya tindak 
kemakshiyatan di negeri ini, dan tidak adanya hukum yang tegas terhadap segala 
bentuk kejahatan dan kemakshiyatan, maka semakin hari tidak semakin berkurang, 
apalagi hilang, tetapi semakin subur tumbuh di mana-mana. Sebagai contoh : dari 
miras, sekarang menjadi lebih parah lagi dengan berbagai jenis narkoba yang 
merusak bangsa ini, dari anak-anak usia SD sampai orang dewasa, bahkan di 
berbagai tempat sering terjadi pesta shabu-shabu laki dan perempuan, sehingga 
generasi penerus bangsa ini sangat memprihatinkan. Masih ditambah lagi 
penghancuran generasi bangsa ini dengan beredarnya dan transparannya 
gambar-gambar porno lewat berbagai media cetak, bahkan tayangan-tayangan TV - 
VCD dengan adegan-adegan yang kelewat batas dan amoral.
Namun 
ironis, masih ada manusia yang menganggap gambar-gambar wanita telanjang bahkan 
penampilan wanita berpakaian minim dengan menampilkan lekuk-lekuk tubuhnya (3/4 
telanjang), dianggap tidak apa-apa, dengan alasan “seni”.
Pergaulan 
bebas laki-laki dan perempuan dengan mengabaikan norma-norma agama dan susila, 
maka terjadilah perzinaan di mana-mana, sehingga perkosaan terhadap anak di 
bawah umur pun sering terjadi. Gadis hamil sampai melahirkan tidak berbapak pun 
hal yang biasa, tidak ada rasa malu. Itulah rusaknya moral generasi 
bangsa.
Keadaan 
yang sudah separah ini, rupanya Pemerintah dan para Penegak Hukum di negeri ini 
belum tanggap mengenai akibat yang akan timbul terhadap nasib bangsa dan negara 
di masa mendatang. Maka tidak sepenuh hati dan tidak serius dalam memberantas 
kejahatan dan kemakshiyatan tersebut.
Suatu 
bukti, untuk memenuhi permintaan ummat Islam agar tempat-tempat yang dijadikan 
pusat kemakshiyatan supaya ditutup sebulan penuh selama Ramadlan ini saja, masih 
begitu sulit, tawar-menawar dengan alasan, “Bagaimana para karyawannya, 
ribuan pekerja termasuk pekerja sex komersial (PSK) akan kehilangan lapangan 
pekerjaan”, dan berbagai alasan lagi, tanpa melihat akibat kehancuran dan 
kebobrokan moral bangsa yang sulit disembuhkan. Padahal seharusnya tempat-tempat 
seperti itu harus ditutup selamanya, dan ummat Islam pasti akan menuntut untuk 
ditutup selamanya, tidak hanya selama Ramadlan saja, demi keselamatan generasi 
bangsa mendatang.
Jika 
orang mau berpikir secara waras, tentu meyaqini bahwa Allah SWT yang menciptakan 
dan memelihara kehidupan manusia, tidak mungkin Allah memberi rezqi hamba-Nya 
dengan jalan yang keji dan haram. Tentu Allah akan memberi rezqi yang 
halaalan thayyiban (yang halal dan yang baik), sebagaimana firman Allah 
:
فَكُلُوْا 
مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ حَللاً طَيّبًا. النحل:114
Maka 
makanlah rezqi yang telah diberikan Allah kepadamu yang halal dan yang 
baik. 
[QS. An-Nahl : 114]
Oleh 
karena itu Allah melarang perbuatan keji dan semua bentuk kemakshiyatan, 
sebagaimana firman-Nya :
... وَ لاَ تَقْرَبُوا اْلفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا 
بَطَنَ. الانعام:151
Dan 
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak 
diantaranya maupun yang tersembunyi. 
[QS. Al-An’aam : 151]
وَ 
لاَ تَقْرَبُوا الزّنى اِنّه كَانَ فحِشَةً، وَ سَآءَ سَبِيْلاً. 
الاسراء:32
Dan 
janganlah kamu mendekati perbuatan zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu 
perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. 
[QS. Al-Israa’ : 32]
Mendekati 
perbuatan zina, maksudnya melakukan perbuatan yang akhirnya dapat mendorong 
kepada perzinaan, termasuk pornografi.
Mendekati 
saja dilarang, bahkan Allah sebutkan “adalah jalan yang buruk”, bagaimana 
menjadikan perzinaan sebagai mata pencaharian ?. Maka hanya akal yang tidak 
waras lah yang membenarkan perbuatan tersebut dengan apapun 
alasannya.
Perbuatan 
keji lainnya selain zina antara lain sebagaimana firman Allah dalam surat 
Al-Maaidah ayat 90-91 :
ياَيُّهَا 
الَّذِيْنَ امَنُوْا اِنَّمَا اْلخَمْرُ وَ اْلمَيْسِرُ وَ اْلاَنْصَابُ وَ 
اْلاَزْلامُ رِجْسٌ مّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ 
تُفْلِحُوْنَ(90) اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطَانُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ 
اْلعَدَاوَةَ وَ اْلبَغْضَآءَ فِى اْلخَمْرِ وَ اْلمَيْسِرِ وَ يَصُدَّكُمْ عَنْ 
ذِكْرِ اللهِ وَ عَنِ الصَّلوةِ، فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ(91) 
المائدة:90-91
Hai 
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban 
untuk) berhala (sesaji), mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji 
termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu 
mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya 
syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu 
lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat 
Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari perbuatan itu). [QS. 
Al-Maaidah : 90-91]
Kalau 
kita perhatikan firman Allah tersebut dapat kita pahami dengan jelas bahwa 
:
1.  Allah melarang manusia mendekati perbuatan 
keji, baik yang terang-terangan maupun yang 
sembunyi-sembunyi.
2.  Zina adalah termasuk perbuatan keji, dan jalan 
yang buruk.
3.  Judi, miras dengan segala macamnya, dan sesaji 
adalah termasuk perbuatan keji, itu perbuatan syaithan yang harus 
dijauhi.
4.  Dengan judi dan miras, syaithan bermaksud 
menimbulkan kebencian dan permusuhan diantara manusia dan dengan judi dan miras 
pula syaithan menjadikan manusia lupa kepada Allah, dan mendorong manusia 
meninggalkan shalat. Maka Allah perintahkan kepada manusia agar meninggalkan 
judi dan miras, kalau ingin beruntung.
Judi 
dan miras adalah perbuatan syaithan, maka masyarakat yang menjadikan judi dan 
miras sebagai kebutuhan hidupnya, itu adalah masyarakat syaithan, harus kita 
berantas, karena syaithan adalah musuh yang nyata bagi orang-orang yang beriman, 
sebagaimana firman Allah :
ياَيُّهَا 
الَّذِيْنَ امَنُوا ادْخُلُوْا فِى السّلْمِ كَافَّةً وَّ لاَ تَتَّبِعُوْا 
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ، اِنَّه لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ. البقرة:208
Hai 
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan 
janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan, sesungguhnya syaithan itu musuh 
yang nyata bagimu. 
[QS. Al-Baqarah : 208]
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, begitu besarlah pengaruh perbuatan 
syaithan dalam kehidupan manusia. Selama judi, miras dan perzinaan hidup 
berkembang di suatu masyarakat atau bangsa, maka bangsa itu akan selalu dilanda 
kerusuhan dan kekacauan, karena antar mereka terjadi kebencian dan permusuhan 
yang sangat sulit dipadamkan, akhirnya akan membawa kehancuran bangsa 
itu.
Sebab 
lain yang menghancurkan suatu bangsa dan negara selain yang telah tersebut 
diatas adalah :
1. 
Rusaknya akhlaq bangsa.
Imam 
Asy-Syaukani berkata :
وَ 
اِنَّمَا اْلاُمَمُ اْلاَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ، فَاِنْ هُمُوْ ذَهَبَتْ 
اَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا. الشوكنى
Sesungguhnya 
bangsa itu tergantung akhlaqnya, bila rusak akhlaqnya, maka rusaklah bangsa 
itu. 
[Asy-Syaukaniy]
Kerusakan 
moral (akhlaq) inilah mushibah yang paling serius yang melanda bangsa kita ini, 
karena sudah menembus semua lapisan, dari bawah sampai atas. Padahal rusaknya 
akhlaq akan membawa rusaknya bangsa ini.
2. 
Menyerahkan urusan bukan kepada ahlinya.
Rasulullah 
SAW bersabda :
فَاِذَا 
ضُيّعَتِ اْلاَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ اِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: 
اِذَا وُسّدَ اْلاَمْرُ اَلَى ِغَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. البخارى فى 
كتاب العلم
Maka 
apabila amanat telah hilang, maka tunggulah qiyamat (kehancurannya). Ada seorang 
shahabat bertanya, “Bagaimana hilangnya amanat ?”. Rasulullah SAW bersabda, 
“Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah 
qiyamatnya (kehancurannya)”. 
[HR. Bukhari, dalam kitab Al-’Ilmu]
Oleh 
karena itu orang-orang yang mempunyai keahlianlah yang harus memegang suatu 
urusan, apalagi urusan negara. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda 
:
اِذَا 
اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ خَيْرًا وَلَّى اَمْرَهُمُ اْلحُكَمَاءَ وَ جَعَلَ اْلمَالَ 
عِنْدَ السُّمَحَاءِ، وَ اِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ شَرًّا وَلَّى اَمْرَهُمُ 
السُّفَهَاءَ وَ جَعَلَ اْلمَالَ عِنْدَ اْلبُخَلاَءِ. ابو داود
Apabila 
Allah menghendaki kebaikan bagi suatu bangsa/qaum, maka Allah mengangkat 
orang-orang yang cakap dan bijak sebagai pejabat yang mengelola urusan mereka, 
dan Allah memberikan harta kepada orang-orang yang pemurah (dermawan). Dan 
apabila Allah menghendaki kejelekan suatu bangsa/qaum, maka Allah mengangkat 
orang-orang yang bodoh sebagai pejabat yang mengelola urusan mereka, dan 
Allah menyerahkan harta kekayaan kepada orang-orang yang bakhil. 
[HR. Abu Dawud]
مَنْ 
وَلَّى مِنْ اَمْرِ اْلمُسْلِمِيْنَ شَيْئًا فَاَمَّرَ عَلَيْهِمْ اَحَدًا 
مُحَابَّةً فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ. الحاكم
Barangsiapa 
memegang suatu urusan kaum muslimin, lalu ia memberi kuasa (jabatan) kepada 
seseorang karena cintanya (bukan karena kemampuannya) maka laknat Allah menimpa 
atasnya. 
[HR. Hakim]
3. 
Tidak adilnya para penegak hukum.
Rasulullah 
SAW bersabda :
اِنَّمَا 
هَلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ 
الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ، وَ اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الضَّعِيْفُ اَقَامُوْا 
عَلَيْهِمُ اْلحَدَّ. وَ اَيْمُ اللهِ لَوْ اَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ 
سَرَقَتْ لَقَطَعَ مُحَمَّدٌ يَدَهَا. ابو داود 4: 132، و البخارى 4: 
173
Sesungguhnya 
yang merusak orang-orang sebelum kamu ialah tindakan mereka (penegak hukum), 
apabila pejabat mencuri (korupsi, kolusi dan sejenisnya) mereka dibiarkan saja 
(tidak ditegakkan hukum atas mereka), tetapi apabila yang mencuri orang lemah 
(rakyat kecil), maka dijatuhi hukuman (ditegakkan hukum) padanya. Demi Allah, 
kalau Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti Muhammad akan memotong 
tangannya. 
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 132, Bukhari juz 4, hal. 173]
اَللهُ 
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ 
اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, memperhatikan firman-firman Allah dan 
hadits-hadits Rasulullah SAW tersebut, dan kita cermati keadaan tuan-tuan wakil 
rakyat yang terhormat serta para pembesar negeri ini sungguh sangat 
memprihatinkan. Rupanya mereka bukan orang-orang yang berakhlaq baik, dan bukan 
orang-orang yang mampu mengatasi berbagai mushibah yang menimpa bangsa 
ini.
Kita 
perhatikan, setiap mereka bermusyawarah tidak menampakkan iklim yang sejuk dan 
kerjasama yang baik, mereka saling bersitegang urat leher, ngotot-ngototan, 
berdebat, perang mulut dengan sengit, hingga ada kesan seolah-olah satu sama 
lain ingin saling menjatuhkan, merasa dirinya dan golongannya yang paling cakap 
dan menganggap orang/golongan lainnya remeh dan tidak cakap. Mereka tidak saja 
perang mulut, bahkan tuan-tuan yang terhormat itu sampai perkelahian fisik 
(berantem) diperlihatkan di mata rakyat 210 juta orang.
Rasanya 
tuan-tuan itu tidak pantas menempati kedudukan yang terhormat, karena tidak 
menunjukkan akhlaq yang baik. Para pemegang Pemerintahan pun rupanya bukan 
orang-orang yang mampu (bukan ahlinya), terbukti sampai kini belum ada 
tanda-tanda membaiknya krisis yang menimpa bangsa dan negeri 
ini.
Pemberantasan 
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) hanya banyak dipidatokan dan disuarakan 
saja, ternyata hanya jargon belaka. Kalau kita mengikuti dialog-dialog 
interaktif lewat TV maupun RRI, acara “Indonesia menyapa”, rasanya para 
wakil rakyat dan pembesar-pembesar negeri ini, tidak serius memikirkan 
penderitaan yang dirasakan oleh bangsa ini, terutama rakyat kecil (kalangan 
bawah). Mereka sibuk berusaha memperkaya diri dengan rakusnya berebut materi, 
mumpung ada kesempatan, belum tentu tahun-tahun mendatang ada kesempatan 
lagi.
Kalau 
demikian caranya, maka negara yang subur makmur serta penuh dengan kekayaan alam 
yang melimpah ruah, rakyat kecil hidup menderita kemiskinan karena kerakusan 
para pembesarnya. Keadaan negara semakin tidak menentu, hutang semakin 
membengkak, pengangguran semakin menumpuk, kerusuhan tawuran terjadi di 
mana-mana, tindak kriminal, pemerasan di kendaraan penumpang umum secara 
terang-terangan, sehingga tidak membawa kenyamanan para pengguna angkutan umum. 
Kondisi yang demikian tidak memberikan harapan-harapan yang menggembirakan, 
namun rakyat semakin cemas. Setiap kegagalan yang ditempuh oleh 
pembesar-pembesar negeri selalu mengkambing hitamkan orang lain, Orde Baru yang 
selalu menjadi sasaran.
Kita 
semua sudah mengetahui bahwa Orde Baru yang berkuasa 32 tahun meninggalkan 
warisan negeri ini dalam keadaan rusak, dan 210 juta rakyat ini menyerahkan 
kepada tuan-tuan besar untuk memperbaikinya. Mampukah tuan-tuan memperbaiki 
keadaan yang rusak ini ? Jangan keadaan yang rusak ini tidak menjadi baik, malah 
bertambah semakin parah.
Oleh 
karena itu dalam memikul amanat yang berat ini tuan-tuan harus benar-benar mawas 
diri, jangan melihat fasilitas tanpa menyadari kemampuan 
dirinya.
Kalau 
memang tidak ada kemampuan jangan merasa mampu (ojo rumangsa biso, nanging bisoa 
rumangsa), selanjutnya secara jujur dan ikhlash serahkanlah kepada ahlinya demi 
perbaikan nasib bangsa yang sudah lama menderita ini. Itulah sikap yang bijak 
dan terhormat.
اَللهُ 
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ 
اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, untuk mengakhiri khutbah ini kami mengajak 
semua komponen bangsa ini, termasuk para ulama dan umaro’nya 
:
  1.  
Mari kita menyadari bahwa kesulitan yang menghimpit bangsa di negeri ini 
adalah kesalahan kita, sebagai bangsa ini sendiri, maka hal 
       ini tidak akan berubah kalau kita sendiri 
tidak berusaha merubahnya.
  2.  
Sudah tidak jamannya lagi kita saling melempar kesalahan, tetapi 
kenyataan yang ada ini mari kita terima dengan shabar, kita kerjasama, 
bahu-membahu untuk mengatasi kesulitan ini, memperbaiki yang rusak dan 
mempertahankan/meningkatkan yang sudah baik.
  3.  
Maraknya kemakshiyatan dan tidak tegaknya amar ma’ruf nahi munkar menjadi 
penyebab datangnya adzab Allah. Oleh karena itu kita bangkitkan semangat amar 
ma’ruf nahi munkar, sebelum Allah menolak doa kita sebagaimana sabda Rasulullah 
SAW :
لَتَأْمُرُنَّ 
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ اَنْ 
يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ فَتَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ. 
الترمذى
       Hendaklah kamu melaksanakan amar 
ma’ruf nahi munkar, atau (kalau tidak) Allah akan mendatangkan siksa (adzab) 
akibat dari dosa-dosamu, kemudian kamu berdoa niscaya Allah tidak akan 
mengabulkannya. [HR. Tirmidzi]
  4.  
Para ulama hendaklah peka melihat keadaan dan berperan aktif 
memperhatikan nasib generasi penerus yang sangat memprihatinkan ini. Firman 
Allah SWT :
وَ 
لْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ 
بِمَا تَعْمَلُوْنَ. الحشر:18
       Dan hendaklah setiap diri 
memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada 
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. 
Al-Hasyr : 18]
  5.  
Para ulama beserta semua komponen bangsa yang peduli terhadap nasib 
generasi penerus, hendaklah mendesak kepada Pemerintah agar memberantas 
kejahatan dan kemakshiyatan, serta menutup tempat-tempat yang dijadikan kegiatan 
kemakshiyatan untuk selama-lamanya, karena jelas-jelas sangat merusak moral 
bangsa.
  6.  
Para pembesar negeri hendaklah menthaati Allah, agar bangsa ini terhindar 
dari kehancuran, serta memberi contoh yang baik pada masyarakat, memberantas 
semua bentuk kejahatan, dimulai dari dirinya sendiri.
  7.  
Para penegak hukum hendaklah berlaku adil dalam menjalankan tugasnya, 
tanpa pandang bulu, sekalipun pada dirinya sendiri/ 
keluarganya.
  8.  
Aparat penegak hukum (kepolisian), jangan setengah-setengah memberantas 
penyakit masyarakat, hendaklah sampai akar permasalahannya. Tidak akan 
menyelesaikan masalah dengan menyita ribuan botol miras yang diambil dari 
warung-warung kecil dan dimusnahkan, tetapi pabriknya terus memproduksi. Oleh 
karena itu bersama-sama masyarakat yang peduli nasib generasi penerus, mendesak 
kepada pemerintah agar menutup pabrik produksi miras, diganti dengan produksi 
lain yang halaalan thayyiban (halal dan yang baik).
  9.  
Mengajak kepada semua masyarakat, hendaklah hati-hati benar dalam memilih 
wakil-wakil rakyat untuk masa-masa mendatang, hendaklah orang-orang yang 
benar-benar mampu dan berakhlaqul karimah, serta bertaqwa kepada Allah 
SWT.
10.  Kepada semua ummat Islam hendaklah menggiatkan 
dakwah di tengah-tengah masyarakat, agar mereka terbina menjadi masyarakat yang 
berakhlaq mulia.
Semoga 
Allah SWT selalu menyertai kita dan mengampuni dosa-dosa kita, serta selalu 
membimbing dan menuntun kita kejalan yang lurus.
اَللّهُمَّ 
اَرِنَا اْلحَقَّ حَقًّا وَ ارْزُقْنَا اتّبَاعَهُ، وَ اَرِنَا اْلبَاطِلَ بَاطِلاً 
وَ ارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى 
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبّ 
اْلعَالَمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar