3/25/2014

JANGAN MEMILIH PEMIMPIN YANG TOLOL

JANGAN MEMILIH PEMIMPIN YANG TOLOL
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ. وَ بِهِ نَسْتَعِيْنُهُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَ الدّيْنِ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَمِلْيْنَ وَ عَلَى الِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ: اِنَّمَا اْلمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ امَنُوْا بِاللهِ وَ رَسُوْلِه ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَ جَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَ اَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، اُولئِكَ هُمُ الصّدِقُوْنَ. الخجرات:15
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, pada hari ini ummat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di tanah suci Makkah Al-Mukarramah untuk melaksanakan ibadah hajji, salah satu dari rukun Islam.
Berjuta-juta manusia berkumpul menjadi satu tanpa membedakan suku bangsa, warna kulit, pangkat/jabatan, kaya-miskin memakai pakaian yang sama, dengan tujuan yang sama pula, mengharap ridla Allah SWT.
Hal itu menunjukkan kesamaan derajat manusia di hadapan Allah tanpa merasa lebih satu dengan yang lain. Orang yang mulia di sisi Allah itu hanya karena taqwanya kepada Allah, bukan karena keturunan dan bukan pula karena kebangsaan. Allah SWT berfirman :
... اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ اَتْقيكُمْ،. الحجرات: 13
.... Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. [QS. Al-Hujuraat : 13]

Mereka meninggalkan rumah, pekerjaan dan semua urusan-urusan dunia lainnya hanya semata-mata memenuhi panggilan Allah untuk mengharap ridla-Nya, dengan mengumandangkan kalimat talbiyah.
لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، اِنَّ اْلحَمْدَ وَ النّعْمَةَ لَكَ وَ اْلمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, ibadah hajji bukanlah pekerjaan yang ringan, apalagi yang datang dari negeri yang jauh dari tanah suci Makkah, termasuk Indonesia. Thawaf, sa’i, melempar jumrah, wukuf dipadang ‘Arafah, semuanya merupakan pekerjaan yang berat, dan harus mengeluarkan dana yang besar pula untuk biaya perjalanan dan biaya hidup selama melaksanakan ibadah tersebut.
Apalagi jama’ah hajji Indonesia sekarang ini, banyak calon hajji yang stress dengan adanya peraturan pemerintah yang kacau balalu di sana-sini, tidak adanya ketetapan yang pasti, akhirnya 30.000 calon jamaah hajji terpaksa gagal berangkat walaupun sudah begitu lelah mengurus dan mengumpulkan dananya untuk keperluan tersebut. Namun itu semua harus diterima dengan shabar, tawakkal bulat kepada Allah disertai niat yang ikhlash tanpa pamrih apapun kecuali hanya mengharap ridla Allah semata-mata. Bagi hajji yang mabrur Rasulullah SAW bersabda :
اَلْحَجُّ اْلمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ اِلاَّ اْلجَنَّةَ. متفق عليه
Hajji mabrur itu tidak akan mendapat balasan kecuali surga. [HR Muttafaq ‘alaih]
Bagi saudara-saudara calon hajji yang gagal berangkat, tidak usah sedih yang berkepanjangan, terimalah kenyataan ini dengan ikhlash, serahkan kembali pada taqdir Allah Yang Maha Mengetahui apasaja, sedangkan kita tidak mengetahuinya. Allah SWT berfirman :
وَ عَسى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَّ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَ عَسى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَّ هُوَ شَرٌّ لَّكُمْ، وَ اللهُ يَعْلَمُ وَ اَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ. البقرة: 216
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS. Al-Baqarah : 216]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, berbicara tentang ibadah hajji, ‘Iedul Adlha, tidak boleh kita lupakan tentang ibadah qurban, semua itu merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan, bahkan dengan tegas Rasulullahj SAW bersabda :
مَنْ وَجَدَ سَعَةً ِلاَنْ يُضَحّيَ فَلَمْ يُضَحّ فَلاَ يَقْرُبَنَّ مُصَلاَّناَ. احمد و ابن ماجه عن ابى هريرة
Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban tetapi tidak mau melaksanakannya, maka janganlah ia dekat-dekat ke tempat shalat kami. [HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah].
Dengan demikian jelas bahwa orang yang bisa qurban tetapi tidak mau melaksanakan ibadah qurban tersebut dilarang oleh Rasulullah SAW datang ikut shalat ‘Iedul Adlha, karena amalan yang paling dicintai Allah pada hari itu bukan shalat ‘Iedul Adlhanya, tetapi menyembelih qurban, sebagaimana sabda Nabi SAW :
مَا عَمِلَ ابْنُ ادَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ. ابن ماجه و الترمذى، فى نيل الاوطار 5: 123
Tidak ada amal anak Adam pada hari Nahr ('Iedul Adlha) yang paling disukai Allah selain daripada menyembelih qurban.
Dengan ibadah qurban mengingatkan kita kaum muslimin pada peristiwa besar yang dialami oleh nabi Ibrahim AS ketika beliau mendapat ujian keimanannya yang begitu berat, yakni diperintah Allah SWT agar menyembelih putra satu-satunya dikala itu, putra yang sangat dicintainya dan diharapkan menjadi penerus perjuangannya dalam menyerukan dakwah tauhid kepada ummat manusia.
Kita perhatikan firman Allah tentang hal ini :
قَالَ يبُنَيَّ اِنّيْ اَرى فِى اْلمَنَامِ اَنّيْ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَا ذَا تَرى. الصفات:102
Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu”.
Pertanyaan ini disambut dengan jawaban yang tulus ikhlash menyerahkan sepenuhnya kepada ayahnya agar perintah Allah itu dilaksanakan sebaik-baiknya dengan ucapan :
... ياَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ اِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصّبِرِيْنَ.
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang shabar”. [QS. Ash-Shaffaat : 102]
Tanpa ragu-ragu keduanya melaksanakan perintah Allah, walaupun tampaknya sangat membahayakan bagi keselamatan dirinya, keduanya yaqin bahwa hanya berserah diri sepenuhnya kepada Allah itulah yang paling baik. Maka selanjutnya Allah berfirman :
وَ نَادَيْنهُ اَنْ يّاِبْرهِيْمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا، اِنَّا كَذلِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ. اِنَّ هذَا لَهُوَ اْلبَلؤُا اْلمُبِيْنُ. وَ فَدَيْنهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ.الصفات: 104-107
Dan Kami panggillah dia, “Hai Ibrahim, (104) sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (105). Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (106). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (107). [QS. Ash-Shaffat : 104-107]
Dari peristiwa itu dapat kita ambil pelajaran bahwa dengan tunduk patuh serta tawakkal ‘alallooh, maka Allah memberi jalan keluar dari suasana yang mendebarkan hati kepada suasana yang menggembirakan dan membahagiakan.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, kita selalu memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus seperti jalannya orang-orang yang telah dianugerahi kenikmatan oleh Allah, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat. Permohonan itu kita ucapkan paling tidak 17 kali dalam sehari-semalam.
اِهْدِنَا الصّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ، صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَ لاَ الضَّالّيْنَ. الفاتحة: 6-7
Mari kita perhatikan firman Allah di dalam QS An-Nisaa’ : 69 :
وَ مَنْ يُّطِعِ اللهَ وَ الرَّسُوْلَ فَاُولئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مّنَ النَّبِيّيْنَ وَ الصّدّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَآءِ وَ الصّلِحِيْنَ، وَ حَسُنَ اُولئِكَ رَفِيْقًا. النساء:69
Dan barangsiapa yang menthaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [QS. An-Nisaa’ : 69]
Dalam QS. Maryam : 58 diterangkan bahwa mereka yang dianugerahi nikmat oleh Allah adalah orang yang telah dipilih dan diberi petunjuk oleh Allah, sangat tunduk patuh kepada Alalh. Hal ini diterangkan :
اِذَا تُتْلى عَلَيْهِمْ ايتُ الرَّحْمنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَّ بُكِيًّا. مريم : 58
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. [Maryam : 58]
Sungguh mulia permohonan kita kepada Allah, maka untuk terkabulnya permohonan tersebut kita harus benar-benar tunduk patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan menerima sepenuhnya syariat Allah tanpa ragu-ragu. Sikap menerima syariat Allah dijelaskan dalam ayat tersebut dengan menyungkur sujud dan menangis (takut mendurhakai-Nya). Dalam ayat lain dijelaskan, apabila mereka diseru untuk mengikuti hukum Allah dan Rasul-Nya, jawab mereka :
... سَمِعْنَا وَ اَطَعْنَا وَ اُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. النور:51
“..... kami mendengar dan kami thaat”, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [QS. An-Nuur : 51]
Yang dimaksud “bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan yang sesat”, Rasulullah SAW menjelaskan :
اِنَّ اْلمَغْضُوْبَ عَلَيْهِمُ اليَهُوْدُ وَ اِنَّ الضَّآلّيْنَ النَّصَارَى. ابن حبان
Sesungguhnya orang-orang yang dimurkai itu adalah orang-oarng Yahudi dan sesungguhnya orang-orang yang sesat itu adalah orang-orang Nashara. [HR. Ibnu Hibban]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, Yahudi adalah la’natullah karena biasa melecehkan dan melanggar larangan-larangan Allah. Perhatikan firman Allah :
قُلْ هَلْ اُنَبّئُكُمْ بِشَرّ مّنْ ذلِكَ مَثُوْبَةً عِنْدَ اللهِ، مَنْ لَّعَنَهُ اللهُ وَ غَضِبَ عَلَيْهِ وَ جَعَلَ مِنْهُمُ اْلقِرَدَةَ وَ اْلخَنَازِيْرَ وَ عَبَدَ الطَّاغُوْتَ، اُولئِكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّ اَضَلُّ عَنْ سَوَآءِ السَّبِيْلِ. المائدة:60
Katakanlah, "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasiq) itu di sisi Allah ?, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. [QS. Al-Maaidah : 60]
Orang Yahudi lebih suka memperturutkan hawa nafsunya daripada mengikuti syariat agama. Hari Sabtu adalah hari khusus yang ditetapkan oleh Allah bagi Yahudi untuk beribadah, tetapi mereka langgar juga untuk kepentingan dunia, maka mereka dilaknat, dimurkai Allah, mereka dijadikan kera dan babi, tidak bisa menerima petunjuk dan nasehat kebenaran. Untuk memperoleh dunia, mereka tempuh dengan jalan apapun tanpa peduli ajaran agama mereka : halal atau haram.
Sifat-sifat busuk lainnya bagi Yahudi adalah terlalu rakus terhadap dunia, sampai mereka ingin hidup 1000 tahun [QS. Al-Baqarah : 96], dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu Allah memperingatkan kepada orang-orang yang beriman dengan firman-Nya :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَتَّخِذُوا اْليَهُوْدَ وَ النَّصَارى اَوْلِيَآءَ. بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ، وَ مَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مّنْكُمْ فَاِنَّه مِنْهُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ الظّلِمِيْنَ. المائدة : 51
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.. [QS. Al-Maaidah : 51]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, kita teladani ketangguhan iman nabi Ibrahim yang tanpa ragu-ragu menerima perintah Allah SWT. Dalam surat Al-Hujuraat : 15 Allah berfirman, yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”.
Oleh karena itu, kaum muslimin, janganlah ragu-ragu ! Kita berjuang terus sampai tegaknya syariat Allah di bumi ini, siapkan harta dan jiwa kita demi kepentingan tersebut, sekalipun hambatan dan rintangan selalu menghadang di depan kita. Gelorakan semangat dakwah, sampaikan Islam ke seluruh lapisan masyarakat, dari rakyat yang di akar rumput, di parlemen, para pejabat pemerintah sampai kepada presiden, sekalipun orang-orang kafir dan orang-orang musyrik membencinya. Perhatikan firman Allah SWT :
يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِئُوْا نُوْرَ اللهِ بِاَفْوَاهِهِمْ، وَ اللهُ مُتِمُّ نُوْرِه وَ لَوْ كَرِهَ اْلكفِرُوْنَ. الصف: 8
Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. [QS. Ash-Shaff : 8]
هُوَ الَّذِيْ اَرْسَلَ رَسُوْلَه بِالْهُدى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَه عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. الصف: 9
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci. [QS. Ash-Shaff : 9]
Mari kita buktikan ketinggian Islam, mulai dari diri kita sendiri.
 *  Dikala para pejabat banyak yang maling (korupsi), pejabat muslim jangan ikut maling.
 *  Dikala para wakil rakyat banyak menipu rakyat, menyengsarakan rakyat, maka wakil rakyat yang muslim harus menjadi pelayan rakyat, jujur dan baik serta mensejahterakan mereka.
 *  Dikala para penegak hukum banyak berlaku dhalim (tidak adil), penegak hukum yang muslim harus adil, hindari budaya suap.
Ingat !               اَلرَّاشِى وَ اْلمُرْتَشِى فِى النَّارِ. الطبرانى 
Yang menyuap dan yang disuap semuanya masuk neraka. [HR. Thabrani]
Juga sabda Rasulullah SAW yang menerangkan tentang penegak hukum (hakim) :
اْلقُضَاةُ ثَلاَثَةٌ: وَاحِدٌ فِى اْلجَنَّةِ، وَ اثْنَانِ فِى النَّارِ. فَاَمَّا الَّذِى فِى اْلجَنَّةِ فَرَجُلٌ عَرَفَ اْلحَقَّ فَقَضَى بِهِ. وَ رَجُلٌ عَرَفَ اْلحَقَّ فَجَارَ فِى اْلحُكْمِ فَهُوَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ فَهُوَ فِى النَّارِ. ابو داود 3: 299
Hakim itu ada 3 macam. Seorang hakim di surga dan dua hakim lainnya di neraka.
1.  Hakim yang mengetahui kebenaran, dan dia membuat keputusan dengan benar (dengan adil), maka dia di surga.
2.  Hakim yang mengetahui kebenaran, tetapi dia membuat keputusan dengan curang (tidak adil), maka dia di neraka.
3.  Hakim yang membuat keputusan dengan kebodohan (tidak mengetahui yang benar, sehingga membuat keputusan dengan ngawur), maka dia di neraka. [HR. Abu Dawud 3 : 299]
Kita dengar banyak kader-kader partai yang berebutan kursi Caleg, sampai terjadi pengrusakan, pembakaran kantor, demo dan sebagainya, sungguh sangat memalukan. Apa yang mereka inginkan bila jadi wakil rakyat ? Kalau orang-orang semacam ini masuk jadi wakil rakyat, pasti akan menipu dan menyengsarakan rakyat. Maka kader-kader partai yang muslim jangan ikut-ikut berebutan kursi caleg ! Memalukan. Kita dengar pada acara Editorial Metro TV pagi pada tanggal 19 Januari 2004 yang lalu, banyak penelpon yang menyatakan apatis dan pilih Golput pada Pemilu 2004 nanti, dengan alasan :
*   Banyak preman-preman yang menjadi wakil rakyat di DPR, maka sering terjadi keributan di kalangan DPR, dan negaranya jadi kacau-balau.
*   Caleg-caleg yang akan datang pun sama, bahkan banyak yang moralnya bobrok, memalsu ijazah.
*   Kader-kader partai tak ada yang berkwalitas.
Maka mereka sudah tidak percaya lagi pada partai untuk menyerahkan negara ini, mereka tidak akan ikut Pemilu (Golput).
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, melalui mimbar ini kami serukan kepada :
1.  Seluruh ummat Islam, sukseskan Pemilu , jangan ikut Golput !, diantara sekian banyak caleg-caleg yang mentalnya bobrok, tentu masih ada yang baik.
2.  Kepada para kader partai Islam, jangan ikut-ikutan berebutan kursi caleg, ingat kursi itu adalah amanat yang berat akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak, bukan kursi kue yang lezat untuk dinikmati, atas nama wakil rakyat maka serahkan saja kepada kebijaksanaan pimpinan partai saudara.
3.  Kepada para pemimpin partai :
A. angkatlah kader-kader saudara menjadi caleg orang-orang yang amanat, loyal terhadap agamanya dan mempunyai kemampuan dalam tugasnya, serta berakhlaq mulia.
B. Jangan menyerahkan kepada orang yang bukan ahlinya karena ada hubungan kerabat, teman akrab dsb, yang demikian itu akan membawa kepada kehancuran. Perhatikan Sabda Rasulullah SAW :
مَنِ اسْتَعْمَلَ رَجُلاً عَلَى عَصَابِيَّةٍ وَ فِيْهِمْ مَنْ هُوَ اَرْضَى اللهُ مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَ رَسُوْلَه وَ اْلمُؤْمِنِيْنَ. الحاكم
Barangsiapa mengangkat seseorang untuk suatu jabatan karena kekeluargaan, padahal ada pada mereka orang yang lebih diridlai Allah (karena kemampuan) dari padanya, maka sesungguhnya ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin. [HR. Hakim]
فَاِذَا ضُيّعَتِ اْلاَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. فَقَالَ: كَيْفَ اِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: اِذَا وُسّدَ اْلاَمْرُ اِلىَ غَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. البخارى
Apabila hilang amanat, maka tunggulah datangnya qiyamat (kehancurannya). Ada seorang shahabat yang bertanya, “Bagaimanakah hilangnya amanat ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah qiyamatnya (kehancurannya)”. [HR. Bukhari 1 : 21]
C. Jangan memilih caleg yang menginginkan atau berambisi menjadi wakil rakyat hanya untuk mencari makan, dan kedudukan pasti dia tidak akan menjadi wakil rakyat yang baik, tetapi akan menipu dan menyengsarakan rakyat.
     Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّا وَ اللهِ لاَ نُوَلّى عَلَى هذَا اْلعَمَلِ اَحَدًا سَأَلَهُ وَ اَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ. مسلم 3: 1456
Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan mengangkat seseorang dalam suatu jabatan pada orang yang memintanya dan orang yang berambisi pada jabatan itu. [HR. Muslim 3 : 1456]
Kita tentu menginginkan perubahan keadaan bangsa dan negara kita yang terpuruk dan kacau-balau ini bisa bangkit lagi menjadi baik, berwibawa di mata dunia, tidak terjadi kekacauan, kerusakan di sana-sini seperti sekarang ini.
Oleh karena itu saya menghimbau kepada saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air :
1.  Pilihlah wakil-wakil rakyat dan presiden nanti menurut suara hatimu yang paling dalam, dengan melihat kenyataan yang ada sekarang.
2.  Jangan mudah dibujuk, dirayu, dibeli, diberi janji-janji palsu sehingga memilih wakil rakyat dan presiden bukan dari suara hatinya sendiri.
3.  Pilihlah wakil rakyat dan presiden yang takut kepada Allah, sehingga mereka jujur, tidak membohongi rakyat, berakhlaq mulia, ada kemampuan dalam tugasnya (bukan orang yang bodoh), dan sanggup menjadi pelayan masyarakat tanpa pamrih selain ridla Allah semata.
4.  Jangan memilih preman-preman untuk menjadi wakil rakyat dan presiden, agar bangsa kita tidak semakin hancur, rakyat semakin menderita.
5.  Jangan memilih wakil-wakil rakyat dan presiden yang bermental Yahudi.
Terlalu rakus terhadap dunia, dan memperturutkan kehendak hawa nafsunya, dunia ingin dikuasainya dengan cara menjarah, merampok, menindas yang lemah, tanpa berperikemanusiaan.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, terutama para ulama’, marilah kita berpikir dengan jernih, kita cermati, kita evaluasi dengan adil, terlepas dari rasa suka dan tidak suka terhadap kenyataan dan keadaan yang ada di negeri kita ini.
Dengan pertolongan Allah SWT bangsa kita pernah jaya, dapat mengusir penjajah bangsa asing yang sudah mencengkeram negeri kita ini selama 350 th, hanya dengan persenjataan yang sangat sederhana (bambu runcing).
 *  Bangsa kita pernah menjadi bangsa yang disegani di mata dunia, berani menyatakan keluar dari PBB dan menjadi bangsa yang berdikari.
 *  Pernah dipercaya menjadi pemimpin negara-negara Non Blok, dan di bidang pendidikan menjadi guru negara-negara tetangga, dan pendapatan perkapita LUMAYAN.
 *  Di bidang teknologi, pernah mengeksport pesawat terbang, bisa membeli satelit, pembangunan lancar sampai di pelosok-pelosok desa, kerukunan masih terkendali.
Itu semua kenyataan yang ada, tanpa melihat orde kapan itu ?, mari kita hilangkan mental-mental tengik, plinplan, rendahan, tidak ada nilainya. Kita akui dengan jujur dan adil, apa adanya, katakan itu “Baik, benar”, sekalipun itu datangnya dari lawan, kalau memang kenyataannya demikian. Dan katakan “Itu jelek, salah”, sekalipun itu datangnya dari kawan, kalau memang kenyataannya demikian. Biasakan pandai menghargai, mengakui prestasi yang dicapai oleh orang lain, dan mengakui kekurangan yang ada pada dirinya, kalau ingin maju.
Jangan karena kebenciannya kepada suatu kaum, lalu mendorong berlaku tidak adil. Perhatikan firman Allah SWT : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Maaidah : 8]
Memang disamping keberhasilan-keberhasilan masa lalu, kita lihat juga adanya kecurangan-kecurangan, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), itu penyakit yang harus kita berantas. Sekarang, mari kita perhatikan apa yang bisa kita capai dengan orde ini ?
=   Rakyat makin menderita, di mana-mana terjadi PHK, bahkan di perusahaan negara yang pernah jaya terjadi PHK besar-besaran.
=   Pengangguran makin menumpuk.
=   Pergolakan, pertikaian, kerusuhan di mana-mana, rakyat makin berani berbuat anarkis, tidak adanya wibawa aparat penegak hukum, karena tidak adanya keadilan.
=   Keberhasilan yang pernah dicapai masa lalu tidak bisa dipertahankan, apalagi ditingkatkan, malah banyak aset-aset penting milik negara dijual ke negara tetangga.
=   Wakil-wakil rakyat tampak rakus “rayahan” uang negara (uang rakyat), purna tugas yang hanya 5 th bekerja minta pesangon yang luar biasa, itu semua uang rakyat, sedang kerjanya pun tidak membahagiakan rakyat. Padahal guru yang sudah bekerja 32 tahun jelas-jelas hasilnya mencerdaskan rakyat, purna tugas tidak dapat apa-apa, hanya mendapat sanjungan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Itu semua rakyat mengerti dan merasakan. Kita acungkan jempol kepada kepada yang wakil-wakilnya menolak pesangon Purna Tugas, semuanya dikembalikan kepada rakyat, karena itu memang uang rakyat. Orang-orang semacam inilah yang pantas mengurus negara ini.
Memang Presiden kita pernah mengatakan bahwa keadaan negeri kita ini seperti keranjang sampah. Suatu keberhasilan yang gemilang dan pantas diacungi jempol kalau bisa merubah keranjang sampah tadi menjadi keranjang emas. Namun kalau keranjang sampah tadi tetap keranjang sampah, malah menjadi tumbuh suburnya berbagai penyakit dalam keranjang itu, merupakan prestasi yang terpuruk dan pantas disesalkan.
Oleh karena itu kami serukan kepada seluruh bangsa Indonesia, jangan mencalonkan diri sebagai pemimpin kalau dirinya tidak ada kemampuan merubah keranjang sampah tersebut menjadi keranjang emas. Serahkan saja kepada ahlinya, demi nasib bangsa 230 juta lebih, yang sudah lama menderita ini.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, kalau kita cermati dari awal, rasanya generasi pengganti bangsa kita ini tidak semakin baik, seperti firman Allah dalam surat Maryam 59 :
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلوةَ وَ اتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا. مريم: 59
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. [QS. Maryam : 59]
Berapa banyak generasi bangsa kita yang terjerumus ke lembah kehinaan, kesesatan, memperturutkan hawa nafsunya, terjerumus kepada perbuatan syaithan, seperti : mabuk-mabukan, teler, perjudian, perzinaan dan bentuk kejahatan-kejahatan yang lain, sehingga mengabaikan shalat.
Kalau manusia sudah menyia-nyiakan shalat, sudah tidak ada rasa takut lagi kepada Allah, maka kejahatan dan kemungkaran tidak mungkin bisa dicegah. Karena shalatlah yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar :
اِنَّ الصَّلوةَ تَنْهى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَ اْلمُنْكَرِ. العنكبوت:45
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. [QS. Al-’Ankabuut : 45]
Kalau sudah begitu, hawa nafsunya yang akan menuntun hidupnya, sedangkan Allah SWT berfirman :
اِنَّ النَّفْسَ َلاَمَّارَةٌ بِالسُّوْءِ. يوسف: 53
Sesungguhnya hawa nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan. [QS. Yusuf : 53]
Dengan kejahatan yang dilakukan, akhirnya hanya akan membawa kepada malapetaka. Kita harus yaqin sepenuhnya :
لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هذِهِ اْلاُمَّةِ اِلاَّ مَا اَصْلَحَ اَوَّلَهَا. مالك
Tidak akan dapat memperbaiki (keadaan) ummat akhir ini melainkan apa yang pernah memperbaiki (keadaan) ummat pertamanya. [Imam Malik]
Hanya dengan Islam (Al-Qur’an dan As-Sunnah) dunia/bangsa ini bisa menjadi baik, dan mengabaikannya pasti celaka. Semoga kita tidak dipimpin oleh orang-orang yang tolol sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
اَعَاذَكَ اللهُ مِنْ اِمَارَةِ السُّفَهَاءِ. قَالَ: وَ مَا اِمَارَةُ السُّفَهَاءِ؟ قَالَ: اُمَرَاءُ يَكُوْنُوْنَ بَعْدِى لاَ يَقْتَدُوْنَ بِهَدْيِى، وَ لاَ يَسْتَنُوْنَ بِسُنَّتِى. فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَ اَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ. فَاُولئِكَ لَيْسُوْا مِنّى وَ لَسْتُ مِنْهُمْ. .... يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ اِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ، اَلنَّارُ اَوْلَى بِهِ. يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، اَلنَّاسُ غَادِيَانِ فَمُبْتَاعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا وَ بَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُوْبِقُهَا. احمد و الترمذى
Semoga Allah melindungimu dari pemimpin-pemimpin “yang tolol”. Ka’ab bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah pemimpin yang tolol itu ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Yaitu para pemimpin sesudahku, yang tidak mau memakai petunjuk dengan petunjukku, dan tidak mau berpegang kepada sunnahku. Barangsiapa membenarkan perilaku mereka dengan segala kebohongannya, serta membantu kedhaliman mereka, maka ia tidak termasuk golonganku, dan akupun tidak termasuk golongan mereka”. .... “Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya tidak masuk surga daging yang tumbuh dari barang yang haram, api neraka lebih pantas baginya”. “Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, manusia terdiri dari dua macam, ada yang menjual dirinya ke jalan Allah, hingga dia selamat dari siksa neraka, dan ada yang menjual dirinya kepada hawa nafsunya, hingga nerakalah sebagai tempat tinggal mereka”. [HR. Ahmad dan Tirmidzi]
Memperhatikan sabda Rasulullah SAW tersebut, mari kita berusaha keras agar terhindar dari pemimpin yang tolol, dan dari hal-hal yang haram serta tidak terseret oleh kehendak hawa nafsu yang membawa kehancuran, serta kita selamatkan generasi bangsa ini.
Untuk itu peran ‘ulama sangat penting dan tidak bisa diabaikan. ‘Ulama yang benar-benar ‘ulama, yakni pewaris para Nabi.
... اِنَّ اْلعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلاَنْبِيَاءِ. ابو داود و الترمذى
Bukan ‘ulama yang suu’ (yang jelek) suka menyebar fitnah, ngompori ummat agar berbuat kerusakan, permusuhan dan kekacauan. Nabi kita Muhammad SAW memiliki sifat :
.... عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِاْلمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. التوبة:128
.... berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [QS. At-Taubah : 128]
‘Ulama pewaris para nabi, merasakan sangat berat di hatinya melihat penderitaan yang menimpa pada ummat manusia, maka dengan ilmunya, santunnya, dan keshabarannya menghadapi cobaan, selalu berusaha keras untuk mengangkat, membebaskan ummat manusia dari penderitaan yang menimpa mereka. Mereka berjuang dengan ikhlash tanpa pamrih apapun kecuali dari Allah dan terjalinnya rasa kasih sayang. Allah SWT berfirman :
... لاَ اَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالاً، اِنْ اَجْرِيَ اِلاَّ عَلَى اللهِ. هود: 29
.... aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah. [QS. Huud : 29]
.... لاَّ اَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلاَّ اْلمَوَدَّةَ فِى اْلقُرْبى. الشورى: 23
...... "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". [QS. Asy-Syuuraa : 23]
Oleh karena itu ‘ulama sebagai suluh (obor) di tengah-tengah kegelapan, dan penyejuk di tengah-tengah kerisauan dan kekacauan. Mereka tidak bisa tinggal diam atau masa bodoh melihat ummatnya atau bangsanya menderita, tetapi mereka akan selalu berusaha keras mencari jalan keluar untuk mengatasi penderitaan tersebut.
Hanya orang-orang yang bodoh dan dungu yang memicingkan mata dan sinis terhadap ‘ulama.
Dan pemimpin yang tidak bisa menempatkan/menghormati ‘ulama pewaris para nabi sebagaimana mestinya, hanyalah pemimpin yang tidak ingin mengangkat rakyatnya dari kesengsaraan dan tidak ingin keberhasilan dalam kepemimpinannya.
Semoga khutbah ini menjadi perhatian kita semua, dan melalui Pemilu 2004 nanti jangan salah pilih untuk menuju perubahan yang lebih baik.
Sebagai penutup, saya kutipkan sabda Rasulullah :
... لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَوْا اَمْرَهُمُ امْرَأَةً. البخارى 6570
Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita. [HR. Bukhari : 6570]
Semoa bermanfaat bagi kita semua.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...