JANGAN 
MEMILIH PEMIMPIN 
YANG TOLOL
بِسْمِ 
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ 
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ 
ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ. وَ بِهِ نَسْتَعِيْنُهُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَ 
الدّيْنِ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ 
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ 
عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَمِلْيْنَ وَ عَلَى الِهِ وَ اَصْحَابِهِ 
اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ: اِنَّمَا اْلمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ امَنُوْا 
بِاللهِ وَ رَسُوْلِه ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَ جَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَ 
اَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، اُولئِكَ هُمُ الصّدِقُوْنَ. 
الخجرات:15
اَللهُ 
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ 
اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum 
muslimin dan muslimat yang berbahagia, pada hari ini ummat Islam dari berbagai 
penjuru dunia berkumpul di tanah suci Makkah Al-Mukarramah untuk melaksanakan 
ibadah hajji, salah satu dari rukun Islam.
Berjuta-juta 
manusia berkumpul menjadi satu tanpa membedakan suku bangsa, warna kulit, 
pangkat/jabatan, kaya-miskin memakai pakaian yang sama, dengan tujuan yang sama 
pula, mengharap ridla Allah SWT.
Hal 
itu menunjukkan kesamaan derajat manusia di hadapan Allah tanpa merasa lebih 
satu dengan yang lain. Orang yang mulia di sisi Allah itu hanya karena taqwanya 
kepada Allah, bukan karena keturunan dan bukan pula karena kebangsaan. Allah SWT 
berfirman :
... اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ اَتْقيكُمْ،. الحجرات: 
13
.... 
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang 
yang paling bertaqwa diantara kamu. 
[QS. Al-Hujuraat : 13]
Mereka 
meninggalkan rumah, pekerjaan dan semua urusan-urusan dunia lainnya hanya 
semata-mata memenuhi panggilan Allah untuk mengharap ridla-Nya, dengan 
mengumandangkan kalimat talbiyah.
لَبَّيْكَ 
اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، اِنَّ اْلحَمْدَ وَ 
النّعْمَةَ لَكَ وَ اْلمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
Kaum 
muslimin dan muslimat yang berbahagia, ibadah hajji bukanlah pekerjaan yang 
ringan, apalagi yang datang dari negeri yang jauh dari tanah suci Makkah, 
termasuk Indonesia. Thawaf, sa’i, melempar jumrah, wukuf dipadang ‘Arafah, 
semuanya merupakan pekerjaan yang berat, dan harus mengeluarkan dana yang besar 
pula untuk biaya perjalanan dan biaya hidup selama melaksanakan ibadah 
tersebut.
Apalagi 
jama’ah hajji Indonesia sekarang ini, banyak calon hajji yang stress dengan 
adanya peraturan pemerintah yang kacau balalu di sana-sini, tidak adanya 
ketetapan yang pasti, akhirnya 30.000 calon jamaah hajji terpaksa gagal 
berangkat walaupun sudah begitu lelah mengurus dan mengumpulkan dananya untuk 
keperluan tersebut. Namun itu semua harus diterima dengan shabar, tawakkal bulat 
kepada Allah disertai niat yang ikhlash tanpa pamrih apapun kecuali hanya 
mengharap ridla Allah semata-mata. Bagi hajji yang mabrur Rasulullah SAW 
bersabda :
اَلْحَجُّ 
اْلمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ اِلاَّ اْلجَنَّةَ. متفق عليه
Hajji 
mabrur itu tidak akan mendapat balasan kecuali surga. 
[HR Muttafaq ‘alaih]
Bagi 
saudara-saudara calon hajji yang gagal berangkat, tidak usah sedih yang 
berkepanjangan, terimalah kenyataan ini dengan ikhlash, serahkan kembali pada 
taqdir Allah Yang Maha Mengetahui apasaja, sedangkan kita tidak mengetahuinya. 
Allah SWT berfirman :
وَ 
عَسى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَّ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَ عَسى اَنْ تُحِبُّوْا 
شَيْئًا وَّ هُوَ شَرٌّ لَّكُمْ، وَ اللهُ يَعْلَمُ وَ اَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ. 
البقرة: 216
Boleh 
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) 
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang 
kamu tidak mengetahui. 
[QS. Al-Baqarah : 216]
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, berbicara tentang ibadah hajji, ‘Iedul 
Adlha, tidak boleh kita lupakan tentang ibadah qurban, semua itu merupakan 
rangkaian yang tidak terpisahkan, bahkan dengan tegas Rasulullahj SAW bersabda 
:
مَنْ 
وَجَدَ سَعَةً ِلاَنْ يُضَحّيَ فَلَمْ يُضَحّ فَلاَ يَقْرُبَنَّ مُصَلاَّناَ. احمد 
و ابن ماجه عن ابى هريرة
Barangsiapa 
yang mempunyai kemampuan untuk berqurban tetapi tidak mau melaksanakannya, maka 
janganlah ia dekat-dekat ke tempat shalat kami. 
[HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah].
Dengan 
demikian jelas bahwa orang yang bisa qurban tetapi tidak mau melaksanakan ibadah 
qurban tersebut dilarang oleh Rasulullah SAW datang ikut shalat ‘Iedul Adlha, 
karena amalan yang paling dicintai Allah pada hari itu bukan shalat ‘Iedul 
Adlhanya, tetapi menyembelih qurban, sebagaimana sabda Nabi SAW 
:
مَا 
عَمِلَ ابْنُ ادَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ هِرَاقَةِ 
دَمٍ. ابن ماجه و الترمذى، فى نيل الاوطار 5: 123
Tidak 
ada amal anak Adam pada hari Nahr ('Iedul Adlha) yang paling disukai Allah 
selain daripada menyembelih qurban.
Dengan 
ibadah qurban mengingatkan kita kaum muslimin pada peristiwa besar yang dialami 
oleh nabi Ibrahim AS ketika beliau mendapat ujian keimanannya yang begitu berat, 
yakni diperintah Allah SWT agar menyembelih putra satu-satunya dikala itu, putra 
yang sangat dicintainya dan diharapkan menjadi penerus perjuangannya dalam 
menyerukan dakwah tauhid kepada ummat manusia.
Kita 
perhatikan firman Allah tentang hal ini :
قَالَ 
يبُنَيَّ اِنّيْ اَرى فِى اْلمَنَامِ اَنّيْ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَا ذَا تَرى. 
الصفات:102
Ibrahim 
berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku 
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu”.
Pertanyaan 
ini disambut dengan jawaban yang tulus ikhlash menyerahkan sepenuhnya kepada 
ayahnya agar perintah Allah itu dilaksanakan sebaik-baiknya dengan ucapan 
:
... ياَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ اِنْ شَآءَ اللهُ 
مِنَ الصّبِرِيْنَ.
“Hai 
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan 
mendapatiku termasuk orang-orang yang shabar”. 
[QS. Ash-Shaffaat : 102]
Tanpa 
ragu-ragu keduanya melaksanakan perintah Allah, walaupun tampaknya sangat 
membahayakan bagi keselamatan dirinya, keduanya yaqin bahwa hanya berserah diri 
sepenuhnya kepada Allah itulah yang paling baik. Maka selanjutnya Allah 
berfirman :
وَ 
نَادَيْنهُ اَنْ يّاِبْرهِيْمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا، اِنَّا كَذلِكَ نَجْزِى 
اْلمُحْسِنِيْنَ. اِنَّ هذَا لَهُوَ اْلبَلؤُا اْلمُبِيْنُ. وَ فَدَيْنهُ بِذِبْحٍ 
عَظِيْمٍ.الصفات: 104-107
Dan 
Kami panggillah dia, “Hai Ibrahim, (104) sesungguhnya kamu telah membenarkan 
mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang 
berbuat baik (105). Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (106). 
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar 
(107). 
[QS. Ash-Shaffat : 104-107]
Dari 
peristiwa itu dapat kita ambil pelajaran bahwa dengan tunduk patuh serta 
tawakkal ‘alallooh, maka Allah memberi jalan keluar dari suasana yang 
mendebarkan hati kepada suasana yang menggembirakan dan 
membahagiakan.
Kaum 
muslimin dan muslimat yang berbahagia, kita selalu memohon kepada Allah agar 
ditunjukkan jalan yang lurus seperti jalannya orang-orang yang telah dianugerahi 
kenikmatan oleh Allah, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan orang-orang 
yang sesat. Permohonan itu kita ucapkan paling tidak 17 kali dalam 
sehari-semalam.
اِهْدِنَا 
الصّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ، صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ 
اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَ لاَ الضَّالّيْنَ. الفاتحة: 6-7
Mari 
kita perhatikan firman Allah di dalam QS An-Nisaa’ : 69 :
وَ 
مَنْ يُّطِعِ اللهَ وَ الرَّسُوْلَ فَاُولئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللهُ 
عَلَيْهِمْ مّنَ النَّبِيّيْنَ وَ الصّدّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَآءِ وَ الصّلِحِيْنَ، 
وَ حَسُنَ اُولئِكَ رَفِيْقًا. النساء:69
Dan 
barangsiapa yang menthaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama 
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para 
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka 
itulah teman yang sebaik-baiknya. 
[QS. An-Nisaa’ : 69] 
Dalam 
QS. Maryam : 58 diterangkan bahwa mereka yang dianugerahi nikmat oleh Allah 
adalah orang yang telah dipilih dan diberi petunjuk oleh Allah, sangat tunduk 
patuh kepada Alalh. Hal ini diterangkan :
اِذَا 
تُتْلى عَلَيْهِمْ ايتُ الرَّحْمنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَّ بُكِيًّا. مريم : 
58
Apabila 
dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka 
menyungkur dengan bersujud dan menangis. 
[Maryam : 58]
Sungguh 
mulia permohonan kita kepada Allah, maka untuk terkabulnya permohonan tersebut 
kita harus benar-benar tunduk patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan menerima 
sepenuhnya syariat Allah tanpa ragu-ragu. Sikap menerima syariat Allah 
dijelaskan dalam ayat tersebut dengan menyungkur sujud dan menangis (takut 
mendurhakai-Nya). Dalam ayat lain dijelaskan, apabila mereka diseru untuk 
mengikuti hukum Allah dan Rasul-Nya, jawab mereka :
... سَمِعْنَا وَ اَطَعْنَا وَ اُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. 
النور:51
“..... 
kami mendengar dan kami thaat”, dan mereka itulah orang-orang yang 
beruntung. 
[QS. An-Nuur : 51]
Yang 
dimaksud “bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan yang sesat”, Rasulullah 
SAW menjelaskan :
اِنَّ 
اْلمَغْضُوْبَ عَلَيْهِمُ اليَهُوْدُ وَ اِنَّ الضَّآلّيْنَ النَّصَارَى. ابن 
حبان
Sesungguhnya 
orang-orang yang dimurkai itu adalah orang-oarng Yahudi dan sesungguhnya 
orang-orang yang sesat itu adalah orang-orang Nashara. 
[HR. Ibnu Hibban]
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, Yahudi adalah la’natullah karena biasa 
melecehkan dan melanggar larangan-larangan Allah. Perhatikan firman Allah 
:
قُلْ 
هَلْ اُنَبّئُكُمْ بِشَرّ مّنْ ذلِكَ مَثُوْبَةً عِنْدَ اللهِ، مَنْ لَّعَنَهُ 
اللهُ وَ غَضِبَ عَلَيْهِ وَ جَعَلَ مِنْهُمُ اْلقِرَدَةَ وَ اْلخَنَازِيْرَ وَ 
عَبَدَ الطَّاغُوْتَ، اُولئِكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّ اَضَلُّ عَنْ سَوَآءِ 
السَّبِيْلِ. المائدة:60
Katakanlah, 
"Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk 
pembalasannya dari (orang-orang fasiq) itu di sisi Allah ?, yaitu orang-orang 
yang dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka (ada) yang dijadikan kera dan 
babi dan (orang yang) menyembah thaghut". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan 
lebih tersesat dari jalan yang lurus. 
[QS. Al-Maaidah : 60]
Orang 
Yahudi lebih suka memperturutkan hawa nafsunya daripada mengikuti syariat agama. 
Hari Sabtu adalah hari khusus yang ditetapkan oleh Allah bagi Yahudi untuk 
beribadah, tetapi mereka langgar juga untuk kepentingan dunia, maka mereka 
dilaknat, dimurkai Allah, mereka dijadikan kera dan babi, tidak bisa menerima 
petunjuk dan nasehat kebenaran. Untuk memperoleh dunia, mereka tempuh dengan 
jalan apapun tanpa peduli ajaran agama mereka : halal atau 
haram.
Sifat-sifat 
busuk lainnya bagi Yahudi adalah terlalu rakus terhadap dunia, sampai mereka 
ingin hidup 1000 tahun [QS. Al-Baqarah : 96], dan masih banyak 
lagi.
Oleh 
karena itu Allah memperingatkan kepada orang-orang yang beriman dengan 
firman-Nya :
ياَيُّهَا 
الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَتَّخِذُوا اْليَهُوْدَ وَ النَّصَارى اَوْلِيَآءَ. 
بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ، وَ مَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مّنْكُمْ فَاِنَّه 
مِنْهُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ الظّلِمِيْنَ. المائدة : 
51
Hai 
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan 
Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian 
yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka 
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak 
memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.. 
[QS. Al-Maaidah : 51]
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, kita teladani ketangguhan iman nabi 
Ibrahim yang tanpa ragu-ragu menerima perintah Allah SWT. Dalam surat 
Al-Hujuraat : 15 Allah berfirman, yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang 
beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian 
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada 
jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”.
Oleh 
karena itu, kaum muslimin, janganlah ragu-ragu ! Kita berjuang terus sampai 
tegaknya syariat Allah di bumi ini, siapkan harta dan jiwa kita demi kepentingan 
tersebut, sekalipun hambatan dan rintangan selalu menghadang di depan kita. 
Gelorakan semangat dakwah, sampaikan Islam ke seluruh lapisan masyarakat, dari 
rakyat yang di akar rumput, di parlemen, para pejabat pemerintah sampai kepada 
presiden, sekalipun orang-orang kafir dan orang-orang musyrik membencinya. 
Perhatikan firman Allah SWT :
يُرِيْدُوْنَ 
لِيُطْفِئُوْا نُوْرَ اللهِ بِاَفْوَاهِهِمْ، وَ اللهُ مُتِمُّ نُوْرِه وَ لَوْ 
كَرِهَ اْلكفِرُوْنَ. الصف: 8
Mereka 
ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) 
mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir 
benci. 
[QS. Ash-Shaff : 8]
هُوَ 
الَّذِيْ اَرْسَلَ رَسُوْلَه بِالْهُدى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَه عَلَى 
الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. الصف: 9
Dia-lah 
yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia 
memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik 
benci. 
[QS. Ash-Shaff : 9]
Mari 
kita buktikan ketinggian Islam, mulai dari diri kita 
sendiri.
 *  
Dikala para pejabat banyak yang maling (korupsi), pejabat muslim jangan 
ikut maling.
 *  
Dikala para wakil rakyat banyak menipu rakyat, menyengsarakan rakyat, 
maka wakil rakyat yang muslim harus menjadi pelayan rakyat, jujur dan baik serta 
mensejahterakan mereka.
 *  
Dikala para penegak hukum banyak berlaku dhalim (tidak adil), penegak 
hukum yang muslim harus adil, hindari budaya suap.
Ingat 
!               اَلرَّاشِى وَ اْلمُرْتَشِى فِى النَّارِ. الطبرانى  
Yang 
menyuap dan yang disuap semuanya masuk neraka. 
[HR. Thabrani]
Juga 
sabda Rasulullah SAW yang menerangkan tentang penegak hukum (hakim) 
:
اْلقُضَاةُ 
ثَلاَثَةٌ: وَاحِدٌ فِى اْلجَنَّةِ، وَ اثْنَانِ فِى النَّارِ. فَاَمَّا الَّذِى 
فِى اْلجَنَّةِ فَرَجُلٌ عَرَفَ اْلحَقَّ فَقَضَى بِهِ. وَ رَجُلٌ عَرَفَ اْلحَقَّ 
فَجَارَ فِى اْلحُكْمِ فَهُوَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى 
جَهْلٍ فَهُوَ فِى النَّارِ. ابو داود 3: 299
Hakim 
itu ada 3 macam. Seorang hakim di surga dan dua hakim lainnya di 
neraka.
1.  Hakim yang mengetahui kebenaran, dan dia 
membuat keputusan dengan benar (dengan adil), maka dia di 
surga.
2.  Hakim yang mengetahui kebenaran, tetapi dia 
membuat keputusan dengan curang (tidak adil), maka dia di 
neraka.
3.  Hakim yang membuat keputusan dengan kebodohan 
(tidak mengetahui yang benar, sehingga membuat keputusan dengan ngawur), maka 
dia di neraka. 
[HR. Abu Dawud 3 : 299]
Kita 
dengar banyak kader-kader partai yang berebutan kursi Caleg, sampai terjadi 
pengrusakan, pembakaran kantor, demo dan sebagainya, sungguh sangat memalukan. 
Apa yang mereka inginkan bila jadi wakil rakyat ? Kalau orang-orang semacam ini 
masuk jadi wakil rakyat, pasti akan menipu dan menyengsarakan rakyat. Maka 
kader-kader partai yang muslim jangan ikut-ikut berebutan kursi caleg ! 
Memalukan. Kita dengar pada acara Editorial Metro TV pagi pada tanggal 19 
Januari 2004 yang lalu, banyak penelpon yang menyatakan apatis dan pilih Golput 
pada Pemilu 2004 nanti, dengan alasan :
*   Banyak preman-preman yang menjadi wakil 
rakyat di DPR, maka sering terjadi keributan di kalangan DPR, dan negaranya jadi 
kacau-balau.
*   Caleg-caleg yang akan datang pun sama, bahkan 
banyak yang moralnya bobrok, memalsu ijazah.
*   Kader-kader partai tak ada yang 
berkwalitas.
Maka 
mereka sudah tidak percaya lagi pada partai untuk menyerahkan negara ini, mereka 
tidak akan ikut Pemilu (Golput).
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, melalui mimbar ini kami serukan kepada 
:
1.  Seluruh ummat Islam, sukseskan Pemilu , 
jangan ikut Golput !, diantara sekian banyak caleg-caleg yang mentalnya bobrok, 
tentu masih ada yang baik.
2.  Kepada para kader partai Islam, jangan 
ikut-ikutan berebutan kursi caleg, ingat kursi itu adalah amanat yang berat akan 
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak, bukan kursi kue yang lezat untuk 
dinikmati, atas nama wakil rakyat maka serahkan saja kepada kebijaksanaan 
pimpinan partai saudara.
3.  Kepada para pemimpin partai 
:
A. angkatlah kader-kader saudara menjadi caleg 
orang-orang yang amanat, loyal terhadap agamanya dan mempunyai kemampuan dalam 
tugasnya, serta berakhlaq mulia.
B. Jangan menyerahkan kepada orang yang bukan 
ahlinya karena ada hubungan kerabat, teman akrab dsb, yang demikian itu akan 
membawa kepada kehancuran. Perhatikan Sabda Rasulullah SAW 
:
مَنِ 
اسْتَعْمَلَ رَجُلاً عَلَى عَصَابِيَّةٍ وَ فِيْهِمْ مَنْ هُوَ اَرْضَى اللهُ 
مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَ رَسُوْلَه وَ اْلمُؤْمِنِيْنَ. الحاكم
Barangsiapa 
mengangkat seseorang untuk suatu jabatan karena kekeluargaan, padahal ada pada 
mereka orang yang lebih diridlai Allah (karena kemampuan) dari padanya, maka 
sesungguhnya ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada 
orang-orang mukmin. 
[HR. Hakim]
فَاِذَا 
ضُيّعَتِ اْلاَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. فَقَالَ: كَيْفَ اِضَاعَتُهَا؟ 
قَالَ: اِذَا وُسّدَ اْلاَمْرُ اِلىَ غَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. 
البخارى
Apabila 
hilang amanat, maka tunggulah datangnya qiyamat (kehancurannya). Ada seorang 
shahabat yang bertanya, “Bagaimanakah hilangnya amanat ?”. Rasulullah SAW 
menjawab, “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, 
maka tunggulah qiyamatnya (kehancurannya)”. 
[HR. Bukhari 1 : 21]
C. Jangan memilih caleg yang menginginkan atau 
berambisi menjadi wakil rakyat hanya untuk mencari makan, dan kedudukan pasti 
dia tidak akan menjadi wakil rakyat yang baik, tetapi akan menipu dan 
menyengsarakan rakyat.
     Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda 
:
اِنَّا 
وَ اللهِ لاَ نُوَلّى عَلَى هذَا اْلعَمَلِ اَحَدًا سَأَلَهُ وَ اَحَدًا حَرَصَ 
عَلَيْهِ. مسلم 3: 1456
Demi 
Allah, sesungguhnya kami tidak akan mengangkat seseorang dalam suatu jabatan 
pada orang yang memintanya dan orang yang berambisi pada jabatan 
itu. 
[HR. Muslim 3 : 1456]
Kita 
tentu menginginkan perubahan keadaan bangsa dan negara kita yang terpuruk dan 
kacau-balau ini bisa bangkit lagi menjadi baik, berwibawa di mata dunia, tidak 
terjadi kekacauan, kerusakan di sana-sini seperti sekarang 
ini.
Oleh 
karena itu saya menghimbau kepada saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air 
:
1.  Pilihlah wakil-wakil rakyat dan presiden nanti 
menurut suara hatimu yang paling dalam, dengan melihat kenyataan yang ada 
sekarang.
2.  Jangan mudah dibujuk, dirayu, dibeli, diberi 
janji-janji palsu sehingga memilih wakil rakyat dan presiden bukan dari suara 
hatinya sendiri.
3.  Pilihlah wakil rakyat dan presiden yang takut 
kepada Allah, sehingga mereka jujur, tidak membohongi rakyat, berakhlaq mulia, 
ada kemampuan dalam tugasnya (bukan orang yang bodoh), dan sanggup 
menjadi pelayan masyarakat tanpa pamrih selain ridla Allah 
semata.
4.  Jangan memilih preman-preman untuk menjadi 
wakil rakyat dan presiden, agar bangsa kita tidak semakin hancur, rakyat semakin 
menderita.
5.  Jangan memilih wakil-wakil rakyat dan presiden 
yang bermental Yahudi.
Terlalu 
rakus terhadap dunia, dan memperturutkan kehendak hawa nafsunya, dunia ingin 
dikuasainya dengan cara menjarah, merampok, menindas yang lemah, tanpa 
berperikemanusiaan.
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, terutama para ulama’, marilah kita 
berpikir dengan jernih, kita cermati, kita evaluasi dengan adil, terlepas dari 
rasa suka dan tidak suka terhadap kenyataan dan keadaan yang ada di negeri kita 
ini.
Dengan 
pertolongan Allah SWT bangsa kita pernah jaya, dapat mengusir penjajah bangsa 
asing yang sudah mencengkeram negeri kita ini selama 350 th, hanya dengan 
persenjataan yang sangat sederhana (bambu runcing).
 *  
Bangsa kita pernah menjadi bangsa yang disegani di mata dunia, berani 
menyatakan keluar dari PBB dan menjadi bangsa yang 
berdikari.
 *  
Pernah dipercaya menjadi pemimpin negara-negara Non Blok, dan di bidang pendidikan 
menjadi guru negara-negara tetangga, dan pendapatan perkapita 
LUMAYAN.
 *  Di 
bidang teknologi, pernah mengeksport pesawat terbang, bisa membeli satelit, 
pembangunan lancar sampai di pelosok-pelosok desa, kerukunan masih 
terkendali.
Itu 
semua kenyataan yang ada, tanpa melihat orde kapan itu ?, mari kita hilangkan 
mental-mental tengik, plinplan, rendahan, tidak ada nilainya. Kita akui dengan 
jujur dan adil, apa adanya, katakan itu “Baik, benar”, sekalipun itu datangnya 
dari lawan, kalau memang kenyataannya demikian. Dan katakan “Itu jelek, salah”, 
sekalipun itu datangnya dari kawan, kalau memang kenyataannya demikian. Biasakan 
pandai menghargai, mengakui prestasi yang dicapai oleh orang lain, dan mengakui 
kekurangan yang ada pada dirinya, kalau ingin maju.
Jangan 
karena kebenciannya kepada suatu kaum, lalu mendorong berlaku tidak adil. 
Perhatikan firman Allah SWT : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu 
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi 
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, 
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih 
dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha 
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Maaidah : 
8]
Memang 
disamping keberhasilan-keberhasilan masa lalu, kita lihat juga adanya 
kecurangan-kecurangan, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), itu penyakit yang 
harus kita berantas. Sekarang, mari kita perhatikan apa yang bisa kita capai 
dengan orde ini ?
=   Rakyat makin menderita, di mana-mana terjadi 
PHK, bahkan di perusahaan negara yang pernah jaya terjadi PHK 
besar-besaran.
=   Pengangguran makin 
menumpuk.
=   Pergolakan, pertikaian, kerusuhan di 
mana-mana, rakyat makin berani berbuat anarkis, tidak adanya wibawa aparat 
penegak hukum, karena tidak adanya keadilan.
=   Keberhasilan yang pernah dicapai masa lalu 
tidak bisa dipertahankan, apalagi ditingkatkan, malah banyak aset-aset penting 
milik negara dijual ke negara tetangga.
=   Wakil-wakil rakyat tampak rakus “rayahan” 
uang negara (uang rakyat), purna tugas yang hanya 5 th bekerja minta pesangon 
yang luar biasa, itu semua uang rakyat, sedang kerjanya pun tidak membahagiakan 
rakyat. Padahal guru yang sudah bekerja 32 tahun jelas-jelas hasilnya 
mencerdaskan rakyat, purna tugas tidak dapat apa-apa, hanya mendapat sanjungan 
“Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Itu semua rakyat mengerti dan merasakan. Kita 
acungkan jempol kepada kepada yang wakil-wakilnya 
menolak pesangon Purna Tugas, semuanya dikembalikan kepada rakyat, karena itu 
memang uang rakyat. Orang-orang semacam inilah yang pantas mengurus negara 
ini.
Memang 
Presiden kita pernah mengatakan bahwa keadaan negeri kita ini seperti keranjang 
sampah. Suatu keberhasilan yang gemilang dan pantas diacungi jempol kalau bisa 
merubah keranjang sampah tadi menjadi keranjang emas. Namun kalau keranjang 
sampah tadi tetap keranjang sampah, malah menjadi tumbuh suburnya berbagai 
penyakit dalam keranjang itu, merupakan prestasi yang terpuruk dan pantas 
disesalkan. 
Oleh 
karena itu kami serukan kepada seluruh bangsa Indonesia, jangan mencalonkan diri 
sebagai pemimpin 
kalau dirinya tidak ada kemampuan merubah keranjang sampah tersebut menjadi 
keranjang emas. Serahkan saja kepada ahlinya, demi nasib bangsa 230 juta lebih, 
yang sudah lama menderita ini.
Kaum 
muslimin dan muslimat rahimakumullah, kalau kita cermati dari awal, rasanya 
generasi pengganti bangsa kita ini tidak semakin baik, seperti firman Allah 
dalam surat Maryam 59 :
فَخَلَفَ 
مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلوةَ وَ اتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ 
يَلْقَوْنَ غَيًّا. مريم: 59
Maka 
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan 
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui 
kesesatan. 
[QS. Maryam : 59]
Berapa 
banyak generasi bangsa kita yang terjerumus ke lembah kehinaan, kesesatan, 
memperturutkan hawa nafsunya, terjerumus kepada perbuatan syaithan, seperti : 
mabuk-mabukan, teler, perjudian, perzinaan dan bentuk kejahatan-kejahatan yang 
lain, sehingga mengabaikan shalat.
Kalau 
manusia sudah menyia-nyiakan shalat, sudah tidak ada rasa takut lagi kepada 
Allah, maka kejahatan dan kemungkaran tidak mungkin bisa dicegah. Karena 
shalatlah yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar 
:
اِنَّ 
الصَّلوةَ تَنْهى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَ اْلمُنْكَرِ. العنكبوت:45 
Sesungguhnya 
shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. 
[QS. Al-’Ankabuut : 45]
Kalau 
sudah begitu, hawa nafsunya yang akan menuntun hidupnya, sedangkan Allah SWT 
berfirman :
اِنَّ 
النَّفْسَ َلاَمَّارَةٌ بِالسُّوْءِ. يوسف: 53
Sesungguhnya 
hawa nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan. 
[QS. Yusuf : 53]
Dengan 
kejahatan yang dilakukan, akhirnya hanya akan membawa kepada malapetaka. Kita 
harus yaqin sepenuhnya :
لَنْ 
يُصْلِحَ آخِرَ هذِهِ اْلاُمَّةِ اِلاَّ مَا اَصْلَحَ اَوَّلَهَا. مالك
Tidak 
akan dapat memperbaiki (keadaan) ummat akhir ini melainkan apa yang pernah 
memperbaiki (keadaan) ummat pertamanya. 
[Imam Malik]
Hanya 
dengan Islam (Al-Qur’an dan As-Sunnah) dunia/bangsa ini bisa menjadi baik, dan 
mengabaikannya pasti celaka. Semoga kita tidak dipimpin oleh orang-orang yang 
tolol sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
اَعَاذَكَ 
اللهُ مِنْ اِمَارَةِ السُّفَهَاءِ. قَالَ: وَ مَا اِمَارَةُ السُّفَهَاءِ؟ قَالَ: 
اُمَرَاءُ يَكُوْنُوْنَ بَعْدِى لاَ يَقْتَدُوْنَ بِهَدْيِى، وَ لاَ يَسْتَنُوْنَ 
بِسُنَّتِى. فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَ اَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ. 
فَاُولئِكَ لَيْسُوْا مِنّى وَ لَسْتُ مِنْهُمْ. .... يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ 
اِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ، اَلنَّارُ اَوْلَى 
بِهِ. يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، اَلنَّاسُ غَادِيَانِ فَمُبْتَاعٌ نَفْسَهُ 
فَمُعْتِقُهَا وَ بَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُوْبِقُهَا. احمد و الترمذى
Semoga 
Allah melindungimu dari pemimpin-pemimpin “yang tolol”. Ka’ab bertanya, “Ya Rasulullah, 
siapakah pemimpin 
yang tolol itu ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Yaitu para pemimpin sesudahku, yang 
tidak mau memakai petunjuk dengan petunjukku, dan tidak mau berpegang kepada 
sunnahku. Barangsiapa membenarkan perilaku mereka dengan segala kebohongannya, 
serta membantu kedhaliman mereka, maka ia tidak termasuk golonganku, dan akupun 
tidak termasuk golongan mereka”. .... “Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya tidak 
masuk surga daging yang tumbuh dari barang yang haram, api neraka lebih pantas 
baginya”. “Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, manusia terdiri dari dua macam, ada yang 
menjual dirinya ke jalan Allah, hingga dia selamat dari siksa neraka, dan ada 
yang menjual dirinya kepada hawa nafsunya, hingga nerakalah sebagai tempat 
tinggal mereka”. 
[HR. Ahmad dan Tirmidzi]
Memperhatikan 
sabda Rasulullah SAW tersebut, mari kita berusaha keras agar terhindar dari 
pemimpin yang 
tolol, dan dari hal-hal yang haram serta tidak terseret oleh kehendak hawa nafsu 
yang membawa kehancuran, serta kita selamatkan generasi bangsa 
ini.
Untuk 
itu peran ‘ulama sangat penting dan tidak bisa diabaikan. ‘Ulama yang 
benar-benar ‘ulama, yakni pewaris para Nabi.
... اِنَّ اْلعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلاَنْبِيَاءِ. ابو داود و 
الترمذى
Bukan 
‘ulama yang suu’ (yang jelek) suka menyebar fitnah, ngompori ummat agar berbuat 
kerusakan, permusuhan dan kekacauan. Nabi kita Muhammad SAW memiliki sifat 
:
.... عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ 
بِاْلمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. التوبة:128
.... 
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan 
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang 
mukmin. 
[QS. At-Taubah : 128]
‘Ulama 
pewaris para nabi, merasakan sangat berat di hatinya melihat penderitaan yang 
menimpa pada ummat manusia, maka dengan ilmunya, santunnya, dan keshabarannya 
menghadapi cobaan, selalu berusaha keras untuk mengangkat, membebaskan ummat 
manusia dari penderitaan yang menimpa mereka. Mereka berjuang dengan ikhlash 
tanpa pamrih apapun kecuali dari Allah dan terjalinnya rasa kasih sayang. Allah 
SWT berfirman :
... لاَ اَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالاً، اِنْ اَجْرِيَ اِلاَّ عَلَى 
اللهِ. هود: 29
.... 
aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku 
hanyalah dari Allah. 
[QS. Huud : 29]
.... لاَّ اَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلاَّ اْلمَوَدَّةَ فِى 
اْلقُرْبى. الشورى: 23
...... 
"Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang 
dalam kekeluargaan". 
[QS. Asy-Syuuraa : 23]
Oleh 
karena itu ‘ulama sebagai suluh (obor) di tengah-tengah kegelapan, dan penyejuk 
di tengah-tengah kerisauan dan kekacauan. Mereka tidak bisa tinggal diam atau 
masa bodoh melihat 
ummatnya atau bangsanya menderita, tetapi mereka akan selalu berusaha keras 
mencari jalan keluar untuk mengatasi penderitaan tersebut.
Hanya 
orang-orang yang bodoh dan dungu yang memicingkan mata dan sinis terhadap 
‘ulama.
Dan 
pemimpin yang tidak 
bisa menempatkan/menghormati ‘ulama pewaris para nabi sebagaimana mestinya, 
hanyalah pemimpin 
yang tidak ingin mengangkat rakyatnya dari kesengsaraan dan tidak ingin 
keberhasilan dalam kepemimpinannya.
Semoga 
khutbah ini menjadi perhatian kita semua, dan melalui Pemilu 2004 nanti jangan 
salah pilih untuk menuju perubahan yang lebih baik.
Sebagai 
penutup, saya kutipkan sabda Rasulullah :
... لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَوْا اَمْرَهُمُ امْرَأَةً. البخارى 
6570
Tidak 
akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada 
wanita. 
[HR. Bukhari : 6570]
Semoa 
bermanfaat bagi kita semua.
رَبَّنَا 
آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ 
النَّارِ
اَلسَّلاَمُ 
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar