Keutamaan menghormati tamu
dan saling mengunjungi
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلاٰخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
اْلاٰخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
اْلاٰخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ. البخارى 7: 78
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
berkata yang baik atau diam". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم اَنَّ
رَجُلًا زَارَ اَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ فَاَرْصَدَ اللهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ
مَلَكًا. فَلَمَّا اَتَى عَلَيْهِ قَالَ: اَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ: اُرِيْدُ اَخًا
لِى فِى هٰذِهِ اْلقَرْيَةِ. قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟
قَالَ: لَا، غَيْرَ اَنِّى اَحْبَبْتُهُ فِى اللهِ. قَالَ: فَاِنِّى رَسُوْلُ اللهِ
اِلَيْكَ بِاَنَّ اللهَ قَدْ اَحَبَّكَ كَمَا اَحْبَبْتَهُ فِيْهِ. مسلم 4: 1988
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Bahwasanya ada
seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di suatu desa, maka Allah menyuruh
seorang malaikat (dengan rupa manusia) menghadang di tengah jalan. Setelah
bertemu dengannya, malaikat itu bertanya, "Hendak kemanakah kamu ?". Orang itu
menjawab, "Saya akan mengunjungi saudaraku di desa ini". Malaikat itu bertanya
lagi, "Apakah kamu berhutang budi padanya sehingga kamu akan membalasnya ?".
Orang itu menjawab, "Tidak. Hanyasanya saya mencintainya karena Allah". Lalu
malaikat itu berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
(menyampaikan), bahwasanya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai
saudaramu karena Allah". [HR. Muslim juz 4, hal. 1988]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَا عَبْدَ اللهِ: اَلَمْ أُخْبَرْ
اَنَّكَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَقُوْمُ اللَّيْلَ؟ فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ
اللهِ. قَالَ: فَلَا تَفْعَلْ. صُمْ وَاَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ، فَاِنَّ لِجَسَدِكَ
عَلَيْكَ حَقًّا، وَاِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَاِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ
حَقًّا، وَاِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا. البخارى 2: 245
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-‘Aash RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku, "Hai
‘Abdullah, apakah (kau kira) aku belum diberitahu bahwa kamu puasa di
siang hari dan shalat di malam hari ?". Aku menjawab, "Sudah ya Rasulullah".
Beliau bersabda, "Jangan kamu lakukan ! Puasalah dan berbukalah, shalatlah dan
tidurlah, karena sesungguhnya jasadmu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan,
matamu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan, istrimu juga mempunyai haq yang
harus kamu tunaikan, dan orang yang berkunjung kepadamu mempunyai haq yang harus
kamu tunaikan". [HR. Bukhari juz 2, hal. 245]
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَا مِنْ
عَبْدٍ مُسْلِمٍ اَتَى اَخًا لَهُ يَزُوْرُهُ فِى اللهِ اِلَّا نَادَاهُ مُنَادٍ
مِنَ السَّمَاءِ اَنْ طِبْتَ وَطَابَتْ لَكَ اْلجَنَّةُ، وَاِلَّا قَالَ اللهُ فِى
مَلَكُوْتِ عَرْشِهِ: عَبْدِى زَارَ فِيَّ، وَعَلَيَّ قِرَاهُ فَلَمْ اَرْضَ لَهُ
بِقِرًى دُوْنَ اْلجَنَّةِ. ابو يعلى 3: 408، رقم: 4126
Dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidaklah seorang muslim
yang mendatangi saudaranya yaitu mengunjunginya karena Allah, kecuali ada
malaikat yang menyerunya dari langit dengan mengatakan, "Sangat baik perbuatanmu
dan surga yang baik untukmu. Dan jika tidak demikian, Allah berfirman di
kerajaan 'Arsy-Nya, "Hamba-Ku berkunjung karena Aku, dan pasti Aku akan
memulyakannya". Maka Aku tidak ridla memberi balasan baginya kecuali
surga". [HR. Abu Ya'la juz 3, hal. 408, no. 4126]
عَنْ مُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: وَجَبَتْ
مَحَبَّتِى لِلْمُتَحَابِّيْنَ فِيَّ، وَلِلْمُتَجَالِسِيْنَ فِيَّ
وَلِلْمُتَزَاوِرِيْنَ فِيَّ وَلِلْمُتَبَاذِلِيْنَ فِيَّ. مالك باسناد صحيح، فى الموطأ 2: 954
Dari Mu'adz bin Jabal RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, "Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : Kecintaan-Ku pasti
meliputi kepada orang yang saling mencintai karena Aku, saling berteman karena
Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena
Aku". [HR. Malik dengan sanad Shahih, dalam Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 954]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
مَنْ عَادَ مَرِيْضًا اَوْ زَارَ اَخًا لَهُ فِى اللهِ نَادَاهُ مُنَادٍ بِاَنْ
طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ اْلجَنَّةِ مَنْزِلًا. الترمذى 3: 246، رقم: 2076
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa
menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ada seorang
penyeru yang menyatakan, "Perbuatanmu sangat baik, begitu pula langkahmu, dan
kamu akan menempati rumah di surga". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 246, no. 2076]
عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيْلِ عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: دَخَلَ
عَلَيْهِ قَوْمٌ يَعُوْدُوْنَهُ فِى مَرَضٍ لَهُ، فَقَالَ: يَا جَارِيَةُ هَلُمِّى
لِاَصْحَابِنَا وَلَوْ كِسَرًا، فَاِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه
وسلم يَقُوْلُ: مَكَارِمُ اْلاَخْلَاقِ مِنْ عَمَلِ اْلجَنَّةِ. الطبرانى فى الاوسط 7: 258، رقم: 6497، باسناد جيد،
Dari Humaid Ath-Thawil dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Ada suatu
kaum datang kepadanya untuk menjenguk sakitnya, lalu (Anas) memanggil
pembantunya, "Hai anak perempuan, bawalah kesini untuk teman-teman kita walaupun
sedikit (makanan), karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Kemulyaan akhlaq termasuk amalan-amalan surga". [HR. Thabarani dalam Al-Ausath juz 7, hal. 258, no. 6497, dengan
sanad jayyid]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
اَلضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ اَيَّامٍ، فَمَا سِوَى ذٰلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ. ابو داود 3: 342، رقم: 3749
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Haknya tamu itu
selama tiga hari, maka yang lebih dari itu menjadi sedeqah". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 342, no. 3749]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى
الله عليه وسلم فَقَالَ: اِنِّى مَجْهُوْدٌ، فَاَرْسَلَ اِلَى بَعْضِ نِسَائِهِ،
فَقَالَتْ: وَالَّذِى بَعَثَكَ بِاْلحَقِّ مَا عِنْدِى اِلَّا مَاءٌ. ثُمَّ
اَرْسَلَ اِلَى اُخْرَى فَقَالَتْ مِثْلَ ذٰلِكَ حَتَّى قُلْنَ كُلُّهُنَّ مِثْلَ ذٰلِكَ: لَا وَالَّذِى بَعَثَكَ بِاْلحَقِّ مَا عِنْدِى اِلَّا مَاءٌ.
فَقَالَ: مَنْ يُضِيْفُ هٰذَا اللَّيْلَةَ رَحِمَهُ اللهُ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ
فَقَالَ: اَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَانْطَلَقَ بِهِ اِلَى رَحْلِهِ فَقَالَ
لِامْرَأَتِهِ: هَلْ عِنْدَكِ شَيْءٌ؟ قَالَتْ: لَا، اِلَّا قُوْتُ صِبْيَانِى.
قَالَ: فَعَلِّلِيْهِمْ بِشَيْءٍ، فَاِذَا دَخَلَ ضَيْفُنَا فَاَطْفِئِى السِّرَاجَ
وَاَرِيْهِ اَنَّا نَأْكُلُ. فَاِذَا اَهْوَى لِيَأْكُلَ فَقُوْمِى اِلَى
السِّرَاجِ حَتَّى تُطْفِئِيْهِ. قَالَ: فَقَعَدُوْا وَاَكَلَ الضَّيْفُ، فَلَمَّا
اَصْبَحَ غَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: قَدْ
عَجِبَ اللهُ مِنْ صَنِيْعِكُمَا بِضَيْفِكُمَا. مسلم 3: 1624
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW dan berkata, "Sesungguhnya saya ini orang yang sedang kesulitan".
Lalu Rasulullah SAW membawanya kepada sebagian istri beliau, lalu istri Nabi itu
menjawab, "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, saya tidak punya apa-apa
kecuali air". Lalu beliau membawanya kepada istri beliau yang lain, lalu istri
beliau inipun menjawab seperti itu pula, sehingga para istri beliau semuanya
mengatakan seperti itu, yaitu "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, saya
tidak punya apa-apa kecuali air. Kemudian beliau bersabda (kepada para
shahabat), "Siapa yang bisa menjamu tamu ini pada malam ini, semoga Allah
memberi rahmat kepadanya". Lalu ada seorang laki-laki Anshar berdiri dan
berkata, "Saya ya Rasulullah". Kemudian orang tersebut berangkat dengan membawa
tamu itu ke rumahnya. Lalu orang Anshar itu bertanya kepada istrinya, "Apakah
kamu punya makanan ?". Istri itu menjawab, "Tidak, kecuali sedikit makanan untuk
anak-anak". Orang Anshar itu berkata, "Hiburlah anak-anak dengan sesuatu. Dan
apabila tamu kita telah masuk, padamkanlah lampunya dan perlihatkanlah kepadanya
seolah-olah kita juga sedang makan". Maka apabila tamu itu akan makan,
berdirilah kamu menuju tempat lampu dan matikanlah. (Rawi) berkata, "Lalu mereka
sama duduk sedangkan tamu itu makan (sendirian). Setelah pagi hari, orang Anshar
tersebut datang kepada Rasulullah SAW memberitahukan hal itu, lalu beliau
bersabda, "Sungguh Allah kagum (ridla dan memberi pahala) atas perbuatan kalian
berdua terhadap tamu kalian tadi malam". [HR. Muslim juz 3, hal. 1624]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ اَبُو طَلْحَةَ لِاُمِّ
سُلَيْمٍ: لَقَدْ سَمِعْتُ صَوْتَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ضَعِيْفًا
اَعْرِفُ فِيْهِ اْلجُوْعَ، فَهَلْ عِنْدَكِ مِنْ شَيْءٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ.
فَاَخْرَجَتْ اَقْرَاصًا مِنْ شَعِيْرٍ ثُمَّ اَخْرَجَتْ خِمَارًا لَهَا فَلَفَّتِ
اْلخُبْزَ بِبَعْضِهِ ثُمَّ دَسَّتْهُ تَحْتَ يَدِى وَلَاثَتْنِى بِبَعْضِهِ ثُمَّ
اَرْسَلَتْنِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فَذَهَبْتُ بِهِ
فَوَجَدْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِى الْمَسْجِدِ وَمَعَهُ النَّاسُ
فَقُمْتُ عَلَيْهِمْ. فَقَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَ
اَرْسَلَكَ اَبُوْ طَلْحَةَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: بِطَعَامٍ؟ فَقُلْتُ:
نَعَمْ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِمَنْ مَعَهُ قُوْمُوْا.
فَانْطَلَقَ وَانْطَلَقْتُ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ حَتَّى جِئْتُ اَبَا طَلْحَةَ
فَاَخْبَرْتُهُ. فَقَالَ اَبُوْ طَلْحَةَ: يَا اُمَّ سُلَيْمٍ، قَدْ جَاءَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم بِالنَّاسِ وَلَيْسَ عِنْدَنَا مَا نُطْعِمُهُمْ.
فَقَالَتْ: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. فَانْطَلَقَ اَبُوْ طَلْحَةَ حَتَّى
لَقِيَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَاَقْبَلَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم وَاَبُوْ طَلْحَةَ مَعَهُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
هَلُمَّ يَا اُمَّ سُلَيْمٍ، مَا عِنْدَكِ؟ فَاَتَتْ بِذٰلِكَ اْلخُبْزِ، فَاَمَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
فَفُتَّ وَعَصَرَتْ اُمُّ سُلَيْمٍ عُكَّةً فَاَدَمَتْهُ. ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيْهِ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ يَقُوْلَ. ثُمَّ قَالَ:
اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ، فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ
خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ، فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى
شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ، فَاَذِنَ لَهُمْ
فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ.
فَاَكَلَ اْلقَوْمُ كُلُّهُمْ وَشَبِعُوْا وَاْلقَوْمُ سَبْعُوْنَ اَوْ ثَمَانُوْنَ
رَجُلًا. البخارى 4: 171
Dari Anas bin Malik, dia berkata : Abu Thalhah berkata kepada Ummu
Sulaim, "Sungguh aku mendengar suara Rasulullah SAW yang lemah, aku
mengetahuinya karena lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu ?". Ummu Sulaim (istri
Abu Thalhah) menjawab, "Ya". Ummu Sulaim lalu mengeluarkan beberapa keping roti,
lalu dia mengeluarkan kerudungnya, lalu dibungkusnya roti itu dengan sebagian
kerudung tersebut, lalu menyembunyikannya di bawah tangan (ketiak)ku dan dia
melilitkan sebagian kerudungnya pada kepalaku, kemudian dia menyuruh aku (Anas,
putra Ummu Sulaim) kepada Rasulullah SAW. Anas berkata, "Kemudian aku berangkat dengan membawa roti itu, lalu
aku menemui Rasulullah SAW di masjid bersama orang-orang (para shahabat). Aku
berdiri, sedang mereka duduk. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepadaku, "Kamu
diutus oleh Abu Thalhah ?". Aku menjawab, "Ya". Beliau bertanya, "Jamuan makan
?". Aku menjawab, "Ya". Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada orang-orang yang
bersama beliau, "Bangkitlah". Kemudian beliau berangkat (bersama para shahabat)
dan aku berjalan di depan mereka sehingga sampai ke rumah Abu Thalhah, lalu aku
memberitahukan (kedatangan mereka). Abu Thalhah berkata, "Hai Ummu Sulaim, sungguh Rasulullah SAW datang
dengan orang-orang, sedang kita tidak mempunyai makanan (yang cukup) untuk
menjamu mereka". Ummu Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu". Lalu Abu
Thalhah keluar menemui Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW masuk, dan Abu
Thalhah duduk bersama beliau. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Kemarilah, hai Ummu
Sulaim. Apa yang kamu miliki ?". Lalu Ummu Sulaim menyuguhkan roti tersebut,
lalu Rasulullah SAW menyuruh agar roti itu diremuk, lalu roti itupun diremuk,
lalu Ummu Sulaim memeras (minyak samin yang tersisa) di wadah dan membuatnya
sebagai lauk. Kemudian Rasulullah SAW berdoa padanya menurut yang dikehendaki
Allah. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu
Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, lalu
mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu
Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang,
kemudian mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh
orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga
kenyang, kemudian keluar. Kemudian beliau bersabda lagi, "Suruhlah masuk sepuluh
orang". Maka kaum itu makan semuanya hingga kenyang, dan jumlah mereka adalah
tujuh puluh atau delapan puluh orang. [HR. Bukhari juz 4, hal. 171]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar