Tentang
larangan berdusta
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ قُوْلُوْا قَوْلاً
سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَ مَنْ
يُّطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَه فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. الاحزاب:70-71
Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu.
Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
[QS. Al-Ahzab : 70 - 71]
ياَيُّهَا الَّذَيْنَ امَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لاَ تَفْعَلُوْنَ.
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لاَ تَفْعَلُوْنَ. الصف:2-3
Hai
orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
[QS. Ash-Shaff : 2 - 3]
وَ مَنْ يَّكْسِبْ خَطِيْئَةً اَوْ اِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِه بَرِيْئًا
فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. النساء:112
Dan
barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada
orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah
berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.
[QS. An-Nisaa’ : 112]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ
فَتَبَيَّنُوْآ اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلى مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ. الحجرات:6
Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.
[QS. Al-Hujuraat : 6]
اِنَّ الَّذِيْنَ جَآءُوْا بِاْلاِفْكِ عُصْبَةٌ مّنْكُمْ، لاَ
تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْ، بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ، لِكُلّ امْرِئٍ مّنْهُمْ
مَّا اكْتَسَبَ مِنَ اْلاِثْمِ، وَ الَّذِيْ تَوَلّى كِبْرَه مِنْهُمْ لَه عَذَابٌ
عَظِيْمٌ(11) لَوْلاَ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَنَّ اْلمُؤْمِنُوْنَ وَ اْلمُؤْمِنَاتُ
بِاَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَ قَالُوْا هذَا اِفْكٌ مُّبِيْنٌ(12) لَوْلاَ جَآءُوْا
عَلَيْهِ بِاَرْبَعَةِ شُهَدَآءَ، فَاِذْ لَمْ يَاْتُوْا بِالشُّهَدَآءِ فَاُولئِكَ
عِنْدَ اللهِ هُمُ اْلكَاذِبُوْنَ(13) وَ لَوْلاَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَ
رَحْمَتُه فِى الدُّنْيَا وَ اْلاخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِيْ مَآ اَفَضْتُمْ فِيْهِ
عَذَابٌ عَظِيْمٌ(14) اِذْ تَلَقَّوْنَه بِاَلْسِنَتِكُمْ وَ تَقُوْلُوْنَ
بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِه عِلْمٌ وَ تَحْسَبُوْنَه هَيّنًا وَ هُوَ
عِنْدَ اللهِ عَظِيْمٌ(15) وَ لَوْلاَ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ قُلْتُمْ مَّا يَكُوْنُ
لَنَا اَنْ نَّتَكَلَّمَ بِهذَا، سُبْحَانَكَ هذَا بُهْتَانٌ عَظِيْمٌ(16)
يَعِظُكُمُ اللهُ اَنْ تَعُوْدُوْا لِمِثْلِه اَبَدًا اِنْ كُنْتُمْ
مُؤْمِنِيْنَ(17) وَ يُبَيّنُ اللهُ لَكُمُ اْلايتِ، وَ اللهُ عَلِيْمٌ
حَكِيْمٌ(18) اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ اْلفَاحِشَةُ فِى
الَّذِيْنَ امَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ فِى الدُّنْيَا وَ اْلاخِرَةِ، وَ
اللهُ يَعْلَمُ وَ اَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ(19) وَ لَوْلاَ فَضْلُ اللهِ
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَتُه وَ اَنَّ اللهَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ(20) النور:11-20
Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu
juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap
seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya.
Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar.
(11)
Mengapa
diwaktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak
bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, “Ini
adalah suatu berita bohong yang nyata”.
(12)
Mengapa
mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita
bohong itu ? Oleh karena mereka tidak
mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang
dusta. (13)
Sekiranya
tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat,
niscaya kamu ditimpa adzab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita
bohong itu.
(14)
(Ingatlah)
diwaktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit
juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal
dia pada sisi Allah adalah besar. (15)
Dan
mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu, “Sekali-kali
tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau
(Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar”.
(16)
Allah
memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu
selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman,
(17)
dan
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (18)
Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di
akhirat.
Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
(19)
Dan
sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan
Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa adzab yang besar). (20) [QS. An-Nuur :
11-20]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَيْكُمْ
بِالصّدْقِ فَاِنَّ الصّدْقَ يَهْدِى اِلىَ اْلبِرّ وَ اِنَّ اْلبِرَّ يَهْدِى
اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَتَحَرَّى الصّدْقَ
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدّيْقًا. وَ اِيَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ
اْلكَذِبَ يَهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ اِنَّ اْلفُجُوْرَ يَهْدِى اِلىَ النَّارِ.
وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَ يَتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللهِ كَذَّابًا. مسلم 4: 2013
Dari
‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa
kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran
sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah
dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan
sesungguhnya durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus
seseorang berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai
pendusta”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 2013]
عَنْ اَبِى بَكْرٍ الصّدّيْقِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
عَلَيْكُمْ بِالصّدْقِ، فَاِنَّهُ مَعَ اْلبِرّ وَ هُمَا فِى اْلجَنَّةِ. وَ
اِيَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ، فَاِنَّهُ مَعَ اْلفُجُوْرِ وَ هُمَا فِى النَّارِ.
ابن حبان فى صحيحه، فى الترغيب و الترهيب 3: 591
Dari
Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan
keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama
kedurhakaan, dan keduanya di neraka”.
[HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal.
591]
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ:
اِضْمَنُوْا لىِ سِتًّا مِنْ اَنْفُسِكُمْ، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ.
اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا
ائْتُمِنْتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبْصَارَكُمْ، وَ
كُفُّوْا اَيْدِيَكُمْ. احمد و ابن ابى الدنيا و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و البيهقى، فى
الترغيب و الترهيب 3: 587
Dari
‘Ubadah bin Shamit RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Hendaklah kalian menjamin
padaku enam perkara dari dirimu, niscaya aku menjamin surga bagimu : 1. Jujurlah apabila kamu berbicara, 2.
Sempurnakanlah (janjimu) apabila kamu berjanji, 3. Tunaikanlah apabila kamu
diberi amanat, 4. Jagalah kemaluanmu, 5. Tundukkanlah
pandanganmu (dari ma’shiyat) dan 6. Tahanlah tanganmu
(dari hal yang tidak baik)”.
[HR. Ahmad, Ibnu Abid-Dunya, Ibnu Hibban di dalam shahihnya, Hakim dan Baihaqi,
dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 587]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَ
لاَ يُزَكّيْهِمْ (قَالَ اَبُوْ مُعَاوِيَةَ: وَ لاَ يَنْظُرُ اِلَيْهِمْ) وَ
لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ: شَيْخٌ زَانٍ وَ مَلِكٌ كَذَّابٌ وَ عَائِلٌ
مُسْتَكْبِرٌ. مسلم 1: 102
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengan mereka pada hari qiyamat,
dan Dia tidak mensucikannya, (perawi Abu Mu’awiyah berkata, “Dan Allah tidak mau
melihat mereka”), dan bagi mereka siksa yang pedih. Yaitu
: 1. orang tua yang berzina, 2. raja (penguasa) yang banyak berdusta, dan
3. orang miskin yang sombong”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 102]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ فَهُوَ مُنَافِقٌ وَ اِنْ صَامَ وَ صَلَّى وَ
حَجَّ وَ اعْتَمَرَ، وَ قَالَ اِنّى مُسْلِمٌ. اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَ اِذَا
وَعَدَ اَخْلَفَ وَ اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ. ابو يعلى، فى الترغيب و الترهيب 3: 594
Dari
Anas bin Malik RA ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Ada
tiga perkara yang apabila tiga perkara itu ada padanya maka ia adalah orang
munafiq, meskipun ia puasa, shalat, hajji, umrah dan mengatakan, “Sesungguhnya
saya orang Islam”, yaitu : 1. Apabila berbicara ia berdusta, 2. Apabila berjanji
menyelisihi dan 3. Apabila diberi amanat ia khianat”.
[HR. Abu Ya'la, dalam Taghib wat Tarhib juz 3, hal. 594]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص
قَالَ: اَرْبَعٌ مَنْ كُـنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَ مَنْ كَانَ
فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةُ النّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا.
اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ، وَ اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ اِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَ
اِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى، فى الترغيب و الترهيب
3: 593
Dari
Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash RA, ia berkata :
Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Ada
empat perkara barangsiapa yang empat perkara itu ada padanya maka ia adalah
orang munafiq yang sebenarnya. Dan barangsiapa ada padanya satu bagian dari yang
empat perkata itu berarti ada padanya satu bagian dari kemunafiqan sehingga ia
meninggalkannya, yaitu : 1. Apabila diberi amanat ia
khianat, 2. Apabila berbicara ia berdusta, 3. Apabila berjanji menyelisihi dan
4. Apabila bertengkar ia curang”.
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai, dalam Taghib wat Tarhib juz
3, hal. 593]
عَنِ اْلحَسَنِ بْنِ عَلِيّ رض قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص:
دَعْ مَا يُرِيْبُكَ اِلىَ مَا لاَ يُرِيْبُكَ. فَاِنَّ الصّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ،
وَ اْلكَذِبَ رَيْبَةٌ. الترمذى و قال حديث حسن صحيح، فى الترغيب و الترهيب 3:
598
Dari
Hasan bin Ali RA ia berkata : Saya hafal dari
Rasulullah SAW (beliau bersabda), “Tinggalkan apa-apa yang meragukanmu
(berpindahlah) kepada apa-apa yang tidak meragukanmu, karena jujur itu adalah
ketenangan dan dusta itu adalah keraguan”.
[HR. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits Hasan Shahih,
dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 598]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يُؤْمِنُ
اْلعَبْدُ اْلاِيْمَانَ كُـلَّهُ حَتَّى يَتْرُكَ اْلكَذِبَ فِى اْلمَزَاحَةِ وَ
اْلمِرَاءِ وَ اِنْ كَانَ صَادِقًا. احمد و الطبرانى، فى الترغيب و الترهيب 3: 594
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah beriman seorang hamba dengan iman sepenuhnya sehingga ia meninggalkan
berdusta dalam bergurau dan (meninggalkan) berbantah meskipun ia
benar”.
[HR. Ahmad dan Thabrani, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal.
594]
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَنَا
زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِى وَسَطِ اْلجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ اْلكَذِبَ وَ اِنْ كَانَ
مَازِحًا. البيهقى بإسناد حسن، فى الترغيب و الترهيب 3: 589
Dari
Abu Umamah RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Saya menjamin dengan rumah di
tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam
bergurau”.
[HR. Baihaqi dengan sanad Hasan, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal.
589]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اَنَّهُ قَالَ: مَنْ
قَالَ لِصَبِيّ تَعَالَ هَاكَ، ثُمَّ لَمْ يُعْطِهِ، فَهِيَ كَذْبَةٌ. احمد و ابن ابى الدنيا، فى الترغيب و الترهيب 3: 598
Dari
Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW sesungguhnya beliau bersabda, “Barangsiapa
berkata kepada anak kecil, “Kesinilah ! saya beri”. Kemudian ia tidak
memberinya, maka yang demikian itu adalah perbuatan dusta”.
[HR. Ahmad dan Ibnu Abid Dunya, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal.
598]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَامِرٍ رض قَالَ: دَعَتْنِى اُمّى يَوْمًا. وَ
رَسُوْلُ اللهِ ص قَاعِدٌ فِى بَيْتِنَا. فَقَالَتْ: هَا تَعاَلَ اُعْطِكَ، فَقَالَ
لهَاَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا اَرَدْتِ اَنْ تُعْطِيْهِ، قَالَتْ: اَرَدْتُ اَنْ
اُعْطِيَهُ تَمْرًا، فَقَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَمَا اِنَّكِ لَوْ لَمْ
تُعْطِيْهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كَذْبَةٌ. ابو داود و البيهقى، فى الترغيب و الترهيب 3: 598
Dari
Abdullah bin 'Amir RA ia berkata : Pada suatu hari ibu
saya memanggil saya, pada waktu itu Rasulullah SAW sedang duduk di rumah kami.
Ibu saya berkata, “Kesinilah ! kamu saya beri”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Apakah betul
engkau akan memberinya ?”. Ibu saya berkata, “Saya akan
memberinya korma”. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada ibu
saya, “Ketahuilah, sesungguhnya jika kamu tidak memberi sesuatu kepadanya
niscaya kamu dicatat dusta”.
[HR. Abu Dawud dan Baihaqi, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal.
598]
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus