Khalifah
'Umar bin Al-Khaththab (1)
1. Nasabnya
Di
dalam kitab Ahsanul Qashash disebutkan bahwa nasab 'Umar bin Khaththab adalah
sebagai berikut :
هُوَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، بْنِ نُفَيْلٍ، بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى،
بْنِ رَيَاحٍ، بْنِ عَبْدِ اللهِ، بْنِ قُرْطٍ، بْنِ رِزَاحٍ، بْنِ عَدِىّ، بْنِ
كَعْبٍ، بْنِ لُؤَيّ، بْنِ غَالِبٍ، بْنِ فِهْرٍ الْعَدَوِيُّ الْقُرَشِىُّ. وَ
يَجْتَمِعُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى كَعْبٍ، فَهُوَ مِنْ اَشْرَافِ مَكَّةَ وَ
عُظَمَاءِ قُرَيْشٍ، وَ اُمُّهُ حَنْتَمَةُ بِنْتُ هَاشِمٍ، بِنْ الْمُغِيْرَةِ
ابْنِ عَبْدِ اللهِ، بْنِ عُمَرَ بْنِ مَخْزُوْمٍ، وَ هِيَ اُخْتُ اَبِى جَهْلٍ، وَ
بِنْتُ عَمّ خَالِدِ ابْنِ الْوَلِيْدِ. احسن القصص 3: ?2
'Umar bin Al-Khaththab bin Nufail, bin
'Abdul 'Uzza, bin Rayaah, bin 'Abdullah, bin Qurthin, bin Rizaah, bin 'Adiy, bin
Ka'ab, bin Luaiy, bin Ghaalib, bin Fihr, Al-'Adawiy Al-Qurasyiy. Bertemu
nasabnya dengan Rasulullah SAW pada kakeknya yang bernama Ka'ab. Beliau termasuk
bangsawan Makkah dan Pembesar Quraisy. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim bin
Al-Mughiirah, bin 'Abdullah bin 'Umar bin Makhzum, saudara perempuannya Abu
Jahl, anak perempuan pamannya Khalid bin Walid.
[Ahsanul Qashash juz 3, hal. 72]
2.
Kelahirannya dan namanya.
وُلِدَ رض فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةَ عَشْرَةَ مِنْ مِيْلَادِ رَسُوْلِ
اللهِ ص بِمَكَّةَ.لَمْ يَزَلِ اسْمُهُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ وَ اْلاِسْلَامِ
عُمَرُ، وَ كَنَّاهُ الْمُصْطَفَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ بِاَبِى
حَفْصٍ (وَ هُوَ وَلَدُ اْلاَسَدِ) وَ كَانَ يَوْمَ بَدْرٍ (ذَكَرَهُ ابْنُ
اِسْحَاقَ)، وَ سَمَّاهُ رَسُوْلُ اللهِ ص بِالْفَارُوْقِ يَوْمَ اَسْلَمَ فِى
دَارِ اْلاَرْقَمِ، وَ بِهِ تَمَّ الْمُسْلِمُوْنَ اَرْبَعِيْنَ، فَخَرَجُوْا وَ
اَظْهَرُوا اْلاِسْلَامَ، فَفَرَقَ اللهُ بِعُمَرَ الْحَقَّ مِنَ اْلبَاطِلِ، وَ
لِذَا لُقِبَ بِالْفَارُوْقِ. احسن القصص 3: ?2
Beliau
('Umar bin Al-Khaththab) RA dilahirkan di Makkah pada tahun 13 dari kelahiran
Rasulullah SAW. Nama beliau di masa jahiliyah maupun ketika Islam adalah 'Umar,
kemudian ketika perang Badar, Nabi SAW memberi nama kunyah dengan Abu Hafsh
(artinya, anak singa), demikian disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Dan Rasulullah SAW
menamakannya dengan Al-Faaruuq, yaitu ketika beliau masuk Islam di rumah
Al-Arqom. Dan dengan masuk Islamnya 'Umar bin Al-Khaththab pada waktu itu
genaplah jumlah kaum muslimin menjadi 40 orang laki-laki. Kemudian kaum muslimin
keluar rumah, mereka menampakkan Islam. Maka dengan masuk islamnya 'Umar, Allah
memisahkan yang haq dari yang bathil, oleh karena itu beliau diberi gelar
Al-Faaruuq (pemisah antara yang haq dari yang bathil).
[Ahsanul Qashash juz 3, hal. 72]
3.
Keislamannya
Dalam kitab Al-Kaamil fit
Taariikh oleh Ibnul Atsiir, disebutkan bahwa 'Umar bin Khaththab masuk Islam
(pada tahun ke-6 kenabian), ketika itu jumlah kaum muslimin 39 orang laki-laki
dan 23 orang perempuan. (Ada yang mengatakan bahwa 'Umar masuk Islam ketika
jumlah kaum muslimin 40 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Ada pula yang mengatakan, ketika
jumlah kaum muslimin 45 orang laki-laki dan 21 orang perempuan). 'Umar adalah
orang laki-laki yang kuat dan perkasa. Beliau masuk Islam setelah sebagian kaum
muslimin hijrah ke Habasyah (yang pertama).
Dahulu para shahabat Nabi SAW tidak bisa shalat di dekat Ka'bah, sehingga
'Umar masuk Islam. Setelah 'Umar masuk Islam, beliau menentang orang-orang
Quraisy, sehingga beliau dan para shahabat Nabi SAW mengerjakan shalat di dekat
Ka'bah. Dan sebelum 'Umar bin Khaththab masuk Islam, telah masuk Islam terlebih
dahulu Hamzah bin 'Abdul Muththalib. Maka kaum muslimin menjadi kuat dengan
masuk Islamnya mereka berdua. Kaum muslimin mengetahui bahwasanya kedua orang
tersebut akan membela Rasulullah SAW dan kaum muslimin.
'Ummu 'Abdillah binti
Hatsmah, istri 'Aamir bin Rabi'ah bercerita : Dahulu ketika kami akan pergi ke
negeri Habasyah, pada waktu itu 'Aamir (bin Rabi'ah) sedang pergi untuk mencari
sebagian keperluannya, tiba-tiba 'Umar (pada waktu itu dia masih musyrik),
datang dan berdiri di depanku, dan dahulu kami mendapat gangguan yang keras dan
siksaan darinya, lalu 'Umar bertanya, "Apakah kalian akan pergi wahai Ummu
'Abdillah ?". Lalu aku menjawab, "Ya, demi Allah, kami akan keluar di bumi
Allah. Sungguh kalian telah menyakiti kami dan memaksa kami sehingga Allah
memberi jalan keluar kepada kami". Lalu 'Umar berkata, "Semoga Allah menyertai
kalian". 'Ummu 'Abdillah meneruskan ceritanya, "Lalu 'Umar merasa iba dan
sedih". Setelah 'Aamir bin Rabi'ah pulang, lalu kejadian itu aku khabarkan
kepadanya. Aku berkata kepadanya, "Seandainya kamu melihat waktu itu 'Umar
merasa iba dan sedih terhadap kita (tentu kamu merasa iba)". 'Aamir bin Rabi'ah
berkata, "Apakah kamu mengharapkan keislamannya ?". Aku menjawab, "Ya". 'Aamir
bin Rabi'ah berkata, "Dia tidak mungkin masuk Islam sehingga himarnya Khaththab
masuk Islam".(karena 'Aamir melihat sangat kerasnya 'Umar dalam memusuhi kaum
muslimin). Kemudian Allah Ta'aalaa memberikan hidayah kepadanya, maka 'Umar
masuk Islam, lalu jadilah 'Umar lebih keras terhadap orang-orang kafir daripada
ketika memusuhi orang-orang Islam. [Al-Kaamil fit Taarikh juz 1 :
601-602]
4. Sebab-sebab
Keislamannya
وَكَانَ سَبَبُ اِسْلَامِهِ اَنَّ اُخْتَهُ فَاطِمَةَ بِنْتَ
الْخَطَّابِ كَانَتْ تَحْتَ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو الْعَدَوِيّ
وَكَانَا مُسْلِمَيْنِ يُخْفِيَانِ اِسْلَامَهُمَا مِنْ عُمَرَ، وَكَانَ نُعَيْمُ
بْنُ عَبْدِ اللهِ النَّحَّامُ الْعَدَوِيُّ قَدْ اَسْلَمَ اَيْضًا وَهُوَ يُخْفِيْ
اِسْلَامَهُ فَرَقًا مِنْ قَوْمِهِ، وَكَانَ خَبَّابُ بْنُ اْلاَرَتّ يَخْتَلِفُ
اِلَى فَاطِمَةَ يُقْرِأُهَا اْلقُرْا?نَ. فَخَرَجَ عُمَرُ يَوْمًا وَمَعَهُ
سَيْفُهُ يُرِيْدُ النَّبِيَّ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَهُمْ مُجْتَمِعُوْنَ فِي دَارِ
اْلاَرْقَمِ عِنْدَ الصَّفَا، وَ عِنْدَهُ مَنْ لَمْ يُهَاجِرْ مِنَ
الْمُسْلِمِيْنَ فِي نَحْوِ اَرْبَعِيْنَ رَجُلًا، فَلَقِيَهُ نُعَيْمُ بْنُ عَبْدِ
اللهِ، فَقَالَ: اَيْنَ تُرِيْدُ يَا عُمَرُ؟ فَقَالَ: اُرِيْدُ مُحَمَّدًا
الَّذِيْ فَرَّقَ اَمْرَ قُرَيْشٍ وَ عَابَ دِيْنَهَا وَ سَبَّ ا?لِهَتَهَا
فَاَقْتُلُهُ. فَقَالَ نُعَيْمٌ: وَ اللهِ لَقَدْ غَرَّتْكَ نَفْسُكَ، اَتَرَى
بَنِي عَنْدِ مَنَافٍ تَارِكِيْكَ تَمْشِي عَلَى اْلاَرْضِ وَقَدْ قَتَلْتَ
مُحَمَّدًا؟ اَفَلَا تَرْجِعُ اِلَى اَهْلِكَ فَتُقِيْمُ اَمْرَهُمْ؟ قَالَ وَأَيُّ
اَهْلِي؟ قَالَ: خَتَنُكَ وَ ابْنُ عَمّكَ سَعِيْدُ بْنُ زَيْدٍ وَ اُخْتُكَ
فَاطِمَةُ، فَقَدْ وَ اللهِ اَسْلَمَا.
Adapun sebab-sebab masuk
Islamnya 'Umar, bahwasanya saudara perempuannya yang bernama Fathiman binti
Khaththab, ia adalah istri Sa'id bin Zaid bin 'Amr Al-'Adawiy, mereka
suami-istri ini telah masuk Islam, tetapi mereka berdua merahasiakan
keislamannya dari 'Umar. Sedangkan Nu'aim bin 'Abdullah An-Nahhaam Al-'Adawiy
juga telah masuk Islam, dan ia merahasiakan keislamannya dengan memisahkan diri
dari kaumnya, sedangkan Khabbaab bin Al-Aratt datang dan pergi ke rumah Fathimah
untuk membacakan Al-Qur'an. Pada suatu hari 'Umar keluar dengan membawa pedang
untuk mencari Nabi SAW dan kaum muslimin, sedangkan pada waktu itu mereka sedang
berkumpul di rumah Al-Arqam di dekat bukit Shafa, di situ ada kaum muslimin yang
belum berhijrah kira-kira 40 orang laki-laki.Kemudian di tengah perjalanan,
'Umar bin Khaththab bertemu dengan Nu'aim bin 'Abdullah. Nu'aim bertanya, "Hai
'Umar, hendak kemanakah kamu ?". 'Umar menjawab, "Aku akan mencari Muhammad yang
telah mencerai-beraikan urusan kaum Quraisy, ia telah mencela agama orang-orang
Quraisy dan telah mencaci tuhan-tuhannya, maka aku akan membunuhnya". Lalu
Nu'aim berkata, "Demi Allah, kamu telah tertipu oleh dirimu. Apakah kamu kira
Bani 'Abdu Manaf akan membiarkan kamu hidup berjalan di muka bumi, kalau kamu
sampai membunuh Muhammad ? Apakah kamu tidak pulang saja kepada keluargamu, lalu
kamu urusi urusan mereka ?". 'Umar bertanya, "Siapa keluargaku ?".Nu'aim
menjawab, "Iparmu yang juga anak pamanmu, yaitu Sa'id bin Zaid dan saudaramu
perempuan Fathimah. Demi Allah, keduanya telah masuk Islam".
فَرَجَعَ عُمَرُ اِلَيْهِمَا وَ عِنْدَهُمَا خَبَّابُ بْنُ اْلاَرَتّ
يُقْرِأُهُمَا اْلقُرْا?نَ. فَلَمَّا سَمِعُوْا حَسَّ عُمَرَ تَغَيَّبَ خَبَّابٌ،
وَ اَخَذَتْ فَاطِمَةُ الصَّحِيْفَةَ فَاَلْقَتْهَا تَحْتَ فَخِذَيْهَا، وَقَدْ
سَمِعَ عُمَرُ قِرَاءَةَ خَبَّابٍ. فَلَمَّا دَخَلَ قَالَ: مَا ه?ذِهِ الْهَيْنَمَةُ؟
قَالَا: مَا سَمِعْتَ شَيْئًا؟ قَالَ: بَلَى، وَقَدْ اُخْبِرْتُ اَنَّكُمَا
تَابَعْتُمَا مُحَمَّدًا عَلَى دِيْنِهِ، وَ بَطَشَ بِخَتَنِهِ سَعِيْدِ بْنِ
زَيْدٍ، فَقَامَتْ اِلَيْهِ اُخْتُهُ لِتَكُفَّهُ فَضَرَبَهَا فَشَجَّهَا، فَلَمَّا
فَعَلَ ذ?لِكَ، قَالَتْ لَهُ اُخْتُهُ وَ خَتَنُهُ: قَدْ اَسْلَمْنَا وَ ا?مَنَّا
بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ، فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ.
Kemudian 'Umar pulang,
lalu datang ke rumah saudara perempuannya, yang pada waktu itu Khabbaab bin
Al-Aratt sedang membacakan Al-Qur'an kepada mereka berdua. Setelah mereka
mendengar 'Umar datang, Khabbaab bersembunyi, dan Fathimah menyembunyikan
lembaran shahifah itu di bawah kedua pahanya, dan 'Umar telah mendengar bacaan
Khabbaab tersebut. Setelah 'Umar masuk, ia bertanya, "Suara apa ini tadi ?".
Mereka berdua balik bertanya, "Apakah kamu mendengar sesuatu ?". 'Umar menjawab,
"Ya, aku diberitahu bahwa kalian berdua telah mengikuti Muhammad, mengikuti
agamanya", dan 'Umar memukul iparnya, ya'ni Sa'id bin Zaid, lalu saudara
perempuannya melerainya, maka 'Umar pun memukulnya, sehingga saudara
perempuannya itu terluka. Setelah 'Umar berbuat demikian itu, lalu saudara
perempuan 'Umar dan suaminya itu berkata, "Benar, kami telah masuk Islam, kami
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka lakukanlah apa yang akan kamu
lakukan".
وَلَمَّا رَأَى عُمَرُ مَا بِاُخْتِهِ مِنَ الدَّمِ نَدِمَ، وَقَالَ
لَهُمَا: اَعْطِيْنِي ه?ذِهِ الصَّحِيْفَةَ الَّتِي سَمِعْتُكُمْ تَقْرَأُوْنَ
فِيْهَا اْلآنَ حَتَّى اَنْظُرَ اِلَى مَا جَاءَ بِهِ مُحَمَّدٌ. قَالَتْ: اِنَّا
نَخْشَاكَ عَلَيْهَا، فَحَلَفَ اَنَّهُ يُعِيْدُهَا. قَالَتْ لَهُ وَقَدْ طَمِعَتْ
فِي اِسْلَامِهِ: اِنَّكَ نَجَسٌ عَلَى شِرْكِكَ وَلَا يَمَسُّهَا اِلَّا
الْمُطَهَّرُوْنَ. فَقَامَ فَاغْتَسَلَ. فَاَعْطَتْهُ الصَّحِيْفَةَ وَقَرَأَهَا
وَفِيْهَا ط?ه? وَكَانَ كَاتِبًا. فَلَمَّا قَرَأَ بَعْضَهَا قَالَ: مَا اَحْسَنَ
ه?ذَا الْكَلَامَ وَ اَكْرَمَهُ. فَلَمَّا سَمِعَ خَبَّابٌ خَرَجَ اِلَيْهِ،
وَقَالَ: يَا عُمَرُ اِنّي وَاللهِ لَاَرْجُوْ اَنْ يَكُوْنَ اللهُ قَدْ خَصَّكَ
بِدَعْوَةِ نَبِيّهِ، فَاِنّي سَمِعْتُهُ اَمْسِ وَهُوَ يَقُوْلُ: اَللّ?هُمَّ
اَيّدِ اْلاِسْلَامَ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ اَوْ بِاَبِي الْحَكَمِ بْنِ
هِشَامٍ. فَاللهُ اللهُ يَا عُمَرُ
Setelah 'Umar melihat
saudara perempuannya itu berdarah, ia menyesal dan berkata, "Sekarang berikanlah
kepadaku lembaran itu yang tadi aku mendengar kalian membacanya, sehingga aku
bisa melihat apa yang dibawa Muhammad". Saudara perempuan 'Umar itu menjawab,
"Sungguh kami khawatir kamu akan merusaknya". Lalu 'Umar bersumpah bahwa ia akan
mengembalikannya. Saudara perempuan 'Umar itu berkata, (sedangkan ia
mengharapkan keislamannya), "Sesungguhnya kamu najis, karena kamu masih musyrik.
Sedangkan tidak menyentuh shahifah ini melainkan orang-orang yang disucikan".
Kemudian 'Umar bangkit, lalu mandi.
Kemudian saudara
perempuan 'Umar itu memberikan lembaran shahifah itu kepada 'Umar. Lalu 'Umar
membacanya, dan pada shahifah itu terdapat surat Thoohaa, dan 'Umar adalah orang
yang bisa menulis. Setelah 'Umar membaca sebagiannya, ia berkata, "Alangkah
bagusnya kalimat ini dan alangkah mulianya". Setelah Khabbaab bin Al-Aratt
mendengar perkataan 'Umar itu, lalu ia keluar menemui 'Umar dan berkata, "Hai
'Umar, demi Allah, sesungguhnya aku berharap bahwa Allah mengkhususkan kamu
karena do'a Nabi-Nya. Sesungguhnya kemarin aku mendengar beliau berdo'a, "Ya
Allah, kuatkanlah Islam dengan 'Umar bin Khaththab atau dengan Abul Hakam bin
Hisyam", maka Allah, Allah (telah memperkenankannya) ya 'Umar.
فَقَالَ عُمَرُ عِنْدَ ذ?لِكَ: فَدُلَّنِي يَا خَبَّابُ عَلَى مُحَمَّدٍ
حَتَّى آتِيَهُ فَاُسْلِمَ. فَدَلَّهُ خَبَّابٌ، فَاَخَذَ سَيْفَهُ وَجَاءَ اِلَى
النَّبِيّ ص وَ اَصْحَابِهِ، فَضَرَبَ عَلَيْهِ اْلبَابَ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ
فَنَظَرَ مِنْ خِلَلِ الْبَابِ، فَرَآهُ مُتَوَشّحًا سَيْفَهُ فَاَخْبَرَ
النَّبِيَّ ص بِذ?لِكَ، فَقَالَ حَمْزَةُ: اِئْذَنْ لَهُ، فَاِنْ كَانَ جَاءَ
يُرِيْدُ خَيْرًا بَذَّلْنَاهُ لَهُ، وَ اِنْ اَرَادَ شَرًّا قَتَلْنَاهُ
بِسَيْفِهِ. فَاُذِنَ لَهُ، فَنَهَضَ اِلَيْهِ النَّبِيُّ ص حَتَّى لَقِيَهُ،
فَاَخَذَ بِمَجَامِعِ رِدَائِهِ ثُمَّ جَذَبَهُ جَذْبَةً شَدِيْدَةً وَقَالَ: مَا
جَاءَ بِكَ؟ مَا أَرَاكَ تَنْتَهِي حَتَّى يُنْزِلَ اللهُ عَلَيْكَ الْقَارِعَةَ.
فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ جِئْتُ لِاُوْمِنَ بِاللهِ وَ بِرَسُوْلِهِ.
فَكَبَّرَ ص تَكْبِيْرَةً عَرَفَ مَنْ فِي الْبَيْتِ اَنَّ عُمَرَ
اَسْلَمَ. الكامل فى التاريخ 1: 602-603
Kemudian seketika itu
'Umar berkata, "Hai Khabbaab, tunjukkanlah aku kepada Muhammad, aku akan datang
kepadanya dan masuk Islam". Kemudian Khabbaab menunjukkannya, maka 'Umar lalu
mengambil pedangnya dan datang kepada Nabi SAW dan para shahabatnya. 'Umar
mengetuk pintu, lalu ada orang laki-laki diantara para shahabat bangkit, lalu
mengintip dari celah-celah pintu. Ia melihat 'Umar datang dengan berselempang
pedang. Lalu ia memberitahukan yang demikian itu kepada Nabi SAW. Maka Hamzah
berkata, "Ijinkanlah dia masuk. Jika ia datang dengan maksud menginginkan
kebaikan, kita sambut dia dengan baik. Dan jika dia datang dengan maksud
keburukan, akan kita bunuh dia dengan pedangnya". Kemudian 'Umar dipersilahkan
masuk, lalu Nabi SAW bangkit menyambutnya dan menemuinya. Lalu Nabi SAW memegang
rida'nya, kemudian dengan tarikan yang keras beliau bersabda, "Apa yang
membuatmu datang kemari ?. Aku tidak melihatmu berhenti sehingga Allah
menurunkan ketakutan". Lalu 'Umar berkata, "Ya Rasulullah, aku datang untuk
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya". Kemudian Rasulullah SAW bertakbir, sehingga
diketahui oleh orang yang di dalam rumah, bahwa 'Umar masuk
Islam.
[Al-Kaamil fit Taariikh juz 1, hal. 602-603]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar