1/11/2019

Anjuran bershadaqah

Anjuran bershadaqah

Firman Allah SWT :
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه وَيَقْدِرُ لَهُ، وَ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُه، وَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ. سبأ:39
Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezqi bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apasaja yang kamu nafqahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezqi yang sebaik-baiknya. [QS. Saba’ : 39]

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ، وَاللهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ، وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ. البقرة:261
Perumpamaan (nafqah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafqahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Baqarah 261]
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْآ اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ اْلاَرْضِ، وَلَا تَيَمَّمُوا اْلخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ، وَاعْلَمُوْآ اَنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ(267) الشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ اْلفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ، وَاللهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا، وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ(268) البقرة: 267-268
Hai orang-orang yang beriman, nafqahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafqahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (267) Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Baqarah : 267-268]
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ، وَاللهُ عِنْدَه اَجْرٌ عَظِيْمٌ(15) فَاتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْ، وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِه فَاُولـٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ(16) اِنْ تُقْرِضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ، وَاللهُ شَكُوْرٌ حَلِيْمٌ(17) التغابن:15-17
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah lah pahala yang besar. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta thaatlah, dan nafqahkanlah nafqah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun”.[QS. At-Taghaabun : 15-17]
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ، وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللهَ بِه عَلِيْمٌ. ال عمران: 92
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafqahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafqahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. [QS. Ali 'Imraan : 92]
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِه هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ، بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ، سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِه يَوْمَ الْقِيٰمَةِ، وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَاْلاَرْضِ، وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. ال عمران: 180
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Ali 'Imraan : 180]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنِ الْمَسْأَلَةِ: اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ. مسلم 2: 717
Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwasanya Rasulullah SAW ketika itu beliau berada di atas mimbar, beliau menerangkan tentang bershadaqah dan menahan diri dari minta-minta, beliau bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah tangan orang yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan orang yang meminta". [HR. Muslim juz 2 : 717].
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اَلْيَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى. وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى. وَمَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللهُ. وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ. البخارى 2: 117
Dari Hakim bin Hizaam RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tangan yang di atas itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Dahulukanlah dalam pemberianmu kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedeqah ialah yang lebih dari keperluan. Dan barangsiapa yang berlaku perwira, maka Allah akan memelihara keperwiraannya dan barangsiapa yang mencukupkan diri, maka Allah akan mencukupkannya". [HR. Bukhari juz 2, hal. 117]
عَنْ شَدَّادٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: يَا ابْنَ آدَمَ، اِنَّكَ اَنْ تَبْذُلَ اْلفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ، وَاَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ، وَلَا تُلَامُ عَلَى كَفَافٍ. وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. وَاْليَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى. مسلم 2: 718
Dari Syaddad ia berkata : Aku mendengar Abu Umamah berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Hai anak Adam, jika kamu memberikan kelebihanmu, maka itu lebih baik bagimu, dan apabila kamu menahannya, maka akan buruk bagimu. Dan tidaklah tercela untuk kebutuhanmu, mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Dan tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”. [HR. Muslim juz 2, hal. 718]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. النسائى 5: 62
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sebaik-baik shadaqah adalah yang lebih dari kebutuhan. Dan tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dahulukanlah permberianmu untuk orang yang menjadi tanggunganmu". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 62]
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: تَصَدَّقُوْا. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، عِنْدِي دِيْنَارٌ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى زَوْجَتِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى خَادِمِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: اَنْتَ اَبْصَرُ. النسائى 5: 62
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Bershadaqahlah kalian". Lalu ada seorang laki-laki yang bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana kalau saya punya uang satu dinar ?" Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk dirimu". Orang laki-laki itu bertanya lagi, "Kalau saya punya yang lain ?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk istrimu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau saya punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk anak-anakmu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau saya masih punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk pelayanmu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau saya masih punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Kamu lebih mengetahui siapa yang seharusnya kamu beri shadaqah". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 62]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ اَلْفِ دِرْهَمٍ. قَالُوْا: وَكَيْفَ؟ قَالَ: كَانَ لِرَجُلٍ دِرْهَمَانِ تَصَدَّقَ بِاَحَدِهِمَا، وَانْطَلَقَ رَجُلٌ اِلَى عُرْضِ مَالِهِ فَاَخَذَ مِائَةَ اَلْفِ دِرْهَمٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا. النسائى 5: 59
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Pahala shadaqah satu dirham bisa mengalahkan pahala shadaqah seratus ribu dirham". Para shahabat bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi, ya Rasulullah ?". Beliau bersabda, "Ada seseorang yang hanya punya uang dua dirham, kemudian ia menyedekahkan uangnya yang satu dirham. Dan ada orang yang kaya, ia menuju hartanya yang bertumpuk-tumpuk, lalu ia mengambil seratus ribu dirham, lalu ia shadaqahkan". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 59]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ اَلْفٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ؟ قَالَ: رَجُلٌ لَهُ دِرْهَمَانِ فَاَخَذَ اَحَدَهُمَا فَتَصَدَّقَ بِهِ وَرَجُلٌ لَهُ مَالٌ كَثِيْرٌ فَاَخَذَ مِنْ عُرْضِ مَالِهِ مِائَةَ اَلْفٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا. النسائى 5: 59
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Pahala shadaqah satu dirham bisa mengalahkan pahala shadaqah seratus ribu dirham". Para shahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana hal itu bisa terjadi ?". Rasulullah SAW bersabda, "Ada seseorang mempunyai uang dua dirham, lalu ia mengambil yang satu dirham untuk dishadaqahkan. Dan ada orang yang mempunyai harta yang banyak, lalu ia mengambil dari tumpukan hartanya itu seratus ribu dirham, lalu ia shadaqahkan". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 59]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ، وَلَا يَقْبَلُ اللهُ اِلَّا الطَّيِّبَ، وَاِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّى اَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ اْلجَبَلِ. البخارى 2: 113
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bersedeqah senilai satu biji kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah tidak mau menerima kecuali dari usaha yang halal, maka Allah akan menerima sedeqah itu dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara-Nya baik-baik untuk yang bersedeqah itu, sebagaimana salah seorang diantara kalian memelihara anak kudanya, sehingga sedeqah satu biji kurma itu menjadi sebesar gunung”. [HR. Bukhari juz 2, hal 113]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: اَتَى رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَىُّ الصَّدَقَةِ اَعْظَمُ؟ فَقَالَ: اَنْ تَصَدَّقَ وَاَنْتَ صَحِيْحٌ شَحِيْحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى، وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا. اَلَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ. مسلم 2: 716
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya, "Ya Rasulullah, shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya ?". Rasulullah SAW menjawab, "Kamu bershadaqah sedang kamu masih dalam keadaan sehat dan masih menginginkannya, kamu khawatir melarat dan ingin kaya. Maka janganlah menunda-nunda sehingga nyawa sudah (hampir) sampai di tenggorokan, baru kamu berkata, "Untuk si Fulan sekian, dan untuk si Fulan sekian". Ketahuilah bahwa sa'at itu harta tersebut sudah menjadi milik si Fulan". [HR. Muslim juz 2, hal. 716]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَالَى فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ اِلَّا ظِلُّهُ: اِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ،وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِى اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: اِنِّى اَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. البخارى 2: 116
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada tujuh golongan yang Allah Taaalaa akan menaungi mereka di dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. Imam (pemimpin) yang adil, 2. Pemuda yang giat dalam beribadah kepada Allah, 3. Orang lelaki yang hatinya bergantung pada masjid-masjid, 4. Dua orang yang saling mengasihi karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, 5. Orang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita bangsawan, kaya lagi cantik molek, tetapi dia tidak mau dan mengatakan, "Aku takut kepada Allah", 6. Orang yang bersedekah dengan suatu sedekah dan ia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan 7. Orang yang mengingat Allah diwaktu sunyi sehingga mengalirlah air mata dari kedua matanya". [HR. Bukhari Juz 2, hal. 116]
عَنِ الْمُنْذِرِ بْنِ جَرِيْرٍ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى صَدْرِ النَّهَارِ. قَالَ: فَجَاءَهُ قَوْمٌ حُفَاةٌ عُرَاةٌ مُجْتَابِى النِّمَارِ اَوِ اْلعَبَاءِ مُتَقَلِّدِى السُّيُوْفِ. عَامَّتُهُمْ مِنْ مُضَرَ بَلْ كُلُّهُمْ مِنْ مُضَرَ، فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِمَا رَأَى بِهِمْ مِنَ اْلفَاقَةِ، فَدَخَلَ. ثُمَّ خَرَجَ فَاَمَرَ بِلَالًا فَاَذَّنَ وَاَقَامَ. فَصَلَّى ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ: يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ، اِلىَ آخِرِ اْلآيَةِ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.(النساء:1). وَاْلآيَةَ الَّتِى فِى الْحَشْرِ: اِتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ، وَاتَّقُوا اللهَ (الحشر: 18) تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِنْ دِيْنَارِهِ، مِنْ دِرْهَمِهِ، مِنْ ثَوْبِهِ، مِنْ صَاعِ بُرِّهِ، مِنْ صَاعِ تَمْرِهِ (حَتىَّ قَالَ) وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ. قَالَ: فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ تَعْجِزُ عَنْهَا، بَلْ قَدْ عَجَزَتْ. قَالَ: ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ. حَتَّى رَأَيْتُ كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ حَتَّى رَأَيْتُ وَجْهَ رَسُوْلِ اللهِ يَتَهَلَّلُ كَاَنَّهُ مُذْهَبَةٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ اَجْرُهَا وَاَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ. مسلم 2: 704
Dari Al-Mundzir bin Jarir, dari ayahnya, ia berkata : Dahulu kami berada di sisi Rasulullah SAW pada permulaan siang, tiba-tiba datang sekelompok orang tanpa alas kaki, (hampir-hampir) telanjang dan hanya memakai pakaian yang terbuat dari bulu atau mantel yang terbuka bagian depannya, dan berselempang pedang. Kebanyakan mereka dari qabilah Mudlar, bahkan semuanya dari Mudlar. Maka berubahlah wajah Rasulullah SAW ketika melihat mereka itu karena sangat miskinnya, lalu beliau masuk (rumah). Kemudian beliau keluar dan menyuruh Bilal (untuk menyerukan adzan dan iqamah). Maka Bilalpun adzan lalu iqamah. Kemudian beliau shalat (Dhuhur). Setelah itu beliau berkhutbah, “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (An-Nisaa’ : 1). Dan beliau juga membaca ayat yang ada dalam surat Al-Hasyr “Bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah”. (Al-Hasyr : 18). (Hendaklah) seseorang menyedekahkan dari dinarnya, dari dirhamnya, dari pakaiannya, dari satu sha’ gandumnya, dari satu sha’ kurmanya, (hingga beliau bersabda) walaupun hanya separoh biji kurma”. Jarir berkata : Lalu datanglah seorang laki-laki Anshar dengan membawa sedeqah satu kantong yang hampir-hampir tangannya tidak kuat membawanya, bahkan betul-betul tidak kuat. Jarir berkata : Kemudian orang-orang susul-menyusul mengikutinya hingga aku melihat dua tumpukan dari makanan dan pakaian, sehingga aku lihat wajah Rasulullah SAW berseri-seri, seolah-olah wajah beliau tersepuh emas. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mempelopori perbuatan yang baik dalam Islam, maka dia akan mendapatkan pahala perbuatannya itu dan pahala perbuatan orang yang mengikutinya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa mempelopori perbuatan yang buruk di dalam Islam, maka ia menanggung dosa perbuatannya itu dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa berkurang sedikitpun dari dosa-dosa mereka. [HR. Muslim juz 2, hal. 704]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ اْلعِبَادُ فِيْهِ اِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُوْلُ اَحَدُهُمَا: اَللّٰهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ: اَللّٰهُمَّ اَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا. مسلم 2: 700
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari yangmana para hamba itu masuk waktu pagi kecuali ada dua malaikat yang turun, salah satu dari malaikat itu berdoa : Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang suka memberi. Dan malikat yang lain berdoa : Ya Allah, berilah kehancuran kepada orang yang bakhil”. [HR. Muslim juz 2, hal. 700]
Tidak boleh menarik kembali suatu pemberian, kecuali pemberian orang tua kepada anaknya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَثَلُ الَّذِى يَرْجِعُ فِى صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُمَّ يَعُوْدُ فِى قَيْئِهِ فَيَأْكُلُهُ. مسلم 3: 1240
Dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Perumpamaan orang yang menarik kembali shadaqahnya adalah seperti anjing yang muntah, kemudian memakan kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1240]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: اِنَّمَا مَثَلُ الَّذِى يَتَصَدَّقُ بِصَدَقَةٍ ثُمَّ يَعُوْدُ فِى صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُمَّ يَأْكُلُ قَيْأَهُ. مسلم 3: 1241
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan orang yang bershadaqah dengan satu shadaqah, kemudian menarik kembali shadaqahnya, adalah seperti anjing yang muntah, lalu memakan kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الْعَائِدُ فِى هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَقِىءُ ثُمَّ يَعُودُ فِى قَيْئِهِ. مسلم 3: 1241
Dari Ibnu 'Abbas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Orang yang menarik kembali hibahnya adalah seperti anjing yang muntah, lalu menelan kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السَّوْءِ الَّذِيْ يَعُوْدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَرْجِعُ فِى قَيْئِهِ. البخارى 3: 142
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Tidak pantas kita punya sifat-sifat yang buruk, yaitu orang yang menarik kembali hibahnya adalah seperti anjing yang memakan kembali muntahannya". [HR. Bukhari juz 3, hal. 142].
Boleh menarik kembali pemberian orang tua kepada anaknya.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ اَنَّهُ قَالَ: اِنَّ اَبَاهُ اَتَى بِهِ رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: اِنِّى نَحَلْتُ ابْنِى هٰذَا غُلَامًا كَانَ لِى. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ هٰذَا؟. فَقَالَ: لَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: فَارْجِعْهُ. مسلم 3: 1241
Dari Nu'man bin Basyir bahwasanya ia mengatakan bahwa ayahnya pernah membawanya datang kepada Rasulullah SAW, lalu ayahnya berkata, "Sesungguhnya saya memberikan budak saya kepada anak saya ini". Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kepada masing-masing anakmu juga kamu berikan seperti kepada anakmu ini ?". Jawab ayahku, "Tidak". Maka Rasulullah SAW bersabda, "(Kalau begitu) maka tariklah kembali pemberian itu". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: تَصَدَّقَ عَلَيَّ اَبِى بِبَعْضِ مَالِهِ فَقَالَتْ اُمِّى عَمْرَةُ بِنْتُ رَوَاحَةَ: لَا اَرْضَى حَتَّى تُشْهِدَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم. فَانْطَلَقَ اَبِى اِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم لِيُشْهِدَهُ عَلَى صَدَقَتِىْ، فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَفَعَلْتَ هٰذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: اِتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوْا فِى اَوْلَادِكُمْ. فَرَجَعَ اَبِى فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ. مسلم 3: 1242
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata, “Ayahku memberikan sebagian hartanya kepadaku”. Lalu ibuku, yaitu ‘Amrah binti Rawahah berkata, ”Aku tidak rela sehingga kamu minta disaksikan kepada Rasulullah SAW”. Maka ayahku datang kepada Nabi SAW meminta kepada beliau untuk menjadi saksi pemberiannya kepadaku. Lalu Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kamu juga memberikan seperti ini kepada semua anakmu ?". Ayahku menjawab, “Tidak". Nabi SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah, dan berbuatlah adil terhadap anak-anakmu". Lalu ayahku pulang dan menarik kembali pemberian itu. [HR. Muslim juz 3, hal. 1242].

~oOo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...