1/11/2019

Larangan Membuat Takut/Susah Sesama Muslim

Larangan Membuat Takut/Susah Sesama Muslim

وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا. الاحزاب:58
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. [QS. Al-Ahzaab : 58]

عَنْ اَنَسٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لَا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. البخارى 1: 9
Dari Anas RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia cinta untuk dirinya. [HR. Bukhari juz 1, hal. 9]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ. البخارى 1: 8
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang muslim itu adalah orang yang orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah itu ialah orang yang berhijrah dari apa yang Allah melarang dari padanya”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 8]
عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مسلم 4: 1999
Dari Abu Musa, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti satu bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan" [HR. Muslim juz 4, hal. 1999]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِىْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ اْلجَسَدِ، اِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ اْلجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَاْلحُمَّى. مسلم 4: 1999
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang, cinta-mencintai, serta memadu kasih ibarat satu tubuh, apabila ada anggota badan yang sakit maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit, dengan tidak bisa tidur dan demam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1999]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَلْمُسْلِمُوْنَ كَرَجُلٍ وَاحِدٍ اِنِ اشْتَكَى عَيْنُهُ اِشْتَكَى كُلُّهُ وَاِنِ اشْتَكَى رَأْسُهُ اِشْتَكَى كُلُّهُ. مسلم 4: 2000
Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang Islam itu seperti satu badan. Jika matanya sakit, maka semuanya ikut sakit. Dan jika kepalanya sakit, maka semuanya ikut sakit”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2000]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَنَاجَشُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ. وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. اَلْمُسْلِمُ اَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا. وَيُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ. مسلم 4: 1986
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling bersaing yang tidak sehat, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah seseorang diantara kalian menawar tawaran orang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang lain. Tidak boleh berlaku dhalim kepadanya, tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau menolongnya), dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu di sini". Beliau sambil mengisyaratkan ke dadanya, tiga kali. "Cukuplah seseorang itu berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam. Setiap orang Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, harta bendanya dan kehormatannya. [HR. Muslim juz 4, hal. 1986]
عَنْ هَمَامٍ، سَمِعْتُ اَبَا هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لَاَ يُشِيْرُ اَحَدُكُمْ اِلَى اَخِيْهِ بِالسِّلَاحِ، فَاِنَّهُ لَا يَدْرِى لَعَلَّ الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِى يَدِهِ، فَيَقَعُ فِى حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ. البخارى 8: 90
Dari Hammam, ia berkata : Saya mendengar Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidak boleh seseorang dari kalian mengacungkan senjata pada saudaranya. Karena ia tidak tahu barangkali syaithan mencabut dari tangannya dan menjerumuskannya ke lubang neraka”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 90].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ اَبُو اْلقَاسِمِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ اَشَارَ اِلَى اَخِيْهِ بِحَدِيْدَةٍ فَاِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَلْعَنُهُ حَتَّى يَنْتَهِيَ، وَاِنْ كَانَ اَخَاهُ لِاَبِيْهِ وَاُمِّهِ. مسلم 4: 2020
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Abul Qasim SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya, maka para malaikat melaknatnya hingga ia menghentikannya, meskipun dia itu saudara seayah seibu (saudara kandungnya)”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2020]
عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِذا بَعَثَ اَحَدًا مِنْ اَصْحَابِهِ فِى بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ: بَشّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا. مسلم 3: 1358
Dari Abu Musa, ia berkata : Dahulu Rasulullah SAW apabila mengutus seseorang diantara shahabatnya untuk sesuatu urusan, beliau bersabda, “Gembirakanlah, jangan kalian buat lari, dan mudahkanlah, jangan kalian persulit”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1358]
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اَبِى بُرْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَهُ وَمُعَاذًا اِلىَ اْليَمَنِ، فَقَالَ: يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا وَتَطَاوَعَا وَلَا تَخْتَلِفَا. مسلم 3: 1359
Dari Sa’id bin Abu Burdah, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwasanya Nabi SAW pernah mengutusnya bersama Mu’adz ke Yaman, beliau berpesan, “Mudahkanlah, dan janganlah kalian berdua mempersulit, gembirakanlah dan janganlah kalian berdua membuat lari, rukunlah dan janganlah kalian berdua berselisih”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1359]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ فِي مَسِيْرٍ فَخَفَقَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَتِهِ فَاَخَذَ رَجُلٌ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِهِ فَانْتَبَهَ الرَّجُلُ فَفَزِعَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا. الطبرانى فى الاوسط 2: 102، رقم: 1694
Dari Nu’man bin Basyir,  ia berkata : Dahulu kami bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, lalu ada seseorang yang sedang ngantuk di atas kendaraannya. Kemudian ada orang laki-laki lain mengambil anak panah orang yang ngantuk tersebut dari wadahnya. Maka orang itu terbangun dan terkejut ketakutan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim membuat takut orang muslim lainnya”. [HR. Thabarani dalam Al-Ausath juz 2, hal. 102, no. 1694].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: لَا يَأْخُذَنَّ اَحَدُكُمْ مَتَاعَ اَخِيْهِ لَاعِبًا وَلَا جَادًّا. ابو داود 4: 301، رقم: 5003
Dari Abdullah bin Sa’ib bin Yazid dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Jangan sekali-kali seseorang dari kalian mengambil barang saudaranya, baik untuk bercanda ataupun sungguhan”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 301, no. 5003]
عَنْ اَبِى اْلحَسَنِ، وَكَانَ بَدْرِيًّا عَقَبِيًّا قَالَ: كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَامَ رَجُلٌ وَنَسِيَ نَعْلَيْهِ، فَاَخَذَهُمَا رَجُلٌ فَوَضَعَهُمَا تَحْتَهُ، فَرَجَعَ الرَّجُلُ فَقَالَ: نَعْلَيَّ؟، فَقَالَ اْلقَوْمُ: مَا رَأَيْنَاهُمَا. فَقَالَ رَجُلٌ: هُوَ ذِهِ. فَقَالَ: كَيْفَ بِرَوْعَةِ الْمُؤْمِنِ؟ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا صَنَعْتُهُ لَاعِبًا. فَقَالَ: كَيْفَ بِرَوْعَةِ الْمُؤْمِنِ؟ مَرَّتَيْنِ اَوْ ثَلَاثًا. الطبرانى 22: 394، رقم: 980
Dari Abul Hasan, dan dia termasuk orang yang ikut perang Badar dan perjanjian 'Aqabah, ia berkata, “Dahulu kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, lalu seorang laki-laki berdiri (meninggalkan tempat) dan dia lupa mengambil sandalnya. Lalu sandal itu diambil oleh orang lain dan diletakkan di bawahnya. Kemudian orang yang punya sandal tersebut kembali dan bertanya, “Dimana sandal saya ?”. Orang-orang menjawab, “Kami tidak tahu”. Lalu ada orang yang menunjukkan, “Itu dia”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana kalian membuat susah orang mukmin?”. Orang tersebut menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya melakukannya itu hanya bercanda”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana kalian membuat susah orang mukmin ?”. Beliau bersabda demikian dua atau tiga kali”. [HR. Thabarani juz 22, hal. 394. No. 980, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Husein bin 'Abdullah Al-Hasyimiy]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:  مَنْ نَظَرَ اِلَى اَخِيْهِ نَظْرَةً تُخِيفُهُ اَخَافَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. وَفِي الرِّوَايَةِ الْاُخْرَى: مَنْ نَظَرَ اِلَى مُسْلِمٍ نَظْرَةً يُخِيفُهُ بِـهَا اَخَافَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. البيهقى فى شعب الايمان 6: 50، رقم: 7468
Dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memandang kepada saudaranya dengan pandangan yang menakutkan, maka Allah memberi ketakutan padanya pada hari qiyamat”. Dalam riwayat yang lain : “Barangsiapa memandang orang muslim dengan pandangan yang menakutkan, maka Allah memberi ketakutan padanya pada hari qiyamat”. [HR. Baihaqi, dalam Syu'abul iimaan juz 6. Hal. 50, no. 7468, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama 'Abdur Rahman bin Ziyaad bin An'um]
عَنْ جَابِرِ اَنَّ رَجُلًا مَرَّ فِى الْمَسْجِدِ بِاَسْهُمٍ قَدْ اَبْدَى نَصُوْلَهَا. فَاُمِرَ اَنْ يَأْخُذَ بِنُصُوْلِهَا، لَا يَخْدِشُ مُسْلِمًا. البخارى 8: 90
Dari Jabir (bin Abdullah), bahwasanya ada seorang laki-laki lewat di masjid dengan membawa beberapa anak panah yang tampak ujung tajamnya. Maka dia disuruh supaya memegang bagian tajamnya agar tidak mengenai orang Islam lainnya. [HR. Bukhari juz 8, hal. 90].
عَنْ اَبِى مُوْسَى اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اِذَا مَرَّ اَحَدُكُمْ فِى مَجْلِسٍ اَوْ سُوْقٍ وَبِيَدِهِ نَبْلٌ، فَلْيَأْخُذْ بِنِصَالِهَا. ثُمَّ لْيَأْخُذْ بِنِصَالِهَا. ثُمَّ لْيَأْخُذْ بِنِصَالِهَا. مسلم 4: 2019، رقم: 129
Dari Abu Musa, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian berjalan lewat di majlis atau pasar, sedangkan dia membawa anak panah, maka hendaklah ia memegang ujung tajamnya. Kemudian hendaklah memegang ujung tajamnya. Kemudian hendaklah memegang ujung tajamnya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2019, no. 129].
عَنْ اَبِى مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اِذَا مَرَّ اَحَدُكُمْ فِى مَسْجِدِنَا اَوْ فِى سُوْقِنَا وَمَعَهُ نَبْلٌ فَلْيُمْسِكْ عَلَى نِصَالِهَا بِكَفِّهِ. اَنْ يُصِيْبَ اَحَدًا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْهَا بِشَيْءٍ، اَوْ قَالَ: لِيَقْبِضْ عَلَى نِصَالِهَا. مسلم 4: 2019، رقم: 124
Dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian berjalan lewat di masjid kita atau di pasar kita, sedangkan dia membawa anak panah, maka hendaklah ia memegang ujung tajamnya dengan tapak tangannya, supaya sesuatu tidak mengenai kepada seseorang dari kaum muslimin”. Atau beliau bersabda, “Hendaklah ia menggenggam ujung tajamnya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2019, no. 124].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِاَخِيْهِ مِنْ عِرْضِهِ اَوْ شَيْءٌ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اْليَوْمَ قَبْلَ اَنْ لَا يَكُوْنَ دِيْنَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ، اِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ اُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ. وَاِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ اُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ. البخارى 3: 99
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang pernah berbuat dhalim kepada seseorang, baik tentang kehormatannya atau berupa apa saja, maka hendaklah minta halalnya (ridlanya) pada hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berlaku. (Karena) jika orang yang berbuat dhalim itu mempunyai amal shalih, akan diambil darinya seukur perbuatan dhalimnya itu. Dan jika orang yang berbuat dhalim itu tidak  mempunyai kebaikan-kebaikan, maka diambilkan dari dosanya orang yang di dhalimi itu, lalu diberikan kepada orang yang berbuat dhalim itu”.[HR. Bukhari juz 3, ha. 99]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ. فَقَالَ: اِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ اُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَاَكَلَ مَالَ هٰذَا وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا، فَيُعْطَى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ. مسلم 4: 1997

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tahukah kalian siapakah orang yang disebut pailit itu ?" Jawab para shahabat, "Orang yang pailit diantara kami ialah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya barang-barang". Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang pailit dari ummatku ialah orang yang datang pada hari qiyamat lengkap dengan membawa (pahala) shalatnya, puasanya dan zakatnya. Tetapi di samping itu ia telah mencaci ini, dan menuduh ini, memakan hartanya ini, dan menumpahkan darahnya ini, dan memukul ini, maka diberikan kepada orang yang dianiaya itu dari (pahala) kebaikan amalnya, dan kepada orang yang lainnya lagi (dari pahala) kebaikan amalnya. Maka apabila telah habis (pahala) kebaikannya itu dan belum terbayar semua tuntutan orang-orang yang pernah dianiaya tersebut, maka diambilkan dari dosa-dosa orang yang telah dianiaya itu dan ditanggungkan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke neraka". [HR. Muslim juz 4, hal 1997]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...