Islam adalah
agama tauhid
Firman Allah SWT
:
اِنَّ الدّيْنَ عِنْدَ اللهِ الاِسْلاَمُ، وَ مَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ
اُوْتُوا اْلكِتبَ اِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ اْلعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ،
وَ مَنْ يَّكْفُرْ بِايتِ اللهِ فَاِنَّ اللهَ سَرِيْعُ اْلحِسَابِ.(19) فَاِنْ
حَاجُّوْكَ فَقُلْ اَسْلَمْتُ وَجْهِيَ ِللهِ وَ مَنِ اتَّبَعَنِ، وَ قُلْ
لّلَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ وَ الاُمّيّنَ ءَاَسْلَمْتُمْ، فَاِنْ اَسْلَمُوْا
فَقَدِ اهْتَدَوْا وَ اِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ اْلبَلغُ، وَ اللهُ
بَصِيْرٌ بِاْلعِبَادِ. (20) ال عمران: 19-20
Sesungguhnya
agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(19)
Kemudian
jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah, "Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang
mengikutiku".
Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan kepada
orang-orang yang ummi, "Apakah kamu (mau) masuk Islam
?". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk,
dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat
Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(20) [QS. Ali ‘Imraan
: 19-20]
اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللهِ يَبْغُوْنَ وَ لَه اَسْلَمَ مَنْ فِى
السَّموَاتِ وَ الاَرْضِ طَوْعًا وَّ كَرْهًا وَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ(83) قُلْ
امَنَّا بِاللهِ وَ مَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَ مَآ اُنْزِلَ عَلى اِبْرهِيْمَ وَ
اِسْمعِيْلَ وَ اِسْحقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ الاسْبَاطِ وَ مَآ اُوْتِيَ مُوْسى وَ
عِيْسى وَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبّهِمْ لاَ نُفَرّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مّنْهُمْ وَ
نَحْنُ لَه مُسْلِمُوْنَ(84) وَ مَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الاسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ
يُّقْبَلَ مِنْهُ، وَ هُوَ فِى اْلاخِرَةِ مِنَ اْلخسِرِيْنَ(85) آل عمران: 83-85
Maka
apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan
(83)
Katakanlah,
"Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il,
Ishaq, Ya’qub,
dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari
Tuhan mereka.
Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan
hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”.
(84)
Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. (85)
[QS. Ali ‘Imraan
:
83-85]
وَ قَالَتِ اْليَهُوْدُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَ قَالَتِ النَّصَارَى
اْلمَسِيْحُ ابْنُ اللهِ، ذلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْ، يُضَاهِئُوْنَ قَوْلَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ، قَاتَلَهُمُ اللهُ، اَنّى يُؤْفَكُوْنَ(30)
اِتَّخَذُوْآ اَحْبَارَهُمْ وَ رُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مّنْ دُوْنِ اللهِ وَ
اْلمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ، وَ مَآ اُمِرُوْا اِلاَّ لِيَعْبُدُوْآ اِلَهًا
وَّاحِدًا، لآَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ، سُبْحنَه عَمَّا يُشْرِكُوْن(31) يُرِيْدُوْنَ
اَنْ يُّطْفِئُوْا نُوْرَ اللهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَ يَأْبَى اللهُ اِلاَّ اَنْ
يُّتِمَّ نُوْرَه وَ لَوْ كَرِهَ اْلكفِرُوْنَ(32) هُوَ الَّذِيْ اَرْسَلَ
رَسُوْلَه بِالْهُدى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَه عَلَى الدّيْنِ كُلّه وَلَوْ
كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ(33) التوبة: 30-33
Orang-orang
Yahudi berkata, " ‘Uzair
itu putra Allah" dan orang Nashrani berkata, "Al-Masih itu putra Allah".
Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Dila’nati
Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling ?
(30)
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(31)
Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka,
dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukai.
(32)
Dialah
yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama
yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik
tidak menyukai.
(33).
[QS. At-Taubah : 30-33]
وَ اِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يبَنِيْ اِسْرَآئِيْلَ اِنّيْ
رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدّقًا لّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْريةِ وَ
مُبَشّرًا بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْ بَعْدِي اسْمُه اَحْمَدُ، فَلَمَّا جَاءَهُمْ
بِاْلبَيّنتِ قَالُوْا هذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ(6) وَ مَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرى
عَلَى اللهِ اْلكَذِبَ وَ هُوَ يُدْعى اِلىَ اْلاِسْلاَمَِ وَ اللهُ لاَ يَهْدِى
اْلقَوْمَ الظّلِمِيْن(7)الصف: 6-7
Dan
(ingatlah) ketika ‘Isa
Putra Maryam berkata, "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi
kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang
nyata".
Dan
siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap
Allah sedang dia diajak kepada agama Islam?
Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang
dhalim.
[QS.
Ash-Shaff :
6-7]
Hadits-hadits Nabi SAW
:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا بَعَثَ النَّبِيُّ ص مُعَاذًا نَحْوَ
اْليَمَنِ قَالَ لَهُ: اِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ اَهْلِ اْلكِتَابِ،
فَلْيَكُنْ اَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَى اَنْ يُوَحّدُوا اللهَ تَعَالىَ،
فَاِذَا عَرَفُوْا ذلِكَ فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ
صَلَوَاتٍ فِى يَوْمِهِمْ وَ لَيْلَتِهِمْ. فَاِذَا صَلَّوْا فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ
اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةَ اَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيّهِمْ
فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيْرِهِمْ، فَاِذَا اَقَرُّوْا بِذلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَ
تَوَقَّ كَرَائِمَ اَمْوَالِ النَّاسِ. البخارى 8: 164
Dari Ibnu ‘Abbas,
ia berkata : Ketika Nabi SAW mengutus Mu’adz
ke Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Sesungguhnya
kamu akan datang pada kaum dari ahli kitab. Maka pertama kali
hendaklah kamu mengajak mereka untuk mengesakan Allah Ta’aalaa.
Apabila mereka telah mengakui yang demikian, maka beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam.
Apabila mereka telah shalat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka membayar zakat harta-benda mereka, yang diambil dari
orang kaya mereka, dan diberikan kepada orang faqir mereka. Apabila mereka
mengakui hal itu, maka ambillah dari mereka, dan jagalah kehormatan harta
manusia”.
[HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ مُعَاذًا قَالَ: بَعَثَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص
قَالَ: اِنَّكَ تَأْتِى قَوْمًا مِنْ اَهْلِ اْلكِتَابِ فَادْعُهُمْ اِلىَ
شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَنّى رَسُوْلُ اللهِ. فَاِنْ هُمْ
اَطَاعُوْا لِذلِكَ فَاَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ
صَلَوَاتٍ فِى كُلّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ. فَاِنْ هُمْ اَطَاعُوْا لِذلِكَ
فَاَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ
اَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ فِى فُقَرَائِهِمْ. فَاِنْ هُمْ اَطَاعُوْا لِذلِكَ
فَاِيّاكَ وَ كَرَائِمَ اَمْوَالِهِمْ. وَ اتَّقِ دَعْوَةَ اْلمَظْلُوْمِ فَاِنَّهُ
لَيْسَ بَيْنَهَا وَ بَيْنَ اللهِ حِجَابٌ. مسلم 1: 50
Dari Ibnu ‘Abbas,
bahwasanya Mu’adz
berkata : Rasulullah SAW mengutusku. Beliau bersabda,
“Engkau
akan datang pada suatu kaum dari ahli Kitab, karena itu ajaklah mereka kepada
syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah.
Jika mereka menthaati itu, maka beritahukan kepada mereka, bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari
semalam. Kalau mereka menthaati itu, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa
Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan
diberikan kepada para faqir-miskin mereka. Jika mereka menthaati itu, maka
jagalah dirimu dari kehormatan harta benda mereka. Dan takutlah kamu dari doanya
orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang antara doa itu dengan
Allah”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 50]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا
اِلىَ اْليَمَنِ قَالَ: اِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمِ اَهْلِ كِتَابٍ فَلْيَكُنْ
اَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ بِعِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. فَاِذَا
عَرَفُوا اللهَ فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى
يَوْمِهِمْ وَ لَيْلَتِهِمْ. فَاِذَا فَعَلُوْا فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ قَدْ
فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً تُؤْخَذُ مِنْ اَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى
فُقَرَائِهِمْ، فَاِذَا اَطَاعُوْا بِهَا فَخُذْ مِنْهُمْ وَ تَوَقَّ كَرَائِمَ
اَمْوَالِهِمْ. مسلم 1: 51
Dari Ibnu ‘Abbas,
bahwasanya Rasulullah SAW ketika mengutus Mu’adz
ke Yaman, beliau bersabda, “Engkau
akan datang pada suatu kaum dari ahli Kitab. Karena itu hendaknya yang pertama-tama engkau serukan kepada mereka
ialah beribadah kepada Allah ‘Azza
wa Jalla. Apabila mereka telah mengakui Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat
lima waktu dalam
sehari-semalam. Apabila mereka sudah mau mengerjakan shalat, maka beritahukanlah
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka zakat yang diambil dari
orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada faqir miskin mereka. Apabila mereka
menthaatinya, maka ambillah dari mereka dan jagalah kehormatan harta benda
mereka”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 51]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: يَا مُعَاذُ، اَ
تَدْرِى مَا حَقُّ اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ؟ قَالَ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ.
قَالَ: اَنْ يَعْبُدُوْهُ وَ لاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا. اَ تَدْرِى مَا
حَقُّهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: اَنْ لاَ
يُعَذّبَهُمْ. البخارى 8: 164
Dari Mu’adz
bin Jabal, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Hai
Mu’adz,
tahukah kamu, apa hak Allah yang harus dilaksanakan hamba-hamba-Nya
?”.
Mu’adz
menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Beliau bersabda, “(Hak
Allah yang harus dilaksanakan oleh hamba) ialah mereka menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun”.
(Nabi SAW bersabda lagi), “Tahuah
kamu, apa hak mereka pada Allah ?”.
Mu’adz
menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Beliau bersabda, “(Hak
para hamba pada Allah), bahwa Allah tidak akan
mengadzab mereka”.
[HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: كُنَّا رِدْفَ رَسُوْلِ اللهِ ص عَلَى
حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ قَالَ، فَقَالَ: يَا مُعَاذُ تَدْرِى مَا حَقُّ
اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ وَ مَا حَقُّ اْلعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ قَالَ، قُلْتُ:
اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: فَاِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ اَنْ
يَعْبُدُوا اللهَ وَ لاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَ حَقُّ اْلعِبَادِ عَلَى
اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ اَنْ لاَ يُعَذّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. قَالَ،
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَفَلاَ اُبَشّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: لاَ تُبَشّرْهُمْ
فَيَتَّكِلُوْا. مسلم 1: 58
Dari Mu’adz
bin Jabal, ia berkata : Aku pernah membonceng
Rasulullah SAW di atas himar yang bernama ‘Ufair.
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Hai
Mu’adz,
tahukah kamu apa haq Allah atas para hamba dan apa pula haq para hamba atas
Allah ?”.
Aku (Mu’adz)
menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Rasulullah SAW bersabda, “Hak
Allah atas para hamba-Nya, yaitu mereka menyembah kepada Allah dan tidak
menyekutukan sesuatupun dengan-Nya. Sedangkan haq para hamba
atas Allah ‘Azza
wa Jalla, yaitu Dia tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukan sesuatupun
dengan-Nya”.
Aku bertanya, “Ya
Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan khabar gembira ini kepada orang-orang ?”.
Rasulullah SAW bersabda, “Jangan
engkau beritahukan kepada mereka, nanti mereka jadikan andalan (sehingga malas
beramal)”. [HR. Muslim juz 1, hal. 58]
Bersambung…….
Fithrah manusia beragama tauhid
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيّنَ
مُبَشّرِيْنَ وَ مُنْذِرِيْنَ وَ اَنْزَلَ مَعَهُمُ اْلكِتبَ بِاْلحَقّ لِيَحْكُمَ
بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ، وَ مَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلاَّ
الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ اْلبَيّنتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ،
فَهَدَى اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ اْلحَقّ
بِاِذْنِه، وَ اللهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلى صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيْمٍ. البقرة: 213
Manusia itu adalah umat yang
satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan
bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman
kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan
kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. [QS. Al-Baqarah
: 213]
Hadits-hadits Nabi SAW
:
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ اَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ
قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ يُرَدّدُهَا. فَلَمَّا اَصْبَحَ جَاءَ اِلَى النَّبِيّ ص
فَذَكَرَ لَهُ ذلِكَ وَ كَاَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ اِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ اْلقُرْانِ. البخارى 8: 164
Dari Abu Sa’id
Al-Khudriy, sesungguhnya pernah seorang laki-laki mendengar seorang laki-laki
lain membaca “Qul
huwalloohu ahad”,
berulang kali. Pada pagi harinya laki-laki itu datang kepada Nabi SAW, lalu
menceritakan hal itu kepada beliau, seolah-olah laki-laki itu meremehkannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Demi
Allah yang jiwaku ada pada genggaman-Nya, sesungguhnya (bacaan) itu berimbang
dengan sepertiga Al-Qur’an”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيّ ص اَنَّ النَّبِيَّ ص بَعَثَ رَجُلاً
عَلَى سَرِيَّةٍ، وَ كَانَ يَقْرَأُ ِلاَصْحَابِهِ فِى صَلاَتِهِ فَيَخْتِمُ بِقُلْ
هُوَ اللهُ اَحَدٌ. فَلَمَّا رَجَعُوْا ذَكَرُوْا ذلِكَ لِلنَّبِيّ ص، فَقَالَ:
سَلُوْهُ ِلاَيّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذلِكَ. فَسَأَلُوْهُ، فَقَالَ: ِلاَنَّهَا صِفَةُ
الرَّحْمنِ وَ اَنَا اُحِبُّ اَنْ اَقْرَأَ بِهَا. فَقَالَ النَّبِيُّ ص:
اَخْبِرُوْهُ اَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ. البخارى 8: 164
Dari ‘Aisyah,
sesungguhnya Nabi SAW pernah mengutus seorang laki-laki bersama sekelompok
pasukan. Dia membaca (Al-Qur’an)
untuk teman-temannya dalam shalatnya. Dia mengakhiri
dengan “Qul
huwalloohu ahad”.
Ketika mereka kembali, mereka menuturkan hal itu kepada Nabi SAW. Beliau
bersabda, “Bertanyalah
kepadanya, mengapa dia berbuat demikian”.
Mereka lalu bertanya kepada laki-laki tersebut. Laki-laki itu menjawab, “Karena
sesungguhnya (bacaan) itu adalah sifat Yang Maha Pemurah. Aku suka bila aku membacanya”.
Nabi SAW bersabda, “Khabarkanlah
kepadanya bahwa Allah mencintainya”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
وَ مَا كَانَ النَّاسُ اِلاَّ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْا، وَ
لَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ
يَخْتَلِفُوْنَ(19) وَ يَقُوْلُوْنَ لَوْلاَ اُنْزِلَ عَلَيْهِ ايَةٌ مّنْ رَّبّه، فَقُلْ
اِنَّمَا اْلغَيْبُ ِللهِ فَانْتَظِرُوْا، اِنّيْ مَعَكُمْ مّنَ
اْلمُنْتَظِرِيْنَ(20) يونس: 19-20
Manusia
dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena
suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi
keputusan diantara mereka, tentang apa yang mereka
perselisihkan itu.
(19)
Dan
mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan
(mu’jizat)
dari Tuhannya ?". Maka katakanlah,
“Sesungguhnya
yang ghaib itu kepunyaan Allah; sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya
aku bersama kamu termasuk orang-orang yang menunggu. (20)
[QS. Yuunus : 19-20]
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدّيْنِ حَنِيْفًا، فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ، ذلِكَ الدّيْنُ اْلقَيّمُ وَ
لكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ(30) مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَ اتَّقُوْهُ وَ اَقِيْمُوا الصَّلوةَ وَ لاَ
تَكُوْنُوْا مِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ(31) مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَ
كَانُوْا شِيَعًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ(32) الروم: 30-32
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fithrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah
itu.
Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (30)
dengan
kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.
(31)
yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka
dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka (32)
[QS. Ar-Ruum : 30-32]
وَ لَوْ شَآءَ اللهُ لَجَعَلَهُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّ لكِنْ
يُّدْخِلُ مَنْ يَّشَآءُ فِيْ رَحْمَتِه، وَ الظّلِمُوْنَ مَا لَهُمْ مّنْ وَّلِيّ
وَّ لاَ نَصِيْرٍ(8) اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِه اَوْلِيَآءَ، فَاللهُ هُوَ
اْلوَلِيُّ وَ هُوَ يُحْيِى اْلمَوْتى وَ هُوَ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ(9)
الشورى: 8-9
Dan
kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi
Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam
rahmat-Nya.
Dan orang-orang yang dhalim tidak ada bagi mereka seorang
pelindung pun dan tidak pula seorang penolong. (8)
Atau
patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah
?. Maka Allah, Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan
orang-orang yang mati dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(9)
[QS. Asy-Syuuraa : 8-9]
شَرَعَ لَكُمْ مّنَ الدّيْنِ مَا وَصّى بِه نُوْحًا وَّ الَّذِيْ
اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَ مَا وَصَّيْنَا بِه اِبْرهِيْمَ وَ مُوْسى وَ عِيْسى اَنْ
اَقِيْمُوا الدّيْنَ وَ لاَ تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِ، كَبُرَ عَلَى اْلمُشْرِكِيْنَ
مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ، اللهُ يَجْتَبِيْ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَآءُ وَ يَهْدِيْ
اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُ(13) وَ مَا تَفَرّقُوْآ اِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ
اْلعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ، وَ لَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبّكَ اِلى
اَجَلٍ مُّسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ، وَ اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا اْلكِتبَ
مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكّ مّنْهُ مُرِيْبٍ(14) فَلِذلِكَ فَادْعُ، وَ اسْتَقِمْ
كَمَآ اُمِرْتَ، وَ لاَ تَتَّبِعْ اَهْوَآءَهُمْ، وَ قُلْ امَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ
اللهُ مِنْ كِتبٍ، وَ اُمِرْتُ ِلاَعْدِلَ بَيْنَكُمُ، اللهُ رَبُّنَا وَ
رَبُّكُمْ، لَنَآ اَعْمَالُنَا وَ لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ، لاَ حُجَّةَ بَيْنَنَا وَ
بَيْنَكُمْ، اللهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا، وَ اِلَيْهِ اْلمَصِيْرُ(15) وَ الَّذِيْنَ
يُحَآجُّوْنَ فِى اللهِ مِنْ بَعْدِ مَا اسْتُجِيْبَ لَه حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ
عِنْدَ رَبّهِمْ وَ عَلَيْهِمْ غَضَبٌ وَّ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ(16)
الشورى: 13-16
Dia
telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
washiyatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu :
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali
(kepada-Nya). (13)
Dan
mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan
kepada mereka
karena kedengkian antara mereka.
Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari
Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan adzab) sampai kepada waktu yang
ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan
sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan
Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan
tentang kitab itu. (14)
Maka
karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah,
"Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan
supaya berlaku adil diantara kamu.
Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak
ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita, dan
kepada-Nya lah kembali (kita)". (15)
Dan orang-orang yang
membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima, maka bantahan mereka itu
sia-sia saja di sisi Tuhan mereka. Mereka
mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka adzab yang sangat keras. (16) [QS. Asy-Syuuraa : 13-16]
Bersambung…………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar