بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا. مَنْ
يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ:
اَ لَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ
لِذِكْرِ اللهِ وَ مَا نَزَلَ مِنَ الْحَقّ وَ لاَ يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ
اُوْتُوا اْلكِتبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ
وَ كَثِيْرٌ مّنْهُمْ فسِقُوْنَ. الحديد:16
Belumkah
datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka (Al-Qur’an),
supaya mereka jangan seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan
Al-Kitab kepada mereka, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu
hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka
adalah orang-orang fasiq.
[QS. Al-Hadiid : 16]
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, marilah kita perhatikan firman Allah
tersebut.
Dan secara pribadi maupun sebagai suatu bangsa yang merasa beriman bagaimana
kita menjawab pertanyaan Allah itu, “Belum saatnya kah hidup kita ini mau
dipimpin oleh Al-Qur’an ?. Atau sudah keraskah hati
kita, sehingga menjadi orang fasiq
?”.
Kita
sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam terpuruk jatuh dan berantakan ini,
kalau kita cermati sebab pokoknya adalah krisis akhlaq.
Sebagaimana dikatakan seorang pujangga Islam yang terkenal Asy-Syauqiy :
وَ اِنَّمَا اْلاُمَمُ
اْلاَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ
فَاِنْ
هُمُوْ ذَهَبَتْ اَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
Sesungguhnya bangsa itu tergantung
akhlaqnya,
bila rusak akhlaqnya maka rusaklah bangsa itu.
Rasulullah
SAW bersabda :
اِنَّ اْلفَحْشَ وَ التَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ اْلاِسْلاَمِ فِى شَيْءٍ
وَ اِنَّ اَحْسَنَ النَّاسِ اِسْلاَمًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. الترمذى
Kejahatan
dan perbuatan jahat keduanya sama sekali bukan ajaran
Islam. Bahwasanya orang yang paling baik Islamnya ialah yang
paling baik akhlaqnya.
[HR. Tirmidzi]
Dampak
dari krisis akhlaq, timbul berbagai macam kejahatan dan kerusakan di berbagai
bidang sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini.
Padahal kita berharap pada era reformasi ini mestinya ummat Islam khususnya dan
bangsa di negeri ini pada umumnya akan dapat merasakan kemerdekaan yang sudah 55
tahun ini dengan rasa aman, tenteram dan bahagia lahir maupun
bathin.
Mengapa
demikian ? Karena baru kali inilah sejak kemerdekaan
yang sudah 55 tahun ini, pucuk pimpinan negeri ini dipegang oleh orang-orang top
dan orang-orang pilihan dari organisasi Islam yang besar di Indonesia
ini.
Presidennya
- Kyai Hajji - Ketua Umum Pengurus Besar NU.
Ketua
MPR-nya Prof DR,
mantan Ketua PP Muhammadiyah.
Ketua
DPR-nya Ir. - mantan ketua PB HMI.
Ketiga-tiganya
adalah orang-orang nomor 1 dari organisasi Islam yang cukup besar dan terkenal
di negeri ini.
Namun
apa yang kita rasakan ?
Di
mana-mana terjadi kerusuhan, kerusakan dan pertikaian sesama
bangsa.
Ummat Islam yang mayoritas di negeri ini tidak mendapat angin segar, bahkan dihinakan dan diremehkan. Di
berbagai daerah terjadi pembantaian terhadap ummat Islam, bahkan para kyai, guru
ngaji pun termasuk menjadi sasaran pembantaian dengan dalih dhukun
santet.
Keadaan
yang demikian menunjukkan bahwa kehidupan bangsa ini makin jauh dari aturan
Islam. Hal ini tentu menjadikan
kita semua ummat Islam sedih dan sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi
marilah kita ingat firman Allah :
وَ عَسى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَّ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ، وَ عَسى
اَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَّ هُوَ شَرٌّ لَّكُمْ، وَ اللهُ يَعْلَمُ وَ اَنْتُمْ
لاَ تَعْلَمُوْنَ. البقرة:216
Dan
boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
[QS. Al-Baqarah : 216]
Dengan
keadaan yang tidak menyenangkan itu, mudah-mudahan sangat baik bagi ummat Islam, untuk
diambil pelajaran, agar lebih meyaqinkan dan memantapkan bahwa hanya kepada
Allah sajalah kita bergantung dan berpengharapan serta berserah
diri.
Jangan
terlalu mengharapkan sesuatu dari makhluq, dari orang-orang besar sekalipun,
hingga mengabaikan dan meremehkan orang-orang kecil, padahal justru Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang kecil.
Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّمَا نَصَرَ اللهُ هذِهِ اْلاُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ
وَ صَلاَتِهِمْ وَ اِخْلاَصِهِمْ. النسائى
Hanyasanya
Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang
lemahnya, dengan doa mereka, shalat mereka dan keikhlashan
mereka.
[HR. Nasai]
Sedangkan
para pembesar negeri dan orang-orang yang hidup mewah pada umumnya mengingkari
peringatan dan petunjuk dari Allah.
Mereka merasa dengan kekayaan dan anak-anak (para pendukung)
mereka dapat menolak siksa akibat keingkarannya. Dengan sombongnya mereka
mengatakan :
..... نَحْنُ اَكْثَرُ اَمْوَالاً وَّ اَوْلاَدًا
وَّ مَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ. سبأ:35
Kami
lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (anak buah) dan kami sekali-kali
tidak akan diadzab.
[QS. Saba’
:
35]
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, masih belum saatnya kah kita mau dipimpin
dengan Al-Qur’an ? Bagi orang-orang yang beriman
tentunya akan menjawab, “Jangan ditunda-tunda lagi
!”.
Oleh
karena itu, marilah kita teladani perilaku kehidupan Rasulullah SAW, agar hidup
ini mendapat ridla Allah, hingga memperoleh kemudahan dan dapat mengatasi segala
persoalan.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لّمَنْ
كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَ اْليَوْمَ اْلاخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا. الاحزاب:21
Sungguh
telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang
yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari qiyamat dan dia banyak
mengingat Allah.
[QS. Al-Ahzab : 21]
Imam
Malik berkata :
كُلُّ اَحَدٍ يُؤْخَذُ مِنْ كَلاَمِهِ وَ يُرَدُّ عَلَيْهِ اِلاَّ
صَاحِبَ هذَ اْلقَبْرِ.
Setiap
orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan
penghuni qubur ini (sambil menunjuk ke arah makam Nabi SAW).
[HR. Malik]
Dengan
demikian seorang muslim dilarang bertaqlid buta
mengikuti apasaja yang dilakukan dan diucapkan seseorang, apakah dia kyai,
ustadz, guru agama, maupun pembesar negara, kecuali apabila hal tersebut tidak
bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Rasulullah
SAW dalam membina kekuatan ummat memulai dari bawah tidak memaksakan dari atas,
sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam QS.
Ibrahim ayat 24-26
اَ لَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيّبَةً كَشَجَرَةٍ
طَيّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَ فَرْعُهَا فِى السَّمَاءِ. تُؤْتِيْ اُكُلَهَا كُلَّ
حِيْنٍ بِاِذْنِ رَبّهَا، وَ يَضْرِبُ اللهُ اْلاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُوْنَ. وَ مَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةٍ اجْتُثَّتْ
مِنْ فَوْقِ اْلاَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ. ابراهيم:24-26
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti
pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
(24)
pohon
itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan idzin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. (25)
Dan
perumpamaan kalimat-kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah
dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak)
sedikitpun.
(26) [QS. Ibrahim]
Hal
itu dapat kita ketahui ketika orang-orang kafir Makkah menawarkan kepada Nabi
SAW, apapun yang Nabi minta akan dipenuhi sekalipun
ingin menjadi raja (penguasa) di negeri itu asal Nabi mau berhenti
dakwah.
Tawaran
itu dijawab dengan tegas, andaikata mereka dapat menaruh matahari dan bulan di
kedua tangan beliau, beliau tetap tidak akan berhenti
dakwah menyampaikan Islam kepada masyarakat, agar ummat manusia selamat hidupnya
di dunia dan akhirat. Beliau tidak ada keinginan sama
sekali menjadi penguasa sedang ummatnya dalam kesesatan dan
penderitaan.
Rasulullah
membina ukhuwah Islamiyah di kalangan para shahabatnya dengan menanamkan rasa
kasih sayang dan saling tolong-menolong dengan sabdanya
:
لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ. البخارى و مسلم
Tidak
beriman seseorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya seperti cintanya
kepada dirinya sendiri.
[HR. Bukhari dan Muslim]
اَلْمُسْلِمُ اَخُو اْلمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَ لاَ يَخْذُلُهُ وَ
لاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى ههُنَا (وَ يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ) بِحَسْبِ امْرِئٍ
مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى
اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ. البخارى عن ابى هريرة
Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Tidak boleh
ia menganiaya, tidak boleh membiarkannya (tidak
tolong-menolong) dan tidak boleh menghinanya. Taqwa itu di
sini (beliau sambil menunjuk ke dadanya). Seseorang cukup menjadi jahat
karena dia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap
seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah haram
darahnya, kehormatannya dan hartanya.
[HR. Bukhari dari Abu Hurairah]
Persaudaraan
semacam itu hanya dapat terlaksana apabila dilandasi dengan iman dan taqwa
kepada Allah.
Semua
bentuk perserikatan dan persaudaraan tanpa landasan iman dan taqwa tidak dapat
diharapkan kelangsungannya dan sangat rapuh seperti rapuhnya sarang
labah-labah.
Karena yang menjadi ikatannya tentu kepentingan dan manfaat
pribadi, kelompok atau golongan. Manakala kepentingan masing-masing
anggota merasa tidak tercapai apalagi merasa dirugikan, pasti akan hancur berantakan, akhirnya timbul rasa kebencian dan
permusuhan.
اَْلاَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلاَّ
اْلمُتَّقِيْنَ. الزخرف:67
Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.
[QS. Az-Zukhruf : 67]
Rasulullah
memerintahkan ummatnya agar mengikuti Al-Qur’an kemana saja Al-Qur’an
membawanya, karena yaqin betul bahwa hanya dengan Al-Qur’an manusia akan dituntun ke jalan keselamatan dan tidak akan
sesat/celaka selamanya.
دُوْرُوْا مَعَ كِتَابِ اللهِ حَيْثُمَا دَارَ. الحاكم
Beredarlah
kamu mengikuti Al-Qur’an ke manasaja Al-Qur’an beredar.
[HR. Hakim]
قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ
بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ نَبِيِّهِ. مالك و الحاكم
Benar-benar
aku telah tinggalkan untukmu dua perkara (pegangan) yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang kepada keduanya. yaitu Al-Qur’an dan sunnah Nabi-Nya.
[HR. Malik dan Hakim]
Allah
SWT berfirman :
وَ اَنَّ هذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَ لاَ
تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِه. الانعام:153
Dan
bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia,
dan jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan memisahkan kamu dari jalan yang lurus. [QS.
Al-An’aam : 153]
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, Rasulullah juga memerintahkan ummatnya
agar menghindari perdebatan sekalipun dirinya benar, karena tidak ada gunanya
bahkan dapat menimbulkan saling tegang urat leher, dan dapat menghilangkan
kekuatan.
... ذَرُوا اْلمِرَاءَ فَاِنَّ اَوَّلَ مَا
نَهَانِى عَنْهُ رَبّى بَعْدَ عِبَادَةِ اْلاَوْثَانِ اْلمِرَاءُ. الطبرانى
Jauhilah
perdebatan, sebab larangan yang pertama kali disampaikan kepadaku oleh Tuhanku
setelah menyembah berhala adalah perdebatan.
[HR. Thabrani]
وَ اَطِيْعُوا اللهَ وَ رَسُولَه وَ لاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَ
تَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَ اصْبِرُوْا، اِنَّ اللهَ مَعَ الصّبِرِيْنَ. الانفال:46
Dan
thaatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantah, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bershabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang shabar.
[QS. Al-Anfaal : 46]
Dengan
berbagai pesan dan arahan Rasulullah SAW serta petunjuk-petunjuk Allah SWT,
semoga keadaan yang tidak menyenangkan ini dapat membawa pengaruh positif kepada
ummat Islam pada umumnya, tergugah hatinya untuk lebih meningkatkan
pengetahuannya tentang Islam dan meningkatkan keyaqinan bahwa hanya dengan
Islamlah (yakni dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah) dunia ini akan baik, sebagaimana
kata imam Malik :
لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هذِهِ اْلاُمَّةِ اِلاَّ مَا اَصْلَحَ
اَوَّلَهَا. مالك
Tidak
akan dapat memperbaiki (keadaan) ummat akhir ini
melainkan apa yang pernah memperbaiki (keadaan) ummat pertamanya.
[HR. Malik]
Selanjutnya
khusus pada para kyai, ustadz dan ulama untuk bersedia meluangkan waktu guna
menggarap ummat dengan serius tidak asal-asalan saja, sehingga terbina ummat
yang kuat aqidah dan tegak syariatnya, siap menghadapi tantangan
zaman.
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah, memperhatikan keadaan bangsa dan negara
kita yang kacau balau ini rupanya para pembesar negara ini kebingungan bagaimana
mengatasi kondisi yang semrawut dewasa ini.
Berbagai konsep dicobakan, sampai mencoba pergantian menteri dan perombakan
kabinet, namun belum tampak hasil yang menggembirakan, karena konsep-konsep
tersebut hanya pemikiran manusia yang berdasarkan kira-kira belaka, yang
hasilnya pasti tidak akan memuaskan. Sedangkan para pemimpin negeri ini rupanya tidak yaqin dengan
petunjuk Allah yang jelas dan pasti jitu dan tepat. Maka berpaling dari
petunjuk Allah akan membawa kehidupan ini semakin
sempit. Firman Allah SWT :
فَمَنِ اتَّبَعَ هُديَ فَلاَ يَضِلُّ وَ لاَ يَشْقى. وَ مَنْ اَعْرَضَ
عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَه مَعِيْشَةً ضَنْكًا. طه:123-124
Barangsiapa
mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak sesat dan tidak celaka.
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku pasti akan menemui penghidupan yang sempit.
[QS. Thaahaa : 123-124]
Ada
jalan yang pasti terang tidak ditempuh, tetapi jalan yang hanya kira-kira (masih
gelap) malah ditempuh.
Sebagai
penutup kami sampaikan sabda Rasulullah SAW
:
اِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ خَيْرًا وَلَّى اَمْرَهُمُ اْلحُكَمَاءَ
وَ جَعَلَ اْلمَالَ عِنْدَ السُّمَحَاءِ، وَ اِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ شَرًّا،
وَ لَّى اَمْرَهُمُ السُّفَهَاءَ وَ جَعَلَ اْلمَالَ عِنْدَ
اْلبُخَلاَءِ. ابو داود
Apabila
Allah menghendaki kebaikan bagi suatu bangsa/kaum, maka Allah mengangkat
orang-orang yang bijaksana (pandai) sebagai pejabat yang mengelola urusan
mereka, dan Allah memberikan harta kepada orang-orang yang
pemurah.
Dan apabila Allah menghendaki kejelekan bagi suatu
bangsa/kaum, maka Allah mengangkat orang-orang yang bodoh sebagai pejabat yang
mengurusi urusan mereka, dan Allah menyerahkan harta kekayaan kepada orang-orang
yang kikir.
[HR. Abu Dawud]
Semoga
Allah selalu menolong hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih dan semoga para
pejabat yang mengurusi bangsa ini tidak termasuk orang-orang yang
bodoh.
Dan orang-orang kaya di negeri ini tidak termasuk orang-orang
bakhil, sehingga ada kepedulian kepada para fuqaraa’ wal masaakiin. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.
وَ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar