Kewajiban adil terhadap para istri
وَ اِنِ امْرَاَةٌ خَافَتْ مِنْ بَعْلِهَا نُشُوْزًا اَوْ اِعْرَاضًا
فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَآ اَنْ يُّصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا، وَ الصُّلْحُ
خَيْرٌ، وَ اُحْضِرَتِ اْلاَنْفُسُ الشُّحَّ، وَ اِنْ تُحْسِنُوْا وَ تَتَّقُوْا
فَاِنَّ اللهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا(128) وَ لَنْ تَسْتَطِيْعُوْآ اَنْ تَعْدِلُوْا بَيْنَ النّسَآءِ وَ
لَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيْلُوْا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوْهَا
كَالْمُعَلَّقَةِ، وَاِنْ تُصْلِحُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ اللهَ كَانَ غَفُوْرًا
رَّحِيْمًا(129) النساء: 128-129
Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau
sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan
perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)
walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan
istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(128)
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil
diantara istri-istrimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu
janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu
biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecenderungan), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (129) [QS. An-Nisaa' : 128-129]
عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَتْ عَائِشَةُ:
يَا ابْنَ اُخْتِي كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص لاَ يُفَضّلُ بَعْضَنَا عَلَى بَعْضٍ فِي
اْلقَسْمِ مِنْ مُكْثِهِ عِنْدَنَا، وَكَانَ قَلَّ يَوْمٌ اِلاَّ وَ هُوَ يَطُوْفُ
عَلَيْنَا جَمِيْعًا فَيَدْنُوْ مِنْ كُلّ امْرَأَةٍ مِنْ غَيْرِ مَسِيْسٍ حَتَّى
يَبْلُغَ اِلىَ الَّتِي هُوَ يَوْمُهَا فَيَبِيْتُ عِنْدَهَا.
ابو داود 2: 243، رقم: 2135
Dari Hisyam bin 'Urwah, dari ayahnya, ia berkata : 'Aisyah berkata,
"Wahai anak saudara perempuanku, dahulu Rasulullah SAW tidak membedakan sebagian
kami atas sebagian yang lain dalam pembagian giliran, dan tidak pernah ada satu
hari kecuali beliau mesti mengelilingi kami seluruhnya, seorang demi seorang,
kemudian beliau mendekati (dan memegang-megang) tetapi tidak bercampur, sehingga
masuklah beliau kepada (istri) yang hari itu menjadi gilirannya, lalu beliau
bermalam di situ". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 243, no.
2135]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ كَانَتْ
لَهُ امْرَأَتَانِ يَمِيْلُ ِمَعَ اِحْدَاهُمَا عَلَى اْلاُخْرَى جَاءَ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ وَ اَحَدُ شِقَّيْهِ سَاقِطٌ.
ابن ماجه 1: 633، 1969
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa
mempunyai dua istri lalu ia condong kepada salah satu dari yang lainnya, maka ia
akan datang pada hari qiyamat nanti sambil menyeret sebelah
pundaknya". [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 633, no.
1969].
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقْسِمُ فَيَعْدِلُ وَ
يَقُوْلُ: اَللّهُمَّ هذَا قَسْمِى فِيْمَا اَمْلِكُ فَلاَ تَلُمْنِى فِيْمَا
تَمْلِكُ وَ لاَ اَمْلِكُ.
ابو داود 2: 242، ررقم: 2134
Dari 'Aisyah, ia berkata : Dahulu Rasulullah SAW selalu menggilir
(istri-istrinya), maka beliau pun berlaku adil. Dan beliau berdoa, "Ya Allah,
beginilah yang bisa aku lakukan dalam menggilir istri-istriku, maka janganlah
Engkau mencelaku dalam hal yang Engkau menguasainya sedang aku tidak
menguasainya". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 242, no.
2134]
Keterangan :
Manusia bisa
berlaku adil dalam hal membagi giliran istri-istrinya, tetapi manusia tidak bisa
adil dalam masalah cinta. Maka suami tidak bisa disalahkan apabila lebih
mencintai salah seorang istrinya dari pada istrinya yang lain.
عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَسْأَلُ فِى مَرَضِهِ
الَّذِى مَاتَ فِيْهِ: اَيْنَ اَنَا غَدًا ؟ اَيْنَ اَنَا غَدًا ؟ يُرِيْدُ يَوْمَ
عَائِشَةَ، فَاَذِنَ لَهُ اَزْوَاجُهُ يَكُوْنُ حَيْثُ شَاءَ فَكَانَ فِى بَيْتِ
عَائِشَةَ حَتَّى مَاتَ عِنْدَهَا.
البخارى 6: 155
Dari 'Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bertanya pada waktu
sakit yang beliau wafat dalam sakitnya itu, "Dimana aku besok ? Di mana aku
besok ?", yang beliau inginkan yaitu harinya 'Aisyah, lalu istri-istri beliau
mengidzinkan beliau berada dimana saja yang beliau suka, kemudian beliau berada
di rumah 'Aisyah sehingga wafat di sisinya. [HR.
Bukhari juz 6, hal. 155].
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىّ ص قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص
اِذَا اَرَادَ اَنْ يَخْرُجَ سَفَرًا اَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَاَيَّتُهُنَّ
خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا رَسُوْلُ اللهِ ص مَعَهُ.
مسلم 4: 2130
Dari 'Aisyah istri Nabi SAW, ia berkata : Dahulu Rasulullah SAW apabila
hendak bepergian beliau mengundi diantara istri-istrinya, maka siapa diantara
mereka yang keluar undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah
SAW".. [HR. Muslim juz 4, hal. 2130
yang sanggup lakukan ...yang tidak jangan coba coba
BalasHapus