Pentingnya Akhlaq yang baik
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
sesungguhnya akhlaq yang baik adalah menjadi sebab utama kebahagiaan kita di
dunia dan akhirat dan menyebabkan Allah ridla kepada kita dan Allah akan
memasukkan kita ke surga. Sebaliknya akhlaq yang buruk akan menyebabkan
kecelakaan di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh shahabat
beliau, "Ya Rasulullah, apa yang paling banyak menyebabkan orang masuk surga ?".
Beliau SAW menjawab, "Taqwa kepada Allah dan akhlaq yang baik". Di dalam hadits
disebutkan :
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ اَكْثَرِ
مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الجَنَّةَ، فَقَالَ: تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الخُلُقِ.
وَسُئِلَ عَنْ اَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، فَقَالَ: الفَمُ
وَالفَرْجُ. الترمذى 3: 245، رقم: 2072، هذا حديث صحيح غريب
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah ditanya tentang sesuatu yang paling
banyak menyebabkan orang masuk surga, maka beliau menjawab, "(Sesuatu yang
paling banyak menyebabkan orang masuk surga) yaitu taqwa kepada Allah dan akhlaq
yag baik". Dan beliau pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak
menyebabkan orang masuk neraka, maka beliau menjawab, "(Sesuatu yang paling
banyak menyebabkan orang masuk neraka) yaitu mulut dan
kemaluan".
[HR.Tirmidzi juz 3, hal. 245, no. 2072, ia berkata : Ini hadits shahih
gharib]
عَنْ اَبِي الدَّرْدَاءِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَا شَيْءٌ اَثْقَلُ
فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ، وَاِنَّ اللهَ
لَيُبْغِضُ الفَاحِشَ البَذِيءَ. الترمذى 3: 244، رقم: 2070، و قال: هذا حديث حسن صحيح
Dari Abud
Darda' bahwasanya Nabi SAW bersabda,"Tidak ada sesuatu yang lebih berat pada
timbangan orang mu'min pada hari qiyamat daripada akhlaq yang baik, karena
sesungguhnya Allah Ta'aalaa murka kepada orang yang berakhlaq keji lagi
buruk", [HR.
Tirmidzi juz 3, hal. 244,no. 2070, ia berkata : Ini hadits hasan
shahih]
Maka hendaklah kita berakhlaq yang baik dan
menjauhi akhlaq yang buruk. Orang yang pandai tetapi akhlaqnya buruk jauh lebih
berbahaya daripada orang yang bodoh. Namun orang yang pandai dan akhlaqnya baik
akan berguna bagi dirinya, bagi orang lain, nusa, bangsa dan agama. Diantara
akhlaq yang baik yang merupakan pokok ajaran Islam, kita harus bersyukur kepada
Allah SWT dengan bertaqwa kepada-Nya.
Allah SWT telah memberi keni'matan kepada kita
dengan keni'matan yang banyak. Allah telah menciptakan kita yang tadinya tidak
ada. Allah telah menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk. Allah SWT berfirman
:
لَقَدْ خَلَقْنَا اْلاِنْسَانَ فِى اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. التين: 4
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam sebaik-baik bentuk. [QS. At-Tiin :
4]
Allah juga memberi kepada kita
keni'matan-keni'matan lain yang kita tidak bisa menghitungnya. Allah SWT
berfirman :
وَ اِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا. ابرهيم: 34
Dan jika kalian akan menghitung
ni'mat-ni'mat Allah, pasti kalian tidak bisa menghitungnya. [QS. Ibrahim : 34]
Oleh karena itu wajib kita bersyukur kepada
Allah atas ni'mat-ni'mat-Nya, dengan beriman kepada-Nya dan mengagungkan-Nya
dengan sepenuh hati, menyembah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatupun, tha'at kepada-Nya, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya, walaupun tidak ada orang yang
melihatnya.
Rasulullah SAW bersabda :
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَ اَتْبِعِ السَّيّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا وَ خَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. الترمذى 3: 239، رقم: 2053
Bertaqwalah kepada Allah dimanasaja kamu
berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan yang
baik itu akan menghapuskannya, dan bergaullah dengan manusia dengan pergaulan
yang baik. [HR. Tirmidzi, juz 3, hal. 239, no.
2053]
Kita wajib mencintai Allah melebihi dari
segalanya, dan berdo'a mohon pertolongan hanya kepada-Nya, serta bertawakkal
hanya kepada-Nya. Allah SWT berfirman :
وَ عَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوْآ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ. المائدة: 23
Dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu
bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman. [QS. Al-Maaidah : 23]
Setelah kita mengagungkan Allah penuh dengan
kecintaan, maka kita wajib mengagungkan Rasulullah SAW dan mencintai beliau
melebihi dari cinta kita kepada ayah, ibu, anak, diri kita, bahkan manusia
seluruhnya. Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: لَا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى
اَكُوْنَ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَ وَلَدِهِ وَ النَّاسِ
اَجْمَعِيْنَ. البخارى 1: 9
Dari Anas, Nabi SAW bersabda, "Tidak beriman
salah seorang diantara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada ayahnya,
anaknya, dan manusia seluruhnya". [HR. Bukhari juz
1, hal. 9]
Rasulullah SAW datang dengan membawa agama
Islam, dan dengan perantaraan beliau kita mengenal Allah Tuhan semesta alam,
bisa membedakan yang haq dan yang bathil, yang halal dan yang haram, maka kita
wajib mencintai beliau dengan setulus hati. Dan cinta kita kepada Rasulullah SAW
dengan mengikuti ajarannya, merupakan bukti cinta kita kepada Allah :
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ
اللهُ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. ال عمران: 31
Katakanlah, "Jika kamu sekalian cinta kepada
Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni
dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Ali 'Imraan : 31]
Kita wajib tha'at kepada Rasulullah SAW. Dan
barangsiapa tha'at kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke
surga.
وَ مَنْ يُّطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَه يُدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا، وَ ذٰلِكَ اْلفَوْزُ الْعَظِيْمُ. النساء 13
Dan barangsiapa yang tha'at kepada Allah dan
Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang
besar. [An-Nisaa' : 13]
Bukti tha'at kita kepada Rasulullah SAW adalah
dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya.
Allah SWT berfirman :
وَ مَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَ مَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا. الحشر: 7
Dan apasaja yang diberikan oleh Rasul kepada
kalian, maka terimalah dia, dan apasaja yang dilarangnya untuk kalian, maka
tinggalkanlah. [QS. Al-Hasyr : 7]
Dan juga diantara bukti ketha'atan kita adalah
kita bershalawat untuk beliau, keluarga beliau dan para shahabatnya semuanya.
Allah SWT berfirman :
اِنَّ اللهَ وَ مَلـٰۤئِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ، يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلّمُوْا تَسْلِيْمًا. الاحزاب: 56
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
[QS. Al-Ahzaab : 56]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
diantara akhlaq Islam ini, kita wajib berbhakti kepada kedua orang tua. Keduanya
kita mencintai kita setulus hati, memberikan apasaja yang mereka punya, tidak
mengharapkan kembali.
Allah SWT berfirman :
وَ وَصَّيْنَا اْلاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ، حَمَلَتْهُ اُمُّه وَهْنًا
عَلىٰ وَهْنٍ وَّ فِصٰلُه فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيْكَ،
اِلَيَّ الْمَصِيْرُ(14) وَ اِنْ جَاهَدٰكَ عَلىٰۤ اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِه
عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَ صَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا وَّ اتَّبِعْ
سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّ، ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ(15) لقمان: 14-15
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
(14)
Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku
lah kembalimu, maka akan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(15) [QS.Luqmaan : 14-15]
Kita wajib mencintai kedua orangtua kita dengan
setulus hati, menghormatinya dan mempergaulinya dengan sesuatu yang membuat
mereka senang dan ridla. Memperhatikan nasihat-nasihatnya, kalau diperintah
segera dilaksanakan dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya. Apabila kedua
orang tua kita telah lanjut usia, maka kita harus menyantuninya dengan penuh
kasih sayang. Allah SWT berfirman :
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْآ اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ
اِحْسَانًا، اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا
فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا
كَرِيْمًا(23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَ قُلْ رَّبّ
ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا(24) الاسراء: 23-24
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (23)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu kecil".
(24) [QS. Al-Israa' : 23-24]
Apabila kita berbhakti kepada kedua orang tua,
mudah-mudahan Allah ridla kepada kita. Rasulullah SAW bersabda :
رِضَاءُ اللهِ فِى رِضَاءِ الْوَالِدِ وَ سَخَطُ اللهِ فِى سَخَطِ
الْوَالِدِ. ابن حبان: 2: 172، رقم: 429
"Ridla Allah tergantung ridla orang tua, dan kemarahan Allah
tergantung kemarahan orang tua". [HR. Ibnu Hibban
juz 2, hal. 172, no. 429]
Adapun durhaka kepada kedua orang tua adalah
dosa besar. Di dalam hadits disebutkan :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْكَبَائِرُ:
اَلْاِشْرَاكُ بِاللهِ وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ وَ قَتْلُ النَّفْسِ وَ
اْليَمِيْنُ اْلغَمُوْسُ. البخارى 7: 228
Dari
Abdullah bin 'Amr, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Dosa-dosa besar ialah
mensekutukan Allah dengan sesuatu, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh
orang, dan sumpah palsu". [HR. Bukhari juz 7, hal. 228]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
diantara akhlaq Islam ini kita wajib berbuat baik kepada kerabat kita. Kita
wajib berbuat baik kepada saudara-saudara kita dan kerabat-kerabat kita. Mereka
dengan kita adalah dari satu nasab keturunan. Kita wajib mencintai mereka,
menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ اْلاِحْسَانِ وَ اِيْتَآءِ ذِي
الْقُرْبٰى وَ يَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. النحل: 90
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran. [QS. An-Nahl : 90]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ
اَحَقُّ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ: اُمُّكَ، ثُمَّ اُمُّكَ، ثُمَّ اُمُّكَ،
ثُمَّ اَبُوْكَ، ثُمَّ اَدْنَاكَ اَدْنَاكَ. مسلم 4: 1974
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Ada seorang laki-laki bertanya
(kepada Rasulullah SAW), “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhaq untuk saya santuni
?”. Beliau SAW bersabda, “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu. Kemudian
orang yang paling dekat denganmu, kemudian orang yang paling dekat
denganmu”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1974]
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَ لَمْ يَعْرِفْ
شَرَفَ كَبِيْرِنَا. الترمذى 3: 215، رقم: 1985
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari
kakeknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah dari golonganku orang
yang tidak menyayangi kepada yang lebih muda, dan tidak memuliakan yang lebih
tua". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 215, no.
1985]
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, diantara akhlaq Islam ini, kita wajib
berbuat baik kepada tetangga, tolong-menolong dalam hal kebaikan, saling menjaga
keamanannya, tidak mengganggu maupun berbuat jahat terhadap mereka. Allah SWT
berfirman :
وَ اعْبُدُوا اللهَ وَ لَا تُشْرِكُوْا بِه شَيْئًا وَّ
بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّ بِذِى اْلقُرْبٰى وَ اْليَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَ اْلجَارِ ذِى اْلقُرْبٰى وَ اْلجَارِ اْلجُنُبِ وَ الصَّاحِبِ بِاْلجَنْبِ وَ ابْنِ
السَّبِيْلِ وَ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ، اِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالًا فَخُوْرًا. النساء: 36
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu-pun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri [QS. An-Nisaa' : 36]
Dan di dalam
hadits disebutkan :
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا
اٰمَنَ بِى مَنْ بَاتَ شَبْعَانًا وَ جَارُهُ جَائِعٌ اِلَى جَنْبِهِ وَ
هُوَ يَعْلَمُ. الطبرانى فى الكبير 1: 259، رقم: 751
Dari Anas
bin Malik RA, ia berkata : "Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah beriman kepadaku
orang yang bermalam dalam keadaan kenyang sedang tetangganya lapar, padahal ia
mengetahui". [HR.
Thabarani dalam Al-Kabir juz 1, hal. 259, no. 751]
Dan kita
tidak boleh mengganggu tetangga. Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ اَبِى شُرَيْحٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: وَ اللهِ لَا يُؤْمِنُ،
وَ اللهِ لَا يُؤْمِنُ، وَ اللهِ لَا يُؤْمِنُ. قِيْلَ: وَ مَنْ يَا رَسُوْلَ
اللهِ؟ قَالَ: اَلَّذِيْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ.
البخارى 7: 78
Dari Abu
Syuraih, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah,
tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman", Ditanyakan (kepada beliau), "Siapa
dia, ya Rasulullah ?". Beliau bersabda, "Orang yang tetangganya tidak aman dari
keburukan-keburukannya". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, diantara akhlaq Islam, kita juga harus
memperbaiki rumah tangga kita. Sebagai suami supaya melaksanakan kewajibannya
dengan baik, begitu pula sebagai istri supaya melaksanakan kewajibannya.
Rasulullah SAW bersabda :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. اَلْاِمَامُ
رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ الرَّجُلُ رَاعٍ فِى اَهْلِهِ وَ هُوَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ الْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ
مَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا. وَ اْلخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيّدِهِ وَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ. البخارى عن ابن عمر 1: 215
Kamu
sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. Imam
adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Orang laki-laki
(suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan akan
ditanya tentang kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam menjaga harta
tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan masing-masing dari kamu
sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya.
[HR. Bukhari dari Ibnu ‘Umar, juz
1, hal. 215]
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ اَهْلِيْكُمْ
نَارًا. التحريم:6
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api
neraka. [QS.
At-Tahrim : 6]
اَلرّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ
بَعْضَهُمْ عَلىٰ بَعْضٍ وَّ بِمَا اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ. النساء:34
Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka
(laki-laki) telah menafqahkan sebagian dari harta mereka. [QS. An-Nisaa' : 34]
وَ عَلَى الْمَوْلُوْدِ لَه رِزْقُهُنَّ وَ كِسْوَتُهُنَّ
بِالْمَعْرُوْفِ، لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَا. البقرة:233
Dan bagi
ayah berkewajiban memberi nafqah dan memberi pakaian kepada ibu (dan anaknya)
dengan cara yang ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kesanggupannya.
[QS. Al-Baqarah : 233]
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ اْلقُشَيْرِيّ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ:
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا حَقُّ زَوْجَةِ اَحَدِنَا عَلَيْهِ؟ قَالَ: اَنْ
تُطْعِمَهَا اِذَا طَعِمْتَ وَ تَكْسُوَهَا اِذَا اكْتَسَيْتَ وَ لَا تَضْرِبِ
اْلوَجْهَ وَ لَا تُقَبّحْ وَ لَا تَهْجُرْ اِلَّا فِى اْلبَيْتِ. ابو داود 2: 244، رقم: 2142
Dari
Hakim bin Mu'awiyah Al-Qusyairiy, dari bapaknya, ia berkata : Saya bertanya
kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, apa yang menjadi haknya istri atas
suaminya ?". Rasulullah SAW bersabda, "Kamu memberinya makan apabila kamu makan,
kamu memberinya pakaian apabila kamu berpakaian, jangan memukul muka, janganlah
kamu menjelek-jelekkannya dan janganlah kamu meninggalkannya (karena marah)
kecuali di dalam rumah". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 244, no. 2142]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَفَى
بِالْمَرْءِ اِثْمًا اَنْ يُضَيّعَ مَنْ يَقُوْتُ. ابو داود 2: 132، رقم: 1692
Dari
'Abdullah bin 'Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Cukuplah bagi
seseorang itu berdosa, apabila ia mengabaikan orang yang makan dan minumnya
menjadi tanggungannya". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 132, no. 1692]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ
لِاَهْلِهِ وَ اَنَا خَيْرُكُمْ لِاَهْلِى. الترمذى 5: 369، رقم: 3985
Dari
‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang paling baik
terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian
terhadap istriku”.
[HR. Tirmidzi juz 5, hal. 369, no. 3985]
Dan para
istripun mempunyai kewajiban terhadap suami. Allah SWT berfirman:
اَلرّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ
بَعْضَهُمْ عَلىٰ بَعْضٍ وَّ بِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ، فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ. النسآء:34
Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) karena laki-laki
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
shalihah ialah yang thaat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka) .... . [QS. An-Nisaa' : 34]
Dan di dalam
hadits disebutkan :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ ص اَيُّ النّسَاءِ
خَيْرٌ؟ فَقَالَ: خَيْرُ النّسَاءِ مَنْ تَسُرُّ اِذَا نظَرَ وَ تُطِيْعُ اِذَا
اَمَرَ وَ لَا تُخَالِفُهُ فِى نَفْسِهَا وَ مَالِهَا. الحاكم فى المستدرك 2: 175
Dari
AbuHurairah RA, ia berkata : Nabi SAW ditanya, “Wanita yang bagaimanakah yang
paling baik ?”. Beliau bersabda, “Sebaik-baik wanita (istri) adalah
yang apabila dipandang suaminya menyenangkan, apabila diperintah dia thaat dan
tidak menyelisihinya karena (mengandalkan) dirinya dan
hartanya”. [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak juz 2, hal. 175]
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, yang kami sebutkan ini adalah sekelumit
diantara akhlaq Islam, yang kita semua wajib melaksanakannya yang terdorong oleh
keimanan kita kepada Allah, dan kita takut kepada Allah apabila menyelisihi dan
melanggar larangan-Nya, walaupun Allah tidak kelihatan oleh kita. Maka kita
tidak mau menipu, tidak mencuri, tidak merampok, tidak korupsi, tidak berjudi,
tidak minum minuman keras, tidak mengkonsumsi narkoba, tidak berzina, tidak
mentelantarkan anak dan istri, tidak suka berkelahi dan tawuran, apalagi
membunuh orang dan lain sebagainya, yang semuanya itu karena kita takut kepada
Allah. Dan Allah menggembirakan dengan surga bagi orang-orang yang bertaqwa yang
selalu bertaubat kepada Allah dan selalu memelihara
peraturan-peraturan-Nya.
Demikianlah
semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang berakhlaq mulia dan semoga Allah
mengampuni kita. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar