Fathu Makkah (lanjutan).
Setelah Nabi SAW
berhasil menaklukkan Makkah, kemudian beliau berdiri di atas bukit Shafa berdoa
kepada Allah. Pada waktu itu diantara kaum Anshar ada yang berbisik-bisik
melahirkan kekhawatiran mereka. Mereka mengatakan :
اَ
تَرَوْنَ رَسُوْلَ اللهِ ص اِذْ فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ اَرْضَهُ وَ بَلَدَهُ
يُقِيْمُ بِهَا؟ ابن هشام
5: 80
Apakah kalian
melihat bahwa Rasulullah SAW setelah Allah membukakan tanah dan negerinya,
beliau akan menetap padanya ?. [Ibnu Hisyam
juz 5, hal. 80]
Setelah Nabi SAW
selesai berdoa lalu bertanya kepada mereka :
يَا
مَعْشَرَ اْلاَنْصَارِ مَا ذَا قُلْتُمْ؟ ابن هشام 5: 80
Hai orang-orang
Anshar, apa yang kalian perbincangkan ?. [Ibnu Hisyam
juz 5, hal. 80]
Mereka menjawab :
لاَ شَيْئَ
يَا رَسُوْلَ اللهِ.
"Tidak ada apa-apa, ya Rasulullah".
Lalu Nabi SAW menjelaskan kepada mereka setelah mereka mengakui
dan memberitahu kepada beliau tentang apa yang mereka perbincangkan :
مَعَاذَ
اللهِ، اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَ اْلمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ. ابن هشام
5: 80
Aku berlindung kepada Allah, tempat hidupku di tempat hidup
kalian, dan tempat matiku di tempat mati kalian. [Ibnu Hisyam juz 5, hal.
80]
Dengan ucapan dan penjelasan Nabi SAW ini kaum Anshar merasa
lega, dan mengakui kesalahan mereka, karena dugaan mereka terhadap beliau itu
ternyata tidak benar.
Kisah Khirasy membunuh Ibnul Atswa'.
Sehari setelah Nabi SAW membuka kota Makkah, terjadilah peristiwa sebagai
berikut :
Pada hari itu
datanglah seorang dari banu Hudzail yang bernama Ibnul Atswa'. Banu Hudzail
termasuk suku yang membantu banu Bakr ketika menyerang kaum banu Khuza'ah di
Al-Watr, yang berakibat Nabi SAW bertindak membathalkan perjanjian damai di
Hudaibiyah hingga terjadilah penaklukan kota Makkah. Orang dari banu Hudzail itu masih
musyrik, lalu diketahui oleh orang-orang banu Khuza'ah, Ibnul Atswa' ini
kemudian dikepung lalu dibunuh oleh seorang banu Khuza'ah yang sudah masuk Islam bernama Khirasy bin
Umayyah.
Berita peristiwa
pembunuhan itu terdengar oleh Nabi SAW, sehingga beliau marah, karena beliau
telah melarang, jangan sampai kaum muslimin mulai menyerang kepada kaum
musyrikin, kecuali dalam keadaan terpaksa, sehingga ketika itu beliau bersabda
:
اِنَّ
خِرَاشًا لَقَتَّالٌ. ابن هشام
5: 77
Sesungguhnya Khirasy itu pembunuh. [Ibnu
Hisyam juz 5, hal. 77]
Beliau mencela dan marah terhadap perbuatan Khirasy tersebut.
Kemudian pada hari itu juga Nabi SAW berkhutbah :
يَا
اَيُّهَا النَّاسُ اِنَّ اللهَ حَرَّمَ مَكَّةَ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَ
اْلاَرْضَ فَهِيَ حَرَامٌ مِنْ حَرَامٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، فَلاَ يَحِلُّ
ِلامْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ اَنْ يَسْفِكَ فِيْهَا دَمًا وَ
لاَ يَعْضِدَ فِيْهَا شَجَرًا. لَمْ تَحْلِلْ ِلأَحَدٍ قَبْلِى وَ لاَ تَحِلُّ
ِلأَحَدٍ يَكُوْنُ بَعْدِى وَ لَمْ تَحْلِلْ لِى اِلاَّ هذِهِ السَّاعَةَ غَضَبًا
عَلَى اَهْلِهَا. اَلاَ ثُمَّ قَدْ رَجَعَتْ كَحُرْمَتِهَا بِاْلاَمْسِ
فَلْيُبَلّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ اْلغَائِبَ. فَمَنْ قَالَ لَكُمْ اِنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص قَاتَلَ فِيْهَا فَقُوْلُوْا: اِنَّ اللهَ قَدْ اَحَلَّهَا لِرَسُوْلِهِ وَ
لَمْ يُحْلِلْهَا لَكُمْ. يَا مَعْشَرَ خُزَاعَةَ، اِرْفَعُوْا اَيْدِيَكُمْ عَنِ
اْلقَتْلِ، فَلَقَدْ كَثُرَ اْلقَتْلُ اِنْ نَفَعَ، لَقَدْ قَتَلْتُمْ قَتِيْلاً
َلاَدِيَنَّهُ، فَمَنْ قُتِلَ بَعْدَ مَقَامِى هذَا فَاَهْلُهُ بِخَيْرِ
النَّظَرَيْنِ: اِنْ شَاءَ فَدَمُ قَاتِلِهِ وَ اِنْ شَاءَ فَعَقَلُهُ. ابن هشام
5: 78
Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah mengharamkan
Makkah semenjak Dia menciptakan langit dan bumi, maka kota Makkah itu haram dari
(perbuatan) haram hingga hari qiyamat. Maka dari itu, tidak halal bagi seseorang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, ia menumpahkan darah di dalamnya
dan tidak halal menebang pohon kayu di dalamnya, tidak halal bagi seseorang pun
sebelumku dan tidak halal bagi seseorang pun juga di masa sesudahku, dan tidak
halal bagiku melainkan saat ini, karena marah kepada penduduknya. Ketahuilah,
kemudian keharamannya itu sungguh telah kembali seperti keharamannya kemarin,
maka hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir.
Barangsiapa yang berkata (beralasan) kepadamu, bahwa Rasulullah SAW telah
beperang di dalamnya, maka katakanlah, "Sesungguhnya Allah telah menghalalkannya
kepada Rasul-Nya, dan Dia tidak menghalalkannya kepada kalian".
Hai orang-orang Khuza'ah, angkatlah tangan-tangan kalian dari
pembunuhan, sungguh banyak pembunuhan kalau ada gunanya. Sesungguhnya kalian
telah membunuh seseorang, maka aku akan membayar dendanya. Barangsiapa dibunuh
sesudah aku berdiri ini, maka keluarga yang terbunuh boleh memilih salah satu
diantara dua pilihan : Jika mereka mau, boleh darah pembunuhnya, dan jika mereka
mau, boleh menerima tebusannya". [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 78]
Tentang orang-orang yang masuk dalam "Daftar
Hitam".
Dahulu telah disebutkan ada 12 orang yang masuk "Daftar Hitam",
yaitu : 1. 'Ikrimah bin Abu Jahl, 2. Shafwan bin Umayyah bin Khalaf, 3.
'Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarhin, 4. 'Abdullah bin Khathal, 5. Huwairits bin
Nuqaidz, 6. Miqyas bin Shubabah, 7. 'Abdullah bin Ziba'riy, 8. Wahsyi bin Harb,
9. Hindun bin 'Utbah, 10. Sarah, 11. Fartani, dan 12. Qarinah.
Mereka itu akhirnya ada yang dibunuh dan ada pula yang masuk
Islam sehingga
diampuni kesalahannya.
1. 'Ikrimah bin Abu
Jahl , ia
seorang pemuda Quraisy anak Abu Jahl, dan terus-menerus memusuhi Islam dan kaum muslimin.
Ketika Nabi SAW akan memasuki kota Makkah, ia termasuk seorang pelopor
rombongan orang-orang yang mengadakan perlawanan dan menyerang pasukan Khalid
bin Walid. 'Ikrimah mengerti bahwa dirinya termasuk salah seorang yang sudah
tercatat dalam "Daftar Hitam", yang akan dijatuhi hukuman mati oleh Nabi SAW.
Maka setelah kota
Makkah ditaklukkan oleh Nabi SAW, ia melarikan diri ke Yaman, sedang
istrinya bernama Ummu Hakim binti Harits bin Hisyam telah mengikut Islam. Istrinya lalu
memohonkan perlindungan keamanan suaminya kepada Nabi SAW, kemudian mencari dan
menyusul 'Ikrimah, sehingga diketemukan di tengah perjalanan menuju Yaman ketika
ia akan naik perahu. Kemudian oleh istrinya ia diajak kembali ke Makkah.
Istrinya berkata, "Aku datang kepadamu sesudah datang dari orang yang paling
menyambung shilatu rahim, paling penyantun dan paling mulia diantara manusia
(yaitu Nabi SAW), dan beliau telah menjamin keamananmu. Akhirnya 'Ikrimah mau
kembali dan masuk Islam.
2. Shafwan bin Umayyah bin Khalaf, ia adalah seorang yang
tekenal permusuhannya tehadap Islam sejak Nabi SAW berada di Makkah, dan ia salah seorang
pelopor yang mengadakan perlawanan sengit terhadap pasukan tentara yang dipimpin
oleh Khalid bin Walid ketika akan memasuki kota Makkah. Istrinya bernama Fakhitah dan ia
telah masuk Islam.
Shafwan mengerti bahwa dirinya akan dijatuhi hukuman mati oleh Nabi SAW, dengan
demikian ia melarikan diri ke Juddah dengan tujuan akan menuju ke Yaman.
Kemudian shahabat 'Umair bin Wahab segera menghadap Nabi SAW dan
berkata, "Ya Rasulullah, Shafwan bin Umayyah seorang kepala kaumnya, telah
keluar dari Makkah, melarikan diri dan akan mencebur ke laut, karena takut
kepada engkau. (Maka sudilah kiranya engkau memberi keamanan untuk dirinya).
Nabi SAW bersabda, "Baiklah, ia seorang yang aman". 'Umair berkata, "Agar ia
pecaya kepada saya, maka berikanlah bukti yang bisa ia kenal bahwa engkau telah
memberikan keamanan kepadanya". Lalu Nabi SAW memberikan sebuah sorbannya yang
beliau pakai ketika masuk Makkah kepada 'Umair untuk dibawa ke Juddah, untuk
ditunjukkan kepada Shafwan sebagai buktinya.
Lalu 'Umair segera bertolak dari Makkah dengan membawa sorban
Nabi SAW tersebut menuju ke Juddah. Dan akhirnya ia bertemu Shafwan, ketika itu
ia sedang bersiap-siap akan melarikan diri dengan naik perahu. Lalu 'Umair
menunjukkan sorban Nabi SAW tersebut kepadanya dan berkata kepada Shafwan, "Hai
Shafwan, kutebusi kamu dengan bapak dan ibuku. Takutlah kepada Allah, takutlah
kepada Allah pada dirimu bahwa kamu akan membinasakannya. Inilah tanda keamanan
dari Rasulullah".
Shawan bin Umayyah lalu berkata, "Kasihan kamu, pergilah
jauh-jauh dariku, janganlah kamu berbicara lagi denganku". 'Umair berkata lagi,
"Kutebusi kamu dengan bapak dan ibuku, beliau (Muhammad) itu semulia-mulia
manusia, sebagus-bagus manusia tentang kesopanannya, seramah-ramah manusia dan
sebaik-baik manusia. Ia anak lelaki pamanmu, kemenangannya adalah kemenanganmu,
kemuliaannya adalah kemuliaanmu dan kerajaannya adalah kerajaanmu". Shafwan
menjawab, "Sesungguhnya aku mengkhawatirkannya atas diriku sendiri". 'Umair
berkata, "Dia (Muhammad) itu lebih peramah dari itu dan lebih pemurah !".
Akhirnya Shafwan mau juga diajak kembali oleh 'Umair, lalu
sesampainya di Makkah, oleh 'Umair ia lalu diajak menghadap Nabi SAW. Setelah
Shafwan berada di hadapan Nabi SAW lalu berkata, "(Ya Muhammad), orang ini
('Umair) mengatakan kepada saya, bahwa engkau katanya telah memberi keamanan
untuk diriku, apakah betul begitu ?". Nabi SAW menjawab, "Ya, benar". Shafwan
berkata lagi, "Sekalipun demikian, berilah aku waktu dua bulan lagi untuk
memeluk Islam".
Beliau SAW menjawab, "Aku beri waktu kamu empat bulan (untuk berpikir)". Dan
akhirnya Shafwan bin Umayyah masuk Islam. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 81]
3. Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarhin, ia seorang yang
pernah menjadi pemeluk Islam di masa sebelum dibukanya kota Makkah, dan pernah
menjabat sebagai penulis Nabi untuk menulis wahyu yang diturunkan kepada beliau
di Madinah. Tetapi tidak lama kemudian ia melarikan diri kembali ke Makkah dan
murtad, ia kembali menjadi orang musyrik. Ketika masih menjabat sebagai penulis
wahyu, ia seringkali berkhianat, tidak menulis menurut apa yang sebenarnya harus
ditulis. Setelah kembali ke Makkah, ia seringkali mengejek dan mengolok-olok
Nabi SAW di hadapan kaum Quraisy. Tentang kelakuannya yang jahat itu Nabi SAW
mengetahui semuanya, sehingga beliau memerintahkan untuk membunuhnya. Ketika
Nabi SAW menaklukkan kota
Makkah, ia melarikan diri lalu menemui shahabat 'Utsman bin 'Affan,
karena ia termasuk saudara sepesusuannya. Ia meminta perlindungan kepadanya
untuk memohon keamanan kepada Nabi SAW terhadap dirinya. Permintaan itu diterima
oleh 'Utsman. Dan ketika suasana sudah tenang ia diajak menghadap kepada Nabi
SAW untuk dimohonkan keamanan. Permohonan 'Utsman itu pun dikabulkan Nabi SAW,
dan selanjutnya ia dibebaskan dari hukuman mati. Selanjutnya 'Abdullah bin Sa'ad
kembali mengikut Islam dengan baik.
4. 'Abdullah bin Khathal, dahulu ia telah masuk Islam. Di Madinah ia
seringkali disuruh Nabi SAW untuk memungut zakat bersama salah seorang shahabat
Anshar. Pada suatu ketika, setelah ia masuk rumah, lalu menyuruh pelayannya
(yang sudah masuk Islam) untuk menyembelih kambing dan memasaknya, kemudian
ia tidur. Setelah bangun ternyata pelayan itu belum mengerjakannya, lalu
'Abdullah bin Khathal melompat dan membunuh pelayan tersebut.
Sesudah itu ia murtad, menjadi orang musyrik lagi dan melarikan
diri ke Makkah. Di Makkah ia selalu mengejek, memaki dan menghina Nabi SAW
dengan syair-syair yang dikarangnya. Untuk ini ia mempunyai dua orang perempuan
penyanyi yang khusus menyanyikan syair-syairnya yang penuh ejekan dan hinaan
terhadap Nabi SAW, dan ia senantiasa menunjukkan permusuhannya kepada Islam. Nabi SAW
mengetahui semua kelakuan dan perbuatannya yang jahat itu. Oleh karena itu ia
dimasukkan dalam "Daftar Hitam", kemudian ketika Nabi SAW memasuki kota Makkah, ia
menggelayutkan dirinya di kelambu Ka'bah dengan tujuan akan mencari
perlindungan. Ia menyangka bahwa jika sudah demikian, ia akan terhindar dari
hukuman Nabi. Akhirnya setelah Nabi SAW mendapat laporan bahwa 'Abdullah bin
Khathal berlindung di bawah kelambu Ka'bah, Nabi SAW memerintahkan seorang dari
tentara muslimin untuk membunuhnya.
5. Huwairits bin Nuqaidz, ia seoang keturunan Qushay. Ia
termasuk salah seorang yang sangat memusuhi Islam dan sangat
menyakiti hati Nabi SAW sejak beliau masih berada di Makkah. Ia selalu mengejek,
mengolok-olok dan menghina Islam.
Ketika Fathu Makkah, ia melarikan diri dan akhirnya Huwairits
bin Nuqaidz tertangkap dan dibunuh oleh 'Ali bin Abu Thalib RA.
6. Miqyas bin Shubabah, ia pernah datang ke Madinah dan
mengikut Islam dan
meminta harta tebusan kepada Nabi SAW sebagai diyat bagi saudaranya yakni Hisyam
bin Shubabah yang mati terbunuh tidak sengaja oleh seorang Anshar. Permintaannya
itu oleh Nabi SAW dikabulkan dan ia diberi tebusan secukupnya. Tetapi setelah
itu ia tetap memusuhi orang Anshar yang membunuh saudaranya itu hingga ia
membalas membunuhnya. Sesudah itu ia melarikan diri ke Makkah dan menjadi kafir
kembali (murtad). Di Makkah ia selalu menunjukkan permusuhannya kepada Islam dan kaum muslimin.
Maka ketika Nabi SAW membuka kota Makkah, beliau memerintahkan supaya Miqyas
bin Shubabah dibunuh. Ketika Fathu Makkah, ia bersembunyi di suatu tempat, ia
bersama sekumpulan orang sedang minum-minuman keras, pada waktu itu diketahui
oleh Numailah bin 'Abdullah Al-Kalbiy. Kemudian ia datang kepadanya, lalu
dibunuhnya dengan pedang.
7. 'Abdullah bin Ziba'riy, ia dahulu sering menyerang dan
menjelek-jelekkan serta memperolok-olok Rasulullah SAW semenjak di Makkah. Maka
ketika Fathu Makkah ia dan Hubairah bin Abu Wahbin (suami Ummu Hani' binti Abu
Thalib) melarikan diri ke Najran. Adapun Hubairah terus menetap di sana hingga meninggal
sebagai orang musyrik, sedangkan 'Abdullah bin Ziba'riy, ia kembali kepada
Rasulullah SAW dan mohon maaf kepada beliau, dan beliaupun menerima, dan
akhirnya ia masuk Islam.
8. Wahsyi bin Harb, dialah yang menerima upah dari para
pembesar Quraisy untuk membunuh Hamzah ketika terjadi perang di Uhud, yang
akhirnya ia dapat membunuh Hamzah paman Nabi SAW. Tetapi setelah Makkah
ditaklukkan, ia lalu masuk Islam. Ia mengucapkan "Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa
asyhadu anna Muhammadar rasuulullooh". Rasulullah SAW lalu bertanya, "Apakah
kamu Wahsyi ?". Ia menjawab, "Benar".
9. Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan. Ia seorang
perempuan bangsawan, rupawan dan hartawan Quraisy yang menjadi istri seorang
pemuka dan pembesar Quraisy juga. Ia adalah seorang perempuan yang sangat
memusuhi Islam dan
kaum muslimin semenjak Nabi SAW belum berhijrah ke Madinah, dan ia seorang
perempuan yang terkenal ganas dan kejam terhadap orang-orang yang mengikut Islam. Diantara keganasan
dan kekejamannya, ia pernah hendak menelan dan memakan hati shahabat Hamzah,
ketika Hamzah gugur sebagai syahid di Uhud. Suaminya telah masuk Islam ketika Nabi SAW
akan memasuki kota
Makkah.
Kemudian setelah kota Makkah ditaklukkan, ia menyelinap diantara
orang banyak yang datang berduyun-duyun kepada Nabi SAW untuk menyerah dan
berbai'at mengikut Islam, dan ia pun masuk Islam. Selanjutnya ia
lalu menjadi pengikut Islam yang baik.
10. Sarah, ia seorang budak perempuan 'Amr bin 'Abdul
Muththalib. Ia juga seorang penyanyi yang dengan nyanyiannya itu ia mengejek dan
mengolok-olok Islam
dan nabi Muhammad SAW. Dan ia adalah orang yang disuruh Hathib bin Abu Balta'ah
untuk membawa surat
rahasia yang dikirimkan kepada beberapa orang pembesar Quraisy.
Dahulu ia pernah datang kepada Rasulullah SAW dan masuk Islam, kemudian ia
kembali ke Makkah dan murtad, maka Rasulullah SAW memerintahkan supaya
membunuhnya. Dan akhirnya ia dibunuh oleh 'Ali bin Abu Thalib.
11. Fartani (Fartana) dan 12. Qarinah, keduanya adalah
penyanyi 'Abdullah bin Khathal. Mereka berdua terkenal pengejek dan penghina
Nabi SAW dengan syair-syair dan nyanyian-nyanyiannya yang sangat tajam. Oleh
Nabi SAW keduanya itu bersama majikannya, yaitu 'Abdullah Ibnu Khathal
dimasukkan dalam "Daftar Hitam". Akhirnya setelah Fathu Makkah, Fartani datang
kepada Rasulullah dan masuk Islam. Adapun
Qarinah , ia mati
dibunuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar