Berbuat baik kepada kerabat
dan menyambung shilaturrahim (1)
Kerabat (sanak saudara) ialah setiap orang yang ada hubungan
kekeluargaan antara kita dengan dia. Saudara laki-laki, saudara perempuan dan
anak-anak mereka adalah termasuk kerabat. Paman dan bibi, baik dari pihak ayah
maupun dari pihak ibu termasuk kerabat pula.
Firman Allah SWT :
يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ
نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا
كَثِيْرًا وَّنِسَآءً، وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه
وَاْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. النساء:1
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya,
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan kerabat. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [QS. An-Nisaa' : 1]
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِه شَيْئًا وَّبِاْلوَالِدَيْنِ
اِحْسَانًا وَّبِذِى اْلقُرْبٰى وَاْليَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَاْلجَارِ ذِى اْلقُرْبٰى وَاْلجَارِ اْلجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِاْلجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ
وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ، اِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا
فَخُوْرًا. النساء:36
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. [QS. An-Nisaa' : 36]
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَآئِ ذِى
اْلقُرْبٰى وَ يَنْهٰى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. النحل:90
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji,
kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu
ingat. [QS. An-Nahl :90]
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلاٰخِرِ
وَالْمَلـٰۤئِكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّنَ وَاٰتَى الْمَالَ عَلىٰ حُـبِّه ذَوِى اْلقُرْبٰى وَاْليَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَالسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَابِ…
. البقرة:177
Bukanlah menghadapkan wajahmu
ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan
(memerdekakan) hamba sahaya ..... [QS. Al-Baqarah : 177]
وَاٰتِ ذَا اْلقُرْبٰى حَقَّه وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ
تَبْذِيْرًا. اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْآ اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ، وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّه كَفُوْرًا. الاسراء:26-27
Dan berikanlah kepada keluarga yang dekat akan haqnya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah
saudara-saudara syaithan, dan syaithan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya. [QS. Al-Israa' : 26-27]
وَلَا يَأْتَلِ اُولُوا اْلفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْآ
اُولِى اْلقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْا، اَلَا
تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللهُ لَكُمْ، وَاللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. النور:22
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan
diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum
kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan
Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak
ingin Allah mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. [QS. An-Nuur : 22]
فَاٰتِ ذَا اْلقُرْبٰى حَقَّه وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ، ذٰلِكَ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللهِ
وَاُولـٰۤئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ. الروم:38
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haqnya, demikian
(pula) kepada faqir miskin dan orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih
baik bagi orang-orang yang mencari keridlaan Allah, dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung. [QS Ar-Ruum : 38]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ اَبُوْ طَلْحَةَ اَكْثَرَ
اَنْصَارِيِّ بِالْمَدِيْنَةِ نَخْلًا وَكَانَ اَحَبَّ اَمْوَالِهِ اِلَيْهِ
بَيْرُحَاءَ وَكَانَتْ مُسْتَقْبِلَةَ الْمَسْجِدِ، وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم يَدْخُلُهَا وَيَشْرَبُ مِنْ مَاءٍ فِيْهَا طَيِّبٍ. فَلَمَّا
اُنْزِلَتْ {لَنْ تَنَالُوا اْلبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا
تُحِبُّوْنَ} قَامَ اَبُوْ طَلْحَةَ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اللهَ
يَقُوْلُ {لَنْ تَنَالُوا اْلبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ}
وَاِنَّ اَحَبَّ اِلَيَّ بَيْرُحَاءَ، وَاِنَّهَا صَدَقَةٌ لِلّٰهِ اَرْجُوْ
بِرَّهَا وَذُخْرَهَا عِنْدَ اللهِ فَضَعْهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ حَيْثُ اَرَاكَ
اللهُ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: بَخٍ ذٰلِكَ مَالٌ رَابِحٌ،
ذٰلِكَ مَالٌ رَابِحٌ. وَقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ. وَاِنِّى اَرَى اَنْ
تَجْعَلَهَا فِى اْلاَقْرَبِيْنَ. قَالَ اَبُوْ طَلْحَةَ: اَفْعَلُ يَا رَسُوْلَ
اللهِ. فَقَسَمَهَا اَبُوْ طَلْحَةَ فِى اَقَارِبِهِ وَبَنِى عَمِّهِ. متفق عليه، و اللفظ للبخارى 5: 169
Dari Anas RA, ia berkata : Abu Thalhah adalah orang Anshar di Madinah
yang paling banyak mempunyai kebun kurma. Dan kekayaan yang paling dicintainya
adalah kebun Bairuha' yang terletak di depan masjid. Dan Rasulullah SAW biasa
masuk ke kebun tersebut dan meminum airnya yang jernih. Setelah diturunkan ayat
(yang artinya) "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna)
sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cinta". [QS. Ali 'Imraan :
92], lalu Abu Thalhah menghadap Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah,
sesungguhnya Allah berfirman [Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian
(yang sempurna) sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai].
Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah kebun Bairuha', maka kebun
itu aku sedeqahkan karena Allah, aku berharap sebagai kebaikan dan simpanan di
sisi Allah Ta'aalaa, maka salurkanlah ya Rasulullah, menurut apa yang Allah
tunjukkan kepadamu". Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Bagus, itu adalah harta yang
menguntungkan, itu adalah harta yang menguntungkan. Dan aku telah mendengar apa
yang kamu ucapkan. Dan sesungguhnya menurut pandanganku, sebaiknya kamu berikan
kebun itu kepada karib kerabatmu". Kemudian Abu Thalhah berkata, "Baiklah akan
saya laksanakan ya Rasulullah". Lalu Abu Thalhah membagi-baginya untuk sanak
saudaranya dan anak-anak pamannya. [HR. Muttafaq 'alaih, dan lafadh ini bagi
Bukhari juz 5, hal. 169]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ
لِيْ قَرَابَةً اَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوْنِى، وَاُحْسِنُ اِلَيْهِمْ وَيُسِيْئُوْنَ
اِلَيَّ، وَاَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُوْنَ عَلَيَّ. فَقَالَ: لَئِنْ كُنْتَ
كَمَا قُلْتَ فَكَاَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ
ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذٰلِكَ. مسلم 4: 1982
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki
bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai kerabat. Saya menyambung
mereka, tetapi mereka itu memutus hubungan denganku. Saya berbuat baik kepada
mereka, tetapi mereka berbuat buruk kepadaku. Saya berbuat santun terhadap
mereka, tetapi mereka berbuat bodoh terhadapku". Nabi SAW bersabda, "Jika benar
sebagaimana yang kamu katakan itu, maka seolah-olah kamu menyuapkan bara api ke
mulut mereka, dan Allah akan selalu menolongmu dalam menghadapi mereka selama
kamu tetap bersikap demikian itu". [HR. Muslim juz 4, hal. 1982]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلاٰخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
اْلاٰخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
اْلاٰخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ. البخارى 7: 104
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memulyakan tamunya,
barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menyambung kerabatnya,
dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata yang
baik atau diam. [HR. Bukhari juz 7, hal. 104]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه
وسلم يَقُوْلُ: مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ اَوْ يُنْسَأَ فِى
اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. مسلم 4: 1982
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rezqinya atau dipanyangkan
umurnya, maka hendaklah ia menyambung kerabatnya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1982]
عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله
عليه وسلم قَالَ: مَنْ اَحَبَّ اَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ
فِى اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. مسلم 4: 1982
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, "Barangsiapa yang senang dilapangkan rezqinya dan dipanjangkan
umurnya, maka hendaklah menyambung hubungan kerabatnya". [HR. Muslim juz 4, hal. 1982]
عَنْ اَبِى ذَرٍّ قَالَ: اَوْصَانِى خَلِيْلِى صلى الله عليه وسلم
بِخِصَالٍ مِنَ اْلخَيْرِ. اَوْصَانِى بِاَنْ لَا اَنْظُرَ اِلَى مَنْ هُوَ
فَوْقِى، وَاَنْ اَنْظُرَ اِلَى مَنْ هُوَ دُوْنِى. وَاَوْصَانِى بِحُبِّ
الْمَسَاكِيْنِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ، وَاَوْصَانِى اَنْ اَصِلَ رَحِمِيْ وَاِنْ
اَدْبَرَتْ، وَاَوْصَانِى اَنْ لَا اَخَافَ فِى اللهِ لَوْمَةَ لَائِمٍ،
وَاَوْصَانِى اَنْ اَقُوْلَ اْلحَقَّ وَاِنْ كَانَ مُرًّا، وَاَوْصَانِى اَنْ
اُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ. فَاِنَّهَا كَنْزٌ
مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةِ. ابن حبان فى صحيحه 2، 194، رقم: 449
Dari Abu Dzarr, ia berkata, "Kekasihku Rasulullah SAW mewashiyatkan
kepadaku dengan beberapa kebaikan. Beliau mewashiyatkan kepadaku agar tidak
melihat kepada orang yang diatasku dan supaya aku melihat kepada orang yang di
bawahku. Beliau mewashiyatkan kepadaku supaya mencintai orang-orang miskin dan
orang-orang yang lemah. Beliau mewashiyatkan kepadaku agar aku menyambung
hubungan sanak saudaraku meskipun mereka berpaling. Beliau mewashiyatkan
kepadaku supaya karena Allah aku tidak takut celaan orang yang mencela. Beliau
mewashiyatkan kepadaku supaya aku berkata yang benar meskipun pahit (akibatnya).
Dan beliau mewashiyatkan kepadaku supaya memperbanyak ucapan "Laa haula walaa
quwwata illaa billaah" (Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan
Allah), karena ucapan itu merupakan simpanan dari simpanan-simpanan
surga". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 2, hal. 194 no.
449]
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ اَنَّ اَعْرَابِيًّا عَرَضَ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى
الله عليه وسلم وَهُوَ فِى سَفَرٍ فَاَخَذَ بِخِطَامِ نَاقَتِهِ اَوْ بِزِمَامِهَا
ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَوْ يَا مُحَمَّدُ، اَخْبِرْنِى بِمَا
يُقَرِّبُنِى مِنَ اْلجَنَّةِ وَمَا يُبَاعِدُنِى مِنَ النَّارِ. قَالَ: فَكَفَّ
النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ نَظَرَ فِى اَصْحَابِهِ. ثُمَّ قَالَ: لَقَدْ
وُفِّقَ اَوْ لَقَدْ هُدِيَ. قَالَ: كَيْفَ قُلْتَ؟ قَالَ: فَاَعَادَ. فَقَالَ
النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ، دَعِ
النَّاقَةَ. مسلم 1: 43
Dari Abu Ayyub bahwasanya ada orang ‘Arab gunung yang mencegat
Rasulullah SAW ketika beliau dalam suatu perjalanan. Ia memegang kendali unta
beliau atau kekang unta itu, lalu bertanya, “Ya Rasulullah, atau Ya Muhammad,
beritahukanlah kepadaku perbuatan apa yang mendekatkan aku ke surga dan
menjauhkan aku dari neraka”. (Abu Ayyub) berkata : Nabi SAW tidak segera
menjawabnya, kemudian beliau memandang kepada para shahabat. Kemudian beliau
bersabda, “Sungguh orang ini telah mendapat taufiq atau sungguh ia telah
mendapat hidayah”. Beliau lalu bertanya kepada orang tersebut, “Bagaimana
pertanyaanmu tadi ?”. (Abu Ayyub) berkata : Lalu orang itu mengulangi
pertanyaannya. Maka Nabi SAW bersabda, “Kamu menyembah kepada Allah, dan tidak
mensekutukan sesuatu kepada-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan kamu
menyambung kerabat. Sekarang, lepaskan unta itu”. [HR. Muslim juz 1, hal. 43]
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلىَ النَّبِيِّ صلى الله
عليه وسلم فَقَالَ: دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ اَعْمَلُهُ يُدْنِيْنِيْ مِنَ
اْلجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِيْ مِنَ النَّارِ. قَالَ: تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ
بِهِ شَيْئًا وَ تُقِيْمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ.
فَلَمَّا اَدْبَرَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اِنْ تَمَسَّكَ بِمَا
اُمِرَ بِهِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. مسلم 1: 43
Dari Abu Ayyub, ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi
SAW, lalu ia berkata, “Tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang apabila aku
lakukan akan mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi SAW
bersabda, “Kamu menyembah Allah dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menyambung kerabatmu”. Setelah orang itu
berpaling, Rasulullah SAW bersabda, “Jika ia benar-benar berpegang teguh kepada
apa yang telah diperintahkan kepadanya itu, niscaya ia masuk
surga”. [HR. Muslim juz 1, hal. 43]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar