Urusan dalam qubur.
Menurut hadits-hadits, bahwa orang yang
sudah mati itu akan mengalami hal-hal diantaranya sebagai berikut
:
1. himpitan qubur,
2. pertanyaan qubur.
3. siksa qubur atau ni’mat qubur
4. diperlihatkan tempat duduknya (surga
atau neraka)
5. tempat ketetapan
ruh.
6. dibangkitkan (yaumul
ba’ts)
1. himpitan qubur.
عَنْ
عَائِشَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً وَ لَوْكَانَ اَحَدٌ
نَاجِيًا مِنْهَا نَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ.
احمد 9: 316، رقم: 24337
Dari ‘Aisyah, dari Nabi SAW, beliau
bersabda, “Sesungguhnya qubur itu mempunyai himpitan. Seandainya ada orang yang
dapat terlepas dari padanya, niscaya terlepaslah Sa’ad bin Mu’adz dari
padanya”. [HR. Ahmad juz
9, hal. 316, no. 24337]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص يَوْمَ دُفِنَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ وَ هُوَ
قَاعِدٌ عَلَى قَبْرِهِ قَالَ: لَوْ نَجَا اَحَدٌ مِنْ فِتْنَةِ اْلقَبْرِ لَنَجَا
سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ، وَ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ رُخّيَ عَنْهُ.
الطبرانى فى الكبير 10: 334، رقم: 10827
Dari Ibnu ‘Abbas RA, bahwasanya Nabi SAW
pada hari dimana Sa’ad bin Mu’adz diqubur, dan ketika itu beliau duduk di atas
quburnya (Mu’adz), beliau bersabda, “Seandainya ada orang yang dapat terbebas
dari fitnah qubur,
pasti terbebaslah Sa’d bin Mu’adz. Sungguh ia (mengalami) dihimpit dengan suatu
himpitan yang kemudian dilonggarkan”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal.
334, no. 10827]
عَنْ
عَائِشَةَ اَنَّهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً،
لَوْ كَانَ اَحَدٌ نَاجِيًا فِيْهَا، نَجَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ.
احمد 9: 392، رقم: 24717
Dari ‘Aisyah bahwasanya ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya qubur itu mempunyai himpitan, sekiranya ada orang yang
dapat terbebas dari padanya, terbebaslah Sa’ad bin Mu’adz (dari
padanya)”. [HR. Ahmad juz
9, hal. 392, no. 24717]
عَنْ
اَبِى اَيُّوْبَ رض اَنَّ صَبِيًّا دُفِنَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ
اُفْلِتَ اَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ اْلقَبْرِ َلاُفْلِتَ هذَا الصَّبِيُّ.
الطبرانى فى الكبير 4: 121، رقم: 3858
Dari Abu Ayyub RA, bahwasanya ada mayyit
anak kecil diquburkan, lalu Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya ada seseorang
yang bisa terlepas dari pada himpitan qubur, niscaya terlepaslah anak (kecil)
ini”. [HR. Thabrani dalam
Al-Kabir juz 4, hal. 121, hal. 3858]
وَ
اِنَّ ضَغْطَةَ اْلقَبْرِ عَلَى اْلمُؤْمِنِ كَاْلاُمّ الشَّفِيْقَةِ يَشْكُوْ
اِلَيْهَا ابْنُهَا الصُّدَاعَ فَتَغْمَزُ رَأْسَهُ غَمْزًا رَفِيْقًا وَ لكِنْ
يَـا عَائِشَةُ وَيْلٌ لِلشَّاكّيْنَ فِى اللهِ كَيْفَ يُضْغَطُوْنَ فِى
قُبُوْرِهِمْ كَضَغْطَةِ الصَّخْرَةِ عَلَى اْلبَيْضَةِ.
البيهقى و الديلمى
Sesungguhnya himpitan qubur atas mukmin itu,
seperti ibu yang sayang, yang anaknya mengadu sakit kepala kepadanya, lalu
dipijit olehnya dengan pijitan yang lembut, tetapi, ya 'Aisyah ! Celaka
orang-orang yang syak tentang Allah ! Dengan amat dahsyat akan dihimpit mereka
itu di qubur-qubur mereka, sebagaimana
himpitan batu gunung yang besar atas sebutir telur. [HR Baihaqi dan
Dailami]
2. pertanyaan qubur.
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا قُبِرَ اْلمَيّتُ (اَوْ
قَالَ اَحَدُكُمْ) اَتَاهُ مَلَكَانِ اَسْوَدَانِ اَزْرَقَانِ يُقَالُ
ِلاَحَدِهِمَا اْلمُنْكَرُ وَ اْلآخَرُ النَّكِيْرُ. فَيَقُوْلاَنِ: مَا كُنْتَ
تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ مَا كَانَ يَقُوْلُ: هُوَ عَبْدُ اللهِ وَ
رَسُوْلُهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ. فَيَقُوْلاَنِ: قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْلُ هذَا. ثُمَّ
يُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا فِى سَبْعِيْنَ. ثُمَّ يُنَوَّرُ
لَهُ فِيْهِ. ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: نَمْ. فَيَقُوْلُ: اَرْجِعُ اِلىَ اَهْلِى
فَاُخْبِرُهُمْ؟ فَيَقُوْلاَنِ: نَمْ كَنَوْمَةِ اْلعَرُوْسِ الَّذِى لاَ
يُوْقِظُهُ اِلاَّ اَحَبُّ اَهْلِهِ اِلَيْهِ، حَتَّى يَبْعَثَهُ اللهُ مِنْ
مَضْجَعِهِ ذلِكَ. وَ اِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ: سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُوْلُوْنَ
فَقُلْتُ مِثْلَهُ، لاَ اَدْرِى. فَيَقُوْلاَنِ: قَدْكُنَّا نَعْلَمُ اَنَّكَ
تَقُوْلُ ذلِكَ. فَيُقَالُ ِلـْلاَرْضِ: اِلْتَئِمِى عَلَيْهِ. فَتَلْتَئِمُ
عَلَيْهِ. فَتَخْتَلِفُ اَضْلاَعُهُ، فَلاَ يَزَالُ فِيْهَا مُعَذَّبًا حَتَّى
يَبْعَثَهُ اللهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذلِكَ.
الترمذى 2: 267
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, “Apabila mayyit atau salah seorang diantara kalian telah diqubur,
ia didatangi dua malaikat yang hitam kebiruan, salah satunya bernama Munkar dan
yang satunya bernama Nakir, lalu keduanya bertanya (kepada mayyit), “Apa yang
kamu yaqini terhadap laki-laki ini (Muhammad) ?”. Maka mayyit itu akan menjawab
menurut keyaqinannya, “Dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya”. Maka kedua malaikat itu lalu berkata, “Sungguh kami sudah tahu
bahwa kamu akan mengatakannya begitu”. Kemudian dilapangkan quburnya sejauh
tujuh puluh hasta berkeliling”. Kemudian diterangi untuknya. Kemudian dikatakan
kepadanya, “Tidurlah”. Lalu ia berkata, “Bolehkah aku kembali kepada keluargaku
untuk memberitahukan kepada mereka ?”. Maka kedua malaikat itu berkata,
“Tidurlah seperti tidurnya pengantin yang tidak membangunkannya kecuali
kecintaan istrinya kepadanya, sehingga Allah membangkitkannya dari tempat
tidurnya itu”. Dan jika
mayyit itu orang munafiq, ia akan menjawab, “Aku mendengar orang-orang
mengatakannya, maka akupun mengatakan seperti itu. Aku tidak tahu”. Kedua
malaikat itu berkata, “Sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu akan menjawab
begitu”. Lalu diperintahkan kepada bumi, “Himpitlah mayyit ini”. Maka bumi pun
menghimpitnya, sehingga tulang-tulang iganya berserakan. Maka terus-menerus
mayyit itu disiksa demikian hingga Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya
itu. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 267, no. 1077]
عَنْ
اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ
تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ اَنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، اَتَاهُ
مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا
الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ ص؟ فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ
اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ
قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا خَيْرًا مِنْهُ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا. وَ اَمَّا اْلكَافِرُ اَوِ اْلمُنَافِقُ فَيُقَالُ لَهُ:
مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ اَدْرِى، كُنْتُ اَقُوْلُ
كَمَا يَقُوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ لَهُ: لاَ دَرَيْتَ وَ لاَ تَلَيْتَ. ثُمَّ
يُضْرَبُ ضَرْبَةً بَيْنَ اُذُنَيْهِ فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ
يَلِيْهِ غَيْرُ الثَّقَلَيْنِ.
النسائى 4: 97
Dari Anas bahwasanya Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya seorang hamba apabila sudah diletakkan di quburnya dan
teman-temannya sudah berpaling meninggalkannya, maka si mayyit masih mendengar
suara sandal mereka, lalu datanglah dua malaikat mendudukkannya, lalu keduanya
bertanya, “Apa pendapatmu tentang orang laki-laki ini yakni Muhammad SAW”.
Adapun orang yang beriman, ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwasanya dia adalah
hamba Allah dan utusan-Nya”. Lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah kepada tempat
dudukmu yang di neraka telah diganti Allah dengan tempat duduk yang lebih baik
dari padanya”. Rasulullah SAW bersabda, “Maka ia melihat keduanya (surga,
neraka). Adapun orang yang kafir atau munafiq, maka ditanyakan kepadanya, “Apa
pendapatmu tentang orang laki-laki ini”, Maka dia akan menjawab, “Aku tidak
tahu, aku mengatakannya seperti halnya orang-orang mengatakannya”. Maka
dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu dan kamu tidak baca”. Kemudian ia dipukul
dengan satu pukulan antara kedua telinganya, hingga ia berteriak dengan teriakan
yang didengar oleh apasaja yang di sekelilingnya, selain manusia dan
jin”. [HR. Nasaiy juz 4,
hal. 97]
عَنِ
اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى جَنَازَةِ
رَجُلٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا اِلَى اْلقَبْرِ وَ لَمَّا يُلْحَدْ
فَجَلَسَ رَسُوْلُ اللهِ ص وَ جَلَسْنَا حَوْلَهُ كَاَنَّمَا عَلَى رُؤُوْسِنَا
الطَّيْرُ وَ فِى يَدِهِ عُوْدٌ يَنْكُتُ بِهِ فِى اْلاَرْضِ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ
فَقَالَ: اِسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ مَرَّتَيْنِ اَوْ
ثَلاَثًا. زَادَ فِى حَدِيْثِ جَرِيْرٍ ههُنَا، وَ قَالَ: وَ اِنَّهُ لَيَسْمَعُ
خَفْقَ نِعَالِهِمْ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ حِيْنَ يُقَالُ لَهُ يَا هذَا مَنْ
رَبُّكَ وَ مَا دِيْنُكَ وَ مَنْ نَبِيُّكَ. قَالَ هنَّادٌ، قَالَ: وَ يَأْتِيْهِ
مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُوْلُ: رَبّيَ
اللهُ. فَيَقُوْلاَنِ لَهُ مَا دِيْنُكَ. فَيَقُوْلُ دِيْنىِ اْلاِسْلاَمِ.
فَيَقُوْلاَنِ لَهُ: مَا هذَا الرَّجُلُ الَّذِى بُعِثَ فِيْكُمْ؟ قَالَ،
فَيَقُوْلُ: هُوَ رَسُوْلُ اللهِ ص. فَيَقُوْلاَنِ: وَ مَا يُدْرِيْكَ؟ فَيَقُوْلُ:
قَرَأْتُ كِتَابَ اللهِ. فَامَنْتُ بِهِ وَ صَدَّقْتُ. زَادَ فِى حَدِيْثِ
جَرِيْرٍ. فَذلِكَ قَوْلُ اللهِ تَعَاَلَى يُثَبّتُ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا
بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا وَ فِى اْلآخِرَةِ.
ابو داود 4: 239، رقم : 4753
Dari Al-Baraa’ bin ‘Aazib, ia berkata :
Kami keluar bersama Rasulullah SAW untuk (mengubur) jenazah seorang laki-laki
dari kaum Anshar. Ketika sampai di maqbarah, ternyata lahad belum digali. Maka
Rasulullah SAW duduk, dan kamipun duduk di sekitar beliau (suasananya tenang),
seolah-olah di atas kepala kami ada burung, sedangkan beliau memegang sebatang
kayu dan memukul-mukulkannya ke tanah. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan
bersabda, “Berlindunglah kepada Allah, dari siksa qubur” (beliau bersabda begitu) dua kali atau tiga
kali. Jarir (perawi) dalam hadits ini menambahkan : Dan beliau bersabda,
“Sesungguhnya mayyit itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarkannya
ketika mereka telah berpaling meninggalkannya, saat ditanyakan kepadanya, “Hai
orang ini, siapa Tuhanmu, apa agamamu, dan siapa Nabimu ?”. Hannad (perawi)
berkata : Nabi SAW bersabda, “Dan akan datang dua malaikat, lalu keduanya
mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu ?”. Mayyit itu menjawab,
“Tuhanku adalah Allah”. Dua malaikat itu bertanya lagi, “Apa agamamu ?”. Maka
mayyit itu menjawab, “Agamaku Islam”. Dua malaikat itu bertanya lagi, “Siapakah
orang laki-laki yang diutus kepada kalian ini ?”. Maka ia akan menjawab, “Beliau
adalah Rasululah SAW”. Dua malaikat itu bertanya, “Dari mana kamu mengetahuinya
?”. Mayyit itu menjawab, “Aku membaca kitab Allah, lalu aku beriman kepadanya
dan membenarkannya”. Jarir menambahkan dalam hadits ini, “Itulah yang dimaksud
firman Allah Ta’aalaa (Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat) [QS. Ibraahiim : 27].
[HR. Abu Dawud juz 4, hal.
239, no. 4753]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ
فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ، اِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ
نِعَالِهِمْ. قَالَ: يَأْتِيْهِ مَلَكَاِن فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ لَهُ. مَا
كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ قَالَ: فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ:
اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. قَالَ: فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ
اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ
اْلجَنَّةِ. قَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا. قَالَ قَتَادَةُ: وَ
ذُكِرَ لَنَا اَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا وَ يُمْـَلأُ
عَلَيْهِ خَضِرًا اِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ .
مسلم 4: 2200
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabiyullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di
dalam quburnya dan teman-temannya sudah meninggalkannya, ia mendengar suara
sandal mereka. Kemudian ia didatangi dua malaikat, lalu mendudukkannya dan
bertanya, “Apa pendapatmu tentang laki-laki ini
(Muhammad SAW) ?”. Adapun orang mukmin akan menjawab,
“Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan
utusan-Nya”. Maka dikatakan kepadanya,
“Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah
menggantinya dengan tempat di surga”. Maka ia dapat melihat
keduanya”. Qatadah berkata, “Dan disebutkan kepada kami bahwasanya mayyit
itu diluaskan quburnya seluas tujuh puluh hasta, dan dipenuhi quburnya dengan
kenikmatan hingga hari mereka dibangkitkan. [HR. Muslim juz 4, hal.
2200]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّهُ حَدَّثَهُمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ
اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ وَ اِنَّهُ
لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ اَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ:
مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ ص؟ فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ
فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. فَيُقَالُ لَهُ:
اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا
مِنَ اْلجَنَّةِ.فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا.قَالَ وَاَمَّا اْلمُنَافِقُ وَاْلكَافِرُ
فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ اَدْرِى،
كُنْتُ اَقُوْلُ مَا يَقُوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ وَ لاَ تَلَيْتَ؟
وَ يُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيْدٍ ضَرْبَةً فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا
مَنْ يَلِيْهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ.
البخارى 2: 102
Dari
Anas bin Malik RA bahwasanya ia bercerita kepada orang-orang, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya
seorang hamba apabila diletakkan dalam quburnya, dan teman-temannya telah
berpaling meninggalkannya, sungguh ia masih mendengar suara sandal mereka, lalu
datanglah dua malaikat mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Apa
yang kamu yaqini tentang laki-laki ini, yaitu Muhammad SAW ?”.
Adapun orang mukmin, maka ia menjawab, “Aku
bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya”.
Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah
tempat dudukmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di
surga”.
Maka ia melihat keduanya. Adapun orang munafiq dan kafir, ia ditanya,
“Apa
yang kamu yaqini tentang laki-laki ini ?”.
Ia menjawab, “Saya
tidak tahu, saya mengatakannya sebagaimana apa yang dikatakan oleh
orang-orang”.
Maka dikatakan kepadanya, “Kamu
tidak tahu dan tidak membaca”.
Kemudian ia dipukul dengan pemukul dari besi, maka ia berteriak sekeras-kerasnya
yang didengar oleh apa yang ada didekatnya selain jin dan manusia”.
[HR. Bukhari juz 2, hal. 102]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص ذَكَرَ فَتَّانَ اْلقُبُوْرِ
فَقَالَ عُمَرُ: اَتُرَدُّ عَلَيْنَا عُقُوْلُنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: نَعَمْ، كَهَيْئَتِكُمُ اْليَوْمَ. فَقَالَ عُمَرُ: بِفِيْهِ
اْلحَجَرُ.
احمد 2: 581، رقم: 6614
Dari Abdullah bin Amr, bahwasanya
Rasulullah SAW pernah menyebut tentang malaikat pemeriksa qubur. Lalu ‘Umar
bertanya, “Apakah akal kita akan dikembalikan kepada kita ya Rasulullah ?”.
Rasulullah SAW menjawab, “Ya, seperti keadaan kamu sekarang ini”. Maka ‘Umar
berkata, “Batu di mulutnya (Aku akan memberi jawaban yang
tepat)”. [HR. Ahmad juz 2,
hal. 581, no. 6614]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar