MASUK
ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT
ABU BAKAR ASH SHIDIQ RA.DAN USMAN BIN AFFAN RA.
1.
Masuk Islamnya Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Abu
Bakar RA. adalah seorang lelaki merdeka dan hartawan besar yang pertama kali
beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan seruannya. Dan Nabi SAW sendiri pernah
bersabda :
مَا دَعَوْتُ اَحَدًا اِلىَ اْلاِسْلاَمِ اِلاَّ كَانَتْ لَهُ كَبْوَةٌ
غَيْرَ اَبِى بَكْرٍ.
"Tidaklah
saya mengajak seseorang kepada Islam melainkan ada padanya maju-mundurnya,
kecuali Abu Bakar"
Maksudnya
: Nabi SAW. ketika mengajak seseorang untuk mengikut Islam, mesti orang itu ada
keraguan, kecuali Abu Bakar RA. Beliau ketika mengikut Islam adalah sudah dengan
keinsyafan dan keyakinan sendiri, tidak ada rasa bimbang atau ragu
sedikitpun.
Diriwayatkan
: Pada suatu hari shahabat Abu Bakar RA dan Nabi SAW serta para pengikut beliau
(kaum Muslimin) pergi ke masjid. Setelah mereka duduk bersama di masjid. Abu
Bakar mohon idzin kepada Nabi SAW. untuk berdiri di tengah masjid dan berseru
kepada kaum Musyrikin Quraisy agar supaya mereka itu sadar dan mau menerima
seruan Allah dan Rasul-Nya. Di kala itu Nabi SAW. menjawab : "Kita masih
sedikit, hai shahabatku ! Kita masih sedikit hai Abu Bakar !" Berkali-kali
beliau mengatakan demikian kepada Abu Bakar RA.
Namun
kelihatan oleh beliau bahwa Abu Bakar sangat berkeinginan hendak berdakwah. Oleh
sebab itu kehendaknya yang baik itu akhirnya diizinkan oleh beliau
SAW.
Kemudian
Abu Bakar berdiri ditengah-tengah masjid, lantas berpidato dengan suara keras
menyeru kepada kaum musyrikin Quraisy supaya mengikut seruan Allah dan
Rasul-Nya, sedangkan Nabi SAW dikala itu tetap duduk bersama-sama dengan kaum
Muslimin.
Setelah
orang-orang musyrikin Quraisy mendengar seruan Abu Bakar tersebut, mereka lalu
datang mengeroyoknya, mereka terus menerus memukulinya. Dan akhirnya Abu Bakar
tidak kuat menolak dan menahan pukulan-pukulan mereka sehingga beliau
jatuh.
Ketika
beliau mencoba hendak melarikan diri, dengan segera beliau ditangkap oleh 'Utbah
bin Rabi'ah seorang pemuka kaum musyrikin Quraisy, lalu beliau dibanting
sehingga jatuh lagi, lalu diinjak-injaknya dengan sandalnya. Tiba-tiba pada saat
itu datanglah sekelompok orang dari keturunan keluarga Taimy yang masih musyrik
juga. Kedatangan mereka itu sengaja hendak menolong beliau. Dengan segera mereka
mencegah kaum musyrikin Quraisy memukuli Abu Bakar. Lantaran itu terlepaslah
beliau dari penganiayaan kaum musyrikin Quraisy yang sangat kejam itu. Kemudian
beliau dibawa pulang oleh sekelompok orang dari keturunan Taimy tersebut ke
rumah Abu Quhafah, ayah beliau.
Setelah
itu mereka lalu kembali ke masjid untuk menemui kaum musyrikin Quraisy yang
telah memukuli Abu Bakar, dan di antara mereka ada yang berkata: "Demi Allah!
Jika sekiranya Abu Bakar mati terbunuh olehmu, kami harus membunuh 'Utbah
sebagai balasan kami kepadamu".
Kemudian
mereka kembali lagi ke rumah Abu Quhafah, untuk menengok keadaan Abu Bakar,
adakah beliau sampai tewas atau tidak. Disitu mereka bercakap-cakap dengan ayah
dan ibu beliau. Dan keduanya sangat berduka cita, karena melihat Abu Bakar
banyak mendapat luka.
Dengan
taqdir Allah tidak lama kemudian, Abu Bakar sembuh dari luka-luka itu dan beliau
sehat kembali. Selama dalam keadaan sakit itu, beliau selalu menanyakan keadaan
diri Nabi SAW. Maka setelah dia sehat kembali, segeralah ia bersama-sama dengan
ibunya pergi ke rumah Nabi SAW karena khawatir kalau-kalau diri Nabi SAW juga
dianiaya sebagaimana dia sendiri. Demikianlah cinta kasih Abu Bakar RA kepada
Nabi SAW. Dan ketika Abu Bakar sampai di rumah Nabi SAW maka dipeluklah ia oleh
Nabi SAW. Dan pada waktu itu juga ibunya Abu Bakar menyatakan beriman dan
mengikut seruan Nabi SAW. dengan ikhlas.
2.
Masuk Islamnya 'Utsman bin Affan RA.
Setelah
'Utsman bin Affan masuk Islam lalu diketahui oleh pamannya yang bernama Hakam
bin Abil 'Ash bahwa beliau sudah menjadi pengikut Nabi SAW, maka beliau
dipanggil oleh pamannya tersebut. Setelah berada dihadapannya, lalu ditanya :
"Betulkah kamu sudah bertukar agama ? Betulkah kamu sekarang sudah mengikut
agama Muhammad ?".
Petanyaan
itu beliau jawab dengan tegas : "Ya, saya sudah mengikut seruan Nabi Muhammad
dan memeluk agamanya".
Kemudian
setelah itu 'Utsman bin Affan lalu dipasung oleh pamannya dengan kedua tangan
beliau diikat dengan tali ditengkuknya, lalu beliau ditanya lagi : "Apakah
kamu sekarang tidak mau lagi kepada agama orang-orang tuamu dahulu ? Apakah
agama Muhammad itu lebih baik dari pada agama nenek moyangmu ? Celaka kamu! Demi
Allah dan demi Al-Lata dan Al-'Uzza! Aku tidak akan melepaskan belengguku ini
dari dirimu selama-lamanya, kecuali jika kamu mau meninggalkan agama Muhammad
dan kembali mengikut agamamu yang lama, agama yang dipeluk oleh orang-orang
tuamu dahulu !".
Beliau
menjawab : "Demi Allah ! Aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad
selama-lamanya !".
Walaupun
beliau berada dalam pasungan paman beliau yang kejam itu, namun beliau tetap
membela keyakinan beliau dan memepertahankan keimanannya yang suci. Dan akhirnya
paman beliaupun tahu bahwa beliau sangat kuat keimanannya dan sangat teguh
keyakinannya. Oleh sebab itu beberapa hari kemudian beliau dilepaskan dari
pasungan tadi dan dianiaya dengan cara yang lain lagi yaitu dengan diikat dan
diberi asap panas oleh pamannya. Kendatipun dianiaya semacam itu, tetapi beliau
tetap beriman kepada Allah dan kepada seruan Nabi SAW dengan sungguh-sungguh.
Akhirnya beliau dilepaskan dari penganiayaan itu dan tidak lagi diakui sebagai
anggota keluarga oleh paman beliau beserta saudara-saudaranya
3.
Masuk Islamnya Bilal bin Rabah.
Bilal
bin Rabah RA semula adalah seorang budak belian Umayyah bin Khalaf, seorang
pemuka bangsa Quraisy musyrikin. Setelah diketahui oleh tuannya bahwa ia sudah
menjadi pengikut Nabi SAW, maka iapun dianiaya oleh tuannya dengan cara yang
sangat kejam.
Lehernya
diikat dengan tali yang panjang, lalu ikatan itu diberikan kepada anak-anak yang
sedang bermain-main di tengah jalan untuk ditarik-tarik dan dipermainkan oleh
mereka. Dan ketika ia diperlakukan sedemikian rupa di tengah jalan, ia selalu
mengucapkan perkataan dengan suara nyaring :
اَحَدٌ، اَحَدٌ، اَحَدٌ
( Satu ! Satu ! Satu ! )
Maksudnya
: "Tuhan hanya satu ! Tuhan yang sebenarnya hanya satu !".
Maksud
Umayyah bin Khalaf menganiaya atas diri Bilal seperti itu tidak lain dan tidak
bukan, melainkan supaya ia takut lalu kembali memeluk agamanya yang lama, yaitu
menyembah berhala, tetapi sungguhpun demikian ia tidak gentar sedikitpun, dan ia
tetap mengikut seruan Nabi SAW dengan setia. Oleh sebab itu, penganiayaan yang
dilakukan oleh tuannya itu ditambah lagi dengan yang lebih berat, yaitu pada
suatu hari lehernya diikat kuat-kuat dengan tali dan tangannya diikat, lalu
dikeluarkan dari rumah dan dibawa oleh tuannya ke padang pasir yang luas pada
tengah hari yang sangat panas terik.
Pada
waktu itu, seandainya ada sepotong daging diletakkan di padang pasir itu,
niscaya sesaat kemudian daging itu menjadi kering, karena dari sangat panasnya.
Di padang pasir itu, ia ditelentangkan menatap matahari yang sangat panas,
lantas di atas dadanya diletakkan sebuah batu besar, lalu tuannya berkata
kepadanya : "Kamu tidak akan kulepaskan dari siksaan ini, melainkan jika kamu
mau mendustakan Muhammad dan kembali mengikut agama yang dahulu, menyembah
berhala Lata dan 'Uzza !". Bilal menjawab dengan tegas dan tidak gentar
sedikitpun :
اَحَدٌ، اَحَدٌ، اَحَدٌ
( Satu ! Satu ! Satu
! )
"Tuhan
yang Maha Esa ! Tuhan yang sebenarnya itu hanya satu ! Tuhan yang sebenarnya itu
Maha Esa !".
Jadi
walaupun dengan siksaan yang amat berat itu, bukannya Bilal menjadi luntur
imannya, tetapi malah bertambah kuat.
Dengan
taqdir Allah yang Maha Esa kebetulan pada waktu itu shahabat Abu Bakar RA
berjalan melalui tempat itu dan beliau melihat bahwa Bilal sedang dianiaya
begitu kejam oleh tuannya. Maka beliau pun menegur Umayyah : "Hai Umayyah !
Tidakkah engkau takut kepada Tuhan yang menjadikan kamu dengan perbuatanmu
menyiksa orang yang kamu anggap rendah ini ? Sampai kapankah
keinginanmu menyiksa orang ini
?".
Umayyah
menjawab : "Kamulah yang mula-mula merusak orang ini".
Abu
Bakar berkata : "Jadi, aku yang mula-mula merusak orang ini
?".
Umayyah
menyahut : "Ya, orang ini adalah budakku, mengapa kamu suruh dia mengikut
Muhammad ?".
Setelah
Abu Bakar mendapat jawaban seperti itu, beliau sanggup mengganti harga Bilal
waktu dibeli oleh Umayyah. Maka berundinglah Umayyah dengan Abu Bakar mengenai
hal itu. Dan akhirnya Abu Bakar RA mengganti harga Bilal kepada Umayyah dengan
tunai pada saat itu juga. Dengan demikian terlepaslah Bilal dari penganiayaan
yang sangat kejam tadi, lalu dia diajak oleh Abu Bakar ke rumah beliau dengan
menderita kesakitan. Pada saat itu turunlah wahyu dari Allah kepada Nabi SAW
:
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشى، وَالنَّهَارِاِذَا تَجَلّى، وَمَا خَلَقَ
الذَّكَرَ وَاْلاُنـْثى، اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّى، فَاَمَّا مَنْ اَعْطى وَاتَّقى،
وَصَدَّقَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْيُسْرى، وَاَماَّ مَنْ بَخِلَ
وَاسْتَغْنى، وَكَذَّبَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْعُسْرى، وَمَا يُغْنِى
عَنْهُ مَالُه اِذَا تَرَدّى، اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدى، وَاِنَّ لَنَا لَلاخِرَةَ
وَاْلاُوْلى، فَاَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظّى، لاَ يَصْلـهَا اِلاَّ اْلاَشْقى،
اَلَّذِى كَذَّبَ وَتَوَلىّ، وَسَيُجَنَّبُهَا اْلاَتْـقى، اَلَّذِى يُؤْتى مَالَه
يَتَزَكّى، وَمَا ِلاَحَدٍ عِنْدَه مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزى، اِلاَّ ابْتِغَآءَ
وَجْهِ رَبِّهِ اْلاَعْلى، وَلَسَوْفَ يَرْضى.الليل:1-21
Demi
malam, apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan
penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan
baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia
telah binasa. Sesungguhnya kewajiban Kami-lah memberi petunjuk, dan sesungguhnya
kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia. Maka, Kami memperingatkan kamu dengan
neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang
paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak
akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari neraka itu, yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seseorangpun
memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan
itu semata-mata) karena mencari keridlaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak
dia benar-benar mendapat kepuasan.
[Al-Lail : 1 - 21].
Setelah
dalam perawatan Abu Bakar RA, Bilal segera sembuh dari sakit yang disebabkan
penganiayaan tadi dan sehat kembali. Akhirnya Bilal bin Rabah dimerdekakan oleh
beliau. Selanjutnya ia tetap menjadi pengikut Nabi SAW serta pemeluk Islam yang
setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar