Tha'at kepada Rasulullah SAW berarti tha'at kepada
Allah
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: دَعُوْنِي مَا
تَرَكْتُكُمْ، اِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ
وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى اَنْبِيَائِهِمْ، فَاِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ
فَاجْتَنِبُوْهُ، وَ اِذَا اَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا
اسْتَطَعْتُمْ. البخارى 8: 142
Dari Abu
Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Biarkanlah aku dengan apa yang aku
tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kalian
disebabkan dengan pertanyaan mereka, lalu mereka menyelisihi nabi-nabi mereka.
Maka apabila aku melarang kalian dari sesuatu, tinggalkanlah ia, dan apabila aku
perintahkan kalian dengan sesuatu, laksanakanlah semaksimal kalian".
[HR. Bukhari
juz 8 : 142]
كَانَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ وَمَا اَمَرْتُكُمْ بِهِ
فَافْعَلُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَاِنَّمَا اَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى
اَنْبِيَائِهِمْ. مسلم 4: 1830
Dahulu Abu
Hurairah menceritakan bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Apa-apa yang
aku melarang kalian melakukannya, maka jauhilah hal itu. Dan apa-apa yang aku
perintahkan kepada kalian melakukannya, maka laksanakanlah semaksimal kalian.
Karena yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan
mereka, lalu mereka menyelisihi nabi-nabi mereka". [HR.
Muslim juz 4, hal.1830]
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اُتْرُكُوْنِي
مَا تَرَكْتُكُمْ، فَاِذَا حَدَّثْتُكُمْ فَخُذُوْا عَنِّي، فَاِنَّمَا هَلَكَ مَنْ
كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى
اَنْبِيَائِهِمْ. الترمذى 4: 152، رقم: 2820، و قال: هذا حديث حسن صحيح
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Biarkanlah aku dengan apa yang
aku tinggalkan pada kamu sekalian. Apabila aku ceritakan kepada kamu sekalian
(tentang sesuatu), maka ambillah dariku. Sesungguhnya telah binasa orang-orang
sebelum kalian disebabkan mereka banyak bertanya (hal-hal yang tidak perlu
ditanyakan), lalu mereka menyelisihi nabi-nabi mereka.
[HR.Tirmidzi juz 4, hal. 152, no. 2820, ia berkata : Ini hadits hasan
shahih]
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ اَخْبَرَنِى اَنَسُ بْنُ مَالِكٍ اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص خَرَجَ حِيْنَ زَاغَتِ الشَّمْسُ فَصَلَّى لَهُمْ صَلَاةَ الظُّهْرِ.
فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَذَكَرَ السَّاعَةَ، وَذَكَرَ اَنَّ
قَبْلَهَا اُمُوْرًا عِظَامًا، ثُمَّ قَالَ: مَنْ اَحَبَّ اَنْ يَسْأَلَنِى عَنْ
شَىْءٍ فَلْيَسْأَلْنِى عَنْهُ، فَوَاللهِ لَا تَسْأَلُوْنَنِى عَنْ شَىْءٍ اِلَّا
اَخْبَرْتُكُمْ بِهِ مَا دُمْتُ فِى مَقَامِى ه?ذَا. قَالَ اَنَسُ بْنُ مَالِكٍ:
فَاَكْثَرَ النَّاسُ الْبُكَاءَ حِيْنَ سَمِعُوْا ذ?لِكَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص وَ
اَكْثَرَ رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يَقُوْلَ: سَلُوْنِى. فَقَامَ عَبْدُ اللهِ بْنُ
حُذَافَةَ فَقَالَ: مَنْ اَبِى يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَبُوْكَ حُذَافَةُ.
فَلَمَّا اَكْثَرَ رَسُوْلُ اللهِ ص مِنْ اَنْ يَقُوْلَ: سَلُوْنِى. بَرَكَ عُمَرُ
فَقَالَ: رَضِيْنَا بِاللهِ رَبًّا وَ بِاْلاِسْلَامِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ
رَّسُوْلًا. قَالَ: فَسَكَتَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ قَالَ عُمَرُ ذ?لِكَ، ثُمَّ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَوْلَى، وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَقَدْ
عُرِضَتْ عَلَىَّ الْجَنَّةُ وَ النَّارُ ا?نِفًا فِى عُرْضِ ه?ذَا الْحَائِطِ
فَلَمْ اَرَ كَالْيَوْمِ فِى الْخَيْرِ وَ الشَّرِّ. مسلم 4: 1832
Dari Ibnu
Syihab, ia berkata : Anas bin Malik telah mengkhabarkan kepadaku bahwasanya
Rasulullah SAW keluar pada waktu matahari telah condong, kemudian beliau shalat
Dhuhur bersama para shahabat.Setelah salam, lalu beliau berdiri di mimbar.
Beliau menerangkan tentang hari qiyamat dan menerangkan pula perkara-perkara
yang besar yang terjadi menjelang datangnya hari qiyamat. Kemudian beliau
bersabda, "Siapa yang ingin menanyakan tentang sesuatu kepadaku, silahkan
bertanya. Demi Allah, tidaklah kalian menanyakan sesuatu kepadaku melainkan aku
akan memberitahukan hal itu kepada kalian, selama aku masih di tempat ini". Anas
berkata, "Ketika para shahabat mendengar hal itu dari Rasulullah SAW, banyak
dari mereka yang menangis. Rasulullah SAW berulang-ulang mengatakan,
"Bertanyalah kalian kepadaku". Lalu Abdullah bin Hudzaafah berdiri dan bertanya,
"Ya Rasulullah, siapa ayah saya ?". Beliau menjawab, "Ayahmu adalah Hudzaafah".
Setelah Rasulullah SAW berulang-ulang mengatakan, "Bertanyalah kalian kepadaku",
lalu 'Umar berdiri pada lututnya dan berkata, "Kami ridla Allah sebagai Tuhan
kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad sebagai Rasul". Anas berkata :
Setelah 'Umar mengatakan demikian itu, lalu Rasulullah SAW diam. Kemudian
Rasulullah SAW bersabda, "Telah dekat (datangnya hari qiyamat). Demi Tuhan yang
jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh tadi surga dan neraka telah diperlihatkan
kepadaku di dekat dinding ini, maka aku tidak melihat tentang kebaikan maupun
keburukan seperti pada hari ini. [HR.Muslim
juz 4, hal. 1832]
عَنْ اَبِى بُرْدَةَ عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: سُئِلَ النَّبِىُّ ص
عَنْ اَشْيَاءَ كَرِهَهَا، فَلَمَّا اُكْثِرَ عَلَيْهِ غَضِبَ، ثُمَّ قَالَ
لِلنَّاسِ: سَلُوْنِى عَمَّ شِئْتُمْ. فَقَالَ رَجُلٌ: مَنْ اَبِى؟ قَالَ: اَبُوْكَ
حُذَافَةُ. فَقَامَ آخَرُ، فَقَالَ: مَنْ اَبِى يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ:
اَبُوْكَ سَالِمٌ مَوْلَى شَيْبَةَ. فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ مَا فِى وَجْهِ رَسُوْلِ
اللهِ ص مِنَ الْغَضَبِ، قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا نَتُوْبُ اِلَى
اللهِ. مسلم 4: 1834
Dari Abu
Burdah, dari Abu Musa, ia berkata : Nabi SAW pernah ditanya tentang hal-hal yang
membuat beliau tidak suka. Setelah banyak ditanyakan kepada beliau (hal-hal yang
tidak perlu ditanyakan), lalu beliau marah. Lalu beliau bersabda kepada yang
hadir, "Tanyakanlah kepadaku apa yang kalian kehendaki !". Lalu ada seorang
laki-laki bertanya, "Ya Rasulullah, siapakah ayah saya ?". Beliau menjawab,
"Ayahmu adalah Hudzaafah". Ada yang lain lagi bertanya, "Ya Rasulullah, siapakah
ayah saya ?". Beliau menjawab, "Ayahmu adalah Saalim maula Syaibah". Setelah
'Umar melihat wajah Rasulullah berubah karena marah, 'Umar berkata, "Ya
Rasulullah, sesungguhnya kami bertaubat kepada Allah". [HR. Muslim
juz 4, hal. 1834]
عَنْ مُوْسَى بْنِ اَنَسٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
يَقُوْلُ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ اَبِى؟ قَالَ: اَبُوْكَ فُلَانٌ.
وَ نَزَلَتْ: ي??اَيُّهَا الَّذِيْنَ ا?مَنُوْا لَا تَسْئَلُوْا عَنْ اَشْيَآءَ اِنْ
تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ تَمَامَ اْلآيَةِ. مسلم 4: 1832
Dari Musa
bin Anas, ia berkata : Saya mendengar Anas bin Malik berkata : Ada seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, siapa ayah saya ?".
Beliau bersabda, "Ayahmu adalah Fulan". Lalu turunlah ayat (yang artinya),
"Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan
kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al-Qur'an
itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu)
tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun".
(Al-Maaidah : 101). [HR. Muslim
juz 4, hal. 1832]
عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اِنَّ اَعْظَمَ الْمُسْلِمِيْنَ فِى الْمُسْلِمِيْنَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ
شَىْءٍ لَمْ يُحَرَّمْ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ فَحُرِّمَ عَلَيْهِمْ مِنْ اَجْلِ
مَسْأَلَتِهِ. مسلم 4: 1831
Dari 'Aamir
bin Sa'd, dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
sebesar-besar dosa orang Islam terhadap kaum muslimin adalah orang yang
menanyakan tentang sesuatu yang tidak diharamkan kepada kaum muslimin, lalu hal
itu menjadi diharamkan kepada mereka dikarenakan adanya pertanyaan
itu". [HR. Muslim
juz 4, hal. 1831]
عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ اَبِى رَافِعٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِىِّ
ص قَالَ: لَا اُلْفِيَنَّ اَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى اَرِيْكَتِهِ يَأْتِيْهِ
اْلاَمْرُ مِنْ اَمْرِى مِمَّا اَمَرْتُ بِهِ اَوْ
نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُوْلُ: لَا نَدْرِى، مَا وَجَدْنَا فِى كِتَابِ اللهِ
اتَّبَعْنَاهُ. ابو داود: 4: 200، رقم: 4605
Dari
'Ubaidillah bin Abu Raafi', dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Jangan sampai sekali-kali aku mendapati seseorang diantara kalian enak-enak
duduk bersandar di atas tempat duduknya, lalu datang satu perkara dari urusanku
apa-apa yang aku perintahkan ataupun yang aku larang, lalu mereka berkata, "Kami
tidak tahu hal itu, apa yang kami dapati di dalam Kitab Allah (Al-Qur'an),
itulah yang kami ikuti" ". [HR. Abu
Dawud juz 4, hal. 200, no. 4605]
عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ اَبِي رَافِعٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص قَالَ: لَا اَلْفِيَنَّ اَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى اَرِيْكَتِهِ،
يَأْتِيْهِ اْلاَمْرُ مِمَّا اُمِرْتُ بِهِ اَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُوْلُ: لَا
اَدْرِيْ، مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللهِ اِتَّبَعْنَاهُ. ابن ماجه 1: 6، رقم: 13
Dari
'Ubaidillah bin Abu Raafi', dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Jangan sampai aku mendapati seseorang diantara kalian duduk enak-enak bersandar
di tempat duduknya, kemudian ketika datang suatu perkara dari apa-apa yang aku
perintahkan dengannya atau aku melarang darinya, lalu ia mengatakan, "Aku tidak
tahu, apa yang kami dapati di dalam Kitab Allah, kami
mengikutinya". [HR .Ibnu
Majah juz 1, hal. 6, no. 13]
عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيْكَرِبَ اْلكِنْدِي اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
ص قَالَ: يُوْشِكُ الرَّجُلُ مُتَّكِئًا عَلَى اَرِيْكَتِهِ يُحَدَّثُ بِحَدِيْثٍ
مِنْ حَدِيْثِيْ فَيَقُوْلُ: بَيْنَنَا وَ بَيْنَكُمْ كِتَابُ اللهِ عَزَّ وَ
جَلَّ. فَمَا وَجَدْنَا فِيْهِ مِنْ حَلَالٍ اِسْتَحْلَلْنَاهُ. وَ مَا وَجَدْنَا
فِيْهِ مِنْ حَرَامٍ حَرَّمْنَاهُ. اَلَا وَ اِنَّ مَا حَرَّمَ رَسُوْلُ اللهِ ص
مِثْلُ مَا حَرَّمَ اللهُ. ابن ماجه 1: 6، رقم: 12
Dari
Al-Miqdam bin Ma'dikarib Al-Kindiy, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Hampir-hampir ada orang yang duduk enak-enak bersandar di tempat duduknya, lalu
ketika diceritakan sebuah hadits dariku, maka dia berkata, "Diantara kami dan
kalian ada Kitabullah 'Azza wa jalla. Maka apa yang kita dapati di dalamnya dari
yang halal, kita menghalalkannya. Dan apa yang kita dapati di dalamnya haram,
kita mengharamkannya". Ketahuilah, sesungguhnya apa yang diharamkan oleh
Rasulullah SAW adalah seperti apa yang diharamkan oleh Allah". [HR. Ibnu
Majah juz 1, hal. 6,no. 12]
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ اَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ الزُّبَيْرِ
حَدَّثَهُ اَنَّ رَجُلًا مِنَ اْلاَنْصَارِ خَاصَمَ الزُّبَيْرَ عِنْدَ رَسُوْلِ
اللهِ ص فِى شِرَاجِ الْحَرَّةِ الَّتِى يَسْقُوْنَ بِهَا النَّخْلَ. فَقَالَ
اْلاَنْصَارِىُّ: سَرِّحِ الْمَاءَ يَمُرُّ. فَاَبَى عَلَيْهِمْ. فَاخْتَصَمُوْا
عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِلزُّبَيْرِ: اِسْقِ يَا
زُبَيْرُ، ثُمَّ اَرْسِلِ الْمَاءَ اِلَى جَارِكَ. فَغَضِبَ اْلاَنْصَارِىُّ
فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَنْ كَانَ ابْنَ عَمَّتِكَ؟ فَتَلَوَّنَ وَجْهُ
نَبِىِّ اللهِ ص، ثُمَّ قَالَ: يَا زُبَيْرُ، اِسْقِ، ثُمَّ احْبِسِ الْمَاءَ
حَتَّى يَرْجِعَ اِلَى الْجَدْرِ. فَقَالَ الزُّبَيْرُ: وَ اللهِ اِنِّى لَاَحْسِبُ
ه?ذِهِ اْلا?يَةَ نَزَلَتْ فِى ذ?لِكَ: فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّ?ى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ
بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِى اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا. مسلم 4: 1829
Dari 'Urwah
bin Zubair, bahwasanya 'Abdullah bin Zubair menceritakan kepadanya, bahwasanya
dahulu ada seorang laki-laki dari kaum Anshar bertengkar dengan Zubair di dekat
Rasulullah SAW, dia mempermasalahkan tentang aliran air yang orang-orang biasa
menggunakannya untuk mengairi kebun kurma mereka. Orang Anshar itu berkata,
"Alirkanlah air terus-menerus!". Tetapi Zubair tidak mau, lalu mereka bertengkar
di sisi Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW bersabda kepada Zubair, "Hai Zubair,
airilah (kebunmu) dulu, kemudian alirkanlah air itu ke tetanggamu". Lalu orang
Anshar itu marah dan berkata, "Ya Rasulullah, engkau berbuat begitu karena dia
itu anak bibimu ?". Maka berubahlah wajah Nabiyullah SAW (karena orang Anshar
itu telah berbuat tidak sopan). Kemudian beliau bersabda, "Hai Zubair, airilah
kebunmu, kemudian tahanlah air itu biar kembali ke pangkalnya". Kemudian Zubair
berkata, "Demi Allah, sungguh aku yaqin bahwa ayat ini turun berkenaan dengan
hal itu, yaitu ayat yang berbunyi, "Falaa wa robbika laa yu'minuuna hattaa
yuhakkimuuka fiimaa syajaro bainahum tsumma laa yajiduu fii anfusihim
harojan". (Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan) (An-Nisaa'
: 65). [HR.
Muslim juz 4, hal. 1829]
عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيْجٍ قَالَ: قَدِمَ نَبِىُّ اللهِ ص
الْمَدِيْنَةَ وَ هُمْ يَأْبُرُوْنَ النَّخْلَ يَقُوْلُوْنَ يُلَقِّحُوْنَ
النَّخْلَ، فَقَالَ: مَا تَصْنَعُوْنَ؟. قَالُوْا: كُنَّا نَصْنَعُهُ. قَالَ:
لَعَلَّكُمْ لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا كَانَ خَيْرًا. فَتَرَكُوْهُ. فَنَفَضَتْ اَوْ
فَنَقَصَتْ. قَالَ: فَذَكَرُوْا ذ?لِكَ لَهُ، فَقَالَ: اِنَّمَا اَنَا بَشَرٌ،
اِذَا اَمَرْتُكُمْ بِشَىْءٍ مِنْ دِيْنِكُمْ فَخُذُوْا بِهِ، وَ اِذَا
اَمَرْتُكُمْ بِشَىْءٍ مِنْ رَأْىٍ فَاِنَّمَا اَنَا بَشَرٌ. مسلم 4: 1835
Dari Raafi'
bin Khadiij, ia berkata : Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, pada waktu itu
beliau mendapati para petani kurma sedang mengawinkan pohon kurma, yaitu dengan
memasukkan bunga jantan pada bunga betina. Maka beliau SAW bertanya, "Apa yang
kalian lakukan itu ?". Mereka menjawab, "Kami mengawinkan pohon kurma".
Rasulullah SAW bersabda, "Meskipun tidak kalian lakukan begitu, barangkali
hasilnyapun baik". Lalu para petani kurma itu tidak mengawinkan pohon kurma
lagi. Ternyata hasilnya menurun atau berkurang. Raafi' bin Khadiij berkata :
Kemudian mereka melaporkan hal itu kepada beliau. Maka Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya aku adalah manusia biasa. Apabila aku perintahkan kepada kalian
dengan sesuatu dari urusan agama kalian, maka ambillah dia. Dan apabila aku
perintahkan kalian dengan sesuatu dari pendapatku (tentang urusan keduniaan),
maka sesungguhnya aku adalah manusia biasa". [HR.
Muslim juz 4, hal. 1835]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar