Fenomena dan kenyataan perbuatan syirik yang bertebaran di dunia Islam
merupakan sebab utama terjadinya musibah yang menimpa umat Islam. Juga sebab
dari berbagai fitnah, kegoncangan dan peperangan serta berbagai siksa lainnya
yang ditimpakan Allah SWT. atas kaum
muslimin.
Hal itu terjadi karena mereka berpaling dari tauhid, serta karena perbuatan
syirik yang mereka lakukan dalam aqidah dan perilaku mereka.
Bukti yang jelas dari hal itu adalah apa yang kita saksikan di sebagian
besar negara-negara Islam. Berbagai fenomena kemusyrikan, justru oleh sebagian
besar umat Islam dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam, karena itu mereka
tidak mengingkari dan menolaknya.
Islam datang untuk menghancurkan berbagai bentuk kemusyrikan, atau berbagai
fenomena yang menyebabkan seseorang terjerumus ke perbuatan syirik. Di antara
fenomena syirik yang terjadi ialah:
20.1 Berdo'a kepada selain Allah
Hal ini tampak jelas dalam nyanyian-nyanyian dan senandung mereka, yang
sering diperdengarkan pada peringatan maulid atau pada peringatan-peringatan
bersejarah lainnya. Penulis pernah mendengar mereka menyanyikan kasidah.
"Wahai imam para rasul, wahai sandaranku.
Engkau adalah pintu Allah, dan tempat aku bergantung. Di dunia serta akhiratku.
wahai Rasulullah, bimbinglah diriku. Tak ada yang menggantikanku dari kesulitan
kepada kemudahan, kecuali engkau, wahai mahkota yang hadir"
Seandainya Rasulullah mendengar nyanyian di atas,
tentu Rasulullah akan berlepas diri daripadanya. Sebab tidak ada yang bisa
mengubah dari kesulitan menjadi kemudahan kecuali Allah SWT. semata. Nyanyian-nyanyian dan pujian yang
sama, banyak kita jumpai di koran-koran, majalah dan buku. Di antara isinya
adalah memohon pertolongan, bantuan dan kemenangan kepada Rasulullah, para wali
dan orang-orang shalih yang sebenarnya mereka tidak mampu melakukannya.
20.2 Mengubur para wali dan orang-orang shalih di dalam masjid
Banyak kita saksikan di negara-negara Islam, kuburan berada di dalam
masjid. Terkadang di atas kuburan itu dibangun kubah, lalu orang-orang datang
memintanya, sebagai sesembahan selain Allah SWT. . Rasulullah melarang hal ini
dengan sabdanya:
"Allah melaknat orang-orang Yahudi dan
Nasrani, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid (atau tempat
bersujud menyembah Tuhan)." (Muttafaq alaih)
Jika menguburkan para nabi di dalam masjid tidak
diperintahkan, bagaimana mungkin dibolehkan mengubur para syaikh dan ulama di
dalamnya? Apakah lagi telah dimaklumi, kadang-kadang orang yang dikubur
tersebut dijadikan tempat berdo'a dan meminta, sebagai sesembahan selain Allah.
Karena itu ia merupakan sebab timbulnya per-buatan syirik. Islam mengharamkan
syirik dan mengharamkan perantara yang bisa menyebabkan kepadanya.
20.3 Nadzar untuk para wali
Sebagian manusia ada yang melakukan nadzar berupa binatang sembelihan,
harta atau lainnya untuk wali tertentu. Nadzar semacam ini adalah syirik dan
wajib tidak dilangsungkan. Sebab nadzar adalah ibadah, dan ibadah hanyalah
untuk Allah semata. Adapun contoh nadzar yang dibenarkan adalah sebagaimana
yang dilakukan oleh isteri Imran. Allah ÊÙÇäé berfirman:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan
berkhidmat (di Baitul Maqdis)," (Ali Imran: 35)
20.4 Menyembelih di kuburan para nabi atau wali
Meskipun penyembelihan yang dilakukan dikuburan para nabi atau wali dengan
niat untuk Allah SWT. , tetapi ia termasuk perbuatan orang-orang musyrik.
Mereka menyembelih binatang di tempat berhala dan patung-patung wali mereka.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Allah melaknat orang yang menyembelih selain
Allah." (HR. Muslim)
20.5 Thawaf sekeliling kuburan para wali
Seperti mengelilingi kuburan Syaikh Abdul Qadir Jaelani, Syaikh Rifa'i,
Syaikh Badawi, Syaikh Al-Husain, dan lainnya. Perbuatan semacam ini adalah
syirik, sebab thawaf adalah ibadah, dan ia tidak boleh dilakukan kecuali thawaf
di sekeliling Ka'bah, Allah SWT. berfirman:
"Dan hendaklah mereka melakukan thawaf
sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)." (Al-Hajj: 29)
20.6 Shalat kepada kuburan
Shalat kepada kuburan adalah tidak boleh. Rasulullah SAW. bersabda:
"Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan
jangan pula shalat kepadanya." (HR. Muslim)
20.7 Melakukan perjalanan (tour) menuju kuburan
Melakukan perjalanan (tour) menuju kuburan tertentu untuk mencari berkah
atau memohon kepadanya adalah tidak diperbolehkan. Rasulullah SAW. bersabda:
"Tidaklah dilakukan perjalanan (tour) kecuali
kepada tiga mas-jid; Masjidil Haram, Masjidku ini, Masjidil Aqsha."
(Muttaffaq 'alaih)
Jika kita ingin pergi ke Madinah Al-Munawwarah
misalnya, kita boleh mengatakan, "Kami pergi untuk berziarah ke Masjid
Nabawi kemudian memberi salam (do'a) kepada Nabi Muhammad."
20.8 Berhukum dengan selain yang diturunkan Allah
Mengambil hukum selain yang diturunkan Allah adalah syirik. Seperti
menentukan hukum dengan perundang-undangan yang dibuat oleh manusia, yang
bertentangan dengan Al-Qur'anul Karim dan ha-dits shahih yaitu jika ia meyakini
diperbolehkannya mengamalkan undang-undang buatan manusia.
Termasuk di dalamnya adalah fatwa yang dikeluarkan oleh sebagian syaikh
yang bertentangan dengan nash-nash Al-Qur'an dan hadits shahih. Seperti fatwa
dihalalkannya riba, padahal Allah Ta'ala memaklumkan perang terhadap pelakunya.
20.9 Ta'at kepada para penguasa, ulama atau syaikh
Yaitu keta'atan kepada mereka dengan menyelisihi dan menentang nash
Al-Qur'an dan hadits shahih. Syirik semacam ini "Syirkut thaa'ah"
(syirik keta'atan) Rasulullah SAW. bersabda:
"Tidak ada keta'atan kepada makhluk dalam hal
maksiat kepada Al-Khaliq (Allah)." (HR. Ahmad, hadits shahih)
Allah SWT. berfirman:
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan
rahib-rahib me-reka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka
mempertuhan-kan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Mahaesa; tidak ada Tuhan (yang ber-hak disembah) selain Dia.
Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (At-Taubah: 31)
Hudzaifah menafsirkan ibadah dengan keta'atan
terhadap apa yang dihalalkan dan diharamkan oleh ulama Yahudi kepada kaumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar