Hancurnya suatu bangsa karena tidak tegaknya Hukum
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, Allah SWT senantiasa
mencurahkan ni'mat-Nya kepada kita dengan bermacam-macam ni'mat yang banyak
sekali, yang sungguh kita tidak dapat menghitungnya. Allah SWT berfirman
:
وَ اِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا. ابراهيم:34
Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allah, niscaya kamu tidak akan
dapat menghitungnya. [QS. Ibrahim : 34]
Diantara sekian banyak ni'mat Allah yang dicurahkan kepada kita,
ialah Allah menganugerahkan kepada kita negeri yang subur dan ma'mur ini, maka
marilah semuanya itu kita syukuri dengan beriman, bertaqwa dan lebih mendekatkan
diri kepada-Nya. Allah SWT berfirman :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ
عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ. ابرهيم: 7
Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat
pedih. [QS. Ibrahim :
7]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, Allah SWT membuat suatu
contoh di dalam Al-Qur'an :
وَضَرَبَ اللهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً
يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مّنْ كُلّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللهِ
فَاَذَاقَهَا اللهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا
يَصْنَعُوْنَ. النحل: 112
Dan Allah telah
membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(penduduk) nya mengingkari ni'mat-ni'mat Allah; karena itu Allah merasakan
kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat. [QS. An-Nahl : 112]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, memperhatikan ayat
tersebut dengan melihat kenyataan yang ada di negeri kita, patut rasanya kita
prihatin. Negeri yang mayoritas penduduknya ummat Islam ini terjadi
kama'shiyatan di mana-mana, minuman keras, perjudian dan perzinaan dilakukan
dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Padahal Allah SWT berfirman
:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْآ اِنَّمَا اْلخَمْرُ وَ الْمَيْسِرُ وَ
اْلاَنْصَابُ وَ اْلاَزْلَامُ رِجْسٌ مّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ
بَيْنَكُمُ اْلعَدَاوَةَ وَ اْلبَغْضَآءَ فِى اْلخَمْرِ وَ الْمَيْسِرِ وَ
يَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَ عَنِ الصَّلوٰةِ فَهَلْ اَنْتُمْ
مُّنْتَهُوْنَ. المائدة:90-91
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu). [QS. Al-Maidah : 90-91]
Dan firman Allah SWT :
وَلَا تَقْرَبُوا الزّنَآ اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً وَّسَآءَ
سَبِيْلًا. الاسراء: 32
Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk. [QS. Al-Israa' : 32]
Dan Allah SWT juga berfirman :
وَاِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا
فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا
تَدْمِيْرًا. الاسراء: 16
Dan jika Kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup
mewah di negeri itu (supaya mentha'ati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya. [QS. Al-Israa' : 16]
Dan di dalam hadits juga disebutkan :
عَنْ اَنَسِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ مِنْ اَشْرَاطِ
السَّاعَةِ اَنْ يُرْفَعَ اْلعِلْمُ وَ يَثْبُتَ اْلجَهْلُ وَ يُشْرَبَ اْلخَمْرُ
وَ يَظْهَرَ الزّنَا. البخارى 1: 28
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
sebagian dari tanda-tanda kehancuran adalah dicabutnya ilmu (agama),
ditetapkannya kebodohan, diminumnya khamr dan merajalelanya
perzinaan”. [HR. Bukhari juz 1 hal. 28]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ اْلعِلْمَ اِنْتِزَاعًايَنْتَزِعُهُ
مِنَ النَّـاسِ، وَلٰكِنْ يَقْبِضُ اْلعِلْمَ بِقَبْضِ اْلعُلَمَاءِ حَتَّى اِذَا
لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اِتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوْسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوْا
فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ اَضَلُّوْا. البخارى 1: 33، مسلم 4: 2058، و اللفظ له
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-'Ash, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda
: "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu langsung dari orang-orang, tetapi
Allah akan mencabut ilmu dengan meninggalnya para ulama, sehingga apabila telah
habis orang-orang yang 'alim, orang-orang akan mengangkat orang-orang yang bodoh
menjadi pemimpin mereka. Kemudian apabila mereka ditanya sesuatu akan memberikan
fatwanya tidak berdasarkan ilmu, maka mereka itu sesat dan
menyesatkan". [HR. Bukhari juz 1, hal. 33; Muslim juz 4, hal. 2058, lafadh ini
bagi Muslim]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, dengan hukum dunia, para
mantan pejabat korup yang masuk penjara masih bisa tertawa. Sebagian ada yang
mampu menyuap petugas penjara untuk memperoleh fasilitas lebih, bahkan ada pula
yang masih bisa pergi ke mana-mana. Yang demikian itu diantara penyebabnya
adalah tidak tegaknya hukum di negeri kita. Maka, hakim harus berbuat adil.
Allah SWT berfirman :
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ
شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلىٰۤ اَلَّا
تَعْدِلُوْا، اِعْدِلُوْا، هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى، وَاتَّقُوا اللهَ، اِنَّ
اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ. المائدة: 8
Hai orang-orang yang
beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Maaidah : 8]
وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللهُ وَلَا تَتَّبِعْ
اَهْوَآءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللهُ
اِلَيْكَ، فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ
بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ، وَاِنَّ كَثِيْرًا مّنَ النَّاسِ لَفٰسِقُوْنَ(49) اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَ، وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللهِ
حُكْمًا لّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ(50) المائدة: 49-50
dan hendaklah kamu
memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah
diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasiq. (49)
Apakah hukum
Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yaqin? (50) [QS. Al-Maaidah : 49-50]
وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللهُ فَاُولـٰۤئِكَ هُمُ
الْكٰفِرُوْنَ. المائدة: 44
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. [QS. Al-Maaidah : 44]
وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللهُ فَاُولـٰۤئِكَ هُمُ
الظّٰلِمُوْنَ. المائدة: 45
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dhalim. [QS. Al-Maaidah : 45]
وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللهُ فَاُولـٰۤئِكَ هُمُ
الْفٰسِقُوْنَ. المائدة: 47
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq. [QS. Al-Maaidah : 47]
Dan Rasulullah SAW memberikan contoh untuk berbuat adil :
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ قُرَيْشًا اَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْاَةِ
الْمَخْزُوْمِيَّةِ الَّتِيْ سَرَقَتْ، فَقَالُوْا مَنْ يُكَلّمُ فِيْهَا رَسُوْلَ
اللهِ ص؟ فَقَالُوْا: وَ مَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ اِلاَّ اُسَامَةُ حِبُّ رَسُوْلِ
اللهِ ص؟ فَكَلَّمَهُ اُسَامَةُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَتَشْفَعُ فِيْ حَدّ
مِنْ حُدُوْدِ اللهِ؟ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ فَقَالَ: اَيُّهَا النَّاسُ،
اِنَّمَا اَهْلَكَ الَّذِيْنَ قَبْلَكُمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ
الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ، وَ اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الضَّعِيْفُ اَقَامُوْا عَلَيْهِ
اْلحَدَّ. وَاَيْمُ اللهِ، لَوْ اَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ
لَقَطَعْتُ يَدَهَا. مسلم 3: 1315
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Sesungguhnya orang-orang Quraisy disibukkan oleh
kejadian seorang wanita Makhzumiyah yang mencuri. Mereka berkata,
“Siapa orang yang berani menyampaikan masalah itu kepada Rasulullah
SAW (agar mendapat keringanan hukuman )?”. Lalu diantara mereka ada yang berkata, “Siapa lagi yang berani menyampaikan hal itu kepada beliau kecuali
Usamah kecintaan Rasulullah SAW ?”. Lalu Usamah menyampaikan hal itu kepada beliau. Maka Rasulullah SAW
bersabda kepada Usamah, “Apakah kamu akan membela orang yang melanggar hukum dari hukum-hukum
Allah ?”. Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah. Beliau bersabda,
“Hai para manusia, sesungguhnya yang menyebabkan hancurnya orang-orang
sebelum kalian, bahwasanya mereka itu apabila orang terhormat di kalangan mereka
yang mencuri, mereka membiarkannya, tetapi jika orang lemah diantara mereka yang
mencuri, mereka menghukumnya. Demi Allah, seandainya Fathimah binti Muhammad
mencuri, pasti aku potong tangannya”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1315].
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اٍسْتَعَارَتِ امْرَأَةٌ عَلَى اَلْسِنَةِ
اُنَاسٍ يُعْرَفُوْنَ وَ هِيَ لاَ تُعْرَفُ حُلِيًّا فَبَاعَتْهُ وَ اَخَذَتْ
ثَمَنَهُ فَاُتِيَ بِهَا رَسُوْلُ اللهِ ص، فَسَعَى اَهْلُهَا اِلَى اُسَامَةَ بْنِ
زَيْدٍ، فَكَلَّمَ رَسُوْلَ اللهِ ص فِيْهَا، فَتَلَوَّنَ وَجْهُ رَسُوْلِ اللهِ ص
وَ هُوَ يُكَلّمُهُ، ثُمَّ قَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَتَشْفَعُ اِلَيَّ فِيْ
حَدّ مِنْ حُدُوْدِ اللهِ؟ فَقَالَ اُسَامَةُ: اِسْتَغْفِرْ لِيْ يَا رَسُوْلَ
اللهِ. ثُمَّ قَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَشِيَّتَئِذٍ فَاَثْنَى عَلَى اللهِ عَزَّ وَ
جَلَّ بِمَا هُوَ اَهْلُهُ، ثُمَّ قَالَ: اَمَّا بَعْدُ، فَاِنَّمَا هَلَكَ
النَّاسُ قَبْلَكُمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا اِذَا سَرَقَ الشَّرِيْفُ فِيْهِمْ
تَرَكُوْهُ، وَ اِذَا سَرَقَ الضَّعِيْفُ فِيْهِمْ اَقَامُوْا عَلَيْهِ اْلحَدّ.َ
وَ الَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوْ اَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ
سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا. ثُمَّ قَطَعَ تِلْكَ الْمَرْأَةَ.
النسائى 8: 73
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Ada seorang wanita Makhzumiyah yang meminjam
perhiasan dengan perantaraan orang-orang yang sudah dikenal, sedang ia tidak dikenal. Tetapi
kemudian ia menjual perhiasan tersebut dan mengambil hasil penjualannya.
Kemudian ia dihadapkan kepada Rasulullah SAW. Kemudian keluarganya meminta
Usamah bin Zaid (agar memintakan keringanan kepada beliau). Setelah Usamah
menyampaikan hal itu kepada Rasulullah SAW, maka wajah Rasulullah SAW memerah,
lalu beliau bersabda kepada Usamah, “Apakah kamu akan minta tolong kepadaku untuk membela orang yang
melanggar hukum dari hukum-hukum Allah ?”. Usamah berkata, “Mohonkanlah ampunan untukku, ya Rasulullah”. Kemudian pada sore itu beliau berdiri dan berkhutbah. Setelah
beliau memanjatkan puji syukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kemudian beliau bersabda, “Ammaa ba’du, sesungguhnya hancurnya orang-orang sebelum kalian, disebabkan
mereka itu apabila yang mencuri dari orang yang terhormat di kalangan mereka,
maka mereka membiarkannya, tetapi apabila yang mencuri itu dari orang yang lemah
diantara mereka, maka mereka menghukumnya. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada
di tangan-Nya, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong
tangannya”. Kemudian beliau memotong tangan wanita tersebut”. [HR. Nasaiy juz 8, hal. 73]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, pada umumnya orang yang
dimenangkan di pengadilan, ia merasa senang, walaupun ia sebenarnya di pihak
yang salah. Maka Rasulullah SAW berpesan :
عَنْ اُمّ سَلَمَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّكُمْ
تَخْتَصِمُوْنَ اِلَيَّ فَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ اَنْ يَكُوْنَ اَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ
مِنْ بَعْضٍ، فَاَقْضِى لَهُ عَلَى نَحْوٍ مِمَّا اَسْمَعُ مِنْهُ، فَمَنْ قَطَعْتُ
لَهُ مِنْ حَقّ اَخِيْهِ شَيْئًا فَلاَ يَأْخُذْهُ فَاِنَّمَا اَقْطَعُ لَهُ
قِطْعَةً مِنَ النَّـارِ. مسلم 3: 1337
Dari Ummu Salamah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya kalian mengadukan perselisihan kepadaku, barangkali sebagian
kalian lebih pintar berhujjah (beralasan) dari pada sebagian yang lain, lalu aku
memberikan keputusan kepadanya berdasarkan apa yang aku dengar darinya. Maka
barangsiapa yang aku beri sepotong dari haq saudaranya, janganlah ia
mengambilnya, karena berarti aku memberinya sepotong api neraka". [HR Muslim juz 3, hal. 1337]
Dan Rasulullah SAW bersabda :
اْلقُضَاةُ ثَلَاثَةٌ: وَاحِدٌ فِى اْلجَنَّةِ، وَ اثْنَانِ فِى
النَّارِ. فَاَمَّا الَّذِى فِى اْلجَنَّةِ فَرَجُلٌ عَرَفَ اْلحَقَّ فَقَضَى بِهِ.
وَ رَجُلٌ عَرَفَ اْلحَقَّ فَجَارَ فِى اْلحُكْمِ فَهُوَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ
قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ فَهُوَ فِى النَّارِ. ابو داود 3: 299، رقم: 2573
Hakim itu ada 3 macam. Yang satu hakim di surga dan yang dua di
neraka.
1. Hakim
yang mengetahui kebenaran, dan dia membuat keputusan dengan benar (dengan adil),
maka dia di surga.
2. Hakim yang mengetahui
kebenaran, tetapi dia membuat keputusan dengan curang (tidak adil), maka dia di
neraka.
3. Hakim yang membuat
keputusan dengan kebodohan (tidak mengetahui yang benar, sehingga membuat keputusan dengan ngawur), maka dia di
neraka. [HR. Abu Dawud 3 : 299, no. 2573]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, kita semua tentu tidak
rela apabila bangsa kita terpuruk dalam kehancuran, maka marilah kita perbaiki
bangsa kita dengan amar ma'ruf dan nahi munkar menurut kemampuan kita
masing-masing. Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًافَلْيُغَيّرْهُ بِيَدِهِ، فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ. وَ ذٰلِكَ اَضْعَفُ
اْلاِيْمَانِ. مسلم 1: 69
Dari Abu Sa'id, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda, "Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah
ia merobahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu maka (hendaklah merobah)
dengan lesannya. Dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian
itu adalah selemah-lemah iman". [HR. Muslim juz 1, hal. 69]
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اْليَمَانِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: وَ الَّذِيْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ اَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ وَ
تَدْعُوْنَهُ فَلَا يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ. الترمذى 3: 316، رقم: 2169، و قال هذا حديث حسن
Dari Hudzaifah bin Yaman dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Demi Allah
yang jiwaku ada ditangan-Nya. Sungguh kamu sekalian akan menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar atau (kalau tidak) pasti Allah akan
menurunkan siksa kepada kalian, kemudian kalian berdo'a kepada Allah, tetapi Dia
tidak mengabulkan di'a kalian". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 316, no. 2169, dan ia berkata : Ini
hadits hasan]
عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ جَرِيْرٍ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِالْمَعَاصِى هُمْ اَعَزُّ مِنْهُمْ
وَ اَمْنَعُ لَا يُغَيّرُوْنَ اِلاَّ عَمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابٍ. ابن ماجه 2: 1329
Dari ’Ubaidillah bin Jarir dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Tidaklah dalam suatu kaum yang di dalamnya dilakukan
kema’shiyatan- kema’shiyatan, lalu ada orang-orang yang mampu untuk melawan dan
mencegahnya, tetapi mereka tidak mau merubahnya, melainkan Allah akan meratakan
siksa kepada mereka”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1329]
مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِالْمَعَاصِى ثُمَّ يَقْدِرُوْنَ
عَلَى اَنْ يُغَيّرُوْا ثُمَّ لَا يُغَيّرُوْا اِلَّا يُوْشِكُ اَنْ يَعُمَّهُمُ
اللهُ مِنْهُ بِعِقَابٍ. ابو داود 4: 122، رقم: 4328
Tidaklah suatu qaum yang di tengah-tengah mereka dilakukan
kema'shiyatan-kema'shiyatan, sedangkan mereka mampu mencegahnya, tetapi tidak
mau mencegahnya, melainkan Allah akan menimpakan adzab secara merata kepada
mereka. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 122, no. 4328]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَثَلُ
اْلقَائِمِ عَلَى حُدُوْدِ اللهِ وَ اْلوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ
اسْتَهَمُوْا عَلَى سَفِيْنَةٍ فَاَصَابَ بَعْضُهُمْ اَعْلَاهَا وَ بَعْضُهُمْ
اَسْفَلَهَا. فَكَانَ الَّذِيْنَ فِى اَسْفَلِهَا اِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ
مَرُّوْا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ. فَقَالُوْا لَوْ اَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِيْبِنَا
خَرْقًا وَ لَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا. فَاِنْ يَتْرُكُوْهُمْ وَ مَا اَرَادُوْا
هَلَكُوْا جَمِيْعًا وَ اِنْ اَخَذُوْا عَلَى اَيْدِيْهِمْ نَجَوْا وَ نَجَوْا
جَمِيْعًا. البخارى 3: 111
Dari Nu'man bin Basyir RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang tidak
menthaatinya, adalah seperti perumpamaan orang-orang yang sama-sama naik dalam
sebuah perahu, sebagian mereka ada yang di bagian atas, dan sebagian yang lain
berada di bawah. Mereka yang berada di bawah apabila memerlukan air, ia mesti
melewati orang-orang yang di atas. Lalu mereka berpikir, "Seandainya kami
melubangi di tempat kami ini, tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di
atas kami". Kalau mereka membiarkan kehendak orang-orang yang di bawah itu,
niscaya mereka binasa semuanya. Tetapi jika mereka mencegah kehendak orang-orang
yang di bawah itu, maka orang-orang yang di bawah itu akan selamat, dan
selamatlah semuanya". [HR. Bukhari juz 3, hal. 111]
Dan Rasulullah SAW bersabda :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. اَلْاِمَامُ
رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ الرَّجُلُ رَاعٍ فِى اَهْلِهِ وَ هُوَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ اْلمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ
مَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا. وَ اْلخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيّدِهِ وَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ. البخارى عن ابن عمر 1: 215
Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya
tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan
akan ditanya tentang kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam menjaga
harta tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan masing-masing dari
kamu sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya. [HR. Bukhari dari Ibnu ‘Umar, juz 1, hal. 215]
Demikian, semoga Allah SWT menuntun kita ke jalan yang benar, dan semoga Allah mengampuni kita,
aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar