Setelah
para syuhada di Uhud selesai dikuburkan, maka Nabi SAW dan segenap tentaranya
bersiap untuk kembali ke Madinah.
Diriwayatkan, bahwa sebelum Nabi SAW sampai di Madinah, telah
tersebar berita bahwa kaum muslimin dalam pertempuran di Uhud terus terdesak dan
mendapat kekalahan yang besar, dan banyak diantara tentara Islam yang
gugur.
Di
tengah perjalanan, Nabi SAW dicari oleh seorang wanita dari Banu
Dinar.
Wanita tersebut mencari Nabi karena mendengar khabar bahwa
beliau telah mati terbunuh. Sedangkan ayah wanita
tersebut dan suaminya serta saudaranya laki-laki dan anaknya laki-laki semuanya
terbunuh dalam perang Uhud. Maka di tengah jalan dia
selalu bertanya kepada tentara muslimin yang sedang berjalan, “Bagaimana
keadaan Rasulullah”.
Tentara
Muslimin hanya menjawab, “Rasulullah alhamdu lillah dalam keadaan baik dan
sehat, seperti yang kamu kehendaki”.
Maka
setelah ia ditunjukkan kepada Nabi SAW lalu ketika itu ia berkata :
كُلُّ مُصِيْبَةٍ بَعْدَكَ جَلَلٌ
“Semua
bahaya selain terhadap engkau adalah kecil”.
Dengan
perkataan ini, berarti semua bahaya yang mengenai diri wanita itu dianggap
kecil, asalkan keadaan diri Nabi masih hidup dengan sehat.
Di
dalam Tarikh Munawwar Khalil disebutkan bahwa sebelum Nabi SAW beserta tentara
muslimin masuk ke Madinah di suatu tempat dekat
kota
Madinah beliau berhenti, lalu mengatur barisan tentaranya. Tentara muslimin
berbaris dimuka, sedangkan para wanita yang ikut waktu itu berbaris di belakang,
lalu Nabi berdoa kepada Allah yang antara lain adalah sebagai berikut :
اَللّهُمَّ لَكَ اْلحَمْدُ كُلُّهُ، اَللّهُمَّ لاَ قَابِضَ لِمَا
بَسَطْتَ، وَ لاَ بَاسِطَ لِمَا قَبَضْتَ، وَ لاَ هَادِيَ لِمَنْ اَضْلَلْتَ وَ لاَ
مُضِلَّ لِمَنْ هَدَيْتَ، وَ لاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَ لاَ مَانِعَ لِمَا
اَعْطَيْتَ، وَ لاَ مُقَرّبَ لِمَا اَبْعَدْتَ، وَ لاَ مُبْعِدَ لِمَا قَرَّبْتَ.
اَللّهُمَّ ابْسُطْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِكَ وَ رَحْمَتِكَ وَ فَضْلِكَ وَ
رِزْقِكَ. اَللّهُمَّ اِنّى اَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ اْلمُقِيْمَ الَّذِى لاَ
يَحُوْلُ وَ لاَ يَزُوْلُ. اَللّهُمَّ اِنّى عَائِذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
اَعْطَيْتَنَا وَ شَرّ مَا مَنَعْتَنَا. اَللّهُمَّ حَبّبْ اِلَيْنَا اْلاِيْمَانَ
وَ زَيّنْهُ فِى قُلُوْبِنَا، وَكَرّهْ اِلَيْنَا اْلكُفْرَ وَ اْلفُسُوْقَ وَ
اْلعِصْيَانَا، وَ اجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اَللّهُمَّ تَوَفَّنَا
مُسْلِمِيْنَ، وَ اَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ، وَ اَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ
خَزَايَا وَ لاَ مَفْتُوْنِيْنَ. اَللّهُمَّ قَاتِلِ اْلكَفَرَةَ الَّذِيْنَ
يُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ، وَ اجْعَلْ عَلَيْهِمْ
رِجْزَكَ وَ عَذَابَكَ، اَللّهُمَّ قَاتِلِ اْلكَفَرَةَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا
اْلكِتَابَ، اِلهَ اْلحَقّ.
Ya
Allah, segala puji bagi Engkau semuanya.
Ya Allah, tidak ada yang bisa menggenggam pada apa yang telah Engkau hamparkan,
dan tidak ada yang bisa menghamparkan pada apa yang telah Engkau genggam, dan
tidak ada yang bisa memberi petunjuk pada siapa yang telah Engkau sesatkan, dan
tidak ada yang bisa menyesatkan pada siapa yang telah Engkau beri petunjuk, dan
tidak ada yang bisa memberi pada siapa yang telah Engkau tolak, dan tidak ada
yang bisa menolak pada apa yang telah engkau berikan, dan tidak ada yang bisa
mendekatkan pada apa yang telah Engkau jauhkan, dan tidak ada yang bisa
menjauhkan pada apa yang telah Engkau dekatkan.
Ya
Allah, bentangkanlah atas kami dari barakah-barakah-Mu, rahmat- Mu, karunia-Mu
dan rezeki-Mu.
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu nikmat yang kekal,
yang tidak berubah dan tidak hilang. Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon kepada-Mu pertolongan pada hari kesulitan, dan aku mohon
ketenteraman pada hari ketakutan. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari kejelekan dari apa yang telah Engkau
berikan kepada kami dan dari kejahatan apa yang telah Engkau cegah dari kami.
Ya Allah, cintakanlah iman kepada kami dan jadikanlah indah di
hati kami, bencikanlah kami dari kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan, dan
jadikanlah kami dari orang-orang yang memperoleh
pimpinan.
Ya
Allah, wafatkanlah kami sebagai orang-orang Islam dan hidupkanlah kami sebagai
orang-orang Islam, dan kumpulkanlah kami dengan orang-orang yang shalih-shalih,
tidak dalam kehinaan dan bukan pula dalam fitnah.
Ya Allah, binasakanlah orang-orang kafir yang mendustakan para
utusan Engkau dan yang menghalangi dari jalan-Mu, dan timpakanlah atas mereka
siksa dan adzab-Mu. Ya Allah, binasakanlah orang-orang
kafir yang telah diberi kitab. Wahai Tuhan yang Maha
Benar.
Kemudian
Nabi SAW beserta tentara muslimin berjalan bersama-sama dan terus masuk ke
Madinah dengan tenang.
Ketika sampai di Madinah, beliau dijemput oleh seorang
perempuan bernama Hamnah binti Jahsy (saudara Zainab binti Jahsy, isteri Mus’ab
bin Umair dan keponakan Hamzah). Oleh beliau lalu dikhabarkan, bahwa
Hamzah telah wafat, maka dari itu Hamnah menyahut
:
اِنَّا ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، غَفَرَ اللهُ لَهُ
هَنِيْئًا لَهُ الشَّهَادَةُ
“Sesungguhnya
kita milik Allah, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah mengampuninya, selamat baginya, menemui
syahid”.
“Dan
siapa lagi yang meninggal ya Rasulullah
?”.
Nabi
bersabda, “Saudaramu laki-laki Abdullah bin Jahsy juga
wafat”.
Hamnah
menyahut :
اِنَّا ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، غَفَرَ اللهُ لَهُ
هَنِيْئًا لَهُ الشَّهَادَةُ
“Sesungguhnya kita milik Allah, dan sesungguhnya kita akan
kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah mengampuninya, selamat
baginya, menemui syahid”.
Lalu
berrtanya lagi, “Siapa lagi, ya Rasulullah
?”.
Nabi
bersabda, “Mush’ab bin Umair, suamimu”. Setelah
mendengar begitu, Hamnah berteriak dan menangis dengan
sekeras-kerasnya.
Nabi
SAW lalu bersabda :
اِنَّ زَوْجَ اْلمَرْأَةِ لَبِمَكَانٍ
“Sesungguhnya
suami wanita ini niscaya di tempatnya”.
Dengan
perkataan ini, berarti bahwa suami Hamnah (Mush’ab bin Umair) tentu telah
bertempat di tempatnya, yaitu di surga.
Dan
waktu itu beliau lalu bertanya kepada Hamnah, “Mengapa kamu menangisi
suamimu, sedang kepada lainnya tidak
?”.
Hamnah
menjawab, “Ya Rasulullah, karena saya ingat akan keyatiman
anak-anaknya”.
Ketika
itu beliau SAW lalu mendoakan untuk anak-anaknya, semoga Allah mengaruniai
kebaikan dengan segera dan memberi ganti seseorang yang dapat memelihara
anak-anak Mush’ab dengan baik.
Kemudian
banyak para wanita dari shahabat-shahabat Anshar yang datang berduyun-duyun
kepada Nabi SAW untuk menanyakan tentang suami-suaminya, ayah-ayahnya,
anak-anaknya dan saudara-saudaranya yang tidak kelihatan kembali ke
Madinah.
Setelah masing-masing mendapat keterangan dari Nabi SAW, maka
diantara mereka banyak yang meratapi dan menangisi sampai beberapa hari.
Semenjak itu beliau lalu melarang kaum muslimin meratapi dan
menangisi dengan suara keras terhadap orang-orang yang telah
mati.
20.
Nama-nama kaum muslimin yang gugur di Uhud
:
Nama-nama
kaum muslimin yang gugur di perang Uhud adalah sebagai berikut
:
1.
Hamzah bin Abdul Muththalib di bunuh oleh Wahsyi (budaknya Jubair bin
Muth’im) - Banu Hasyim.
2.
Abdullah bin Jahsy - Banu Umayah.
3.
Mush’ab bin Umair (dibunuh oleh Ibnu Qaimah Al-Laitsiy - Banu
‘Abdud-Daar.
4.
Syamas bin ‘Utsman - Banu Makhzum, (empat shahabat tersebut adalah kaum
Muhajirin)
5.
‘Amr bin Mu’adz - Banu ‘Abdul Asyhal,
6.
Harits bin Anas - Banu ‘Abdul Asyhal,
7.
‘Umarah bin Ziyad - Banu ‘Abdul Asyhal,
8.
Salamah bin Tsabit - Banu ‘Abdul Asyhal,
9.
‘Amr bin Tsabit - Banu ‘Abdul Asyhal,
10. Tsabit bin Waqsyin - Banu ‘Abdul
Asyhal,
11. Rifa’ah bin Waqsyin - Banu ‘Abdul
Asyhal,
12. Husail bin Jabir - Banu ‘Abdul
Asyhal,
13. Abu Hudzaifah Al-Yaman - Banu ‘Abdul Asyhal,
(terbunuh oleh kaum muslimin sendiri, karena disangka
musuh),
14. Shaifiy bin Qaidhiy - Banu ‘Abdul
Asyhal,
15. Habab bin Qaidhiy - Banu ‘Abdul
Asyhal,
16. ‘Abbad bin Sahl - Banu ‘Abdul
Asyhal,
17. Al-Harits bin Aus - Banu ‘Abdul
Asyhal,
18. Iyas bin Aus - Ratij,
19. ‘Ubaid bin At-Taihan -
Ratij,
20. Hubaib bin Yazid - Ratij,
21. Yazid bin Hathib - Banu
Dhafar,
22. Abu Sufyan bin Al-Harits - Banu
Dlubai’ah,
23. Handhalah bin Abi ‘Amir - Banu Dlubai’ah,
dibunuh oleh Syaddad bin Al-Aswad dan dialah shahabat yang dimandikan oleh para
malaikat,
24. Unais bin Qatadah - Banu
‘Ubaid,
25. Abu Hayyah - Banu
Tsa’labah,
26. Abdullah bin Jubair bin Nu’man - Banu
Tsa’labah, (pemimpin regu pemanah),
27. Khaitsumah Abu Sa’ad bin Khaitsumah Banu
Salmi,
28. ‘Abdullah bin Salamah - Banu
‘Ajlaan,
29. Subai’ bin Hatib -
Banu Mu’awiyah,
30. ‘Amr bin Qais - Banu
Najjar,
31. Qais bin ‘Amr (anaknya) - Banu
Najjar,
32. Tsabit bin ‘Amr - Banu
Najjar,
33. ‘Amir bin Makhlad - Banu
Najjar,
34. Abu Hubairah bin Al-Harits - Banu
Mabdzul,
35. ‘Amr Mutharrif - Banu
Mabdzul,
36. Aus bin Tsabit - Banu
‘Amr,
37. Anas bin Nadlar - Banu
‘Adiy,
38. Qais bin Mukhallad - Banu
Mazin,
39. Kaisan - Banu Mazin,
40. Sulaim bin Al-Harits - Banu
Dinar,
41. Nu’man bin ‘Abdu ‘Amr - Banu
Dinar,
42. Kharijah bin Zaid - Banu
Al-Harits,
43. Sa’ad bin Ar-Rabi’ - Banu
Al-Harits,
44. Aus bin Al-Arqam - Banu
Al-Harits,
45. Malik bin Sinan - Banu
Al-Abjar,
46. Sa’id bin Suwaid - Banu
Al-Abjar,
47. ‘Utbah bin Rabi’ - Banu
Al-Abjar,
48. Tsa’labah bin Sa’ad - Banu
Sa’idah,
49. Tsaqfun bin Farwah - Banu
Sa’idah,
50. Abdullah bin ‘Amr bin Wahbin - Banu
Tharif,
51. Dlamrah - Banu Tharif,
52. Naufal bin ‘Abdullah - Banu
‘Auf,
53. ‘Abbas bin ‘Ubadah - Banu
‘Auf,
54. Nu’man bin Malik - Banu
‘Auf,
55. Al-Mujadzdzar bin Dziyad - Banu
‘Auf,
56. ‘Ubadah bin Al-Hashas - Banu ‘Auf, (Nu’man bin
Malik, Mujadzdzar
dan ‘Ubadah dikuburkan dalam satu liang
kubur),
57. Rifa’ah bin ‘Amr - Banu
Hubla,
58. ‘Abdullah bin ‘Amr bin Hiram - Banu
Salimah,
59. ‘Amr bin Al-Jamuh - Banu Salimah (Amr bin
Hiram dan Amr
bin Al-Jamuh dikuburkan dalam satu liang kubur),
60. Khallad bin ‘Amr bin Al-Jamuh - Banu
Salimah,
61. Abu Aiman - Banu Salimah (bekas budaknya ‘Amr
bin Al Jamuh),
62. Sulaim bin Amr bin Hadidah - Banu
Sawad,
63. ‘Antarah - Banu Sawad (bekas
budaknya),
64. Sahl bin Qais - Banu
Sawad.
65. Dzakwan bin ‘Abdu Qais - Banu
Zuraiq,
66. ‘Ubaid bin Al-Mu’alla - Banu
Zuraiq,
67. Al-Harits bin ‘Adiy - Banu
Khatmah,
68. Iyas - Banu Khazraj,
69. Iyas bin ‘Adiy - Banu
‘Amr,
70. ‘Amr bin Iyas - Banu Salim [Tarikh Ibnu Hisyam
Juz 4 hal 78-83]. (Empat orang yang terakhir ini Ibnu Ishaq
tidak menyebutkan, namun Ibnu Hisyam
menyebutkannya).
Perlu
diketahui bahwa para syuhada’ sebanyak 70 orang itu sebelum Nabi SAW bersama
para angkatan tentaranya kembali ke Madinah, mereka telah dikuburkan di tempat
gugur mereka masing-masing.
Ada
seorang satukubur, ada yang dua orang satu kubur dan ada yang tiga orang satu
kubur.
Dan
dikala itu ada diantara para shahabat yang menghendaki membawa jenazah korban
Uhud ke Madinah dan hendak dikuburkan di sana,
tetapi tidak diperkenankan oleh Nabi SAW. Beliau
memerintahkan, bahwa mereka itu supaya dikuburkan di tempat mereka
gugur.
21.
Adapun kaum musyrikin yang tewas di Uhud :
1.
Thalhah bin Abi Thalhah (Abu Thalhah nama
aslinya Abdullah bin Abdul ‘Uzza) - Bani Abdud-Dar,
2. Abu
Sa’id bin Abu Thalhah - Bani Abdud-Dar,
3.
Utsman bin Abu Thalhah - Bani Abdud-Dar,
4.
Musaafi’ bin Thalhah - Bani
Abdud-Dar,
5.
Al-Julas bin Thalhah’ - Bani Abdud-Dar,
6.
Kilab bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
7.
Al-Harits bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
8.
Arthah bin ‘Abdu Syarahbil - Bani Abdud-Dar,
9. Abu
Zaid bin ‘Umair - Bani Abdud-Dar,
10. Shuab (budaknya Abu Zaid) - Bani
Abdud-Dar,
11. Al-Qasith bin Syuraih - Bani
Abdud-Dar.
12. Abdullah bin Humaid - Bani Asad.
13. Abul Hakam bin Al-Akhnas - Bani
Zuhrah,
14. Siba’ bin Abdul ‘Uzza
- Bani Zuhrah.
15. Hisyam bin Abu Umayyah - Bani
Makhzum,
16. Al-Walid bin Al-‘Ash - Bani
Makhzum,
17. Abu Umayyah bin Abi Hudzaifah - Bani
Makhzum,
18. Khalid bin Al-A’lam - Bani
Makhzum.
19. ‘Amr bin Abdullah (Abu ‘Azzah) - Bani
Jumah,
20. Ubay bin Khalaf - Bani
Jumah,
21. Ubaidah bin Jabir - Bani
‘Amir,
22. Syaibah bin Malik - Bani ‘Amir. (Dalam Tarikh Ibnu Hisyam Juz 4 hal
84-89).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar